Anda di halaman 1dari 10

ARTIKEL PENELITIAN

PERAN PEMBINAAN ORGANISASI DOKTER GIGI


(PDGI) TERHADAP PELAKSANAAN KODE ETIK
DOKTER GIGI (KODEKGI) DI KOTA PADANG
Bambang Ristiono

Dosen Program Studi Pendidikan Dokter gigi Fakultas Kedokteran


Universitas Andalas
,
E-mail : bambang_ristiono@yahoo.com

Abstrak
Dokter dan dokter gigi sebagai pelaku regulasi mempunyai kewajiban
membina anggotanya agar regulasi yang dibuat pemerintah dapat dilaksanakan
dengan maksimal.
Untuk mengetahui peran organisasi PDGI terhadap pelaksanaan kode etik dokter
gigi (KODEKGI), sehingga dapat melihat sejauh mana peran organisasi tersebut
dalam membina anggotana dalam pelaksanaan kode etik dokter gigi.
Studi kasus yang bersifat deskriptif. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
peranan organisasi PDGI dan variabel bebasnya adalah pelaksanaan etika profesi
dengan faktor yang ada didalamnya meliputi pembinaan, pengawasan, komitmen,
dan fokus regulasi.
Dilaksanakan di wilayah kota Padang dengan 24 dokter gigi di kota Padang
sebagai obyek penelitian, dikumpulkan dengan cara interview mendalam (deepth
interview).
hampir 90% menjawab benar dengan hasil kuisioner yang di dapat dengan
pertanyaan mengenai rekam medik dan pandangan dokter gigi terhadap pasien,
dan hanya 33% yang menjawab benar dengan pertanyaan setiap dokter tidak
boleh mengambil alih pasien dari teman sejawatnya tanpa persetujuannya namum
hal ini adalah hak pasien untuk menentukan sendiri dalam kepuasannya.
(1). Kode etik terhadap dokter dan dokter gigi dapat terlaksana dengan baik sesuai
dengan regulasi yang ada.(2). Organisasi PDGI mempunyai kewenangan sebagai
regulator untuk membina dan mengawasi anggotanya dalam pelaksanaan kode
etik dan UUPK (3). Hasilnya akan dapat dipakai oleh Pemerintah Daerah wilayah
kota Padang sebagai acuan dalam melaksanakan dan menegakkan kebijakan
regulasi dalam peranan pembinaan organisasi profesi dokter gigi terhadap
pelaksanaan kode etik dokter gigi (KODEKGI) khususnya di kota Padang dimasa
mendatang.
Kata Kunci : PDGI, Kode Etik Dokter Gigi (KODEKGI), Pembinaan
Organisasi Profesi.

136
Abstract
Physicians and dentists as regulator are obliged to develop their members
in order that regulation arranged by government can be maximally put into
practice.
Obyektive” to understand role of PDGI organization towards the implementation
of dentists’ rules (KODEKGI), thus there will be known until what level this
organization able to develop and control physicians and dentists for implementing
their rules.
case study with descriptive pattern. Dependent variable in this study is role of
PDGI organization and the independent one is implementation of professional
ethics with factors included within, such as development, control, commitment,
and regulation focus. This study was held in Padang city, involving 24 dentists in
Padang city as the object who later act as respondents; data was collected trough
depth interview.
The implementation of rules towards physicians and dentists can works well
accorded to regulations prevailed and PDGI organization has full authority as
regulator to develop and control its members in implementing rules and UUPK
which still less optimally implemented, thus PDGI management can raise
commitment and improve support in order that regulation can be effective.
Through this study, it is hoped that next future the result can be adopted by local
government of Padang as reference in implementing and enacting regulation
policy related to development of dentistry professional organization towards
implementation of dentists’ rules (KODEKGI) especially in Padang.
Key words : PDGI, Dentists Rules (KODEKGI), Development of
Professional Organization.

