Anda di halaman 1dari 10

GEOMETRI TRANSFORMASI

MATERI 1 : TRANSFORMASI
OLEH :
KELOMPOK 1 :
WIDYA SETIANINGTYAS (4111417006)
INANDHA SUKMAWATI RAFI (4111417012)
TRI WAHYU UTAMA (4111417029)
FAWWAZ AZMI CHANDRA PUTRA ( 4111417030)
DINA SILMI HANIFA (4111417038)
AINA LATIFA RIYANA PUTRI (4111417043)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Matematika sebagai salah satu mata pelajaran dasar pada setiap jenjang pendidikan
formal yang memegang peran penting. Matematika merupakan alat yang dapat memperjelas
dan menyederhanakan suatu keadaan atau situasi melalui abstrak, idealisasi, atau generalisasi
untuk menjadi suatu studi ataupun pemecahan masalah. Didalam kehidupan sehari-hari,
seringkali kita menjumpai peristiwa atau kegiatan yang berhubungan dengan Ilmu
Matematika. Salah satunya “Transformasi Geometri”.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, transformasi mempunyai arti perubahan rupa
(bentuk, sifat, fungsi, dsb). Dalam sistem koordinat kartesius, untuk memindahkan satu titik
atau bangun pada bidang dapat dilakukan dengan menggunakan transformasi.

Jadi, transformasi geometri adalah proses mengubah setiap titik koordinat menjadi titik
koordinat lain pada bidang tertentu. Transformasi tidak hanya terhadap titik tetapi bisa juga
dilakukan pada kumpulan titik yang membentuk bidang/bangun tertentu

Transformasi Geometri telah dikenal sejak lama, dari zaman babilonia, yunani, para ahli
aljabar muslim abad ke-9 sampai ke-15 dan dilanjutkan matematikawan eropa abad ke-18
dua dekade pertama abad ke-19. Transformasi Geometri digunakan sebagai contoh seseorang
yang berada di escalator. Ketika seseorang berada di escalator, yang berubah adalah tempat
atau posisi orang tersebut tidak berputar, tidak bertambah tinggi, tidak memendek atau tidak
berubah bentuk, namun escalator yang membawa orang tersebut berpindah dari atas kebawah
atau dari bawah ke atas. Aplikasi yang lainnya bisa kita lihat, seperti ukir-ukiran bali, gapura
dan arsitektur pura di Bali.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Transformasi Geometri


Pemetaan atau fungsi diartikan sebagai suatu aturan yang menghubungkan suatu bilangan
real dengan bilangan real lainnya. Transformasi merupakan bagian dari fungsi, oleh sebab itu
pemahaman mengenai fungsi menjadi hal yang penting.
Pemetaan pada bangun geometri disebut sebagai transformasi geometri. Jadi, suatu fungsi
pada bidang V adalah suatu padanan yang mengaitkan setiap ang gota V dengan satu anggota
V (Rawuh, 1993)
Jika f adalah fungsi dari V ke V yang mengaitkan setiap x∈V dengan y ∈V maka ditulis:
y = f(x)
Dimana:
x : prapeta dari y oleh f
y : peta dari x oleh f
Daerah asal (domain) fungsi tersebut adalah V dan daerah nilainya (range) juga V. Fungsi
yang demikian dinamakan fungsi pada f
Sehingga dalam penulisan yang lain,dapat dinyatakan T : V  V merupakan transformasi
jika T merupakan fungsi bijektif dengan V = { (x,y) | x,y ∈ R }
Berkenanaan dengan definisi transformasi yang merupakan fungsi bijektif,perlu terlebih
dahulu ditegaskan tentang pengertian fungsi injektif, fungsi bijektif (satu-satu), fungsi
surjektif (pada/onto).
Definisi 2.1.a
Suatu fungsi f dari himpunan A kedalam (into) himpunan B adalah suatu pengawanan yang
memasangkan setiap himpunan A dengan tepat satu anggota B.Dengan notasi matematika
dapat dituliskan f: A  B merupakan fungsi, jika a,b di A dan a=b maka f(a) = f(b)
Definisi 2.1.b
Fungsi f: A  B disebut fungsi surjektif (pada /onto), jika untuk setiap b di B terdapat a di A
sedemikian sehingga f(a) = b

Definisi 2.1.c
Fungsi f: A B disebut fungsi bijektif jika f merupakan fungsi injektif dan
surjektif.seringkali f: A B fungsi bijektif maka dikatakan terdapat korespodensi satu satu
antara A dan B
BAB 3
RANGKUMAN

3.1 Rangkuman
Transformasi geometri adalah proses mengubah setiap titik koordinat menjadi titik
koordinat lain pada bidang tertentu. Transformasi tidak hanya terhadap titik tetapi bisa juga
dilakukan pada kumpulan titik yang membentuk bidang/bangun tertentu.
Pemetaan pada bangun geometri disebut sebagai transformasi geometri. Suatu fungsi
pada bidang V adalah suatu padanan yang mengaitkan setiap anggota V dengan satu anggota
V.
Suatu transformasi bidang V (bidang Euclid) adalah fungsi bijektif dengan daerah
asal(domain) di V dan daerah hasil(kodomain) di V juga.
BAB 4
SOAL

1. Diketahui fungsi T didefinisikan sebagai berikut


i) T(A) = A
ii) P ≠A, T(P) = Q Sehingga Q titik tengah 𝐴𝑃
iii) E≠A, T(E) = F Sehingga F titik tengah 𝐴𝐸
Tentukan apakah fungsi T merupakan transformasi?
Jawab
Untuk menentukan apakah fungsi T transformasi atau bukan,ditentukan terleih dahulu
syarat-syarat transformasi yaitu: surjektif dan injektif
Apakah surjektif?

