Anda di halaman 1dari 20

4

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Periode baru lahir atau neonatal adalah bulan pertama kehidupan (Maryunani
& Nurhayati, 2008). Berat rata-rata bayi yang lahir cukup bulan adalah 3,5 – 3,75 kg
dan panjang 50 cm (Simkin, Penny., et al)

Bayi baru lahir memiliki kompetensi perilaku dan kesiapan interaksi sosial.
Periode neonatal yang berlangsung sejak bayi lahir sampai usianya 28 hari, merupakan
waktu berlangsungnya perubahan fisik yang dramatis pada bayi baru lahir .Pada masa
ini, organ bayi mengalami penyesuaian dengan keadaan di luar kandungan, ini
diperlukan untuk kehidupan selanjutnya (Maryunani & Nurhayati, 2008).

Kasus kematian bayi baru lahir mencapai angka tinggi sebesar 1/1000 kelahiran
pada hasil riset dari 2013-2017. Hal inni disebabkan oleh infeksi, cacat bawaan, aspeksia
dan berbagai penyakit yang retan mengenai bayi ini. tingginya kematian bayi baru lahir
ini menjadi momok besar bagi Negara kita Indonesia. Hal ini juga menjadi acuan penting
bagi seluruh tenaga medis yang membantu persalinan agar bisa menurunkan kematian
dari bayi baru lahir ini.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apakah Defenisi Bayi Baru Lahir ?
2. Bagaimanakah Adaptasi Kehidupan Ekstra Uteri?
3. Bagaimanakah Perkembangan Bayi baru lahir ?
4. Bagaimanakah Perawatan Bayi Baru Lahir?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui Apakah Defenisi Bayi Baru Lahir
2. Untuk mengetahui Bagaimanakah Adaptasi Kehidupan Ekstra Uteri
3. Untuk mengetahui Bagaimanakah Perkembangan Bayi baru lahir
4. Untuk mengetahui Bagaimanakah Perawatan Bayi Baru Lahir

4
5

1.4 MANFAAT
Menambah wawasan, pengetahuan penulis dan pembaca di bidang
kesehatan khususnya penanganan pada bayi baru lahir, Memberikan informasi
mengenai masalah keperawatan pada bayi baru lahir dan penatalaksanaan
masalah keperawatan . Dengan makalah ini diharapkan supaya para pembaca
bisa lebih mengenal penanganan pada bayi baru lahir.
6

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Defenisi Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir fisiologis adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37-42 minggu
dan berat badan lahir 2500-4000 gram. (Depkes RI, 2009)

Periode baru lahir atau neonatal adalah bulan pertama kehidupan


(Maryunani & Nurhayati, 2008). Berat rata-rata bayi yang lahir cukup bulan
adalah 3,5 – 3,75 kg dan panjang 50 cm (Simkin, Penny., et al)

Bayi baru lahir memiliki kompetensi perilaku dan kesiapan interaksi


sosial. Periode neonatal yang berlangsung sejak bayi lahir sampai usianya 28 hari,
merupakan waktu berlangsungnya perubahan fisik yang dramatis pada bayi baru
lahir .Pada masa ini, organ bayi mengalami penyesuaian dengan keadaan di luar
kandungan, ini diperlukan untuk kehidupan selanjutnya (Maryunani & Nurhayati,
2008). Dimana bayi mengalami pertumbuhan dan perubahan yang menakjubkan .

2.2 Adaptasi Kehidupan Ekstra Uteri

Periode neonatal adalah periode 28 hari pertama setelah bayi dilahirkan,


selama periode ini bayi harus menyesuaikan diri dengan lingkungan ekstra uteri.
Bayi harus berupaya agar fungsi-fungsi tubuhnya menjadi efektif sebagai individu
yang unik. Respirasi, pencernaan dan kebutuhan untuk regulasi harus bisa
dilakukan sendiri.
Masa transisi dari periode fetus ke kehidupan baru lahir merupakan
periode kritis karena harus beradaptasi terhadap lingkungan baru. Mekanisme

