Oleh :
IZZATUR RAHMI
F1F115028
Disetujui :
Dosen Pembimbing
Diketahui :
i
RINGKASAN
Magang merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus diambil oleh
mahasiswa program studi Farmasi Fakultas Sains dan Teknologi Univeritas
Jambi untuk mendapatkan gelar S1 sekaligus untuk menambah ilmu
pengetahuan serta mengaplikasikannya dengan cara menerapkan secara
langsung ke dunia kerja di perusahaan atau instansi sesuai dengan pendidikan
yang diambil mahasiswa saat perkuliahan. Pada kegiatan magang ini, penulis
melakukan kegiatan magang di RSUD Raden Mattaher Jambi dan Apotek Kimia
Farma Pelengkap 027 Jambi. Dalam laporan magang ini mahasiswa
mengangkat judul tentang “Kesesuaian Pembuatan Obat Dalam Bentuk Kapsul
Di RSUD Raden Mattaher dan Apotek Kimia Farma Pelengkap 027”. Metode
yang digunakan dalam pengambilan data pada laporan ini yaitu menggunakan
metode observasi, dimana penulis mengamati kesesuaian antara SOP
Pembuatan Obat Dalam Bentuk Kapsul di RSUD Raden Mattaher dan Apotek
Kimia Farma Pelengkap. Dari observasi yang dilakukan didapatkan persentase
keterlaksanaa SOP Pembuatan obat dalam bentuk kapsul di RSUD Raden
Mattaher yaitu sebesar 66,67% dan ketidakterlaksanaannya yaitu sebesar
33,33% sedangkan di Apotek Kimia Farma Pelengkap 027 keterlaksanaan SOP
Pembuatan Obat Dalam Bentuk Kapsul yaitu 66,67% dan
ketidakterlaksanaannya 33,33% sedangkan untuk SOP mengisi kapsul di
Apotek Kimia Farma Pelengkap sudah terlaksana 100%. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pembuatan obat dalam bentuk kapsul di RSUD Raden
Mattaher dan Apotek Kimia Farma Pelengkap belum sepenuhnya mengikuti SOP
yang telah ditetapkan karena masih terdapat beberapa point dari SOP yang
belum diterapkan.
ii
PRAKATA
Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas semua limpahan, rahmat dan
karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan Magang ini. Magang
ini dilaksanakan di RSUD Raden Mattaher dan Apotek Kimia Farma Pelengkap
Jambi yang dimulai dari tanggal 4 Juni-7 Juli 2018 dan 9 Juli-4 Agustus 2018
yang merupakan salah satu mata kuliah ajib program studi di lingkungan
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi.
iii
Penulis menyadari penyusunan laporan ini jauh dari kesempurnaan.
Mengingat keterbatasan kemampuan dan ilmu pengetahuan yang penulis miliki,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari seluruh
pembaca dan semoga laporan magang ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.
Izzatur Rahmi
NIM: F1F115028
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. i
PRAKATA ........................................................................................................ iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .............................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... viii
I PENDAHULUAN ............................................... Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar belakang ........................................................................................ 1
1.2 Tujuan Magang ....................................................................................... 3
1.3 Manfaat Magang ..................................................................................... 3
II METODE PELAKSANAAN ................................ Error! Bookmark not defined.