Apakah injektif?
2. Perkawanan T:V V dengan T(x,y) = (2x,x+y) untuk setiap (x,y) di V merupakan
transformasi,Tunjukkan!
Jawab:
Ditunjukkan bahwa:
i) T fungsi dari V ke V
Ambil A,B di V dengan A= B akan ditunjukkan T(A) = T(B)
Misal A=(x,y) dan B=(u,v).A=B berarti x=u dan y=v.Sehingga 2x=2u dan
x+y=u+v.Akibatnya T(A) = (2x,X+y)=(2u,u+v)=T(B)
Terbukti T(A)=T(B)
ii) T fungsi injektif
Ambil A,B di V dengan T(A)=T(B).akan ditunjukkan A=B
Misal A=(x,y) dan B=(u,v).karena T(A)=T(B) dan T(A)=(2x,x+y),T(B)=(2u,u+v)
maka persamaan ini diperoleh x=u dan y=v.Jadi A=B
iii) T fungsi surjektif
Ambil sebarang B di V.akan ditunjukkan terdapat A di V sedemikian sehingga
𝑥 𝑥 𝑥 𝑥
T(A)=B.Misal B=(x,y).Pilih A=( 2 , 𝑦 − 2) diperoleh T(A)= T(2 , 𝑦 − 2)=
𝑥 𝑥 𝑥
(2. 2 , 2 + (𝑦 − 2)) = (x,y)
𝑥 𝑥
Jadi terdapat A= (2 , 𝑦 − 2) di V sedemikian sehingga T(A)=B
Jadi T surjektif.
Karena syarat-syarat sudah dipenuhi yaitu merupakan fungsi, fungsi injektif dan
surjektif maka T merupakan transformasi

3. Andaikan g dan h dua garis yang sejajar pada bidang Euclides V. A sebuah titik yang
terletak di tengah antara g dan h. Sebuah T padanan dengan daerah asal g
didefinisikan sebagai berikut.
Apabila P∈g, maka P′ = T(P) = ⃡𝑃𝐴 ∩ h
a) Apakah daerah nilai T?
b) Apabila D∈g, E∈g, D∈E, buktikan bahwa D′E′ = DE; D′ = T(D), E′ = T(E)
c) Apakah T injektif?

Jawab :
Lukislah garis g dan h sebagai berikut (h sejajar dengan g).

Letakkan titik P pada garis g. Posisikan titik A di tengah-tengah antara kedua garis
itu. Tarik garis lurus yang melalui titik A dan P, sehingga nantinya garis tersebut
memotong garis h. Titik potongnya adalah P′ = T(P) dan merupakan daerah nilai
(range) T.
Jawaban a)
Daerah nilai T adalah garis h.
Jawaban b)
Perhatikan gambar berikut.

Perhatikan segitiga ADE dan AD′E′. Diketahui bahwa ∠DAE = ∠D′AE′ karena
sudutnya bertolak belakang dan DA = AD′ serta EA = AE′ (sebab A berada di tengah-
tengah garis g dan h). Berdasarkan teorema kekongruenan segitiga, dapat dikatakan
bahwa kedua segitiga ini kongruen (sisi-sudut-sisi). Oleh karena itu, haruslah D′E′ =
DE (terbukti).
Jawaban c)
Akan dibuktikan T injektif.
Perhatikan gambar berikut.

Ambil dua titik X dan Y pada g, dengan X≠Y. Akan ditunjukkan bahwa T(X)≠T(Y)
dengan menggunakan kontradiksi. Andaikan T(X)=T(Y).
Perhatikan bahwa T(X)=𝑋𝐴 ⃡ ∩ H dan T(Y)=𝑌𝐴 ⃡ ∩ H. Dalam hal ini, ⃡𝑋𝐴 dan ⃡𝑌𝐴
memiliki dua titik sekutu (titik potong), yaitu titik A dan T(X)=T(Y) (dari
⃡ berhimpit dengan garis ⃡𝑌𝐴, sehingga haruslah
pengandaian). Ini berarti, garis 𝑋𝐴
X=Y. Hal ini menghasilkan kontradiksi, sebab pada redaksi awal telah dikatakan
bahwa X≠Y. Jadi, pengandaian diingkari. Dengan demikian, T(X)≠T(Y) dan dapat
disimpulkan bahwa T injektif (terbukti).

