Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS INDUSTRI DAN LIMBAH YANG DIHASILKAN

1. PT. Indonesia Asahan Aluminium


PT. Indonesia Asahan Aluminium adalah pabrik peleburan aluminium yang berada di Desa
Kuala Tanjung, Kecamatan Seisuka, Kabupaten Batu Bara, Provinsi Sumatera Utara. Pabrik ini
merupakan satu satunya yang menyimpan limbah mengandung Cyanida dan Fluor dalam jumlah
cukup besar (lebih 300 ribu ton) pada lahan Spent Potlining Yard. Limbah B3 tersebut ditangani
dengan memaparkan pada rawa-rawa dan kemudian ditutupi tanah.

Sekarang ini PT Inalum harus membongkar seluruh areal timbunan spent pot lining dan
membersihkan bekas lahan timbunannya dari kandungan Cyanida dan Fluoride. Kemudian
membuat landfill agar dapat menampung limbah B3 agar tidak meresap ke dalam tanah.
Kemudian limbah B3 nya juga mereka olah kembali menjadi batako.

2. PT. Djarum, Tbk

PT djarum TBK adalah sebuah perusahaan rokok terbesar keempat di Indonesia yang berada
di Jln. A. Yani 26-28 Kudus, Jawa Tengah. PT djarum dengan pasaran lokal mencapai 20%,
yang berdiri pada tahun 1951, yang awalmulanya bernama Djarum Gramophon. Dulunya PT
Djarum merupakan perusahaan perorangan yang didirikan oleh Oei Wie Gwan.

Pengelolaan Limbah Padat : dijual untuk dimanfaatkan (Re-sale-able), daur ulang dan
digunakan kembali (Recycle-able dan Re-use-able), dibuat kompos (Compost-able), dibakar
(Combustible), limbah yang tidak berpengaruh (Innert waste) untuk tanah urug, masuk ke TPS
dibuang ke TPA, dijual untuk didaur ulang Kompensasi ke masyarakat ke masyarakat sekitar
(Comdev dan CSR).

3. PT. Maya Food Industries

PT. Maya Food Industries adalah perusahaan pangan yang berfokus pada pengolahan hasil
perikanan yaitu pengalengan ikan. Bidang usaha PT. Maya Food Industries yaitu pengolahan
produk perikanan terutama ikan kaleng mackerel dan sardines. Industri pangan PT. Maya Food
Industries yang memiliki luas pabrik sebesar 23.000 m2 ini, terletak pada Jalan Jlamprang Lor,
Kelurahan Krapyak, Kecamatan Pekalongan Utara, Kotamadya Pekalongan 51149, Provinsi
Jawa Tengah. Pabrik industri pangan ini terdiri atas ruang produksi pengalengan ikan mackerel
dan sardines, instalasi pengolahan limbah cair dan padat, penyimpanan limbah B3, ruang
pengoperasian mesin uap, water treatment, gudang bahan jadi, gudang bahan tambahan, gudang
kemasan, kantor marketing, bengkel dan ruang QC.

4. PT. Holcim Indonesia, TBK Narogong Plant

Sumber dan jenis limbah B3 di perusahaan ini berasal dari oli bekas, aki bekas, lampu bekas,
limbah cair laboratorium, katalis bekas, drum bekas, fly ash, bag filter dan bottom ash.

5. PT. Chevron Indonesia Pasifik

PT Chevron Pacific Indonesia merupakan salah satu perusahaan minyak terbesar di


Indonesia. Perusahaan yang dulu bernama PT Caltex Pacific Indonesia ini adalah salah satu unit
bagi hasil bagi perusahaan minyak Amerika, yakni Chevron Corporations yang juga merupakan
salah satu perusahaan energi terbesar di dunia. Chevron memiliki cabang lebih dari 90 negara
yang bergerak di bidang minyak dan gas bumi, mencakup eksplorasi, pengolahan, produksi,
pemasaran dan transportasi, manufaktur produk kimia, serta pembangkit energi (power
generation).