2.1 Jadwal Dan Waktu Praktek Kerja Lapangan ............................................ 4
2.2 Lokasi Magang ........................................................................................ 4
2.3 Bidang Unit Kerja ................................................................................... 4
Bidang unit kerja di RSUD Raden Mattaher ............................................... 4
Bidang Unit Kerja di Apotek Kimia Farma .................................................. 4
III TINJAUAN UMUM INSTANSI/PERUSAHAAN ................................................ 5
3.1 Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Provinsi Jambi .................. 5
3.2 Apotek Kimia Farma Pelengkap No 27 Jambi .......................................... 9
Kegiatan Umum Apotek Kimia Farma .......................................................... 11
IV. PELAKSANAAN MAGANG (PKL) ................................................................. 13
4.1 Topik Magang ....................................................................................... 13
4.2 Permasalahan yang dihadapi ................................................................ 21
4.3 Solusi Yang Ditawarkan ........................................................................ 21
V. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 23
5.1. Kesimpulan ......................................................................................... 23
5.2. Saran .................................................................................................. 23
DATAR PUSTAKA ........................................................................................... 24
v
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. SOP RSUD Raden Mattaher ..................................................................... 25
viii
I. PENDAHULUAN
1
2
4
III TINJAUAN UMUM INSTANSI/PERUSAHAAN
Sejarah Instansi
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Mattaher Provinsi Jambi
merupakan rumah sakit pemerintah provinsi Jambi sekrang dipimpin oleh
seorang direktur utama dan dibantu oleh 3 direktur penanggung jawab. Rumah
sakit ini berdiri pada tahun 1948 dengan tipe C dan bergabung dengan Dinas
Kesehatan Tentara (DKT) Jambi. Pada tanggal 19 November 1972, rumah sakit
ini kemudian dipindahkan ke Jalan Letnan Jend. Soeprapto Nomor 31,
Kecamatan Telanai Pura, Kota Jambi (Anonim, 2016)
Rumah sakit ini dibangun di atas tanah seluas 75.000 m 2 dengan luas
bangunan ±24.153 m2. Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Provinsi
Jambi ini semula bernama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi Jambi
dan kemudian pada bulan November 1999, bertepatan pada hari kesehatan
nasional, rumah sakit ini diberi nama dari salah satu pahlawan Jambi yaitu
Raden Mattaher (Anonim, 2016)
Visi RSUD Raden Mattaher :
“Menjadi Rumah Sakit rujukan dengan pelayanan prima dan Rumah sakit
pendidikan yang berkualitas”.
5
6
DIREKTUR UTAMA
KEPALA INSTALASI
FARMASI
APJ APJ IGD & APJ APJ DEPO APJ DEPO APJ APJ ICU & APJ
FARMASI FARMASI FARMASI PERBEKALA KEMOTERAP
PENGADAAN OKE PARU OK Central
KLINIS KELAS I DAN N FARMASI I
JANTUNG
II
SYARAF
APJ APJ RAWAT APJ DEPO APJ DEPO APJ DEPO APJ
MANAJEMEN FARMASI PINANG FARMASI FARMASI
JALAN CATHLAB
DAN MUTU DAN MASAK DAN ANAK DAN BEDAH DAN
ADMINISTRASI MAYANG KEBIDANAN PENYAKIT Perencanaan
MANGURAI DAN VK DALAM
Penyimpanan
Barang
Administras Distribusi
i
Pada bulan Juli tahun 2004 PT Kimia Farma Apotek yang sebelumnya
terkoordinasi dalam Unit Apotek Daerah (UAD) Kemudian dibuat dalam
orientasi bisnis manager dan apotek pelayanan sebagai hasil restrukturisasi
organisasi yang dilakukan. Manajemen PT. Kima Farma Apotek melakukan
perubahan struktur(restrukturisasi) organisasi dan sistem pengelolaan Sumber
Days Manusia(SDM) dengan pendekatan efisiensi, produktifitas, kompotensi
dan komitmen dalam rangka mengantisipasi perubahan yang ada.
Dilakukan berbagai perubahan pada tahun-tahun mendatang untuk
mengubah presepsi lama tentang Kimia Farma pada masyaakat. Dimana Kimia
Farma bukanlah lagi terbatas sebagai gerai untuk menjual obat, namun
menjadi pusat pelayanan kesehatan yang didukung oleh penunjang
laboratorium klinik, praktek dokter dan gerai untuk obat-obatan tradisional.
