Anda di halaman 1dari 32

Pengembangan Model Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa

Inggris Kelas VII SMP Negeri 2 Lintau Buo

Faisal Fajar
12 104 053
Ffajar 197@gmail.com

Abstract

Model pembelajaran sangat penting dalam proses pembelajaran karena model


pembelajaran adalah cara guru mengkonstruksi pembelajaran, mengembangkan dan
menyampaikan materi pembelajaran. Dalam menerapkan kurikulum 2013, Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI sangat menyarankan model Discovery Learning untuk
mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan siswa. Hal tersebut ditandaskan
lagi dalam penguatan proses pembelajaran, siswa diarahkan untuk mencari tahu
(discovery) bukan diberi tahu.Guru pada satuan pendidikan masih belum secara
maksimal menggunakan model pembelajaran discovery learning, sehingga apa yang
tercantum dalam perangkat pembelajaran dan yang di sarankan oleh permendikbud belum
sepenuhnya terlaksana.

Keyword : Model Pembelajaran, Discovery Learning

A. Pendahuluan

1. Pentingnya model pembelajaran

Pendidikan adalah salah satu hal yang penting baik dari jaman dahulu

sampai sekarang ini, pembahasan tentang pendidikan tak pernah ada habisnya,

seakan-akan dalam pendidikan selalu terjadi masalah yang baru dan sangat

menarik bagi peneliti. Jika kita berbicara tentang pendidikan tentu pembicaran

kita tak pernah lepas dari komponen atau unsur-unsur dari pendidikan tersebut
mulai dari kurikulum, satuan pendidikan, perangkat pembelajaran, guru serta

pesrta didiknya.

Jika berbicara soal kurikulum tentu sudah banyak kurikulum yang di pakai

dari awal mula terbentuknya Negara ini sampai kepada zaman globalisasi saat ini,

yang kita kenal dengan nama kurikulum 2013 (K 13), setiap kurikulum tentu

banyak kurang dan lebihnya, juga pada kurikulum 2013 sudah sangat banyak di

revisi sejak awal di bentuknya sampai sekarang, dan masalahnya tidak jauh dari

bagaimana pendidikan itu di laksanakan agar tujuan pendidikan yang di cita-

citakan seluruh rakyat Indonesia..

Dalam kurikulum terdapat berbagai macam komponen seperti standar

proses, standar isi dan standar penilaian dan sebagainya, berbagai macam standar

tersebut saling berkaitan dan saling mengisi satu sama lainnya, yang nantinya

akan menjadi acuan bagi setiap tenaga pendidik untuk mengajar dan

melaksanakan proses belajar mengajar. Salah satu yang menjadi unsur penting

dalam pendidikan dan proses pembelajaran adalah metode pelajaran tersebut.

Metode pembelajaran adalah salah cara yang di gunakan guru untuk

menyampaikan pelajaran agar pembelajaran itu menarik, mudah di terima, dan

menyenangkan. Metode pembelajaran ini sangat penting di pahami dan di

aplikasikan oleh seorang guru.

Models of Teachinghttp://thesecondprinciple.com/teaching-essentials

/models-teaching oleh Wilson dalam (Widyastuti, 2014) yang menyebutkan

bahwa: models of teaching deal with the ways in which learning environments

and instructional experiences can be constructed, sequenced, or delivered. They


may provide theoretical or instructional frameworks, patterns, or examples for any

number of educational components—curricula, teaching techniques, instructional

groupings, classroom management plans, content development, sequencing,

delivery, the development ofsupport materials, presentation methods, etc.

Teaching models may even be discipline or student-population specific.

Tanpa model atau metode pembelajaran guru akan sulit mengembangkan,

membangun sebuah materi, memberikan pembelajaran yang akan di ajarkan di

dalam kelas. Sebagaimana yang tertera dalam permendikbud tentang proses

pembelajaran pada saat ini murid di tuntut untukl terlibat aktif dalam proses

pendidikan, murid juga harus mampu menemukan sendiri pemecahan masalah

dari pembelajaran tersebut, selain itu proses pembelajaran di dalam kelas harus

menggunakan pendekatan saintifik. Untuk melakukan hal tersebut di perlukan

beberapa model pembelajaran yang di sarankan oleh permendikbud.

2. Macam-macam perangkat pembelajaran

Menurut (Dowo, 2016) Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang standar proses, model pembelajaran

yang diutamakan dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah model pem-

belajaran inkuiri (Inquiry Based Learning), model pembelajaran discovery

(Discovery Learning), model pembelajaran berbasis projek (Project Based

Learning), dan model pembelajaran berbasis permasalahan (Problem Based

Learning).
 Model Inquiry Learning

Model pembelajaran Inkuiri biasanya lebih cocok digunakan pada

pembelajaran matematika, tetapi mata pelajaran lainpun dapat

menggunakan model tersebut asal sesuai dengan karakteristik KD atau

materi pembelajarannya.

 Discovery Learning

merupakan pembelajaran berdasarkan penemuan (inquiry based),

konstruktivis dan teori bagaimana belajar. Model pembelajaran yang

diberikan kepada siswa memiliki skenario pembelajaran untuk

memecahkan masalah yang nyata dan mendorong mereka untuk

memecahkan masalah mereka sendiri.