6. PT. Bina Guna Kimia

PT. Bina Guna Kimia Merupakan perusahaan kerjasama Penanaman Modal Asing (PMA)
berbentuk perseroan terbatas, yang memproduksi dan mendistribusikan produk-produk
perlindungan tanaman dan produk-produk pertanian lainnya.PT. Bina Guna Kimia memproduksi
produk pestisida dalam bentuk butiran(granular), tepung (powder), serta cairan (liquid), dimana
produk yang dihasilkanadalah untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun luar negeri.

Limbah yang dihasilkan di PT BINA GUNA KIMIA sebagai berikut.


1. Limbah cair
Limbah cair dihasilkan pada setiap proses produksi insektisida, granular dan herbisida.
2. Limbah padat
Dihasilkan dari aktivtas packaging dan labelling
Berikut ini diagram alir produksi insektisida
Pengelolaan Limbah Padat Domestik
Sampah yang dihasilkan dari kegiatan produksi maupun hasil pembersihan pabrik atau
sampah lain dikumpulkan di tempat penampungan sementara (TPS)/bak sampah,
kemudian diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Pengelolaan sampah dan
kebersihan diserahkan kepada pihak ketiga melalui perjanjian kerjasama dengan deskripsi
pekerjaan.
Pengelolaan Limbah Cair Domestik
Pengelolaan limbah cair domestik tahap operasional dengan menggunakan tangka
penampungan dengan periode kurang lebih 1 bulan sekali yang diserahkan kepada pihak
ketiga melalui perjanjian kerjasama.
Pengelolaan Limbah B3
Untuk pengelolaan limbah B3 pada pengoperasian pabrik ini sudah ada tetapi skalanya
masih kecil yaitu TPS Limbah B3 yang ada di sebelah TPS sampah domestik. Limbah
yang dikelola antara lain APD bekas, oli bekas, lap/majun yang terkontaminasi B3, accu
bekas, suku cadang bekas yang terkontaminasi B3, kemasan kosong B3, dan absorbent
(gergajian kayu dan pasir) yang terkontaminasi B3. Kemudian limbah ini akan diserahkan
ke pihak ke-3 yaitu PPLI, Eben Haezer, dan Noor Annisa untuk diolah.
7. PT. Combiphar, Kabupaten Bandung Barat

PT. Combiphar adalah perusahaan yang bergerak dibidang Industri Farmasi Formulasi dan
Alat Kesehatan telah beroperasi sejak tahun 1971 dengan memproduksi obat jadi dalam bentuk
tablet, kapsul, salep atau krim, cairan dan powder dalam bentuk tablet. PT. Combiphar
merupakan industri penghasil berbagai macam obat-obatan dan telah memiliki lebih dari 100
produk seperti OBH Combi, JointFit, Prive, dan masih banyak lagi. PT. Combiphar memiliki
beberapa pabrik, salah satunya adalah yang berlokasi di Padalarang Kabupaten Bandung Barat

PT. Combiphar dalam menjalankan kegiatannya akan menghasilkan produk samping, yaitu
air limbah. IPAL di PT. Combiphar terdiri dari beberapa tahapan dan proses, antara lain primary
treatment, secondary treatment, dan tertiary treatment. IPAL yang berada di PT. Combiphar
memiliki unit-unit yang lengkap dan mampu beroperasi dengan maksimal. Proses yang ada di
IPAL terjadi secara fisika, kimia, dan biologis. Proses pengolahan air limbah di IPAL yang
berjalan dengan baik dibuktikan dengan efisiensi yang tinggi sehingga kandungan zat pencemar
menjadi sangat rendah.

