Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH TENTANG PRINSIP ETIK KEPERAWATAN PALIATIF

Oleh:

ANI CANDRA LESTARI


006 STYC17

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN JENJANG S1

MATARAM

2019
A. PRINSIP KEPERAWATAN PALITIF
Menghormati atau menghargai martabat dan harga diri dari pasien dan keluarga
pasien. Dukungan untuk caregiver, paliatve care merupakan acces yang competent dan
compassionet, tidak mempercepat dan kematian, memberkan dukungan yang di perlukan
agar pasian teteap aktif sesuai kondisi sampai akhir hayat, mengembangkan profesional
dan sosial untuk pediartic paliative care, melanjutkan serta mengembangkan pediartik
paliative care melalui penelitian dan pendidikan (ferrell,& Coy, 2007: 2)

B. DASAR HUKUM KEPERAWATAN PALIATIF


Dasar hukum keperawatan paliatif diantaranya meliputi:
1. Aspek Medikolegal dalam perawatan paliatif (Kep. Menkes NOMOR : 812/ Menkes/
SK / VII /2007)
a) Persetujuan tindakan medis/infomed consent untuk pasien paliatif. Pasien harus
memahami pengertian, tujuan dan pelaksanaan perawatan paliatif.
b) Resusitasi/ Tidak resisutasi pada pasien paliatif.
Keputusan dilakukan atau tidak dilakukan tindakan resusitasi dapat dibuat oleh
pasien yang kompeten atau oleh Tim perawatan paliatif. Informasi tentang halini
sebaiknya telah diinformasikan pada saat pasien memasuki atau memulai
perawatan paliatif.
c) Perawatan pasien paliatif di ICU
Pada dasarnya perawatan paliatif pasien di ICU mengikuti ketentuan umum yang
berlaku.
d) Masalah medik olegal lainnya pada perawatan pasien paliatif. Tindakan yang
bersifat kedokteran harus dikerjakan oleh tenaga medis, tetapi dengan
pertimbangan yang mempertimbangkan keselamatan pasien tindakan tertentu dapat
didelegasikan pada tenaga kesehatan yang terlatih.
2. Medik olegal Euthanasia
Euthanasia adalah dengan sengaja tidak melakukan sesuatu untuk memperpanjang
hidup seseorang pasien atau sengaja melakukan sesuatu untuk memperpendek hidup
atau mengakhiri hidup seorang pasien, dan ini dilakukan untuk kepentingan pasien
sendiri.
C. KAJIANETIKTENTANGPERAWATANPALIATIF
1. Prinsip Dasar Dari Perawatan Paliatif
Perawatan paliatif terkait dengan seluruh bidang perawatan mulai dari medis,
perawatan, psikologissosial, budaya dan spiritual, sehingga secara praktis, prinsip
dasar perawatan paliatif dapat di persamakan dengan prinsip pada praktek medis yang
baik. Prinsip dasar perawatan paliatif: ( Rasjidi,2010)
a. Sikap peduli terhadap pasien
Termasuk sensifitas dan empati. Perlu di pertmbangkan segala aspek dari
penderitaan pasien, bukan hanya masalah kesehatan. Pendekatan yang dilakukan
tidak boleh bersifat menghakimi. Faktor karakteristik, kepandaian, suku, agama,
atau faktor induvidal lainnya tidak boleh mempengaruhi perawatan.
b. Menganggap pasien sebagai seorang individu.
Setiap pasien adalah unik. Meskipun memiliki penyakit atau pun gejala-gejala
yang sama, namun tidak ada satu pasien pun yang sama persis dengan pasien
lainnya. Keunikan inilah yang harus inilah yang harus dipertimbangkan dalam
merencanakan perawatan paliatif untuk tiap individu.
c. Pertimbangan kebudayaan
Faktoretnis, ras, agama, dan faktor budaya lainnya bisa jadi mempengaruhi
penderitaan pasien. Perbedaan ini harus diperhatikan dalam perencanaan
perawatan.
d. Persetujuan
Persetujuan dari pasien adalah mutlak diperlukan sebelum perawatan dimulai atau
diakhiri. Pasien yang telah diberi informasi dan setuju dengan perawatan yang
akan diberikan akan lebih patuh mengikuti segala usaha perawatan.
e. Memilih tempat dilakukannya perawatan
Untuk menentukan tempat perawatan, baik pasien dan keluarganya harus ikut
serta dalam diskusi ini. Pasien dengan penyakit terminal sebisa mungkin di
beriperawatan dirumah.
f. Komunikasi
Komunikasi yang baik antara dokter dan pasien maupun dengan keluarga adalah
hal yang sangat penting dan mendasar dalam pelaksanaan perawatan paliatif.
g. Aspek klinis : perawatan yang sesuai
Semua perawatan paliatif harus sesuai dengan stadium dan prognosis dari
penyakit yang diderita pasien. Hal ini penting karena pemberian pareawatan yang
tidak sesuai, baik itu lebih maupun kurang, hanya akan menambah penderitaan
pasien. Pemberian perawatan yang berlebihan beresiko untuk memberikan
harapan palsu kepada pasien. Hal ini berhubungan dengan masalah etika yang
akan dibahas kemudian. Perawatan yang diberikan hanya karena dokter merasa
harus melakukan sesuatu meskipun itu sia sia adalah tidak etis.
h. Perawatan komprehensif dan terkoordinasi dari berbagai bidang profesi perawtan
palitif memberikan perawtan yang bersifat holistik dan intergratif sehingga
dibutuhkan sebuah tim yang mencakup keseluruhan aspek hidup pasien serta
koordinasi yang baik dari masing masing anggota tim tersebut untuk memberikan
hasil yang maksimal kepada pasien dan keluarga.
i. Kualitas perawatan yang sebaik mungkin.
Perawtan medis secara konsisten, terkoordinasi dan berkelanjutan. Perawat
nmedis yang konsisten akan mengurangi kemungkinan terjadinya perubahan
kondisi yang tidak terduga, dimana hal ini akan sangat mengganggu baik pasien
maupun keluarga.
j. Perwatan yang berkelanjutan.
Pemberian perawtan simtomatis dan suportif dari awal hingga akhir merupakan
dasar tujuan dari parawatan paliatf. Masalah yang sering terjadi adalah pasien di
pindahkan dari satu tempat ketempat lain sehingga sulit untuk mempertahankan
komunitas perawatan.
k. Mencegah terjadinya kegawatan
Perawatan paliatif yang baik mencakup perencanaan teliti untuk mencegah
terjadinya kegawatan fisik dan emosional yang mungkin terjadi dalam perjalanan
penyakit. Pasien dan keluarga harus diberitahukan sebelumnya mengenai masalah
yang sering terjadi dan membentuk rencana untuk meminimalisasis stress fisik
dan emosional.
l. Bantuan kepada sang perawat
Keluarga pasien dengan penyakit lanjut sering kali rentang terhadap stress fisik
dan emosianal terutama apabila pasien dirawat dirumah sehingga perlu diberikan
perhatian khusus kepada mereka, mengingat keberhasilan dari perawatan paliatif
tergantung dari pemberi perawatan.
m. Pemeriksaan ulang
Perlu dilakukan pemeriksaan mengenai kondisi pasien secara terus menerus
mengingat pasien dengan penyakit lanjut karena kondisinya akan cenderung dari
waktu sewaktu.