6
7

hemodinamik dan thermoregulasi mendukung keberhasilan beradaptasi dengan


lingkungan ekstra uteri .
Dalam uterus semua kebutuhan janin secara sempurna dilayani pada
kondisi normal yaitu nutrisi dan oksigen disuplai oleh sirkulasi ibu melalui
plasenta, produk buangan tubuh dikeluarkan dari janin melalui plasenta,
lingkungan yang aman disekat oleh plasenta, membran dan cairan amnion untuk
menghindari syok dan trauma, infeksi dan perubahan dalam temperatur . Di dalam
uterus bayi juga hidup di lingkungan yang terlindung dengan suhu terkontrol,
kedap suara, terapung dalam suatu genangan cairan hangat, dan memperoleh
pasokan untuk semua kebutuhan fisiknya.
Elemen-elemen kunci dalam transisi kelahiran adalah pergeseran dari
oksigenasi maternal bergantung pada respirasi terus-menerus, perubahan dari
peredaran janin untuk dewasa sirkulasi dengan meningkatnya aliran darah paru
dan hilangnya kiri ke kanan melangsir, dimulainya homeostatis glukosa
independen, termoregulasi independen, dan oral menyusui. Adaptasi fisiologis
dianggap lengkap bila tanda-tanda vital, pemberian makan, dan pencernaan dan
fungsi ginjal normal. Pengamatan adaptasi bayi ke kehidupan extra uterin sangat
penting untuk mengidentifikasi masalah dalam transisi dan melakukan intervensi.

2.3 Perkembangan Bayi baru lahir


Setelah lahir bayi harus mampu beradaptasi dengan keadaan di luar rahim.
Sepanjang proses adaptasi dengan dunia di luar rahim, bayi akan tumbuh dan berkembang
baik secara fisik dan mental. Berikut ini merupakan pendeskripsian mengenai
perkembangan tersebut:
1. Tubuh
Berat rata-rata bayi yang lahir cukup bulan adalah 2,5-3,75 kg dan panjangnya sekitar
50 cm. bayi yang lahir memiliki bahu yang sempit, perut yang menonjol, panggul
kecil,dan lengan serta kaki yang relative pendek,kecil, dan lentur.
2. Kepala
Beberapa hal yang terjadi dengan kepala bayi:
a. Kepala bayi cukup besar jika dibandingkan dengan bagian tubuh lainnya
8

b. Kepala bayi dapat tampak lonjong atau gepeng akibat tekanan panggul ibu
selama melahirkan. Kondisi ini disebut molding. Kepala akan kembali
kebentuk semula setelah beberapa hari.
c. Kulit kepala atau wajah terkadang lecet dan bengkak, namun hal itu akan
menghilang beberapa hari kemudian.
d. Bayi lahir dengan dua titik lunak atau fontanel ( daerah dimana tulang
tengkorak belum menyatu sempurna). Akan terlihat bercak lunak besar yang
berbentuk seperti intan pada bagian atas depan kepala, sementara bercak yang
lebih kecil dan bentuk segitiga terlihat dibagian belakang. Bercak yang lebih
besar biasanya menutup pada usia dua sampai enam bulan. Selaput yang
menutupi fontanel cukup tebal dan kuat sehingga menyikat atau mencuci kulit
kepala bayi tidak akan menyebabkan bayi kesakitan .
3. Rambut
Beberapa hal yang berkaitan dengan rambut bayi yaitu:
a. Beberapa bayi dilahirkan dengan rambut kepala yang tebal sementara yang
lainnya dengan kepala yang hamper botak.
b. Rambut halus dan lurus pada tubuh yang disebut lanugo dapat terlihat pada
bagian punggung bayi, bahu, dahi, telinga, dan muka. Rambut ini terlihat jelas
pada bayi premature. Lanugo biasanya akan menghilang selama beberapa
minggu pertama.
4. Mata
a. Jika warna mata bayi berubah biasanya terjai pada usia enam bulan
b. Kelenjar air mata pada sebagian besar bayi baru lahir belum begitu banyak
memproduksi air mata sampai bayi berusia tiga minggu.
5. Lepuh pada bibir
Aktivitas mengisap yang kuat sering menyebabkan lepuh tidak nyeri dibagian tengah
bibir bayi bagian atas. Kadang-kadang lepuh akibat penghisapan ini akan terkelupas
dan akan hilang beraangsur-angsur saat bibir menjadi kuat.
6. Kulit
1) Warna kulit bayi
Pada saat lahir, kulit bayi akan berwarna biru keabuan, basah, bernoda darah,
serta verniks yaitu sebuah subtansi, seperti krem dan berwarna putih. Dalam
beberapa saat hingga satu atau beberapa menit kemudian, bayi akan mulai
dapat bernafas dengan baik dan warna kulitnya berubah menjadi warna normal
9