8. PT. Pupuk Kaltim

PT Pupuk Kalimantan Timur merupakan sebuah salah satu perusahaan industri strategis di
Indonesia dengan lima unit pabrik Amoniak dan lima unit pabrik Urea yang terletak dalam satu
lokasi yang terletak di Bontang, Kalimantan Timur dan merupakan anak PT Pupuk Indonesia
Holding Company. Limbah yang dihasilkan perusahaan ini didominasi oleh limbah B3. Limbah
B3 yang dihasilkan berupa bahan kimia yang ditemukan di Pabrik-2 Pupuk Kaltim antara lain
OXYNON M-207 dan Hydrazine 35%. OXYNON M-207 adalah penghambat korosi untuk air
umpan boiler dan terdiri dari beberapa amina penetral untuk mencegah penurunan pH. Pada
Pabrik-2 beberapa drum-drum kosong bekas cairan Oxynon M-207 ada yang tidak ada tutupnya.
Sedangkan Hydrazine adalah senyawa anorganik dengan rumus kimia N2H4 (juga ditulis
sebagai H2NNH2). Hydrazine berupa cairan tak berwarna, mudah terbakar, dan berbau seperti
ammonia. Kegunaan utama hidrazin adalah sebagai zat penangkap oksigen untuk mengendalikan
konsentrasi oksigen terlarut sebagai usaha untuk mengurangi korosi. PT Pupuk Kaltim juga
menghasilkan limbah gas berupa emisi gas NH3 dan debu urea. Selain itu juga terdapat limbah
B3 berupa katalis bekas, refraktori bekas, resin bekas, karbon aktif bekas, isolasi bekas, kemasan
bekas B3, aki bekas, oli bekas, majun bekas oli, dan lampu TL bekas. Untuk limbah padat non b3
yang dihasilkan pada perusahaan ini berupa sampah dari laut yang tesaring di bar screen pada
unit utility.

Dalam program pengurangan dan pemanfaatan limbah PT. Pupuk Kaltim melakukan
program 3R Limbah B3 melalui optimalisasi proses produksi, decoking katalis primary reformer,
alat purifikasi oli untuk mengurangi timbulan oli bekas dan penggunaan lampu LED di area
perkantoran Pupuk Kaltim. Selain itu, Perusahaan juga bekerja sama dengan Pihak Ketiga yang
memiliki izin pemanfaatan untuk memanfaatkan limbah B3, antara lain katalis bekas, oli bekas,
aki bekas dan abu batubara. Program Decoking Katalis dilakukan untuk meningkatkan lifetime
katalis sehingga dapat mengurangi timbulan katalis dalam jumlah besar. Selain itu juga terdapat
penggunaan alat purifikasi oli yang bertujuan untuk memisahkan oli dengan pengotornya
sehingga oli bekas tersebut dapat digunakan kembali dalam sistem. Untuk emisi gas NH3 dan
debu urea dilakukan Diatasi dengan pengendalian urea dust separator system wet scrubber dan
penggantian filter secara kontinyu dan pemasangan peralatan dust collector, dehumidifier dan
exhaust fan, ureadust dan waste dilarutkan kembali kemudian direcycle.

9. PT. Madubaru (PG Madukismo)

PT. Madubaru dibangun pada tanggal 14 Juni 1955 dengan Sri Hamengku Buwono IX
sebagai pemrakarsa dan Fabriek Sangerhausen dari Jerman Timur sebagai kontraktor utama
mesin-mesin. Pada tanggal 28 Mei 1958, PT. Madubaru diresmikan oleh Presiden Ir. Soekarno.
Dalam produksinya, PT. Madubaru memiliki 2 pabrik yaitu Pabrik gula dan pabrik alcohol atau
spiritus.