137
Majalah Kedokteran Andalas, Vol.33. No.2. Juli –Desember 2009 138

Pendahuluan pemerintah dapat dilaksanakan dengan


Dalam undang - undang maksimal.(2)
Kesehatan(1) menjelaskan bahwa untuk
mewujudkan derajat kesehatan yang Tujuan Penelitian
optimal bagi masyarakat, diseleng- Untuk mengetahui bagaimana peran
garakan upaya kesehatan dengan pembinaan organisasi PDGI terhadap
pendekatan pemeliharaan, peningkatan pelaksanaan Kode Etik Dokter Gigi
kesehatan (promotif), pencegahan (KODEKGI) di Kota Padang.
penyakit (preventif), penyembuhan
penyakit (kuratif), dan pemulihan Tujuan Khusus
kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksa- 1. Diketahuinya peran
nakan secara menyeluruh, terpadu dan organisasi PDGI.
berkesinambungan. 2. Diketahuinya pelaksanaan
Sumber daya kesehatan sebagai Kode Etik Dokter Gigi
pendukung penyelenggaraan upaya (KODEKGI) di Kota
kesehatan, harus tetap melaksanakan Padang.
fungsi dan tanggung jawab sosialnya,
dengan pengertian bahwa sarana Manfaat Penelitian
pelayanan kesehatan harus tetap Dapat memberikan masukan bagi pihak
memperhatikan golongan masyarakat antara lain :
yang kurang mampu dan tidak semata- a) Memberikan informasi kepada
mata mencari keuntungan. Untuk dinas kesehatan kota, Puskesmas
melaksanakan hal itu perlu keprofe- sebagai pelayanan kesehatan
sionalan dan kesiapan tenaga kesehatan, masyarakat, juga dokter dan
fisik sarana kesehatan, program dokter gigi khususnya sebagai
terencana, sampai dengan kebijakan pelayan kesehatan tentang
yang dikeluarkan untuk mengawasi, pelaksanaan kode etik dokter.
membimbing dan membina sumber b) Bagi mahasiswa yang sedang
daya yang ada.(1) menekuni bidang ilmu Hukum
Pemerintah bertugas mengatur, Kesehatan dan pelaksanaan kode
membina dan mengawasi penyeleng- etik dokter temuan ini
garaan upaya Kesehatan,(1) dan pasal 7 diharapkan memperkaya
Pemerintah bertugas menyelenggarakan khazanah keilmuan.
upaya kesehatan yang merata dan c) Bagi Kepala Dinas, dokter dan
terjangkau oleh masyarakat, sehingga dokter gigi untuk senantiasa
pemerintah berkewajiban sebagai regu- berperilaku yang positif dalam
lator dalam melindungi masyarakat di melakukan tugas dengan lebih
bidang kesehatan dengan menerapkan komitmen terhadap pelaksanaan
kaidah mutu pelayanan kesehatan. kode etik dokter.
Ikatan profesi salah satu tugasnya d) Bagi peneliti sendiri dapat
adalah melindungi anggotanya dari dijadikan sebagai bahan acuan
aspek hukum, menjembatani regulator pembuatan penelitian berikutnya
yaitu pemerintah dalam melindungi terutama pada peran Pembinaan
masyarakat dengan dokter gigi sebagai Organisasi Profesi Dokter Gigi
pelaku regulasi, maka ikatan profesi (PDGI) terhadap pelaksanaan
Dokter gigi berkewajiban membina Kode Etik Dokter Gigi
anggotanya agar regulasi yang dibuat (KODEKGI).
Bambang Ristiono, PERAN PEMBINAAN ORGANISASI DOKTER GIGI 139
(PDGI) TERHADAP PELAKSANAAN KODE ETIK DOKTER
GIGI (KODEKGI) DI KOTA PADANG