kemerahan, dimulai pada bagian wajah dan anggota gerak, dan dengan segera
akan mencapai jari tangan serta kaki.
2) Milia
Kelenjar keringat dan minyak yang tersumbat akan menimbulkan titik-titik
putih kecil yang disebut milia pada hidung,pipi, dan dagu bayi. Saat kelenjar
ini mulai berfungsi milia akan hilang. Perawatan milia cukup dengan
membasuh wajah dengan air.
3) Bercak-bercak merah pada kulit
Bayi baru lahir yang berkulit putih seringkali tampak bercak-bercak dengan
adanya daerah kemerahan dan daerah pucat. Sesudah beberapa minggu, kulit
bayi akan mulai mempunyai warna yang merata, meskipun akan tampak
bercak-bercak saat ia kedinginan
4) Kulit terkelupas pada bayi
Bayi lewat bulan kulitnya lebih terkelupas dibandingkan bayi cukup bulan.
Hal ini merupakan keadaan normal dan biasanya tidak memerlukan perawatan.
Jika pecah-pecah pada kulit bagian pergelangan tangan atau kaki berdarah, di
anjurkan untuk memberikan salep khusus bayi.
5) Verniks kaseosa
Verniks kaseosa merupakan substansi putih seperti krem yang melindungi
kulit bayi sebelum lahir, sering tetap pada lipatan kulit bahkan sesudah bayi
selesai dimandikan. Verniks kaseosa tidak perlu dihilangkan dengan usaha
yang kuat, cukup ggosok kulit bayi dengan lembut.
6) Stroke bite dan angel kisses
Stroke bite dan angel kisses merupakan daerah kemerahan pada kulit yang
terbentuk dari gabunngan pembuluh darah permukaan kulit, sehingga tampak
pada bagian belakang leher bayi, kelopak mata, hidung atau dahi. Daerah ini
akan berwarna merah saat bayi menangis. Kebanyakan bukan tanda lahir yang
permanen dan tidak disebabkan oleh cedera selama persalinan. Meskipun
biasanya menghilang atau menjadi kabur setelah enam hingga Sembilan bulan,
namun ada beberapa, terutama yang terletak pada leher tetap ada untuk waktu
yang lebih lama dan bahkann bersifat permanen.
10

7. Payudara

Akibat hormone selama kehamilan yang mencapai bayi dalam kandungan, baik
bbayi laki-laki atau perempuan mempunyai payudara yang bengkak. Beberapa bayi
bahkan mempunyai putting yang mengeluarkan susu. Ini merupakan keadaan normal
dan tidak membutuhkan perawatan. Namun, jangan mecoba untuk meneras air sus
dari putting susu bayi, karena tindakan ini akan mengakibatkan infeksi. Kondisi ini
akan menghilang dalam waktu satu atau dua minggu.

2.4 Perawatan Bayi Baru Lahir


Perawatan bayi baru lahir dimulai saat lahir. Perawatan yang dilakukan
bertujuan untuk mencegah adanya komplikasi sedini mungkin. Perawatan yaitu
berawal dari pengkajian awal hingga perawatan secara keseluruhan.
1) Pengkajian Awal
a) Pemeriksaan fisik
Segera setelah bayi lahir, pada menit pertama lakukan penilaian terhadap usaha
untuk bernafas, denyut jantung, dan warna kulit. Pada menit kedua lakukan
dengan skala apgar.
Nilai APGAR

Angka Penilaian
Jenis 1 menit 5 menit 10 menit
0 1 2
Bunyi Tidak Lambat
Diatas 100
Jantung Ada (<100)
Tidak
Pernafasan Tidak teratur Menangis
ada
Pergerakan
Tonus otot Lemas Sedikit fleksi
aktif
Tidak
Reflex Menyeringai Menangis kuat
ada
Badan merah
Biru Seluruh badan
Warna ekstremitas
pucat merah
biru
JUMLAH
11

Nilai APGAR:
 7-10 : Bayi normal
 4-6 : Asfiksia sedang ringan
 0-3 : afiksia ringan
b) Pemeriksaan lanjutan
Lakukan penilaian secara sistematis ( dari kepala sampai ujung kaki) untuk
menilai adanya kelainan atau cacat bawaan.
Yang perlu dipantau pada bayi baru lahir: ( Abdul Bari Saifuddin, 2009)
1) Kesadaran dan reaksi terhadap sekeliling
2) Keaktifan
3) Simetri
4) Kepala
5) Muka/wajah
6) Mata
7) Mulut
8) Leher, dada, abdomen
9) Punggung
10) Bahu, tangan, sendi, tungkai
11) Kuku dan kulit
12) Kelancaran menghisap dan pertanyaan
13) Tinja dan kemih
14) Refleks
15) Berat badan

2) Mempertahankan Bersihan Jalan Napas


Bayi dipertahankan dalam posisi berbaring miring dengan selimut
diletakkan pada punggung bayi untuk memfasilitasi drainase. Apabila terdapat
lendir berlebih di jalan napas bayi, jalan napas bayi dapat dihisap melalui mulut
dan hidung dengan sebuah bulb syringe. Bayi yang tersumbat oleh sekresi lendir,
harus ditopang kepalanya agar menunduk .
Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir. Bila bayi baru lahir
segera menangis spontan atau segera menangis, hindari melakukan penghisapan
12

secara rutin pada jalan nafasnya karena penghisapan pada jalan nafas yang tidak
dilakukan secara hati-hati dapat menyebabkan perlukaan pada jalan nafas hingga
terjadi infeksi, serta dapat merangsang terjadinya gangguan denyut jantung dan
spasme (gerakan involuter dan tidak terkendali pada otot, gerakan tersebut diluar
kontrol otak). Pada laring dan tenggorokan bayi.