Pada tahun 2010 dibentuk PT Kimia Farma Diagnostika dan merupakan anak
perusahaan PT Kimia Farma Apotek yang melaksanakan pengelolaan kegiatan
usaha Perseroan di bidang laboratorium klinik (Anonim, 2015). Saat ini PT
Kimia Farma Apotek bertransformasi menjadi healthcare provider company,
suatu perusahaan jaringan layanan kesehatan terintegrasi dan tersebar di
Indonesia, yang pada akhir tahun 2015 memiliki 725 apotek, 300 klinik dan k
dokter bersama, 42 laboratorium klinik dan 10 optik. dengan visi menjadi
perusahaan jaringan layanan kesehatan yang terkemuka dan mampu
memberikan solusi kesehatan masyarakat indonesia. Sedangkan per 31
Desember 2016, outlet Kimia Farma se-Indonesia berjumlah 900 outlet.
Perubahan yang dilakukan bororientasi kepada pelayanan konsumen,
dimana setiap apotek Kimia Farma haruslah mampu memberikan pelayanan
11
yang baik, penyediaan obat yang baik dan lengkap serta pelayanan yang cepat
dan terasa nyaman.
Bisnis Manager
Visi Perusahaan :
“Menjadi perusahaan jaringan layanan kesehatan yang terkemuka dan mampu
meberikan solusi kesehatan masyarakat di Indonesia”
Misi Perusahaan :
1. Jaringan layanan kesehatan yang terintegrasi meliputi jaringan apotek,
klinik, laboratorium klinik dan layanan kesehatan lainnya.
2. Saluran distribusi utama bagi produk sendiri dan produk principal
3. Pengembangan bisnis waralaba dan peningkatan pendapatan lainnya(fee-
based income)
IV. PELAKSANAAN MAGANG (PKL)
4.1 Topik Magang
Pada pelaksanaan magang ini mahasiswa mengangkat judul tentang
Kesesuaian Pembuatan Obat Dalam Bentuk Kapsul Di RSUD Raden Mattaher
dan Apotek Kimia Farma Pelengkap 027.
Salah satu kegiatan pelayanan farmasi klinik yaitu melakukan dispensing
obat. Menurut PERMENKES RI No 72 tahun 2016 kegiatan dispensing obat
meliputi :
1. Menyiapkan obat sesuai dengan permintaan resep :
a. Menghitung kebutuhan jumlah obat sesuai dengan resep
b. Mengambil obat yang dibutuhkan pada rak penyimpanan dengan
memperhatikan nama obat, tanggal kadaluarsa,, dan keadaan fisik obat
2. Melakukan peracikan obat bila diperlukan
3. Membuat etiket obat
4. Memasukkan obat kedalam wadah yang tepat dan terpisah untuk obat
yang berbeda demi menjaga mutu dan menghindari penggunaan yang
salah.
5. Penyerahan obat dengan informasi yang tepat seperti :
a. Jadwal minum obat (hubungan dengan makan dan obat lain)
b. Cara minum obat (kunyah, telan, dilarutkan)
c. Cara menyimpan dan menjaga kestabilan.
13
14
Medication error
Peracikan sering berkaitan dengan medication error. Medication error
didefinisikan sebagai suatu kesalahan yang terjadi pada waktu pengobatan yang
bisa menyebabkan kerugian atau berpotensi menyebabkan kerugian pasien
yang sebenarnya dapat dicegah. Berdasarkan kejadian yang sering di jumpai
pada tahap dispensing salah satunya yaitu compounding (peracikan) meliputi :
kebersihan alat dan meja peracikan, obat tumpah pada saat pembuatan
kapsul/ puyer, tidak mencuci tangan/ tidak memakai sarung tangan pada saat
meracik obat, perhitungan obat yang kurang akurat (seperti dibelah), dosis
kurang karena menempel pada mortir dan belender obat (Hinlandou, 2008).