 Project Based Learning Model

Model pembelajaran ini bertujuan untuk pembelajaran yang memfokuskan

pada permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam

melakukan insvestigasi dan memahami pembelajaran melalui berbagai

permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari dikaitkan dengan pe-

ngetahuan yang telah atau akan dipelajarinya.

 Problem Based Learning


Model pembelajaran ini bertujuan merangsang peserta didik untuk belajar

melalui berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari

dikaitkan dengan pengetahuan yang telah atau akan dipelajarinya.

Masing-masing model pembelajaran di gunakan tergantung tingkat satuan

pendidikan dan tingkat kompetensi peserta didiknya, dan juga tergantung

kesesuaian KD dan materi pembelajaran yang sedangn di ajarkan, karena model

pembelajaran sangat penting peranan dan fungsinya dalam proses pembelajaran

juga pada SMP N 2 Lintau Buo Utara yang menjadi lokasi observasi

guru/pendidiknya juga menggunakan model Discovery Learning, menurut

guru/pendidik yang mengajar model ini di pilih karena Discovery Learning sangat

di anjurkan pada permendikbud dan kurikulum 2013. Maka dari itu penulis

memilih dan memfokuskan penulisan pada “Pengembangan Model Pembelajaran

Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas VII Smp Negeri 2 Lintau Buo”

3. Tujuan penulisan

Tujuan penulisan yang pertama adalah untuk mengetahui seberapa jauh


keserasian proses pembelajaran yang di lakukan guru dalam pembelajaran dengan
perangkat pembelajaran dan permendikbud, yang kedua ialah untuk pemenuhan
tugas akhir mata kuliah English Curriculum Material Development (ECMD)

B. Literature review

1. Discovery learning
Model pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan oleh guru dalam

menyampaikan pelajaran yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran

yang di tentukan. Dalam kurikulum 2013 ada beberapa metode/model

pembelajaran yang di gunakan dan salah satunya adalah model pembelajaran

pengungkapa (discovery learning).

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2013), menjelaskan tentang

metode pembelajaran penemuan atau Discovery Learning. Penjelasan tersebut

dipaparkan dalam bagian dari kurikulum 2013, Discovery Learning adalah teori

belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajaran

tidak disajikan dengan pembelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan

siswa mengorganisasi sendiri.

Pada model pembelajaran discovery learning, guru membimbing peserta

didik untuk menjawab atau memecahkan suatu masalah. Martawijaya,dkk (2010)

dalam (Farhatani, 2014) Discovery mempunyai makna sesuatu yang sebenarnya

telah ada sebelumnya, tetapi belum diketahui. Secara harfiah discover berarti

membuka tutup. Artinya sebelum dibuka tutupnya, sesuatu yang ada tersebut

belum diketahui orang. Model pembelajaran discovery leaning pada dasarnya

membuat siswa menemukan masalahnya sendiri dan menemukan pemecahan

masalah tersebut. Menurut Sudjana (2009: 28) dalam (Chamalah et al., 2013),

memandang belajar suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan dari

seseorang, perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukan dalam

berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah


laku, keterampilan, percakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek yang ada

pada individu yang belajar.

Menurut (Widyastuti, 2014) Model pembelajaran yang diberikan kepada

siswa memiliki skenario pembelajaran untuk memecahkan masalah yang nyata

dan mendorong mereka untuk memecahkan masalah mereka sendiri. Dalam

memecahkan masalah mereka, para siswa menggunakan pengalaman mereka

terdahulu dalam memecahkan masalah. Kegiatan mereka lakukan dengan

berinteraksi untuk menggali, mempertanyakan selama bereksperimen dengan

teknik trial and error. Menurut Anitah (2009) dalam (Yun Ismi Wulandari,

Sunarto, 2015) “Belajar penemuan atau discovery learning merupakan suatu

pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam pemecahan masalah untuk

pengembangan pengetahuan dan keterampilan.

Discovery learning merupakan metode pembelajaran kognitif yang

menuntut guru lebih kreatif menciptakan situasi yang dapat membuat peserta

didik belajar aktif menemukan pengetahuan sendiri. Menurut pandangan Bruner

dalam Markaban (2008: 10) dalam (Ayadiya, 2014) belajar dengan penemuan

adalah belajar untuk menemukan, di mana seorang siswa dihadapkan dengan

suatu masalah atau situasi yang tampaknya ganjil sehingga siswa dapat mencari

jalan pemecahan sedangkan menurut Sudjana (2005: 49) metode penemuan

(discovery learning) adalah metode mengajar yang mengatur pengajaran

sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang sebelumnya

belum diketahuinya itu, tidak melalui pemberitahuan tetapi sebagian atau

ditemukan sendiri. Bruner (1996) dalam (Dahar, 2010) dalam (Hadiono, 2017)
menyarankan agar peserta didik belajar melalui keterlibatannya secara aktif

dengan konsep-konsep dan prinsip yang dapat menambah pengalaman dan

mengarah pada kegiatan eksperimen Discovery learning adalah belajar mencari,

menyelidiki dan menemukan sendiri dan merupakan proses mental siswa

mengasimilasikan suatu konsep atau suatu prinsip. Menurut Masitoh (2016: 345)

dalam (Hamdani, 2017) aspek penting dalam model pembelajaran discovery

learing adalah keterlibatan siswa serta ketrampilan guru dalam memberikan

pertanyaan. Jadi, seorang guru hanya memberikan informasi, memberikan pokok

permasalahan, kemudian dengan bimbingan dan dorongan guru, siswa dapat

mencari, menyelidiki dan memecahkan masalah

Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukanya konsep atau

prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. Menurut (Dowo, 2016) Ada beberapa

langkah dalam model pembelajaran discovery learning ;

1. Stimulation (memberi stimulus). Pada kegiatan ini guru

memberikan stimulan, dapat berupa bacaan, atau gambar, atau

situasi, sesuai dengan materi pembelajaran/topik/tema yang akan

dibahas, sehingga peserta didik mendapat pengalaman belajar

mengamati pengetahuan konseptual melalui kegiatan membaca,

mengamati situasi atau melihat gambar.