Bayi normal akan segera menangis segera setelah lahir. Apabila tidak langsung
menangis maka lakukan:

1) Letakkan bayi pada posisi telentang di tempat yang keras dan hangat.
2) Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang.
3) Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan yang
dibungkus kassa steril.
4) Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2 – 3 kali atau gosok kulit bayi dengan
kain kering dan kasar agar bayi segera menangis.

3) Suhu Tubuh
Setiap kali prosedur apa pun yang dilakukan pada bayi, upayakan untuk
mencegah atau mengurangi hilangnya panas. Stres dingin (cold stress) akan
mengganggu kesehatan bayi baru lahir. Temperatur ruang sebaiknya 24 0C. Bayi
baru lahir harus dikeringkan dan dibungkus dengan selimut hangat segera setelah
lahir, perhatikan supaya kepala juga harus diselimuti selama bayi digendong orang
tuanya. Bayi dapat segera diletakkan di atas abdomen atau dada ibu, dikeringkan,
dan dibungkus dengan selimut hangat .

4) Perawatan Organ Tubuh Bayi


Pada organ kepala lingkar kepala diukur dengan menggunakan meteran.
Kepala bayi juga dilakukan palpasi dan memantau fontanel.
Mata harus bersih, tanpa drainase dan kelopak mata tidak bengkak,
perdarahan konjungtiva mungkin ada. Untuk membersihkan mata, gunakan kapas
paling lembut. Jangan memaksa mengeluarkan kotoran di mata jika sulit. Jika
sudah dibersihkan pastikan mata bayi bersih dari sisa kapas.
13

Upaya profilaksis terhadap gangguan mata.


Pemberian obat tetes mata Eritromisin 0,5% atau Tetrasiklin 1% dianjurkan
untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual).
(Abdul Bari Saifuddin, 2009). Tetes mata / salep antibiotik tersebut harus diberikan
dalam waktu 1 jam pertama setelah kelahiran. Upaya profilaksis untuk gangguan
pada mata tidak akan efektif jika tidak diberikan dalam 1 jam pertama
kehidupannya.

Teknik pemberian profilaksis mata :


1) Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir.
2) Jelaskan pada keluarganya tentang apa yang anda lakukan, yakinkan mereka
bahwa obat tersebut akan sangat menguntungkan bayi.
3) Berikan salep / teki mata dalam satu garis lurus, mulai dari bagian mata yang
paling dekat dengan hidung bayi menuju ke bagian luar mata.
4) Jangan biarkan ujung mulut tabung / salep atau tabung penetes menyentuh mata
bayi.
5) Jangan menghapus salep / tetes mata bayi dan minta agar keluarganya tidak
menghapus obat tersebut.

Bayi cukup usia mempunyai dua per tiga ujung pinna yang tidak
melengkung. Rotasi telinga harus ada di garis tengah, dan tidak mengenai bagian
depan atau bagian belakang. Untuk membersihkan telinga, bagian luar dibasuh
dengan lap atau kapas.
Bagian dalam hidung mempunyai mekanisme membersihkan sendiri. Jika
ada cairan atau kotoran keluar, bersihkan hanya bagian luarnya saja. Gunakan
cotton bad atau tisu yang digulung kecil, jika menggunakan jari pastikan jari
benar-benar bersih. Jika hidung bayi mengeluarkan lendir sangat banyak karena
pilek, sedotlah keluar dengan menggunakan penyedot hidung bayi, atau letakkan
bayi dalam posisi tengkurap untuk mengeluarkan cairan tersebut.
Kebersihan mulut bayi harus diperhatikan, karena bercak putih pada lidah
(oral thurust) dapat menjadi masalah jika diikuti dengan tumbuhnya jamur .
Untuk membersihkan mulut bayi digunakan kapas yang sudah direndam dengan
air masak, diperas dan mulut bayi dibersihkan dengan hati-hati serta
mengeluarkan lendir yang ada di mulut bayi. Dapat juga dilakukan dengan
14

menggunakan kain kasa atau waslap yang sudah dibasahi dengan air matang
hangat lalu dibalut pada jari telunjuk, kemudian membersihkan mulut dari bagian
luar, yaitu bibir dan sekitarnya. Setelah itu bagian gusi belakang hingga depan,
lalu membersihkan lidah bayi dengan perlahan-lahan. Posisi bayi sebaiknya
terbaring agar lebih mudah dibersihkan.