TINJAUAN PUSTAKA 2. Landasan Hukum Kesehatan


1. Pengertian Regulasi Pada asasnya hukum kesehatan
Suatu aturan yang bersifat bertumpu pada hak atas
otoritatif tentang suatu prosedur pemeliharaan kesehatan sebagai
secara rinci, dapat bersifat diskriptif hak dasar social (the right to
maupun preskriptif.(3) Regulasi suatu health care) yang di topang oleh 2
aturan pelayanan diperlukan dengan (dua) hak dasar individual yang
tujuan. terdiri hak atas informasi (the
1) Mencegah biaya yang sangat right to information) dan hak
tinggi. untuk menentukan nasib sendiri
2) Keterbatasan informasi yang (the right of self determination).
dimiliki konsumen.
3) Moral hazard, yaitu 3. Pengertian kebijakan:
mencegah over utilisasi Kebijakan adalah kegiatan
penggunaan fasilitas. pimpinan untuk menetapkan
4) Kelangkaan. pedoman bagi tindakan selanjut-
5) Monopoli. nya dalam rangka mencapai
6) Mengutamakan tujuan organisasi yang dipimpin-
kesejahteraan atau nya. Masing-masing tingkatan
keselamatan publik.(4) pimpinan mempunyai tingkatan
kebijakan berbeda, kebijakan
Peran Pemerintah dalam sektor pimpinan yang lebih tinggi harus
kesehatan ada 3 yaitu sebagai dijabarkan ke dalam kebijakan
regulator, pemberi biaya dan yang lebih rendah, sampai
pelaksana atau pelaku kegiatan. kebijakan tersebut secara tehnis
Peran pemerintah sebagai dapat dilaksanakan secara
regulator adalah melakukan operasional. Karena sifatnya
pengawasan atau regulasi dengan menjabarkan maka kebijakan
tujuan menjamin bahwa lembaga yang lebih rendah tidak boleh
penyedia pelayanan disuatu wilayah bertentangan atau menyimpang
memberikan pelayanan yang dari kebijakan yang lebih tinggi
bermutu dengan fokus kepada tingkatannya.(6)
berbagai jenis fasilitas pelayanan
kesehatan milik pemerintah dan 4. Kebijakan Pemerintah
swasta termasuk rumah sakit. Dalam Dalam kegiatan pemerintahan,
regulasi pelayanan kesehatan dipicu menurut buku Sistim Administrasi
dengan semakin maraknya sektor Negara Republik Indonesia
swasta sebagi penyedia pelayanan (SANRI) kebijakan pada dasarnya
kesehatan. Terdapat dua pendekatan merupakan ketentuan-ketentuan
regulasi pelayanan yaitu pendekatan yang harus dijadikan pedoman,
sosial yang lebih menekankan pada pegangan, atau petunjuk bagi
pengembangan berbagai standard setiap usaha dan kegiatan aparatur
dan pendekatan ekonomik yang pemerintah, sehingga terjamin
melihat peran regulasi berkaitan kelancaran dan keterpaduan dalam
(5)
dengan mekanisme pasar. pencapaian tujuan-tujuan
pembangunan nasional.
Majalah Kedokteran Andalas, Vol.33. No.2. Juli –Desember 2009 140

5. Pengertian Komitmen praktik kedokteran.(9) Pada lampiran


1 menyatakan bahwa penyeleng-
Komitmen berasal dari bahasa
garaan praktik kedokteran yang
Inggris yaitu 'commitment' yang
merupakan inti dari berbagai
berarti 'a thing to which one is
kegiatan dalam penyelenggaraan
committed ; a pledge or a
upaya kesehatan harus dilakukan
promise'. Jadi dalam arti luas
oleh dokter gigi yang memiliki etik
dapat diartikan sebagai:
dan moral yang tinggi, keahlian dan
1) Janji kepada diri sendiri
kewenangan yang secara terus
maupun kepada orang lain
menerus harus ditingkatkan mutu-
untuk tetap setia
nya melalui pendidikan dan
melakukan sesuatu yang
pelatihan berkelanjutan, sertifikasi,
telah diputuskan.
registrasi, lisensi, serta pembinaan,
2) Berbicara dan bertindak
pengawasan, dan pemantauan agar
serta bertingkah laku
penyelenggaraan praktik kedokteran
sedemikian rupa sehingga
sesuai dengan perkembangan ilmu
mendorong seseorang
pengetahuan dan teknologi.
untuk berbuat sesuatu
sesuai dengan janji yang
diikrarkannya.(7) 8. Organisasi
Adalah bentuk setiap perserikatan
manusia untuk mencapai tujuan
6. Profesi
bersama, suatu sistem aktivitas
Profesi merupakan kelompok
kerja sama yang dilakukan oleh 2
lapangan kerja yang khusus
orang atau lebih sehingga dapat
melaksanakan kegiatan yang
dirangkum bahwa organisasi adalah
memerlukan ketrampilan dan
sekelompok orang (dua atau lebih)
keahlian tinggi guna memenuhi
yang secara formal dipersatukan
kebutuhan yang rumit dari manusia,
dalam suatu kerjasama untuk
di dalamnya pemakaian dengan cara
mencapai tujuan yang telah
yang benar akan ketrampilan dan
ditetapkan.(10)
keahlian tinggi, hanya dapat dicapai
dengan dimilikinya penguasaan
pengetahuan dengan ruang lingkup 9. Kode Etik
yang luas, mencakup sifat manusia, Pedoman perilaku yang berisi garis-
kecenderungan sejarah dan lingku- garis besar. Etik jabatan kedokteran
ngan hidupnya, serta adanya disiplin menyangkut permasalahan yang
etika yang dikembangkan dan berkaitan dengan sikap dokter
diterapkan oleh kelompok anggota terhadap teman sejawat, para
(8)
yang menyandang profesi tersebut. pembantunya serta terhadap
Definisi profesi diatas secara tersirat masyarakat dan pemerintah.
mensyaratkan pengetahuan formal Sedangkan etik asuhan kedokteran
menunjukkan adanya hubungan merupakan etik kedokteran untuk
antara profesi dengan dunia kehidupan sehari-hari, yaitu
(8)
pendidikan tinggi. mengenai sikap dan tindakan
seorang dokter terhadap penderita
7. Dokter gigi yang menjadi tanggung jawabnya.(2)
Menurut Undang-Undang Republik
Indonesia, dokter gigi di kota
Padang dan regulasinya tentang
Bambang Ristiono, PERAN PEMBINAAN ORGANISASI DOKTER GIGI 141
(PDGI) TERHADAP PELAKSANAAN KODE ETIK DOKTER
GIGI (KODEKGI) DI KOTA PADANG