Menurut Tomi et al.,(2017) Medication eror dapat terjadi pada 4 tahapan
yaitu :
1. Prescribing eror terjadi pada saat penulisan resep dikarenakan kurangnya
pengetahuan, kurangnya komunikasi, kondisi fisik mental yang kurang baik
dan pekerjaan yang terlalu banyak
2. Transribing eror terjadi saat pembacaan resep untuk proses dispensing,
antara lain salah membaca resep karena tulisan tidak jelas, salah dalam
menerjemahkan order pembuatan resep dan aturan pakai
3. Dispensing eror terjadi pada saat penyiapan hingga penyerahan resep oleh
petugas apotek
4. Administration eror terjadi pada proses penggunaan obat.
Menurut Sujadi (2004), Hal-hal yang mendukung proses peracikan obat
adalah sebagai berikut:
1. Personel
Personel yang melakukan dispensing obat racikan harus memiliki
pengetahuan tentang obat yang akan diracik, seperti penggunaan umum,
dosis yang digunakan, efek samping yang ditimbulkan, mekanisme kerja
obat, interaksi dengan makanan, penyimpanan yang baik dan lain-lain.
Personel dispensing juga harus memiliki keterampilan kalkulasi dan
aritmatik yang baik guna menghitung dosis yang tepat, memiliki
keterampilan mengemas yang baik secara cepat dan rapi, bersifat bersih,
teliti dan jujur, serta memiliki sikap dan keterampilan yang baik dalam
berkomunikasi dengan penderita dan profesional kesehatan lain.
2. Fasilitas
Fasilitas bangunan, ruang dan peralatan dalam instalasi farmasi harus
tersedia sesuai dengan peraturan yang berlaku yaitu :
a. Lokasi harus menyatu dengan sistem pelayanan rumah sakit
15
Dari hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses peracikan obat diatas,
adapun proses pengerjaan peracikan kapsul yang terjadi di RSUD Raden
Mattaher dan Apotek kimia farma yaitu untuk personel yang melakukan
peracikan sudah cukup baik, namun untuk perlengkapan yang digunakan
saat meracik masih belum lengkap dimana tenaga peracik tidak
menggunakan jas lab, masker, dan sarung tangan saat meracik kapsul.
Penggunaan jas lab berfungsi menghindari terkontaminasinya pakaian
seragam saat melakukan peracikan . Penggunaan masker berfungsi untuk
melindungi kontaminasi dari mulut dan hidung oleh obat yang sedang
diracik dan menghindari terhirupnya obat yang sedang diracik. Sedangkan
sarung tangan digunakan untuk melindungi kontaminasi dari tangan oleh
obat yang sedang diracik. Untuk fasilitas peracikan di RSUD Raden Mattaher
belum terdapat ruangan khusus untuk melakukan proses peracikan.
Sedangkan di apotek kimia farma pelengkap ruangan untuk meracik
terdapat di belakang dimana terdapat sekat antara ruang meracik dengan
ruang untuk menirima resep. Kemudian peralatan yang akan digunakan
untuk meracik tidak selalu dicuci terlebih dahulu sebelum digunakan baik di
RSUD Raden mattaher dan Apotek Kimia Farma Pelengkap. Alat yang
digunakan dalam peracikan harus selalu bersih dan kering sebelum
digunakan untuk setiap peracikan produk yang berbeda karena apabila tidak
dibersihkan dapat menimbulkan kontaminasi antara obat satu dengan yang
lain yang dapat menimbulkan perubahan efek terapi maupun menyebabkan
efek samping yang tidak diinginkan Pemeriksaan kebersihan terhadap
peralatan yang akan digunakan perlu dilakukan karena alat- alat tersebut
sebelumnya telah digunakan untuk meracik obat lain hal berpotensi
menyebabkan dosis obat akan berkurang karena tertinggal pada bagian-
bagian alat tersebut. Adapun peralatan yang digunakan dalam melakukan
peracikan kapsul yaitu berupa : Lumpang dan stamfer atau belender obat
dimana jika jumlah obat yang akan diracik sedikit biasanya menggunakan
lumpang dan stamfer sedangkan jika jumlah obat yang akan diracik banyak
biasanya mengggunakan belender obat. Selain itu membersihkan peralatan
sebelum meracik juga untuk mencegah agar tidak terjadi interaksi dengan
bahan obat dan untuk meminimalkan terjadinya kontaminasi.
