Anda di halaman 1dari 1

Bahkan dalam hadits ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan bahwa

kenikmatan melihat wajah AllahTa’ala adalah kenikmatan yang paling mulia dan agung
serta melebihi kenikmatan-kenikmatan di surga lainnya[10].
Imam Ibnu Katsir berkata, ”(Kenikmatan) yang paling agung dan tinggi (yang melebihi
semua) kenikmatan di surga adalah memandang wajah Allah yang maha mulia, karena
inilah “tambahan” yang paling agung (melebihi) semua (kenikmatan) yang Allah berikan
kepada para penghuni surga. Mereka berhak mendapatkan kenikmatan tersebut bukan
(semata-mata) karena amal perbuatan mereka, tetapi karena karunia dan rahmat
Allah” [11].
Lebih lanjut imam Ibnu Qayyim Al Jauziyyah dalam kitab beliau “Ighaatsatul
lahafaan”[12] menjelaskan bahwa kenikmatan tertinggi di akhirat ini (melihat wajah
Allah Ta’ala) adalah balasan yang Allah Ta’ala berikan kepada orang yang merasakan
kenikmatan tertinggi di dunia, yaitu kesempurnaan dan kemanisan iman, kecintaan
yang sempurna dan kerinduan untuk bertemu dengan-Nya, serta perasaan tenang dan
bahagia ketika mendekatkan diri dan berzikir kepada-Nya. Beliau menjelaskan hal ini
berdasarkan lafazh do’a Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sebuah hadits
yang shahih,
‫ك‬ ‫أكوسأ كل ل ك‬
‫ك كلشذكة اَلشنكظئر إئكلىَ كووجئهكك كواَلشش ووكق إئكلىَ لئكقاَئئ ك‬
[As-aluka ladzdzatan nazhor ila wajhik, wasy-syauqo ilaa liqo'ik] “Aku meminta kepada-
Mu (ya Allah) kenikmatan memandang wajah-Mu (di akhirat nanti) dan aku meminta
kepada-Mu kerinduan untuk bertemu dengan-Mu (sewaktu di dunia)…”[13].

Anda mungkin juga menyukai