10. Pengawasan pencapaian tujuan dan sasaran serta


Pengawasan adalah salah satu pelaksanaan tugas-tugas organisasi.
fungsi organik manajemen yang
merupakan proses kegiatan HASIL PENELITIAN DAN
pimpinan untuk memastikan dan PEMBAHASAN
menjamin bahwa tujuan dan sasaran 1. HASIL PENELITIAN
serta tugas-tugas organisasi yang Hasil penelitian dan
akan dan telah terlaksana dengan pembahasan dari wawancara
baik sesuai dengan rencana, mendalam terhadap responden
kebijaksanaan, instruksi dan berkaitan dengan peran Organisasi
ketentuan-ketentuan yang telah Profesi Dokter gigi (PDGI)
ditetapkan dan yang berlaku terhadap pelaksanaan Kode etik
(Lembaga Administrasi Negara, Dokter (Kodekgi), Pembinaan,
1996). Pengawasan sebagai fungsi Pengawasan serta pemahaman
manajemen sepenuhnya adalah Dokter gigi terhadap Kode etik
tanggung jawab setiap pimpinan yang dimiliki.
pada tingkat manapun. Hakikat Hasil survey dengan
pengawasan adalah untuk mencegah menggunakan data sekunder, yang
sedini mungkin terjadinya dilakukan dengan mendata di Dinas
penyimpangan, pemborosan, Kesehatan Kota Padang yang
penyelewengan, hambatan, dilakukan dengan tabel 1:
kesalahan dan kegagalan dalam

TABEL .1
Distribusi Tempat Kerja Dokter Gigi di Kota Padang Tahun 2008

No LOKASI JUMLAH
1 Dinkes Kota 5
2 Puskesmas 30
3 Rumah sakit daerah 9
4 RSUP M. JAMIL 9
5 RS. Swasta 3
6 RS.Tentara dan Polri 3
7 Dosen FK 7
8 Dosen Prodi FKG 15
9 Dosen FKG baiturahmah 19
10 Lain Lain 26
JUMLAH 126

Hasil pendataan pada responden terhadap pemahaman Dokter gigi tentang kode
etik secara langsung tercantum pada tabel 2 :
Majalah Kedokteran Andalas, Vol.33. No.2. Juli –Desember 2009 142

TABEL. 2
Pemahaman Dokter Gigi Tentang Kode Etik

JML JAWABAN
NO PERTANYAAN
BENAR SALAH
1 Menurut saudara yang dimaksud kode etik adalah 8 16
2 Kode etik dokter gigi disusun oleh : 9 15
Jika ada pasien yang pindah dari sejawat anda,
3 apa tindakan yang dilakukan 6 18

Jika ada pasien yang tidak sesuai dengan


kompetensi saudara, apa tindakan yang saudara
4 7 17
lakukan

Kode etik dokter gigi menurut anda mengatur


5 tentang 6 18
6 Rekam medik pasien menurut anda sebaiknya 21 3
7 Dokter gigi memandang pasien sebagai 22 2
8 Pemasangan papan nama menurut anda : 10 14
Jika anda diundang oleh PDGI untuk mengikuti
9
pertemuan maka saudara 13 11
Jika PDGI mengadakan seminar maka 8 16
10
JUMLAH 110 130

Hasil survey ke responden yang telah memenuhi syarat kelengkapan praktek


dokter gigi di kota Padang yang di ambil datanya secara langsung di tempat
praktek (Tabel. 3).