Kuku jari yang panjang dapat menimbulkan luka garukan pada wajah bayi
dan luka ini bisa terinfeksi. Kuku yang panjang dapat pula terkoyak karena
sekalipun panjang, tetapi kuku tersebut sangat lunak. Jika kuku tersebut terkoyak,
jaringan di bawahnya yang sensitif terhadap infeksi dapat terpajan. Bayi dapat
menggunakan sarung tangan atau dengan melakukan pemotongan kuku dengan
hati-hati .

5) Merawat Tali Pusat


Menurut Penny dkk. (2009) tali pusat bayi umumnya berwarna kebiruan
dan panjangnya 2,5 cm sampai 5 cm sesudah dipotong. Klem tali pusat akan
dipasang untuk menghentikan perdarahan. Klem tali pusat dibuka jika tali pusat
sudah kering. Sebelum tali pusat lepas jangan memandikan bayi dengan
merendamnya dan jangan membasuh tali pusat dengan lap basah. Sebelum
melakukan perawatan pada tali pusat harus mencuci tangan bersih-bersih.
Membersihkan sisa tali pusat terutama pangkalnya dilakukan dengan hati-hati jika
tali pusat masih berwarna merah.
Tujuan perawatan tali pusat adalah mencegah dan mengidentifikasi
perdarahan atau infeksi secara dini. Setiap hari harus melakukan pemeriksaan
untuk menemukan tanda-tanda infeksi.

6) Higiene dan Perawatan Kulit


Higiene bayi dapat terjaga dengan mandi. Mandi memiliki beberapa tujuan
yaitu membersihkan seluruh tubuh, mengobservasi keadaan, memberi rasa
nyaman, dan mensosialisasikan orang tua, anak dan keluarga.
Memandikan bayi dilakukan di tempat yang aman, dengan suhu yang
hangat . Menurut Helen dkk. (2009) perawatan kulit yang ditutup oleh popok
sangat penting untuk mencegah terjadinya ruam popok. Perawatan kulit dengan
menggunakan minyak telon, krim, baby oil, dan colegne diperkenankan tetapi
15

penggunaan bedak tabur tidak dianjurkan karena dapat terhirup oleh bayi dan
mengganggu jalan napas atau membuat tersedak

7) Alat Genitalia dan Anus


Genitalia bayi laki-laki dibersihkan dengan menggunakan air sabun.
Gunakan kapas basah untuk membersihkan lipatan-lipatannya jangan memaksa
menarik kulit luar dan membersihkan bagian dalam atau menyemprotkan
antiseptik karena sangat berbahaya. Kecuali ketika kulit luar sudah terpisah dari
gland, sesekali bisa ditarik dan membersihkan bawahnya. Bagian anus dan
bokong dibersihkan dari luar ke dalam. Kemudian keringkan dengan tisu lembut,
jangan buru-buru memakai popok, tetapi biarkan terkena udara sejenak. Lipatan
kulit dan bokong boleh diolesi krim.

Genitalia perempuan dibersihkan menggunakan sabun dan air. Gunakan


gulungan kapas untuk membersihkan bagian bawah kelamin, lakukan dari arah
depan ke belakang. Bagian anus dan bokong dibersihkan dari arah anus keluar.
Kemudian keringkan dengan tisu lembut. Lipatan kulit dan bokong boleh diolesi
krim .
8) Sirkumsisi

Menurut Ladewigs, et al. (2009) beberapa orang tua memilih untuk


melakukan sirkumsisi pada bayi laki-lakinya. Keputusan orang tua untuk
mensirkumsisi bayi yang baru lahir biasanya didasarkan pada faktor-faktor
berikut: higiene, agama, tradisi, budaya atau norma sosial .
Pada bayi baru lahir akan disirkumsisi, pelaksanaannya baru dilakukan
sesudah bayi tersebut berusia lebih dari 8 hari dan kalau bayinya sehat, matur
serta tidak menunjukkan gejala ikterus. Bahaya perdarahan dan infeksi harus
dipikirkan pada waktu merawat bayi yang menjalani prosedur pembedahan ini.
Lembaran kasa berbentuk pita harus dibelitkan disekitar luka sirkumsisi dan kita
dapat menggunakan friar’s balsam (tinc benz co) untuk membuat kasa tersebut
melekat serta bersifat antiseptik. Kasa biasanya baru dilepas pada hari ke-3 atau
ke-4 setelah operasi.
16

9) Nutrisi
Nutrisi yang baik pada bayi memungkinkan kesehatan yang baik,
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal selama beberapa bulan pertama
kehidupan dan juga membiasakan bayi agar memiliki kebiasaan makan yang baik
pada masa selanjutnya. Pemenuhan nutrisi pada bayi baru lahir sebaiknya dengan
memberikan Air Susu Ibu (ASI), namun jika adanya kendala-kendala khusus
dapat diberikan susu formula . Kebutuhan nutrien yang diperlukan yaitu meliputi
energi, karbohidrat, lemak, protein, cairan, mineral dan vitamin.