2. Problem Statement (mengidentifikasi masalah). Dari tahapan

tersebut, peserta didik diharuskan menemukan permasalahan apa

saja yang dihadapi, sehingga pada kegiatan ini peserta didik


diberikan pengalaman untuk menanya, mencari informasi, dan

merumuskan masalah

3. Data Collecting (mengumpulkan data). Pada tahapan ini peserta

didik diberikan pengalaman mencari dan mengumpulkan

data/informasi yang dapat digunakan untuk menemukan solusi

pemecahan masalah yang dihadapi. Kegiatan ini juga akan melatih

ketelitian, akurasi, dan kejujuran, serta membiasakan peserta didik

untuk mencari atau merumuskan berbagai alternatif pemecahan

masalah, jika satu alternatif mengalami kegagalan.

4. Data Processing (mengolah data). Kegiatan mengolah data akan

melatih peserta didik untuk mencoba dan mengeksplorasi

kemampuan pengetahuan konseptualnya untuk diaplikasikan pada

kehidupan nyata, sehingga kegiatan ini juga akan melatih

keterampilan berfikir logis dan aplikatif.

5. Verification (memferifikasi). Tahapan ini mengarahkan peserta

didik untuk mengecek kebenaran atau keabsahan hasil pengolahan

data, melalui berbagai kegiatan, antara lain bertanya kepada teman,

berdiskkusi, atau mencari sumber yang relevan baik dari buku atau

media, serta mengasosiasikannya sehingga menjadi suatu

kesimpulan.

6. Generalization (menyimpulkan). Pada kegiatan ini peserta didik

digiring untuk menggeneralisasikan hasil simpulannya pada suatu


kejadian atau permasalahan yang serupa, sehingga kegiatan ini

juga dapat melatih pengetahuan metakognisi peserta didik.

Jadi dalam model pembelajaran discovery learning murid di tuntut untuk

menemukan konsep dan inti dari pembelajaran itu sendiri, sedangkan guru hanya

menstimulus dan merangsang siswa untuk menemukan konsep tersebut, disini guru

hanya sebagai fasilitas, dengan model pembelajaran ini di harapkan apa yang di

pelajari siswa tidak hanya mengerti apa yang di pelajari tetapi juga me\nemukan

konsep dan prinsip dari pembelajaran tersebut.

2. Kelebihan dan Kekurangan Discovery Learning

Model discovery mempunyai beberapa kelebihan. Menurut

Khanifatul (2013), kelebihan dari model discovery adalah dapat memberikan

ruang kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.

(Mawardi, 2014) menjelaskan bebrapa Kelebihan dan kekurangan dari model

pembelajaran discovery learning diantaranya adalah :

1) Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan

keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif. b)Usaha

penemuan merupakan kunci dalam proses ini, seseorang tergantung

bagaimana cara belajarnya. Pengetahuan yang diperoleh melalui

metode ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian,

ingatan dan transfer. c) Menimbulkan rasa senang pada siswa ,

karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil. d) Model


iniPengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan

ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan dan transfer.

2) Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa

menyelidiki dan berhasil.

3) Metode ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan

sesuai dengan kecepatannya sendiri.

4) Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri

dengan melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.

5) Memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan

kecepatannya sendiri.

6) Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri

dengan melinatkan akalnya dan motivasi sendiri.

selain kelebihan (Mawardi, 2014) menjelaskan bahwa model ini juga memiliki

kelemahan diantaranya :

1) Model ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena

membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan

teori atau pemecahan masalah lainnya.

2) Harapan-harapan yang terkandung dalam metode ini dapat buyar

berhadapan dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara-cara

belajar yang lama.

3) Pengajaran Discovery Learning lebih cocok untuk mengembangkan

aspek konsep, keterampilan dan emosi secara keseluruhan kurang

mendapat perhatian.
Menurut (Julita Sari, Amrul Bahar, 2017) model ini membantu siswa

untuk belajar sendiri dan menerapkan apa yang diketahui pada situasi baru

sehingga menye- babkan terjadinya pembelajaran yang efektif, siswa menjadi

lebih aktif menemukan sendiri suatu konsep, sehingga konsep yang dihasilkan

mudah diingat dan tertanam lebih lama di dalam pikiran. Sedangakan menurut

(Mawardi, 2014) melalui model Discovery Learning learning diharapkan dapat

dibentuk kemampuan berpikir kritis dan kreatif, produktif, bertanggung jawab,

serta bekerja sama, yang semuanya merupakan tujuan pembelajaran jangka

panjang

4. Pentingnya Model Pembelajaran Discovery Learning

Dipilihnya model pembelajaran discovery learning dengan pendekatan

saintifik karena model ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk berpikir,

menemukan, berpendapat, dan saling bekerja sama melalui aktivitas belajar secara

ilmiah, sehingga dapat melatih dan meningkatkan kemampuan berfikir kritis dan

pemecahan masalah serta mendapatkan pengetahuan konsep-konsep penting yang

nantinya akan berdampak pada peningkatan hasil belajar.