TABEL. 3
Kelengkapan Pratek untuk Dokter Gigi di Kota Padang
JML JAWABAN
NO PERTANYAAN
SUDAH BELUM
Apakah sudah mempunyai Surat Tanda
1 Registrasi (STR) 22 2
Apakah sudah mempunyai Surat Izin Praktek
2 (SIP) 20 4
3 Apakah mempunyai kartu Rekam Medis 10 14
Bila berhalangan praktek apakah pengganti
4 2 22
praktek diberi surat pelimpahan wewenang
5 Apakah anda ikut organisasi PDGI 22 2
6 Apabila ya Apakah anda ikut pertemuan PDGI 8 16

Keberadaan Organisasi Profesi Dokter Gigi (PDGI) terlihat dalam mengurus


kelengkapan Dokter gigi sebagai kelengkapan organisasi (Tabel.4) .
Bambang Ristiono, PERAN PEMBINAAN ORGANISASI DOKTER GIGI 143
(PDGI) TERHADAP PELAKSANAAN KODE ETIK DOKTER
GIGI (KODEKGI) DI KOTA PADANG

TABEL. 4
Kelengkapan Dokter Gigi Sebagai Anggota Organisasi Profesi ( PDGI)
Cabang Padang

NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Apakah PDGI cabang mengeluarkan Kartu Anggota TIDAK
2 Apakah secara rutin melakukan pertemuan bulanan TIDAK
3 Bila ada pertemuan berapa kali dalam setahun 5 KALI
4 Apakah PDGI ada pengawasan terhadap dokter gigi TIDAK
Apakah PDGI mempunyai kewenangan dalam
5 pembuatan STR TIDAK
Apakah PDGI mempunyai kewenangan dalam
6 penerbitan SIP YA

PEMBAHASAN yaitu tentang rekam medik pasien


penyajian dibagi dalam 3 bagian sesuai dan dokter gigi memandang pasien,
dengan pertanyaan penelitian. hal ini karena terkait dengan
1) pemahaman Dokter gigi kepentingan Praktek Pribadi yaitu
terhadap Kode Etik masalah rekam medik terkait
2) kepatuhan Dokter gigi dengan BAB VII pasal 46 UU
terhadap kode etik yang ada Praktik Kedokteran tahun 2004
berkaitan dengan peran PDGI disebutkan dimana setiap dokter
dalam pengawasan dan atau dokter gigi dalam menjalankan
pembinaan anggota. praktik kedokteran wajib membuat
3) Peran PDGI terhadap rekam medis
kepatuhan angggotanya Berkaitan dengan adanya
menyangkut Kode etik dokter. pasien yang pindah ke dokter gigi
lain dalam masa perawatan
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa sebenarnya sudah ada kode etiknya
secara umum bahwa pemahaman yaitu dalam Penyelenggaraan
Dokter gigi di kota Padang Praktik Kedokteran yang Baik di
terhadap kode etik masih belum Indoneia pada bab III pasal 15 yang
seluruhnya melaksanakan sesuai menyatakan Setiap Dokter Gigi
dengan peraturan yang ada. Dari 10 Indonesia tidak dibenarkan
kuesioner secara umum hanya mengambil alih pasien dari teman
45% yang menjawab benar namun sejawatnya tanpa persetujuannya,
ada beberapa pertanyaan yang rata- dalam kuesioner menunjukkan
rata benar karena keterkaitan hanya 33% yang menjawab benar.
dengan kewajiban Dokter gigi yang Tetapi kenyataannya adalah
harus dipatuhi. bagaimana kalau itu keinginan
Dari 10 pertanyaan hanya 2 pasien yang merasa tidak puas
pertanyaan yang jawabannya dengan perawatan dokter
hampir 90% benar yaitu No 6 dan 7 sebelumnya, hal ini adalah hak
Majalah Kedokteran Andalas, Vol.33. No.2. Juli –Desember 2009 144