10. PT. PERTAMINA (PERSERO) Refinery Unit IV Cilacap

PT Pertamina (Persero) Refinery Unit IV Cilacap merupakan Unit Operasi Direktorat


Pengolahan tebesar dan terlengkap, dilihat dari hasil produksinya, di Indonesia. Kilang ini
bernilai strategis karena memasok 34% kebutuhan BBM nasional atau 60% kebutuhan
BBM di Pulau Jawa. Selain itu kilang ini menjadi satu-satunya kilang di Indonesia yang
memproduksi aspal dan base oil untuk kebutuhan pembangunan infrastruktur Indonesia.
Tabel 1. Industri dan Limbah yang Dihasilkan

Limbah yang Karakteristik Pengelolaan


Industri Produk utama Sumber Limbah
dihasilkan Limbah Limbah B3
PT. Madubaru (PG Gula, Alkohol, dan a. Limbah padat a. Limbah padat a. Limbah padat Limbah sludge yang
Madukismo) Spiritus Sludge, blotong Proses B3, berbau merupakan limbah
b. Limbah gas penyaringan, b. Limbah gas B3 diolah dengan
Partikel debu, Proses Bau, gas rumah pemisahan
CO2, SO2, NO2, pembakaram, kaca. menggunakan
CO, O3, NH3, Proses c. Limbah cair dorrclone kemudian
dan H2S pemurnian BOD, COD, dimanfaatkan untuk
c. Limbah cair b. Limbah gas TSS, Suhu urug lahan.
Lutter wasser, Proses tinggi, asam
air bekas cucian pembibitan dan
tangki, vinase, peragian
c. Limbah cair
Cucian papan
penguapan, sisa
penyulingan
alkohol
PT. Bina Guna PT. Bina Guna a. Limbah padat = a. Limbah Padat = a. Limbah padat = a. Limbah padat di
kertas, botol kegiatan kantor, bau, ukuran, simpan di TPS
Kimia Kimia memproduksi bekas, dan surat menyurat jumlah, selanjutnya di
sampah kantor b. Limbah cair = b. Limbah cair angkut ke TPA.
produk pestisida
b. Limbah cair = Proses produksi (BOD ,COD, b. Limbah cair
dalam bentuk oli bekas, insektisida, Temperatur, ditampung di
limbah cair dari herbisida dan pH, bau) tangki
butiran(granular),
sisa produksI granular(mixing c. Limbah B3 penampung
tepung (powder), c. Limbah B3 = , charging), selanjutnya
(bau, jumlah,
APD, accu c. Limbah B3 = diberikan ke
serta cairan (liquid)
bekas, oli kelembapan) pihak ketiga
proses produksi,
bekas, majun, c. Limbah B3
sarung tangan operasional dan
disimpan di TPS
yang
pemeliharaan.
terkontaminasi B3 selanjutnya
Proses
diserahakan ke
packaging dan
pihak ketiga
labelling.
PT. Pertamina Produk yang a. Limbah Padat : a. Limbah Padat : a. Limbah Padat : a. Reduksi Limbah
Chloride Kegiatan Karakteristik B3 dengan
Persero RU IV, dihasilkan adalah
adsorbent, limbah B3 penerapan
Petrokimia
Cilacap bahan bakar minyak molecukular beracun goodhouse-
sieve, spent clay, dengan bahan b. Limbah Cair : keeping,
(BBM), aspal dan
ceramic ball, Karakteristik modifikasi
baku naphta,
base oil activated limbah B3 proses, dan
alumina, material kegiatan kilang beracun dan subtitusi bahan
terkontaminasi korosif baku dan bahan
minyak dan gas
(majun, serbuk c. Limbah Gas : tambahan
gergaji, sarung bumi, Karakteristik b. Pengemasan dan
tangan, filter), aki limbah B3 pewadahan
