ACARA II
ISOLASI BAKTERI
Oleh :
Fika Puspita (A1M012001)
Viara Rizky (A1M012011)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan
mikroba lainnya yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Cara
isolasi bakteri dilakukan dengan metode tuang (pour plate), metode goresan (streak
plate), metode miring (slant culture), dan metode tegak (stab culture).
B. Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Persyaratan utama bagi isolasi dan kultivasi fage adalah harus adanya
kondisi optimum untuk pertumbuhan organisme inangnya. Sumber bakteriofage
yang paling baik dan paling utama adalah habitat inang. Sebagai contoh fage koli
yang di jumpai di dalam pencernaan dapat diisolasi dari limbah atau pupuk
kandang. Hal ini dilakukan dengan sentifugasi atau filtrasi bahan sumbrnya dan
penambahan kloroform untuk membunuh sel-sel bakterinya (Adams, 2000).
Ada beberapa cara yang digunakan untuk bakteri, fungi, dan khamir
dengan metode garis, metode tuang, metode sebar, metode penuangan, serta
micromanipulator. Dua diantaranya yang paling sering banyak digunakan adalah
teknik cawan tuang dan cawan gores. Kedua metode ini didasarkan pada prinsip
yang sama yaitu mengencerkan organisme sedemikian rupa sehingga individu
species dapat dipisahkan (plezar, 2006)
Selain untuk tujuan diatas medium juga memiliki fungsi lain, seperti
tempat untuk mengisolasi, seleksi, evaluasi dan diferensiasi biakan yang
didapatkan. Agar tiap-tiap medium memilki karakteristik yang sesuai dengan
tujuan sehingga seringkali digunakan beberapa jenis zat tertentu yang mempunyai
pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba (Suriawiria,
2005). Beberapa indikasi pembiakan pada laboratorium mikrobiologi meliputi:
1. Pengasingan (isolasi) mikroba pada biakan bakteri
2. Menunjukan sifat khas mikroba.
3. Untuk menentukan jenis mikroba yang diisolasi dengan cara-cara tertentu.
4. Untuk mendapatkan bahan biakan yang cukup untuk membuat antigen dan
percobaan serologi lainnya.
5. Menentukan kepekaan kuman terhadap antibiotik.
6. Menghitung jumlah kuman
7. Mempertahankan biakan mikroba.
c. Slant culture
Ujung kawat yang membawakan bakteri digesekkan pada permukaan agar-
agar miring dalam tabung reaksi. Dapat dilakukan dengan cara
menggoreskan secaa zig-zag pada permukaan agar miring menggunakan
jarum ose yang bagian atasnya dilengkungkan. Cara ini juga dilakukan
pada agar tegak untuk meminimalisir pertumbuhan mikroba dalam
keadaan kekurangan oksigen. (Rusdimin, 2003)
d. Stab culture
Ujung kawat yang membawakan bakteri ditusukkan pada media padat
(agar-agar) dalam tabung reaksi, berbeda dengan slant culture permukaan
agar-agar ini tidak miring. Media agar setengah padat dalam tabung reaksi,
digunakan untuk menguji gerak bakteri secara makroskopis
2. Warna koloni
Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan tidak kontras dengan air, di
mana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Oleh karena itu pengamatan
tanpa pewarnaan menjadi lebih sukar dan tidak dapat digunakan untuk
melihat bagian-bagian sel dengan teliti
3. Bentuk koloni
• Bundar
• Tidak beraturan
• Rhizoid (tersebar seperti akar)
4. Bentuk bagian tepi koloni (margin )
• Rata (entire)
• Tidak rata, bergelombang secara beraturan (lobate )
• Bergelombang (undulate )
• Bergerigi (serrate )
• Seperti filamen (filamentous)
BABA III
METODE PRAKTIKUM
B. Prosedur
Teteskan 1ml akuades steril ke dalam cawan petri steril kosong, usahakan
tetesan di tengah cawan
Medium di tuang ke dalam cawan petri steril, ratakan, biarkan dingin dan
memadat
Goreskan 1 ose bakteri (dari acara I medium NA makanan) pada agar dalam
cawan petri, tutup cawan di buka secukupnya
Sterilkan jarum ose dengan cara di bakar dengan lampu spiritus setiap akan di
gunakan
Goreskan 1 ose bakteri dari kultur murni secara zig zag pada permukaan agar,
di mulai dari ujung tabung sampai akhir medium
A. Hasil
B. Pembahasan
Dalam praktikum isolasi bakteri, memerlukan lingkungan dan medium
yang berisi zat hara untuk pertumbuhan sel, sintesis sel, keperluan energi dalam
metabolisme, dan pergerakan yang sesuai dengan mikroorganisme. Medium
biakan yang digunakan untuk menumbuhkan mikrobia dalam bentuk padat, semi
padat, dan cair. Yang digunakan dalam praktikum adalah medium padat yaitu
agar. Agar digunakan sebagai media karena tidak dapat diuraikan oleh mikroba.
Media yang digunakan dalam praktikum adalah NA karena yang akan di biakan
adalah bakteri
Bakteri yang dihasilkan berbentuk irrengular yang ukurannya titik, ada juga
yang kecil, dan juga sedang jika dilihat dari atas, dengan elevasi flat, dan
margins felamentous.
Metode ini hampir sama dengan streak plate, hanya saja metode slant
culture ini (agar miring) media NA disiapkan dalam tabung reaksi dengan
keadaan miring. Satu koloni bakteri diambil dari acara I (bakteri makanan
medium NA) dengan menggunakan jarum ose (ujungnya berbentuk bulat) dan
digoreskan dengan arah zig-zag dimulai dari bawah tabung. Setelah itu diinkubasi
selama 2 X 24 jam untuk melihat pertumbuhan bakteri. Dalam percobaan yang
dilakukan ada pertumbuhan bakteri yang terlihat di permukaan agar. Dimana data
yang kami dapat berdasarkan bentuknya adalah spreading. Dan kebutuhan oksigen
affuse.
A. Kesimpulan
B. Saran
Dalam pelaksanaan praktikum, sebaiknya lebih memperhatikan dan lebih
teliti lagi dalam setiap metode yang dilakukan, supaya hasilnya bisa sesuai dengan
yang diharapkan. Kondisi akseptis juga harus diperhatikan, baik dari praktikan
maupun alat-alat yang akan digunakan, untuk mengurangi adanya kontaminasi
dari luar (udara).
DAFTAR PUSTAKA
Adams, M.R. 2000. Food Microbiology. University of Surrey. Guildford. New
York
Buckle. 2007. Mikrobiologi Terapan. Universitas Gajah Mada: Yogyakarta
Plezar.2006. Dasar-Dasar-Mikrobiologi. Jakarta : UI Press
Rusdimin. 2003. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta: Pt Gramedia
Sari, Noorkomala. 2009. Teknik Isolasi
Mikroorganisme.http://www.scribd.com/doc/24589708/Teknik-Isolasi-M-
O [24 Desember 2013].
Suriawiria, U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Papas Sinar Sinanti, Jakarta
Waluyo, L. 2004. Mikrobiologi Umum. Penerbit Universitas Muhammadiyah
Malang.