Menurut Hubertin Sri (2010), perawat mempunyai kewajiban untuk


memberikan pelayanan kesehatan penerapan ASI eksklusif agar bayi
mendapatkan nutrisi yang adekuat untuk tumbuh kembangnya. Keputusan untuk
memberikan bayi susu botol adalah logis jika ibu tidak ingin menyusui karena
berbagai alasan yang tepat .
Posisi untuk menyusui :
a. Ibu memeluk kepala dan tubuh bayi secara urus agar muka bayi menghadapi
ke payudara ibu dengan hidung di depan puting susu ibu.
b. Perut bayi menghadap ke perut ibu dan ibu harus menopang seluruh tubuh
bayi tidak hanya leher dan bahunya.
c. Dekatkan bayi ke payudara jika ia tampak siap untuk menghisap puting susu.
d. Membantu bayinya untuk menempelkan mulut bayi pada puting susu di
payudaranya.
e. Dagu menyentuh payudara ibu.
f. Mulut terbuka lebar.
g. Mulut bayi menutupi sampai ke areola.
h. Bibir bayi bagian bawah melengkung keluar.
i. Bayi menghisap dengan perlahan dan dalam, serta kadang-kadang berhenti.

10) Imunisasi
Bayi dan anak akan diberi vaksinasi pada saat pemeriksaan dengan kondisi
bayi dan anak sehat, untuk melindunginya dari penyakit-penyakit dapatan yang
mungkin serius. Kemampuan vaksinasi untuk untuk memvaksinasi bayi terhadap
penyakit-penyakit seperti polio dan batuk rejan bahkan cacar. Beberapa orang tua
dalam upaya melindungi dari efek samping resiko vaksinasi memutuskan untuk
17

tidak mengimunisasi anaknya. Mereka lebih suka mengambil resiko yaitu anak
mereka terkena penyakit dari pada melihat anaknya mengalami efek samping dari
vaksinasi. Sebaiknya orang tua mengumpulkan informasi dari masing-masing
vaksin saat membuat pilihan tentang imunisasi.
2.5 Penilaian Asfiksia.
2.5.1 Definisi Asfiksia.
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernapas secara spontan dan
teratur. Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir, umumnya akan mengalami asfiksia
pada saat dilahirkan.
2.5.2 Faktor Penyebab Asfiksia.
1. Faktor Ibu
Hipoksia ibu. Hal ini akan menimbulkan hipoksia janin dengan segala akibatnya.
Hipoksia ibu ini dapat terjadi karena hipoventilasi akibat pemberian obat analgetika
atau anestesia dalam.Gangguan aliran darah uterus.Mengurangnya aliran darah pada
uterusakan menyebabkan berkurangnya pengaliran oksigen ke plasenta dan demikian
pula ke janin. Hal ini sering ditemukan pada keadaan:
a) gangguan kontraksi uterus, misalnya hipertoni, hipertoni atau tetani uterus
akibat penyakit atau obat,
b) hipotensi mendadak pada ibu karena perdarahan,
c) hipertensi pada penyakit eklampsia dan lain lain.
2. Faktor plasenta
Pertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh luas dan kondisi plasenta.
Asfiksia janin akan terjadi bila terdapat gangguan mendadak pada plasenta, misalnya
solusio plasenta, perdarahan plasenta dan lain-lain.
3. Faktor fetus
Kompresi umbilikus akan mengakibatkan terganggunya aliran darah dalam pembuluh
darah umbilikus dan menghambat pertukaran gas antara ibu dan janin. Gangguan
aliran darah ini dapat ditemukan pada keadaan tali pusat menumbung, tali pusat
melilit leher, kompresi tali pusat antara janin dan jalan lahir dan lain-lain.
4. Faktor neonatus
Depresi tali pusat pernafasan bayi baru lahir dapat terjadi karena beberapa hal, yaitu :
a) pemakaian obat anastesi/analgetika yang berlebihan pada ibu secara langsung
dapat menimbulkan depresi pusat pernafasan janin,
b) trauma yang terjadi pada persalinan, misalnya perdarahan intrakranial,
18

c) kelainankongenital pada bayi, misalnya hernia diafragmatika, atresia/stenosis


saluran pernapasan, hipoplasia paru dan lain-lain
2.5.3 Penilaian Asfiksia
Berdasarkan penilaian APGAR dapat diketahui derajat vitalis bayi adalah kemampuan
sejumlah fungsi tubuh yang bersifat esensial dan kompleks untuk kelangsungan hidup bayi
seperti pernafasan, denyut jantung, sirkulasi darah dan reflek-reflek primitif seperti mengisap
dan mencari puting susu, salah satu menetapkan derajat vitalis dengan nilai APGAR.