laboratorium
bekas, lampu beracun limbah B3, serta
bekas, catridge riset, kantor, pelabelan sesuai
dan toner bekas, karakteristik
IPAL
sludge IPAL limbah B3
b. Limbah Cair : b. Limbah Cair : c. Pengangkut-an
oli bekas, limbah Kegiatan ke TPS limbah
cair B3 lalu
petrokimia
laboratorium pengangkut-an
(pelarut dan dengan bahan ke pihak ketiga
bahan kimia (PT. Prasadena
baku naphta,
kadaluarsa) Metric
c. Limbah Gas : kegiatan kilang Indonesia, PT
debu katalis Wastec
minyak dan gas
International dan
bumi, aktivitas PT. Holcim
Indonesia) untuk
laboratorium
diolah
riset
c. Limbah Gas :
Kegiatan
petrokimia
dengan bahan
baku naphta
PT. Chevron Produk utama yang Limbah yang 1. Sumber limbah 1. Limbah padat 1. Pengelolaan
Indonesia Pasific dihasilkan adalah dihasilkan adalah : padat B3 dari B3 bersifat limbah padat B3
minyak dan gas. 1. Limbah padat B3 pengeboran beracun,berbau yaitu sludge oil
sludge oil minyak , TDS, TSS, adalah dengan
2. Limbah gas CO2, 2. Limbah gas NH3, COD, dilakukan
NO2 dihasilkan dari Phenol solidfikasi serta
3. Limbah cair B3 pembakaran 2. Limbah gas diolah dengan
ceceran minyak, (mesin rumah kaca menggunakan
oli combustion 3. Limbah cair injeksi sumur
engine) B3 bersifat dalam.
3. Limbah cair B3 mudah 2. Pengelolaan
dihasilkan dari terbakar, limbah cair B3
ekplorasi, dan beracun, dengan
pemrosesan bersifat korosif melakukan
tahapan mixing
cells dan stock
pile
PT. Pupuk Pupuk a. Limbah padat a. Limbah padat a. Limbah padat Program 3R Limbah
Kalimantan Timur non B3: Sampah non B3: bar non B3: mudah B3 melalui
dari laut screen, unit membusuk, optimalisasi proses
b. Limbah padat utility kadar air tinggi, produksi,penggunaan
B3: katalis b. Limbah padat ukuran makro alat purifikasi oli,
bekas, refraktori B3: unit b. Limbah padat Bekerja sama dengan
bekas, resin ammonia dan B3: mudah Pihak Ketiga yang
bekas, karbon unit urea terbakar, memiliki izin
aktif bekas, (compressor dan beracun, reaktif, pemanfaatan untuk
isolasi bekas, pompa) infeksius, korosif memanfaatkan
kemasan bekas c. Limbah cair B3: c. Limbah cair B3: limbah B3.
B3, aki bekas, unit ammonia mudah terbakar, Untuk debu urea dan
majun bekas oli, dan unit urea beracun, reaktif, emisi NH3
dan lampu TL d. Limbah gas: infeksius, mudah dilakukan Diatasi
bekas. unit ammonia meledak dengan pengendalian
c. Limbah cair B3: dan unit urea d. Limbah gas: urea dust separator
oli bekas, (dari emisi beracun, ukuran system wet scrubber
ammonia bebas, boiler-boiler dan mikro, mudah dan penggantian
OXYNON M- reformer dan meledak, mudah filter secara kontinyu
207, Hydrazine bagian atas terbakar, bersifat dan pemasangan
35%, menara reaktif, beracun, peralatan dust
d. Limbah gas: pembutir) menyebabkan collector,
emisi gas NH3, infeksi, korosif dehumidifier dan
debu urea exhaust fan, ureadust
dan waste dilarutkan
kembali kemudian
direcycle.