pasien untuk menentukan sendiri yaitu kepemilikan STR dan SIP,


untuk kepuasannya. Maka kadang karena merupakan suatu persyara-
kadang sulit untuk menegakkan hal tan mutlak kecuali yang tidak
ini, namun sebenarnya prinsipnya praktek sehingga belum merasa
jangan mengoreksi ataupun perlu untuk mengurusnya,
mencela pekerjaan dokter kepesertaan sebagai anggota PDGI
sebelumnya. Namun sebenarnya hampir semuanya responden ikut
hal ini sudah tercantum dalam Masalah register pasien masih
peraturan tentang kode etik. banyak yang tidak melaksanakan
Dalam BAB VII pasal 41 UU ayat secara baik dan benar, sebagian
(1) UU praktik kedokteran tahun hanya menulis register pasien
2004 menyatakan bahwa : dalam buku harian bukan buku
“Dokter atau dokter gigi yang register, dalam BAB VII pasal 46
telah mempunyai surat izin UU Praktik Kedokteran tahun 2004
praktik dan menyelenggarakan disebutkan bahwa :
praktik kedokteran “Setiap dokter atau dokter gigi
sebagaimana dimaksud dalam dalam menjalankan praktik
Pasal 36 wajib memasang kedokteran wajib membuat
papan nama praktik rekam medis. “
kedokteran.”
KESIMPULAN DAN SARAN
Namun sesuai dengan peraturan Kesimpulan
Kode Etik Kedokteran Indonesia 1. Pelaksanaan kode etik
bab I pasal 4 tentang perbuatan Dokter gigi belum sepe-
yang bertentangan dengan etik nuhnya terlaksana di kota
yang menyebutkan aturan Padang,
pemasangan papan nama ditempat 2. Kewenangan PDGI sebagai
praktek antara lain : regulator untuk membina
a. Papan nama di tempat dan mengawasi anggotanya
praktek berukuran 40 x 60 belum dilaksanakan secara
cm, maksimal 60 x 90 cm, optimal.
b. Cat putih dengan tulisan 3. Pelaksanaan regulasi dipe-
hitam. ngaruhi beberapa hal antara
c. Papan nama tersebut tidak lain pengawasan, pem-
boleh dihiasi warna lain dan binaan serta adanya reward
atau penerangan yang dan punishment.
bersifat iklan.
d. Dicantumkan nama dan Saran
gelar yang sah serta jenis 1. PDGI melaksanakan pem-
pelayanan sesuai dengan binaan rutin
surat izin dan mencantum- 2. PDGI melakukan penga-
kan waktu praktek. wasan pelaksanaan regulasi
serta memikirkan adanya
Dari tabel 3 menyangkut kepatuhan reward dan punishmentnya
Dokter gigi terhadap aturan izin 3. PDGI membuat kartu
praktek Dokter gigi hanya dipatuhi anggota lokal walaupun
ada dari pusat.
Bambang Ristiono, PERAN PEMBINAAN ORGANISASI DOKTER GIGI 145
(PDGI) TERHADAP PELAKSANAAN KODE ETIK DOKTER
GIGI (KODEKGI) DI KOTA PADANG

KEPUSTAKAAN 5. Waishe, K. Regulating health


care open university press
1. UU. Republik Indonesia No .23
mainhead philadelphia. 2003.
Tentang Kesehatan. 1992.
6. Syamsi. Analisis Kebijakan
2. Kepmenkes. RI No
Publik dan Sistem Informasi
34/Menkes/SK/X/1983. Tentang
Manajemen; Fakultas Ilmu
Kode Etik Kedokteran Indonesia
Sosial dan Politik, Universitas
(KODEKI).1983.
Gadjah Mada Yogyakarta. 1999.
3. Utarini.A, Jasri H.Desentralisasi
7. Julianita. Pengertian Komitmen.
dan Sistem Regulasi Pelayanan
1977.
Kesehatan Sebuah tinjauan
Pustaka. Seminar Nasional 3
8. Sulistyo Basuki, 2001.
tahun Pelaksanaan
Pengertian Profesi. 2001.
Desentralisasi Kesehatan di
Indonesia. PKPK FK-UGM.
9. Undang - Undang Praktik
2004.
Kedokteran (UUPK). CV Eko
Jaya. Jakarta 13410. 2004.
4. Brennan dan Berwick.
Pengertian Regulasi. 1996.
10. Mukhlas, M. Nilai, Sikap dan
Perilaku Organisasi. Perilalku
Organisasi, PT. Karipta.
Yogyakarta. 1994.

Anda mungkin juga menyukai