Menurut (Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2013)

Untuk memperkuat pendekatan ilmiah (scientific), tematik terpadu (tematik antar


mata pelajaran), dan tematik (dalam suatu mata pelajaran) perlu diterapkan

pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning).

Sedangkan menurut (Farhatani, 2014) Discovery learning merupakan sebuah

metode pengajaran yang menekankan pentingnya membantu siswa untuk

memahami struktur atau ide-ide kunci suatu disiplin ilmu, kebutuhan akan

keterlibatan aktif siswa dalam proses belajar, dan keyakinan bahwa pembelajaran

sejati terjadi melalui personal discovery (penemuan pribadi).

Jadi dengan menggunakan model pembelajaran ini siswa mampu menemukan

konsep-konsep pembelajaran itu sendiri sehingga pembelajaran yang mereka

dapatkan dapat bertahan lama sesuai dengan hakikat pembeljaran yang ada dalam

permendikbud yaitu belajar sepanjang hayat.

C. Metode

Dalam penulisan peneliti menggunakan metode observasi dengan cara,

melakukan perekaman proses pembelajaran di SMP N 2 Lintau Buo Utara kelas VII pada

tanggal 27 november 2018, peneliti juga meminta perangkat pembelajaran seperti silabus,

RPP, bahan ajar, rincian minggu efektif, kalender akademik. Setelah mendapatkan video

observasi dan perangkat pembelajaran peneliti melakukan analisis pada setiap perangkat

pembelajaran yang di dapat dengan permendikbud sebagai acuan. Setelah melakukan

analisis dan mendapatkan masalah dalam perangkat pembelajaran dan proses

pembelajaran peneliti melakukan wawancara dengan guru yang bersangkutan untuk


mendapatkan keterangan lebih lanjut tentang video observasi dan perangkat

pembelajaran.

D. Result

1. Kesimpulan analisis tabel

Pada analisis dokumen perangkat pembelajaran, video dan permendikbud dapat di


simpulkan bahwa masih ada banyak kekurangnan penggunaan model pembelajaran
discovery learning yang di lakukan oleh pengajar.

a. Pada tabel pemetaan KD dan materi pembelajaran, dapat saya simpulkan bahwa
pada table ini saya sebagai penulis dapat menentukan materi pembelajaran yang
akan di ajarkan oleh guru di dalam kelas, pada table analisis ini juga terdapat
kolom KKM, yang berguna untuk menentukan berapa angka yang hasrus di capai
siswa untuk kelulusannya pada materi yang telah ditentukan, sedangkan table JPL
berguna untuk menentukan jam pelajaran untuk satu meteri yang telah di
tentukan.

b. Pada table analisis KD, RPP Guru, Buku Guru, Buku Siswa, dapat saya
simpulkan bahwa, KD adalah dasar dari pembuata sebuah RPP, setiap KD
memiliki muatan mata pelajaran yang akan di ajarkan, sedangkan dalam kolom
RPP adalah pengembangan dari KD maksudnya disini di dalam RPP guru akan
menuangkan ide serta kreatifitasnya agar pembelajaran yang sudah tertera di
dalam KD menadi lebih menarik, mudah di pahami, tetap pada jalurnya siswa
dapat/mampu mencapai kompetensi yang di inginkan. Sedankan buku guru dan
buku siswa

c. Pada table analisis komponen RPP guru dengan Standar Isi Permendikbud no
22tahun 2016 dapat di simpulkan bahwa setiap pembuatan RPP harus sesuai
dengan Permendikbud 2016 karena standar isi dalam permendikbud 2016
merupakan dasar dan acuan bagi setiap satuan pendidikan dan juga bagi tenaga
pendidik, sedangkan RPP adalah pengembangan dan peng-implementasian dari
permendikbud no 22 tahun 2016 yang nantinya setip tenaga pendidik
mengembangkan sebuah RPP sesuai dengan sekolah, KD, materi ajar, tujuan
pembelajaran, dan segala macam perangkat yang di gunakan dalam pembelajaran
untuk mecapai tujuan pembelajaran yang telah di tentukan oleh permendikbud
d. Pada table analisis standar proses Permendikbud no 22 tahun 2016 dengqan RPP
guru dapat di simpulkan bahwa, standar proses pada Permendikbud no 22 tahun
2016 adalah dasar dari setiap tindakan atau kegiatan belajar yang di lakukan guru
di dalam kelas baik itu dalam kegiatan pembuka, int dan penutup, sedangkan RPP
guru adalah pengimplementasian dari standar proses pada permendikbud no 22
tahun 2016 pada RPP alkan di jelaskan nantinya lamngkah-langkah pembelajaran
beserta rincian kegiatan dari kegiatan pembuka inti sampai penutup RPP akan
menjadi alat komntrol dari setiap kegiatan yang di lakukan di dalam kelas.