Wadah yang digunakan untuk menyimpan cangkang kapsul di RSUD
Raden Mattaher dan Apotek Kimia Farma Pelengkap sudah cukup baik dimana
cangkang disimpan di dalam wadah yang terbuat dari botol plastik yang
tertutup rapat. Dalam pembuatan etiket untuk sediaan racikan kapssul baik di
RSUD Raden Mattaher dan Apotek Kimia Farma Pelengkap sudah cukup jelas
17
dimana digunakan etiket berwarna putih (oral) disertai informasi berupa cara
cara pemakaian.
Tabel.1 SOP Pembuatan Obat Dalam Bentuk Kapsul di RSUD Raden Mattaher
SOP Keterlaksanaan
Ya Tidak
Petugas menggunakan masker, jas lab dan sarung
tangan
Mortir dan stamper atau blender obat yang akan
digunakan dibersihkan
Obat yang akan dimasukkan kedalam kapsul sesuai
dengan resep disiapkan
Catat pengeluaran sediaan pada kartu stok
Obat digerus menggunakan mortir dan stamper atau
belender obat hingga homogen
Serbuk dibagi menjadi beberapa bagian, dimana setiap
bagian maksimal untuk sepuluh kapsul pada kertas
puyer
Serbuk dimasukkan kedalam kapsul sesuai dengan
jumlah yang diinginkan
Kapsul ditutup dan dibersihkan
Hitung kembali jumlah kapsul dan masukkan kedalam
wadah yang telah diberi etiket
harus melayani pasien dengan kapasitas lebih banyak dan semua kebutuhan
setiap pasien pun harus terpenuhi.
Proses peracikan kapsul yang dilakukan di RSUD Raden Mattaher salah
satunya yaitu dengan cara menyusun cangkang kapsul pada kertas yang dibuat
melingkar kemudian setelah obat di racik, obat racikan tersebut dimasukkan
kedalam cangkang kapsul yang telah disusun pada kertas yang dibuat
melingkar tadi secara perlahan-lahan sehingga semua cangkang kapsul terisi
penuh. Selain itu sebelum melakukan peracikan petugas tidak selalu
membersihkan alat yang akan digunakan dalam peracikan yang mana alat-alat
tersebut sebelumnya telah digunakan untuk meracik obat yang berbeda.
Selanjutnya saat melakukan peracikan kapsul petugas peracik juga tidak
menggunakan alat pelindung diri seperti jas lab masker dan sarung tangan.
Adapun hal yang mungkin ditimbulkan apabila proses peracikan tidak
dilakukan sesuai SOP yaitu dapat menyebabkan terjadinya medication error
pada fase compounding seperti yang telah dijelaskan diatas.
Selanjutnya untuk kegiatan pelayanan kefarmasian di Apotek Kimia
Farma pelengkap yang dilaksanakan juga mengacu pada masing-masing SOP.
Dari Tabel 2 dapat diketahui persentase keterlaksanaan SOP Pembuatan Obat
Dalam Bentuk Kapsul di Apotek Kimia Farma Pelengkap yaitu 66,67%
sedangkan persentase ketidakterlaksanaan SOP Penyiapan Obat Racikan di
Apotek Kimia Farma Pelengkap yaitu sebesar 33,33%. Ini menunjukkan bahwa
dari SOP yang ada belum sepenuhnya terlaksana seperti : Pemeriksaan alat dan
pemastian alat dalam keadaan bersih dan kering tidak dilakukan. Pemeriksaan
kebersihan terhadap peralatan yang akan digunakan perlu dilakukan karena
alat- alat tersebut sebelumnya telah digunakan untuk meracik obat lain hal
berpotensi menyebabkan dosis obat akan berkurang karena tertinggal pada
bagian-bagian alat tersebut.Tidak menggunakan masker penutup mulut/hidung
dan sarung tangan. Penggunaan masker berfungsi untuk melindungi
kontaminasi dari mulut dan hidung oleh obat yang sedang diracik dan
menghindari terhirupnya obat yang sedang diracik. Sedangkan sarung tangan
digunakan untuk melindungi kontaminasi dari tangan oleh obat yang sedang
diracik. Tidak dilakukan penimbangan bahan baku sesuai dengan resep dan
tidak menggunakan meja timbangan yang bersih dan menyetarakan timbangan
sesuai dengan SOP Penimbangan Obat. Penimbangan merupakam hal yang
penting untuk menjaga kesesuaian dosis obat. Oleh karena itu penimbangan
harus dilakukan dengan teliti dan cermat mengingat penimbangan merupakan
langkah pertama dalam pembuatan obat. Dan jika terjadi kesalahan pada
langkah awal pembuatan tersebut maka langkah selanjutnya akan terjadi
19
kesalahan pula. Sehingga penimbangan perlu dilakukan agar efek terapi yang
diinginkan dapat tercapai dan terhindar dari medication error.