4. Diketahui tiga titik A,R,S


berlainan dan tidak segaris. Ada padanan T yang didefinisikan sebagai berikut.
Diberikan T(A)=A,T(P)=P′, sehingga P titik tengah ¯¯¯¯¯¯¯¯¯¯AP′
a) Lukislah R′=T(R).
b) Lukislah Z sehingga T(Z)=S
c) Apakah T suatu transformasi?
Jawaban a dan b)

Jawaban c)
Untuk membuktikan bahwa T transformasi, harus dibuktikan bahwa T surjektif dan
injektif.

i) T surjektif
T surjektif jika ∀Y∈V terdapat prapeta X sehingga Y=T(X). Jika Y=A, maka
prapetanya adalah A sendiri, karena T(A)=A. Apabila Y≠1A, maka terdapat X
tunggal dengan X∈𝐴𝑌⃡ . sehingga AX=AY. Didapat X titik tengah ⃡𝐴𝑌.. Artinya,
Y=T(X). Dapat disimpulkan bahwa untuk setiap Y∈V terdapat prapeta X sehingga
Y=T(X). Jadi, T surjektif.

ii) T injektif
Ambil titik P,Q≠A,P≠Q,P,Q,A tidak segaris (kolinear). Andaikan T(P)=T(Q).
Oleh karena T(P)∈ ⃡𝐴𝑃 . dan T(Q)∈ ⃡𝐴𝑄 ., maka dalam hal ini ⃡𝐴𝑃 . dan ⃡𝐴𝑄 .memiliki dua
titik sekutu, yaitu A dan T(P)=T(Q). Ini berarti kedua garis itu berimpit, sehingga
haruslah Q∈𝐴𝑃 ⃡ . Dengan kata lain, P,Q,A segaris dan ini jelas kontradiksi dengan
redaksi awal. Pengandaian salah dan harus diingkari. Jadi, T(P)≠T(Q). Berarti, T
injektif.
Berdasarkan (i) dan (ii), T adalah suatu transformasi.

⃡ dengan K ∉ 𝐴𝐵
5. Diketahui sebuah tiitik K dan ruas garis 𝐴𝐵 ⃡ . Ada sebuah haris g
sehingga g ∥ ⃡𝐴𝐵 dan jarak antara K dan ⃡𝐴𝐵 adalah dua kali lebuh panjang daripada
jarak antara K dan g. Diberikan padanan T dengan daerah asal ⃡𝐴𝐵 dan daerah nilai q
⃡ , maka T(P) = P’ = 𝐾𝑃
sehingga apabila P ∈ 𝐴𝐵 ⃡ ∩ g.
a) Apakah bentuk himpunan peta-peta P’ jika P bergerak pada ⃡𝐴𝐵 ?
b) Buktikan bahwa T injektif.
Penyelesaian :
Perhatikan gambar transformasi T sebagai berikut dengan P’K = 2KP
a) Diketahui bahwa :
𝐾 ∉ ⃡𝐴𝐵 , g // ⃡𝐴𝐵 , T : ⃡𝐴𝐵 → g
Karena P ∈ ⃡𝐴𝐵 dan T(P) = P’ = ⃡𝐴𝐵 ∩ g, maka P’ ∈ g, jadi himpunan peta-peta P’
adalah ruas garis pada g.

b) Akan dibuktikan T injektif.


ambil dua titik X dan Y pada g, dengan X ≠ Y . Akan ditunjukan bahwa T(X) ≠ T(Y)
dengan menggunakan kontradiksi. Andaikan T(X) = T(Y). Perhatikan bahwa T(X)
= ⃡𝐾𝑋 ∩ g dan T(Y) = ⃡𝐾𝑌 ∩ g. Dalam hal ini, ⃡𝐾𝑋 dan ⃡𝐾𝑌 memiliki dua titik sekutu

(titik potong), yaitu titik K dan T(X) = T(Y)(dari pengandaian). ini berarti, garis 𝐾𝑋
berhimpit denagn garis ⃡𝐾𝑌, sehingga haruslah X = Y. Hal ini menghasikan
kontradiksi, sebab pada redaksi awal dikatakan bahwa X ≠ Y. Jadi, pengandaian
diingkari. Dengan demikian, T(X) ≠ T(Y) dan dapat disimpulkan bahwa T injektif

6. Diketahui fungsi g : sumbu X + V dimana V bidang euclide, didefinisikan sebagai


berikut. Apabila P(x,0), maka g(P) = (x, x2)
a) Tentukan peta A(3,0) oleh g
b) Apakah R(-14, 196) anggota dari daerah nilai (daerah hasil/range) g?
c) Apakah g surjektif?
d) Gambarlah daerah nilai g.
Penyelesian :
a) Peta A(3,0) oleh g adalah
g(A) = (3,32) = (3,9)
b) R(-14, 196) adalah daerah nilai g karena R mempunyai prapeta, yaitu (-14,0).
c) Ambil titik A’ ∈ V dengan A’(a,b) dan b = a2. Jelas terdapat A(a,0) sehingga g(A)
= A’. Jadi, g surjektif.
d)

Anda mungkin juga menyukai