e. Pada table analisis Permendikbud dengan video observasi kegiatan pembelajaran


guru, dapat saya simpulkan bahwa Permendikbud adalah peletak dasar setiap
legiatan dan p[roses pembelajaran di setiap satuan pendidikan, dari permendibud
inilah nbantinya akan tercipta atau terbentuknya suatu rpp yang akan menjadi alat
control guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran mulai dari penentuan
KD, materi pembelajaran, alokasi waktu, tujuan pembelajaran, media, model serta
kegiatan dan penilaiannya yang berguna untuk terlaksananya proses pembelajaran
dengan maksimal dan tercapainya tujuan pendidikan. Sedangkan kegiatan
pembelajaran sendiri adalah aktualisasi dari rpp yang di dasari oleh
permendikbud.

f. Pada table analisis materi pembelajaran, dalam kegiatan pembelajaran dengan


apa yang tertera dalam RPP adalah dasar dari setiap pemikiran guru yang di
tuangkan di dalam rpp yang nantinya akan di aktualisasi dalam proses belajar
mengajar.

g. Pada table analisis model pembelajaran denga video observasi kegiatan


pembelajaran dapat disimpulkan bahwa model/metode pembelajaran adalah cara
guru menyampaikan atau melaksanakan proses pembelajaran tersebut, model
pembelajaran ini sangat penting karena melalui model/metode ini hasi dari
pembelajaran di dapata, jika guru tidak menggunakan metode atau model
pembelajaran dengan tepat tentu proses pembelajaran dan haslnya tidak akan
maksimal, video kegiatan pembelajaran dapat menjadi acuan apakah guru tersebut
sudah menggunakan model pembelajaran secara maksimal atau belum.

h. Pada table analisis media pembelajaran dengan viseo observasi kegiatan belajar
mengajar dapat di simpulkan bahwa media pembelajaran adalah suatu alat media
yang di gunakan oleh guru dalam menyampaikan materinya, hal ini juga sangat
penting sebagaimana juga pentingnuya model pembelajaran, dan kedua
komponen ini saling berhubungan karena, model pembelajaran dapat secara
maksimal di gunakan dengan bantuan media pembelajaran ini. Video observasi
dapat mejadi acuan apakah guru sudah menggunakan media pembelajaran dalam
proses belajar mengajar atau belum, dalam viseo dapat juga di simpulkan bahwa
efektif atau tidaknya pembelajaran menggunakan meduia pembelajaran atau tidak.

i. Pada analisis tabel penilaian dapat di simpulkan bahwa penilaian adalah suatu
cara dimana guru dapat melihat pemncapaian siswa dalam pembelajaran dan juga
bisa menjadi bahan acuan untuk evaluasi kegiatan pembelajaran yang di
lakukannya.

di dalam 9 tabel yang saya analisis dapat di simpulkan bahwa setiap komponen dan
perangkat yang di gunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran sangatlah penting dan
tidak boleh satupun tertinggal ataupun tidak di lakukan, begitu juga dalam penyususnan
rpp, silabus harus sesuai dengan dasar pembuatannya yaitu permendikbud, semua itu
berguna untuk tercapainya tujuan pendidikan yang telah di cita-citakan.

2. Hasil wawancara dengan narasumber guru SMP N 2 Lintau Buo Utara

Pendapat ibuk rahmayati menurut ibuk rahnmayati

Ibuk rahmayati “sebenarnya masih sedikit jauh tapi sudah mengarah ke

situ, aa dan berusaha menerapkan discovery learning

dengan kegiatan pembelajaran. Tetaapi mungkin agak sulit

menerapkan model discovery learning”

“discovery learning itu adalah sebenarnya kegiatan

pembelajaran yang di rencanakan sedemikian rupa

sehingga dapat menemukan konsep-konsep pembelajaran

“setidaknya dengan discovery learning ini kita bisa

membuat siswa berfikir kemudian menduga-duga apa yang

akan di ajarkan sehingga dengan metode itu kita


mengharapkan siswa dapat menduga-duga materi

pembeljaran yang sebelumnya kita ajarkan”

“Sebenarnya semua model pembelajaran itu bagus

tergantung materi pembeljaran, kalau materi

pembelajarannya a maka kita berfikirmetode apa yang

cocok, tugas kita sebagai guru memutuskan mana yang

cocok”.

“dalam kegiatan ini siswa di biarkan menemukan sendiri

kemudian mengalami proses mental sendiri untuk materi

pembelajaran, jadi mereka , guru hanya membimbing dan

memberikan instruksi.

Kesulitan dalam penerapan discovery learning

Menurut ibuk “kemampuan siswa untuk memahami kosa kata, jadi ibuk
rahmayati
ndak bisa kalau ibuk langsuang ma ajaan kalau misalnya

ibuk langsung ma ajaan tanpa ibuk alas dengan kosa kata tu

susah anak memahami sulit memahami. Jadi Kalau apa

harus tetap ada dasar vocabulary jadi di awal ibuk mendrill

memperkenalkan kosa katadengan kosa kata yang mudah”.