Tabel.2 SOP Penyiapan Obat Racikan di Apotek Kimia Farma Pelengkap 027
SOP Keterlaksanaan
Ya Tidak
Periksa alat dan pastikan dalam keadaan bersih dan
kering
Cuci tangan, kemudian keringkan
Gunakan masker penutup mulut/hidung dan sarung
tangan
Gunakan meja timbangan yang bersih dan setarakan
timbangan sesuai dengan SOP Penimbangan Obat
Bersihkan sendok (bedakan sendok untuk obat dalam
dan sendok untuk obat luar)
Timbang bahan baku sesuai dengan resep
Siapkan obat yang diperlukan
Siapkan mortir, stamfer, sudip yang bersih dan kering
Gerus tablet terlebih dahulu, kemudian masukkan
bahan baku lainnya untuk digerus/ aduk dengan arah
berlawanan dengan jarum jam
Aduk dengan sudip sampai rata
Ayak serbuk bila ada bagian kulit dari tablet (film
coated)
Obat yang telah diracik siap dibungkus dan
dimasukkan kedalam wadah yang sesuai atau
dimasukkan ke dalam kapsul
DATAR PUSTAKA
Anonim. 2004. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1197/Menkes/SK/2004, tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah
Sakit. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
Anonim, 2014. Rencana Kerja RSUD Raden Mattaher Jambi, Direktur Utama
RSUD Raden Mattaher Jambi, Jambi.
Anonim. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim. 2016. http://www.mattaherhospital.jambiprov.co.id di akses pada
tangga 2 Agustus 2018
Anonim. 2017. http://www.kimiafarmaapotek.co.id diakses pada tanggal 2
Agustus 2018
Departemen Kesehatan RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi Ketiga.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. 2010. Farmakope Indonesia Edisi Keempat.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Hinlandou, E.Y. 2008. Evaluasi Medication Eror Resep Racikan Pasien Pediatrik
Di Farmasi Rawat Jalan Rumah Sakit Bethesda. Skripsi.
Puji, Indah. 2014. Buku Praktis Mengembangkan SDM. Laksana, Yogyakarta.
Simamora, S dan P. S. Mangunsong.2011. Peran Tenaga Teknis Kefarmasian
Dalam Menurunkan Angka Kejadian Medication Eror. Jurnal Manajemen
Pelayanan Kesehatan Volume 14: 207-212
Siregar, C.J.P., dan Lia, A, 2004.Farmasi Rumah Sakit: Teori dan Penerapan.
Cetakan Pertama,Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Sujadi, Ahmad. 2004. Penjelasan Menkes tentang Praktek Kedokteran,
termasuk mal praktek. http://www.tempointeraktif.com diakses 24 Juli
2018).
Syamsuni. 2007 .Ilmu Resep. EGC, Jakarta.
Tomi, A, dan A. Jatiningrum. 2017. Gambaran Medication Eror Pada Fase
Presribing Dan Administrasi Pada Pengobatan Stroke Di IGD Rumah
Sakit X Di Yogyakarta. Pharmaciana.7 : 25-32.
25
LAMPIRAN