Anda di halaman 1dari 3

A.

Pengertian Spektrometri Serapan Atom (SSA)


Spektrofotometri serapan atom merupakan suatu metode analisa untuk
penentuan unsur-unsur logam dan metalloid yang berdasarkan pada penyerapan
(absorbsi) radiasi oleh atom bebas oleh unsur tersebut.
Peristiwa serapan atom (atomic absorbsi) sebenarnya telah diamati diabad
XIX, misalnya oleh Wollaston, Kirchoff dan Bunsen. Namun barulah pada tahun
1955, Walsh mengemukakan penggunaannya dalam teknik-teknik analisa kimia.
Mulai tahun 1960 terlihatlah beberapa instrument Atomic Absorption
Spektrofhotometer (AAS) yang diperdagangkan. Sepuluh tahun kemudian, lebih
dari 20.000 buah instrument semacam ini yang dipasarkan diseluruh dunia.
Perkembangan yang sudah dicapai hingga kini ialah meliputi instrumentasi, sumber
radiasi resonans, nyala (untuk pengatoman) yang lebih stabil, suhu pengatoman
yang lebih tinggi, efesiensi pengatoman yang lebih tinggi dan sebagainya, dan usaha
untuk menentukan lebih banyak unsure dari sistem periodic. Sekitar 67 unsur telah
dapat ditentukan dengan cara AAS hingga kini.
Banyak penenentuan unsur-unsur logam yang sebelumnya dilakukan dengan
metode polarografi, kemudian dengan metode spektrofotometri, sekarang banyak
diganti dengan metode AAS. Analisa yang dapat dilakukan dengan metode AAS
adalah mulai dari analisa jumlah runutan, (trace analysis) sampai dengan analisa
komponen-komponen utama (mayor elements).
B. Prinsip-prinsip Dasar AAS
Metode AAS berprinsip pada absorbsi cahaya oleh atom, atom-atom
menyerap cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat
unsurnya. Misalkan Natrium menyerap pada 589 nm, uranium pada 358,5 nm
sedangkan kalium pada 766,5 nm. Cahaya pada gelombang ini mempunyai cukup
energy untuk mengubah tingkat energi elektronik suatu atom. Dengan absorpsi
energi, berarti memperoleh lebih banyak energi, suatu atom pada keadaan dasar
dinaikkan tingkat energinya ke tingkat eksitasi. Tingkat-tingkat eksitasinya pun
bermacam-macam. Misalnya unsur Na dengan noor atom 11 mempunyai
konfigurasi electron 1s1 2s2 2p6 3s1, tingkat dasar untuk electron valensi 3s, artinya
tidak memiliki kelebihan energy. Elektronini dapat tereksitasi ketingkat 3p dengan
energy 2,2 eV ataupun ketingkat 4p dengan energy 3,6 eV, masing-masing sesuai
dengan panjang gelombang sebesar 589 nm dan 330 nm. Kita dapat memilih
diantara panjang gelombang ini yang menghasilkan garis spectrum yang tajam dan
dengan intensitas maksimum, yangdikenal dengan garis resonansi. Garis-garis lain
yang bukan garis resonansi dapat berupa pita-pita lebar ataupun garis tidak berasal
dari eksitasi tingkat dasar yang disebabkan proses atomisasinya.
Apabila cahaya dengan panjang gelombang tertentu dilewatkan pada suatu
sel yang mengandung atom-atom bebas yang bersangkutan maka sebagian cahaya
tersebut akan diserap dan intensitas penyerapan akan berbanding lurus dengan
banyaknya atom bebas logam yang berada pada sel. Hubungan antara absorbansi
dengan konsentrasi diturunkan dari:
Hukum Lambert: bila suatu sumber sinar monkromatik melewati medium
transparan, maka intensitas sinar yang diteruskan berkurang dengan bertambahnya
ketebalan medium yang mengabsorbsi.
Hukum Beer: Intensitas sinar yang diteruskan berkurang secara eksponensial dengan
bertambahnya konsentrasi spesi yang menyerap sinar tersebut.
(Day & Underwood, 1989).

1
Prinsip-prinsip dasar Spektrofotometri Serapan Atom adalah sebagai berikut :
1. Interaksi antara energi dengan atom bebas
Dalam AAS, maka atom bebas berinteraksi dengan berbagai bentuk energy,
mulai dari energy termis atau panas, energy elekromagnetik, energy kimia, dan
energy listrik. Interaksi ini menimbulkan proses-proses dalam atom bebas tersebut,
yang hasilnya berupa emisi (pancaran) radiasi, panas dan sebagainya pula. Radiasi
yang ditimbulkan dari interaksi ini adalah khas, karena mempunyai panjang
gelombang-gelombang yang benar-benar karakteristik untuk atom bebas yang
bersangkutan.
Adanya adsorbs atau emisi radiasi disebabkan karena adanya transisi
elektronik yaitu perpindahan electron dalam atom tersebut, dari tingkat energy yang
satu ke tingkat energi yang lain.
2. Pembuatan Atom Bebas
Radiasi resonans suatu unsur hanya akan diabsorbsi oleh atom bebas unsur
ybs. (ion-ionnya tidak bisa mengabsorbsinya). Dalam AAS atom-atom bebas
tersebut dapat dilakukan dengan memanaskan pada suhu yang tinggi yaitu 20000C
(atau lebih). Misalkan suatu larutan KCl, setelah dinebulisasi ke dalam spray
chamber kemudian dialirkan ke atomizer untuk dipanaskan.
Reaksi pengatoman merupakan reaksi yang terpenting. Disini suhu yang
harus setepat mungkin untuk menghasilkan jumlah atom bebas yang sebanyak
mungkin, suhu yang terlalu tinggi akan menyebabkan gangguan karena terjadinya
ionisasi.
Atom K ion K+ + c-
Makin berat ionisasi, akan mungkin berkuranglah populasi atom-atom bebas yang
ada. Suhu yang terlalu rendah tidak akan cukup untuk terjadinya proses
pengatoman.
3. Instrumentasi
3.1. Sistem Perlatan Dasar
Sistem peralatan AAS disini harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
(a) Dapat membuat atom bebas, dari unsur yang terlarut
(b) Atom-atom bebas yang terjadi dapat mengabsorbsi radiasi resonans. Besarnya
absorbs sebanding jumlah atom bebas yang terjadi.
(c) Efisiensi, yaitu dari sedikit larutan dapat dihasilkan atom bebas yang sebanyak
mungkin.