“nama-nama hari jo nyo dak tau bayangkanlah tu aa baa


caro ma ajaan, makonyo ibuk menjelaskan namo-namo

hari. Setelah ibuk menjelaskan nama-nam hari baru wak

bisa masuak”

Pendapat tentang model pembelajaran yang lain yang sesuai dengan kemampuan
murid

Menurut “jadi kalau yang kurikulum ko model pembelajaran ko discovery


ibuk
rahmayati learning ko lah yang paling mudah, kalau problem based learning

berdasarkan masalah itu labiah paniang lai nyo.

“kosa kata se inyo ndak memahami”

Pendapat dan solusi siswa yang aktif dan tidak aktif

Menurut ibuk “yang pertama ada sebagian karena ekonomi, mereka dak punyo
rahmayati
lanjo kemudian apo namo tu, kuranglah perhatian terhadap

pembelajaran, di kelas tu ibu yang apo, istilahnyo giko, seharusnya

buku itu mereka yang mengkopi msendiri, dan itu buku itu ibuk

yang mengkopian buku itu, akhirnya nanti mereka nyicil. Kkalau

ibuk biarkan msendiri mereka tidak akan mengopi, sedangkan

caliak lah buku itu dek fajar, kritiang-kritiang, tebaliak-tebaliak”

“Emang motifasinyo rendah”

“dak ado keinginannyo”


“menganggap matematik dan bahsa inggris itu susah”

“pernah ibuk mengajar siswa tu 20 orang dari 32 siswa”

“materi juga mempengaruhi tentang thanking apologizing itu

semmangat itu, mungkin tergantung materi”

“karena mungkin materi di pakaikan dalam kegiatan sehari-hari”

“tenang materi benda-benda yang ada di kelas banyak lo yang

dapek 100 karenanyo melihat benda ko”

“Jadi sabananyo bahasa inggris ko harus meniru objek wak

tampilkan ka inyo baru inyo paham gitu aa”

3.
3. Usulan perbaikan model pembelajaran

Seperti hasil yang penulis dapat pada saat observasi dan analisis tabel

kesesuaian rpp di dapatkan bahwa bahwa model pembelajaran yang di

cantumkan guru dalam RPP adalah Discovery learning pada saat penerapan model

pembelajaran tersebut guru tidak mengaplikasikan secara maksimal model

pembelajaran discovery learning tersebut, sedangkan dalam wawancara saya

dengan guru yang bersangkutan, penggunaan discovery learning memang belum

terlaksana sebagaimana semestinya, guru beralasan bahwa penerapan model

discovery learning sangat sulit di lakukan karena minat dan motivasi siswa yang

kurang dalam proses pembelajaran, juga kesiapan siswa dalam pembelajaran

sangatlah kurang dan siswa belum mempunyai pengetahuan yang cukup

mengenai materi pembeljaran yang di ajarkan yaitu KD 3.3 dan 3.4 tentang

ordinal number, nama hari dan nama bulan.

Menurut penulis guru seharusnya lebih memotivasi siwa dalam

pembeljaran sebelum proses pembelajaran di mulai, dan sebelum guru masuk

pada materi yang akan di ajarkan selanjutnya guru henmdaknya menekankan

kepada siswa untuk membaca materi yang akan di pelajari nantinya, jika ada guru

yang tidak mengerjakan apa yang di tugaskan kepada mereka hendaknya guru

member sanksi atau hukuman agar mereka ingin dan mau melakukan apa yang di

pelajari.

Untuk solusi yang lebih umum mungkin budaya dari masyarakat kita

harus di ubah terlebih dahulu terutama budaya untuk membaca, karena membaca

sangat penting untuk meningkatkan potensi dan daya pikir masyarakat, budaya
sepertui ini sangat jarang di temui di dalam masyarakat kita, dan pembiasaan

budaya membaca hendaknya di lakukan sejak dari bangku dasar sehingga pada

tingkat selanjutnya mereka akan terbiasa dengan budaya membaca, dan mencari

sendiri apa pokok permasalahan dari suatu masalah.

Solusi di atas bukan tanpa alas an karena model pembelajaran bahkan

kurikulum 2013 dan tuntutan dunia akan pengetahuan sangat tinggi, seperti yanhg

kita lihat sekarang ini pada kurikulum 2013 seharusnya guru menggunakan

discovery learning tetapi tidak bisa karena alas an murid klurang memahami

pengajaran, seperti yang kita tahu bahwa langkah-langkah dalam pembelajaran

discovery learning sendiri yang paling awal di lakukan adalah stimulasi, yaitu

mendorong peserta didiik untuk mencari dan membaca berbagai sumber untuk

bekalnya menghadapi pelajaran, tetapi jika anak atau murid itu tidfak punya

motivasi dan keinginan untuk mencari dan membaca berbagai summber tentu

langkah selanjutnya tentu tidak akan berjalan.