D. ETIK KEPERAWATAN PALIATIF


a. Autonomy(otonomi)
Prinsipotonomi didasarkanpadakeyakinanbahwa individumampuberpikir logis dan
mampumembuat keputusansendiri.Prinsipotonomimerupakan bentuk respek terhadap
seseorang atau dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara
rasional.
b. Non maleficienci(tidakmerugikan)
rinsip ini berati tidak menimbulkan bahya/cedera fisik dan psikologis pada klien.
Prinsip tidak merugikan, bahwa kita berkwaiban jika melakukan suatu tindakan agar
jangan sampai merugikan orang lain.
c. Veracity( kejujuran )
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlikan oleh pemberi
layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap pasien dan untuk
menyakinkan bahwa pasien sangat mengerti.
d. Beneficienec ( berbuatbaik)
Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang yang baik. Kebaikan
memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan
kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain.
Terkadang dalam situasi pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini dengan
otonomi.
e. Justice( keadilan )
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil terhadap orang lain yang
junjungan prinsip–prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam
praktek profesional ketika tim perawatan paliatif bekerja untuk terapi yang benar
sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas
pelayanan kesehatan.
f. Kerahasiaaan ( Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan ini adalah bahwa informasi tentang pasien harus
dijaga privasinya. Apa yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan pasien hanya
boleh dibaca dalam rangka pengobatan pasien. Tak ada satu orang pun dapat
memperoleh informasi tersebut kecuali diijinkan oleh pasien dengan bukti
pesetujuannya.
g. Akuntabilitas (accountability)
Prinsip ini berhubungan erat dengan fidelity yang berarti bahwa tanggung jawab pasti
padas etiap tindakan dan dapat digunakan untuk menilai orang lain.
Daftar Pustaka

KEPMENKES RI NOMER: 82/ MENKES/SK/VII/2007 Tentang Kebijakan Perawat


Paliative Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Asshiddiqie.Jimly,2005,Demokrasi Dan Hak Asasi Manusia,Ketua Mahkamah Konstitusi
Republik Indonesia dan Guru Besar Hukum

Anda mungkin juga menyukai