PT. Indonesia Produk utama yang Limbah cair B3: Limbah cair B3: Limbah padat B3: Pengelolaan limbah
Asahan dihasilkan adalah limbah bengkel untuk mudah terbakar, B3 masih belum baik
laboratorium, oli memperbaiki mesin beracun, reaktif,
Aluminium aluminium batangan karena hanya
bekas, sianida dan - mesin apabila infeksius, korosif
fluorida mengalami ditimbun di rawa dan
kerusakan, Limbah cair B3: itu nantinya akan
Limbah padat B3:
Laboratorium mudah terbakar,
logam berat, dross menyebebkan
beracun, reaktif,
aluminium,katoda
bekas, Collector Limbah padat B3: infeksius, mudah pencemaran air dan
bar, besi scrap sisa – sisa dari meledak tanah.
Limbah gas B3: gas proses produksi.
Limbah gas B3:
red, debu karbon,
Bengkel untuk beracun, ukuran
debu aluminaa
memperbaiki mesin mikro, mudah
meledak, mudah
- mesin apabila
terbakar, bersifat
mengalami reaktif, beracun,
kerusakan, bekas menyebabkan
infeksi, korosif
oli.

Limbah gas B3:


tungku reduksi,
tungku carbon,
incinerator
PT. Djarum, Tbk Rokok a. Limbah padat : a. Limbah padat: a. Limbah padat : a. Limbah padat :
tikar pandan, Penyiapan bahan zat padat, bau, dijual untuk
Pelepah Pisang, baku , proses mudah terbakar, dimanfaatkan ( Re-
tembakau, produksi, TSS 180 mg/l sale-able)sebagai
cengkeh, kemasan perkantoran, b. Limbah cair dan bentuk kompensasi
bekas, pallet, b. Limbah cair dan B3 : suhu, mudah ke masyarakat
keranjang bekas, B3 : sisa lab dan terbakar, bau, sekitar (Comdev
lumpur eks IPAL, dari pencucian BOD 3400mg/l, dan CSR),
filter bahan baku, hasil COD 5400ml/l,. penerapan 3R,
bekas/sortiran, IPAL, proses fenol 100mg/l, dibuat kompos,
pasir, kerikil, tali produksi PH 5 dibakar(combustab
rafia, plak-ban- le)
botol bekas. b. Limbah cair dan
b. Limbah cair dan B3 :Pengolahan
B3: Aki bekas, limbah B3
Pelumas Bekas, diserahkan ke
Lab Waste, Used PT.Wiraswasta
Lamp, Botol bekas Gemilang
Lab, Catridge, ink Indonesia, PT.
waste, botol bekas Parsadha.
HCL, used paint, Pamunah Limbah
Majun, gagang, Industri (PPLI) dan
jengkok, , metal. PT. Muhtomas.
PT. Djarum
melakukan
pengujian secara
berkala melalui
laboratorium
terkait setiap 6
bulan sekali.
Untuk limbah cair
dilakukan setiap 1
bulan sekali.
PT. Holcim Produk utamanya Limbah yang Sumber limbah dari Karakteristik limbah Pengelolaan limbah
Indonesia, Tbk adalah semen dihasilkan yaitu Oli Oiler, utilitas, yang dihasilkan B3 yang dilakukan
Narogong Plant bekas, limbah laboratorium, berupa Debu, PT. Holcim
laboratorium, aki perkantoran karbon organic, Indonesia, Tbk
yang telah habis minyak, SO2, NO2 Narogong Plant
pakai meliputi kegiatan
reduksi, pengemasan
dan pewadahan,
pemberian simbol
dan label,
penyimpanan,
pengangkutan hingga
pemanfaatan.
PT. Combiphar, Produk yang a. Limbah Padat a. Limbah Padat d. Limbah padat Menggunakan sistem
Kabupaten dihasilkan adalah Alumunium foil, Proses B3, berbau sedimentasi secara
Bandung Barat obat jadi dalam Bahan Pengemas pengolahan isi e. Limbah gas kimiawi (koagulasi-
bentuk tablet, (Folding Box) kapsul, proses Bau, gas rumah flokulasi) dan sistem
kapsul, salep atau , Botol bekas obat, powder kaca, biologi (aerob dan
krim, cairan dan sampah bungkus b. Limbah gas kebisingan alat. anaerob).
powder dalam obat Proses f. Limbah cair
bentuk tablet b. Limbah Gas Penimbangan, BOD, COD, TSS,
CO2, debu. proses PH tinggi
c. Limbah Cair granulasi,
Pembersihan tube Proses
kosong, pencucian pencetakan
alat produksi dan tablet, proses
Laboratorium, penyalutan
tablet,
c. Limbah cair
Berasal dari
Liquid proses,
Aktifitas
pencucian alat
di produksi
dan di
Laboratorium,
Berasal dari
kegiatan
domestik
(MCK, Kantin,
Laundry)
PT. Maya Food Pengalengan ikan. Kaleng, sisa ikan a. Limbah cair: air Limbah padat, Pengolahan limbah
Industries (Ikan kaleng yang telah diolah, sisa produksi limbah cair, dan sudah cukup baik
mackerel dan wadah bekas oli dan air sanitasi limbah B3 karena memiliki hasil
sardines) pelumas mesin namun tidak yang bisa digunakan
termasuk air kembali seperti
toilet/kebersihan tepung ikan dan
diri. minyak ikan.
b. Limbah padat: Pengolahan limbah
kepala, ekor dan cair dilakukan dalam
organ dalam IPAL yang memiliki
ikan. 9 tahapan.
Pengolahan limbah
padat dilakukan di
suatu mesin yang
dibuat dan dibeli di
Taiwan.
DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, Handaru. 2016. Pengelolaan Limbah Padat Rokok. Surabaya.