Bayi baru lahir dievaluasi dengan nilai APGAR, tabel tersebut dapat untuk
menentukan tingkat atau derajat asfiksia, apakah ringan, sedang, atau asfiksia berat.Menurut
(Prawirohardjo, 2010) klasifikasi klinik nilai APGAR adalah sebagai berikut:
1. Asfiksia berat (nilai APGAR 0-3)
Memerlukan resusitasi segera secara aktif, dan pemberian oksigen terkendali.Pada
pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi jantung 100 x/menit, tonus otot buruk, sianosis
berat, dan terkadang pucat, refleks iritabilitas tidak ada.
2. Asfiksia sedang (nilai APGAR 4-6)
Memerlukan resusitasi dan pemberian oksigen sampai bayi dapat bernapas
kembali.Pada pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi jantung lebih dari 100 x/menit, tonus
otot kurang baik atau baik, sianosis, refleks iritabilitas tidak ada.
3. Bayi normal atau sedikit asfiksia (nilai APGAR 7-10).
19

2.6 Asuhan Keperawatan BBL


Diagnosa keperawatan
1. Risiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan refleks
hisap tidak adekuat.
2. Resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan adaptasi dengan lingkungan luar
rahim, keterbatasan jumlah lemak.
3. Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan (pemotongan tali pusat)
tali pusat masih basah.
4. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan hilangnya air (IWL),
keterbatasan masukan cairan.
5. Kurangnya pengetahuan orangtua berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi.
Criteria Hasil PARAF
NO Diagnosa Keperawatan
NOC NIC
1 Resiko tinggi perubahan Setelah dilakukan 1) Timbang BB
nutrisi kurang dai tindakan asuhan tiap hari
kebutuhan tubuh keperawatan selama …. 2) Auskultasi
berhubungan dengan reflex X … 24 jam bising usus,
hisap tidak adekuat diharapkan kebutuhan perhatikan
nutrisi terpenuhi adanya distensi
dengan criteria hasil: abdomen
a. penurunan BB tidak 3) Anjurkan ibu
lebih dari 10% BB untuk menyusui
lahir. pada payudara
b. Intake dan output secara
makanan seimbang. bergantian 5-10
c. Tidak ada tanda- menit.
tanda hipoglikemi. 4) Lakukan
pemberian
makanan
tambahan
5) Observasi bayi
terhadap
adanya indikasi
masalah dalam
pemberian
makanan
(tersedak,menol
ak
makan,produksi
mukosa
meningkat)
2 Resiko tinggi perubahan Setelah dilakukan 1) Pertahankan
suhu tubuh berhubungan tindakan asuhan Suhu
dengan adaptasi dengan keperawatan selama …. lingkungan
20

lingkungan luar rahim, X … 24 jam 2) Ukur suhu


keterbatasan jumlah lemak diharapkan perubahan tubuh setiap 4
suhu tidak terjadi jam
dengan criteria hasil : 3) Mandikan bayi
a) Suhu tubuh dengan air
normal 36-370 hangat secara
C tepat dan cepat
b) Bebas dari untuk menjaga
tanda-tanda air bayi tidak
stress, dingin, kedinginan.
tidak ada 4) Perhatikan
tremor,sianosis tanda-tanda
dan pucat. stress dingin
dan distress
pernapasan
(tremor,pucat,k
ulit dingin).
3 Resiko tinggi terjadi infeksi Setelah dilakukan 1) Pertahankan
berhubungan dengan tindakan asuhan teknik septic
trauma jaringan keperawatan selama …. dan aseptic
(pemotongan tali pusat) tali X … 24 jam 2) Lakukan
pusat masih basah diharapkan infeksi perawatan tali
tidak terjadi dengan pusat setiap
KH: hari setelah
a) Bebas dari mandi satu kali
tanda-tanda sehari
infeksi 3) Observasi tali
b) Ttv dalam batas pusat dan area
normal sekitar kulit
c) Tali pusat dari tanda-
mengering tanda infeksi.
4) Inspeksi kulit
setiap hari
terhadap ruam
atau kerusakan
integritas kulit
5) Ukur TTV
setiap 4 jam
6) Kolaborasi
dalam
pemeriksaan
laboratorium.
4 Resiko tinggi kekurangan Setelah dilakukan 1) Pertahankan
volume cairan tindakan asuhan intake sesuai
berhubungan dengan keperawatan selama …. jadwal
hilangnya cairan X … 24 jam 2) Berikan minum
(IWL),keterbatasan diharapkan kebutuhan sesuai jadwal
masuknya cairan cairan terpenuhi dengan 3) Monitor intake
criteria hasil : dan output
a) Bayi tidak 4) Berikan infuse
21