3.2. Pembuatan Atom-atom bebas (Atomic Vopour)


Alat yang dapat membuat atom-atom bebas dalam AAS disebut atomizer.
Larutan unsur mula-mula ditarik kedalam nebulizer, diubah olehnya menjadi
berebntuk kabut (mist/tetesan-tetesan amat hakus dalam fasa gas/atau aerosol) di
dalam spray chamber. Kemudian dengan tambahan gas terjadilah campuran yang
homogeny sesaat sebelum masuk ke dalam burner. Campuran ini, mengandung
campuran gas oksigen dan bahan bakar, lalu dinyalakan pada burner, dimana dapat
dicapai suhu yang tepat untuk proses pengatoman.
a. Nebulizer
Nebulizer berfungsi untuk mengubah larutan aerosol, (yaitu butir-butiran
cairan yang sangat halus, yang terdispersi dalam udara). Lihat Gambar 3. Larutan
yang disedot melalui kapiler akan menumbuk glass bead dengan kecepatann yang

2
tinggi. Maka cairan akan terpecah menjadi butiran-butiran yang amat halus, yang
tercampur dalam udara membentuk aerosol.
b. Spray Chamber
Spray chamber berfungsi untuk membuat campuran yang homogen dari
oksidan plus bahan bakar plus aerosol yang mengandung contoh, yaitu sebelum
campuran ini mencapai burner. Butir-butir cairan dalam aerosol yang besarnya lebih
dari 5 mikron akan mengembun kembali di dasar spray chamber, dan mengalir
keluar melalui pembuangan (drain) (lihat gambar 4). Untuk menjaga agar campuran
gas tidak keluar lewat drain; maka disitu dipasang pengaman berupa alat yang diisi
air/ larutan.
c. Pengatoman dengan Menggunakan Nyala
Metode AAS yang menggunakan nyala dalm proses pengatoman disebut
"Flame atomic absorption spektrophotometry”, atau AAS dengan nyala. Pengatoman
dengan nyala adalah lebih sederhana, ekonomis, dan stabil dari pada cara
pengatoman yang menggunakan sumber panas yang lain yang bukan nyala
(Flameless AAS). Campuran gas untuk nyala ini terdiri dari :
1. Gas oksidan : udara, N20, O2 tak dipakai karena sukarnya mengontrol nyala yang
dihasilkan dengan bahan bakar lain.
2. Gas bahan bakar (fuel) : C2H2, propane, H2.
3. Suhu nyala tergantung kepada :
4. Campuran komposisi (oksidan dan bahan bakar) yang digunakan jenis oksidan
atau/dan bahan bakar yang dipakai
3.3. Peralatan Optik
Sistem optik sebuah alat AAS pada prinsipnya terdiri atas :
a. Sumber radiasi (primer)
b. Pre-slit optics, yang memfokuskan radiasi resonans setengah nyala dan kemudian
ke : slit-masuk ke mokromator
c. Monokromator
d. Detektor

C. Prinsip Kerja Spektrofotometri Serapan Atom


Atom-atom menyerap cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu,
tergantung pada sifat unsurnya Spektrometri Serapan Atom (SSA) meliputi absorpsi
sinar oleh atom-atom netral unsur logam yang masih berada dalam keadaan
dasarnya (Ground state). Sinar yang diserap biasanya ialah sinar ultra violet dan
sinar tampak. Prinsip Spektrometri Serapan Atom (SSA) pada dasarnya sama seperti
absorpsi sinar oleh molekul atau ion senyawa dalam larutan.
Hukum absorpsi sinar (Lambert-Beer) yang berlaku pada spektrofotometer
absorpsi sinar ultra violet, sinar tampak maupun infra merah, juga berlaku pada
Spektrometri Serapan Atom (SSA). Perbedaan analisis Spektrometri Serapan Atom
(SSA) dengan spektrofotometri molekul adalah peralatan dan bentuk spectrum
absorpsinya:
Setiap alat AAS terdiri atas tiga komponen yaitu:
1. Unit atomisasi (atomisasi dengan nyala dan tanpa nyala)
2. Sumber radiasi
3. Sistem pengukur fotometri

Anda mungkin juga menyukai