Fikriyah, Masfiatul. 2017. Pengelolaan Limbah Padat di PG Madukismo. Lampung Tengah:


Madrasah Aliyah Ma’arif 01 Punggur.

Khurnia, Tri Utami dan Syafrudin. 2018. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3) di PT Holcim Indonesia, Narogong Plant. Semarang : Undip Press.

Listiani, Ayu. 2014. Laporan Kerja Praktik Evaluasi Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
Dan Beracun (B3) PT Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap. Bandung: ITB

Maladi, M Mustar. 2014. ANALISIS EMISI GAS RUMAH KACA (GRK) DARI MESIN
PEMBAKARAN DENGAN APLIKASI SANGEA DI PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA
(STUDI KASUS PADA TURBIN GAS MINAS 10). ISSN 1978-5283. Pekanbaru.

Muller, Claudia. 2017. Pengolahan Limbah Cair dan Padat di PT Maya Food Industries.
Semarang:Universitas Katolik Soegijapranata.
Nurrahma, Mega. 2015. Laporan Kerja Praktik Penerapan Produksi Bersih PT Bina Guna
Kimia. Semarang : Teknik Lingkungan Undip.

Putra, Rafli Permana. 2018. Laporan Kerja Praktik Evaluasi Penerapan Good Housekeeping
pada Pabrik 2 PT Pupuk Kalimantan Timur. Semarang: Universitas Diponegoro.

Sekertaris Komisi VII Dewan Perwakilan Republik Indonesia .2017. Laporan Kunjungan Kerja
Spesifik Komisi VII DPR RI ke PT Djarum di Provinsi Jawa Tengah, Jakarta.

Sianipar,Marcelina.2017. Kerja Praktek Pengolahan Limbah di PT indonesia Asahan


Aluminium.Universitas Sumatera Utara,Medan

Stiyawardani, Aisyah. 2016. Kajian Pengelolaan Limbah Pasir Berminyak, Lumpur Bor, dan
Tanah Terkontaminasi Minyak pada Proses Eksploitasi Minyak Bumi Di PT Chevron
Pacific Indonesia Duri – Riau. Surabaya: FTSP ITS

Syarifah, Fitri Damastuti. 2014. Laporan Kerja Praktek Sistem Pengolahan Limbah Cair Pabrik
Gula Madukismo Yogyakarta. Semarang: Universitas Diponegoro.
Wibowo, Michael Suryo. 2017. Laporan Kerja Praktek di PT. Madu Baru (PG/PS Madukismo).
Yogyakarta: Universitas Atma Jaya.

Zata , Zharfa. 2018. Laporan Kerja Praktek di PT. Combiphar Kabuapten Bandung Barat.
Semarang : Universitas Diponegoro

Anda mungkin juga menyukai