menunjukan sesuai program


tanda-tanda 5) Kaji tanda-
dehidrasi tanda dehidrasi
b) Membrane 6) Monitor suhu
mukosa normal setiap 2 jam
c) Ubun-ubunn
tidak cekung
d) Suhu dalam
batas normal.
5 Kurangnya pengetahuan Setelah dilakukan 1) Ajarkan
orang tua berhubungan tindakan asuhan orangtua
dengan kurang keperawatan selama …. diskusi dengan
terpapasrnya informasi X … 24 jam diskusi
diharapkan orang tua fisiologi,alas an
mengetahui perawatan perawatan dan
pertumbuhan dan pengobatan.
perkembangan bayi 2) Diskusikan
dengan KH: perilaku bayi
a) Orang tua baru lahir
mengatakan setelah periode
memahami pertama
kondisi bayi 3) Lakukan
b) Orang tua pemeriksaan
berpartisipasi bayi baru lahir
dalam saat orang tua
perawatan bayi ada
4) Berikan
informasi soal
kemampuan
interaksi bayi
baru lahir
5) Libatkan dan
ajarkan orang
tua dalam
perawatan bayi
6) Jelaskan
komplikasi
dengan
mengenai
tanda-tanda
hiperbilirubin.

Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai dengan yang di intervensikan
Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada pasien sesuai dengan SOAP dan dengan hasil semua masalah
teratasi
22

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Periode baru lahir atau neonatal adalah bulan pertama kehidupan (Maryunani
& Nurhayati, 2008). Berat rata-rata bayi yang lahir cukup bulan adalah 3,5 – 3,75 kg
dan panjang 50 cm (Simkin, Penny., et al)
Bayi baru lahir memiliki kompetensi perilaku dan kesiapan interaksi sosial.
Periode neonatal yang berlangsung sejak bayi lahir sampai usianya 28 hari, merupakan
waktu berlangsungnya perubahan fisik yang dramatis pada bayi baru lahir .Pada masa
ini, organ bayi mengalami penyesuaian dengan keadaan di luar kandungan, ini
diperlukan untuk kehidupan selanjutnya (Maryunani & Nurhayati, 2008).
Perawatan bayi baru lahir dimulai saat lahir. Perawatan yang dilakukan
bertujuan untuk mencegah adanya komplikasi sedini mungkin. Perawatan yaitu
berawal dari pengkajian awal hingga perawatan secara keseluruhan.
Adapun asuhan yang diberikan pada Bayi baru lahir adalah sebagai berikut:
1. Pengkajian Awal
2. Mempertahankan Bersihan Jalan Napas
3. Suhu Tubuh
4. Perawatan Organ Tubuh Bayi
5. Merawat Tali Pusat
6. Higiene dan Perawatan Kulit
7. Alat Genitalia dan Anus
8. Sirkumsisi
9. Nutrisi
10. Imunisasi

3.2 SARAN
Bagi masyarakat khususnya ibu hamil, dapat sesering mungkin untuk memeriksakan
kehamilannya dan menghindari seminimal mungkinhal-hal yang memicu terjadinya kelainan
pada janinnya. Bagi para tenaga medis dan ibu yang baru melahirkan agar memperhatikan
tanda-tanda infeksi atau kelainan yyang bisa muncul pada bayi yang baru lahir dan
memeperhatikan perawatan atau asuhan yang diberikan sehingga angka kematian bayi baru
lahir bisa di minimalisir.

18
23

Daftar Pustaka

Ratnawati Ana. 2016. Asuhan Keperawatan Martenitas . Yogyakarta. Pustaka Baru Press

https://ilmukesehatan15.wordpress.com/2016/03/17/konsep-dasar-bayi-baru-lahir-fisiologis/

https://www.slideshare.net/mobile/pjj_kemenkes/kb-2-modul-inc-maternitas

https://inseparfoundation.wordpress.com/2016/07/01/definisi-bayi-baru-lahir-neonatus-bayi-
batita-balita-anak-dan-batasannya/

https://www.scribd.com/document/347575024/Definisi-Bayi-Baru-Lahir

http://namanakbayi.com/pengertian-bayi-baru-lahir-dan-ciri-ciri-bayi-lahir-normal-dan-sehat

Anda mungkin juga menyukai