Jading sebaiknya guru lebih kreatif dan bekerja ekstra dalam proses

pembelajaran, selain itu hendaknya orang tua guru dan semua kalangan mengajak

anak-anak untuk gemar membaca dan memupuk rasa ingin tahu mereka tentang

alam dan ilmu pengetahuan

E. Pembahasan

Pengaplikasian proses pembelajaran discovery learning pada SMP N 2 Lintau Buo


Utara
Pembelajaran discovery learning mata pelajaran bahasa inggris dalam KD 3.3 dan

3.4 materi pembelajaran teks interaksi transaksional “Memberi dan meminta informasi

terkait nama hari, bulan, nama waktu dalam hari, waktu dalam bentuk angka,tanggal, dan

tahun sesuai dengan konteks, Memberi dan meminta informasi terkait nama hari, bulan,

nama waktu dalam hari, waktu dalam bentuk angka,tanggal, dan tahun sesuai dengan

konteks kelas di kelas VII pada SMP N 2 Lintau Buo Utara :

ANALISIS MODEL PEMBELAJARAN

Model pembelajaran Video Analisis usulan

A. Metode pembelajaran Actually number ( Dalam Dalam proses


1. Pendekatan : setelah kata-kata ini observasi pembelajaran
scientific learning tidak jelas apa yang yang kami guru harus
2. Model di sebutkan oleh lakukan kami lebih
pembelajaran : guru, karena suara dapatkan meningkatkan
discovery learning guru terlalu kecil bahwa model suasana agar
dan juga jarak pembelajaan lebih
(pembelajaran
perekam dan guru yang di kondusif
penemuan)
terlalu jauh) gunakan sehingga
adalah teacher keaktifan
Aaaa…. Now we centre yaitu siswa dalam
can tell the topic….. pembelajaran pembelajaran
about….. (setelah ini yang berpusat menjadi lebih
Guru apa yang di katakan pada guru, muncul.
guru kurang jelas dalam
lalu buru pembelajaran
menyambung kata- di sekolah
katanya dengan) yang kami
observasi guru
Talking about names menjelaskan
of days . ( lalu guru materi dari
bertanya tentan awal hingga
materi kepada akhir, yang
murid) mana dalam
pembelajaran
Apa itu days? guru juga
sesekali
(diam dan tidak menanya
Murid
menjawab) kepada murid
Bertanya kembali untuk
Guru keapda murid) merangsang
Days? daya ingat
Hari…. (hanya siswa tentang
sebagian yang materi
menjawab, sebagian pembelajaran
Murid lagi masih sibuk Sedangkan
dengan uusan dalam rpp
mereka masing- disebutkan
masing) bahwa model
Memperjelas apa arti pembelajaran
dari kata days) yang di
gunakan
Ha…hari…. adalah
And months scientific
Apa itu? learning dan
Guru discovery
(Lalu guru mulai learning.
menuliskan kata-
kata/meteri tentang
days and month di
papan tulis )

(Murid mengulangi
apa yang di sebutkan
oleh guru)

Months….

(sembari guru
menuliskan kata-
kata/materi tentang
days and month di
Murid
papan tulis, beberapa
murid ada yang
menyiapkan
peralatan belajar
mereka dan sebagian
lagi belum
menyiapkan apa-apa
untuk materi dan
penbelajaran hari
itu)
Guru Setelah selesai
menuliskan meteri di
papan tulis guru
menanyakan nama-
nama hari kepada
murid
Oke.. What are
names of day?
Sunday ( bebrapa
orang murid
Murid
menjawab)

Guru Oke… first?

Monday (murid
Murid
menjawab)
Monday….
(guru memperjelas
pronountiation
nama hari yang di
sebutkan oleh siswa)

Guru Sunday…
Monday…

(guru membenarkan
urutan nama-nam
hari)

(Ada sebagian murid


yang mengulangi
nama hari yang di
Murid
sebutkan guru)

Monday…
(Lalu guru
membimbing siswa
untuk menyebutkan
Guru nama-nama hari)

Tuesday….

Murid Tuesday…
Guru Wednesday…
(Murid tidak
Murid
mengikuti guru
menyebutkan nama-
nama hari)
(Guru menyebutkan
nama hari dengan
urutan yang benar di
depan kelas)
Guru
Thursday
Friday
Saturday
Sunday ada sebagian
murid yang
mengatakan Sunday
Murid
beberapa lagi aada
yang mengatakan
Saturday
Oke….
Guru Repeat after me…
Monday
Murid Monday
Guru Sunday
Murid Sunday
Guru Sunday
Murid Sunday
Guru Monday
Murid Monday
Guru Tuesday
Murid Tuesday
Guru Wednesday
Murid Wednesday
Guru Thursday
Murid Thursday
Guru Friday
Murid Friday
Guru Saturday
Murid Saturday
Oke….
Aaaa… What are…
Guru
the first day… in a
week ?
Murid hanya diam
Murid tidak memberiukan
jawaban
(guru mengulangi
Guru pertanyaan dalam
bahasa Indonesia)
Apa hari pertama?

First…
(Guru mengulangi
kata first)

First day (ada yanbg


Murid
mengulangi kata
first day)
(ada seorang murid
laki-laki yang
mengubah kata-
kata gurunya
murid
menjadi)

First time

(guru membuat tabel


yang nantinya akan
di isi dengan nama-
nama hari, mulai
dari hari pertama
guru sampai hari terakhir
dalam satu minggu)

First day apa


artinya?

Pertama (seorang
murid murid perempuan
menjawab)
(sebagian murid ada
juga yang membaca
apa yang di tulis
Murid
gurunya)

monday
Oke….
(guru membuat table
Guru hari-hari dalam 1
minggu sambil
sembari
mengatakan)

First day in a week


Murid diam dan
sibuk dengan
Murid
aktifitasnya masing-
masing
(Guru masih
membuat table di
papan tulis
Sambil menyebutkan
apa yang ia tulis)
guru
What is the first
day?

(Tidak menjawab
murid
ertanyaan gur)
( setelah membuat
table yang akan di
sis dengan nama-
nama hari , guru
guru bertanya pada para
siswa)
Apa hari pertama
dalam seminggu?

Nggg… Sunday
(sebagian murid
murid mengulangi apa
yang di ucapkan
oleh guru)
(guru memperjelas
jawaban dari para
guru siswa)
Sun… Sunday…

Is Sunday…
(Sambil mengisi
guru table)
Oke…

What is the
guru seconday?
(sambil menuliskan
pertanyaannya di
dalam table)

Tidak ada yang


murid
menjawab

Pengaplikasian model pembelajaran discovery learning menurut dekdikbud

Menurut Dedikbud (2014:45) dalam (Widyastuti, 2014) tahapan dalam pembelajaran


yang menerapkan Discovery Learning ada 6, yakni:

a) Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)

 Pertama-tama peserta didik dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan

kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi,

agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Di samping itu guru

dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan,

anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada

persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk

menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan

membantu peserta didik dalammengeksplorasi bahan.

b) Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah)

 Pada tahap ini, guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk

mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan

dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan

dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah)


c) Data collection (Pengumpulan Data)

 Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada para

peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang relevan sebanyak-

banyaknya untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis (Syah,

2004:244). Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau

membuktikan benar tidaknya hipotesis. Dengan demikian peserta didik

diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection) berbagai informasi

yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan

nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.

d) Data Processing (Pengolahan Data)

 Pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang

telah diperoleh para peserta didik baik melalui wawancara, observasi, dan

sebagainya, lalu ditafsirkan (Syah, 2004:244). Semua informasi hasil

bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah, diacak,

diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara

tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu.

e) Verification (Pembuktian)

 Pada tahap ini peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat untuk

membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan


temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing (Syah,

2004:244).

F. Kesimpulan

Model pembelajaran adalah salah satu hal yang penting dalam proses

pembelajaran karena model pembelajaran adalah cara bagaimana guru mengkonstruksi,

mengembangkan dan menyampaikan materi pembelajaran, ada beberapa model yang

salah satunya adalah discovery learning.

Discovery learning adalah model pembelajaran pengungkapan dimana murid

berperan aktif dalam proses pembelajaran dan menemukan konsep-konsep pembeklajaran

tersebut.

Langkah-langkah dari model pembelajaran discovery learning di antaranya :

a) Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)

b) Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah

c) Data collection (Pengumpulan Data)

d) Data Processing (Pengolahan Data)

e) Verification (Pembuktian)

dalam model pembeljaran ini guru juga harus memperhatikan materi

pembelajaran dan kompetensi anak didik sebelum menerapkannya dalam proses

pembelajaran selain itu guru juga harus bekerja ekstra dan kreatif dalam pelaksanaan

pembelajaran discovery learning.


DAFTAR PUSTAKA

Ayadiya, N. (2014). PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING


DENGAN SCIENTIFIC APPROACH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILANKimia,
Jurusan Matematika, Fakultas Ilmu, D A N Alam, Pengetahuan. UNIVERSITAS NEGERI
SEMARANG.
Chamalah, E., Pd, S., Pd, M., Wardani, O. P., Pd, S., Pd, M., & Press, U. (2013). Model dan
metode pembelajaran (Cetakan Pe). UNISSULA PRESS Universitas Islam Sultan Agung
Semarang Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang 50112 PO. Box 1054/SM Telp. (024)
6583584.
Dowo, O. (2016). PENDEKATAN SAINTIFIK & MODEL PEMBELAJARAN K-13. JURNAL
PENDIDIKAN PROFESIONAL, 5(3), 116–125.
Farhatani, I. (2014). PENINGKATAN KOMPETENSI MATA PELAJARAN DASAR DAN
PENGUKURAN LISTRIK SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI
TENAGA LISTRIK DI SMK MUHAMMADIYAH 1 KLATEN UTARA DENGAN METODE
DISCOVERY LEARNING TUGAS. UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014.
Hadiono, H. N. A. (2017). PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY
LEARNING UNTUK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY
LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA
KELAS VIII-D SMPN 2 KAMAL. Jurnal Pena Sains, 3(October 2016), 1–9.
Hamdani. (2017). MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SAINS MELALUI METODE
DISCOVERY LEARNING. In Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan Tahun 2017 Vol. 1 No. 1 2017, Hal. 462-468 (Vol. 1, hal. 462–
468).
Julita Sari, Amrul Bahar, D. H. (2017). STUDI KOMPARASI ANTARA MODEL
PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DAN GROUP INVESTIGATION
TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA Abstrak, 1(1), 60–65.
Mawardi. (2014). KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DAN
PROBLEM SOLVING DITINJAU DARI HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS
3 SD DI GUGUS DIPONEGORO - TENGARAN, 127–142.
SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA. (2013). SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN
2013 TENTANG STANDAR PROSES PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
STANDAR.
Widyastuti, E. S. (2014). Penerapan model pembelajaran discovery learning pada materi konsep
ilmu ekonomi, 33–40.
Yun Ismi Wulandari, Sunarto, dan S. A. T. (2015). IMPLEMENTASI MODEL DISCOVERY
LEARNING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA
PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IIS I SMA NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN
PELAJARAN 2014/2015, 2015.

Anda mungkin juga menyukai