1
Prinsip-prinsip dasar Spektrofotometri Serapan Atom adalah sebagai berikut :
1. Interaksi antara energi dengan atom bebas
Dalam AAS, maka atom bebas berinteraksi dengan berbagai bentuk energy,
mulai dari energy termis atau panas, energy elekromagnetik, energy kimia, dan
energy listrik. Interaksi ini menimbulkan proses-proses dalam atom bebas tersebut,
yang hasilnya berupa emisi (pancaran) radiasi, panas dan sebagainya pula. Radiasi
yang ditimbulkan dari interaksi ini adalah khas, karena mempunyai panjang
gelombang-gelombang yang benar-benar karakteristik untuk atom bebas yang
bersangkutan.
Adanya adsorbs atau emisi radiasi disebabkan karena adanya transisi
elektronik yaitu perpindahan electron dalam atom tersebut, dari tingkat energy yang
satu ke tingkat energi yang lain.
2. Pembuatan Atom Bebas
Radiasi resonans suatu unsur hanya akan diabsorbsi oleh atom bebas unsur
ybs. (ion-ionnya tidak bisa mengabsorbsinya). Dalam AAS atom-atom bebas
tersebut dapat dilakukan dengan memanaskan pada suhu yang tinggi yaitu 20000C
(atau lebih). Misalkan suatu larutan KCl, setelah dinebulisasi ke dalam spray
chamber kemudian dialirkan ke atomizer untuk dipanaskan.
Reaksi pengatoman merupakan reaksi yang terpenting. Disini suhu yang
harus setepat mungkin untuk menghasilkan jumlah atom bebas yang sebanyak
mungkin, suhu yang terlalu tinggi akan menyebabkan gangguan karena terjadinya
ionisasi.
Atom K ion K+ + c-
Makin berat ionisasi, akan mungkin berkuranglah populasi atom-atom bebas yang
ada. Suhu yang terlalu rendah tidak akan cukup untuk terjadinya proses
pengatoman.
3. Instrumentasi
3.1. Sistem Perlatan Dasar
Sistem peralatan AAS disini harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
(a) Dapat membuat atom bebas, dari unsur yang terlarut
(b) Atom-atom bebas yang terjadi dapat mengabsorbsi radiasi resonans. Besarnya
absorbs sebanding jumlah atom bebas yang terjadi.
(c) Efisiensi, yaitu dari sedikit larutan dapat dihasilkan atom bebas yang sebanyak
mungkin.
2
tinggi. Maka cairan akan terpecah menjadi butiran-butiran yang amat halus, yang
tercampur dalam udara membentuk aerosol.
b. Spray Chamber
Spray chamber berfungsi untuk membuat campuran yang homogen dari
oksidan plus bahan bakar plus aerosol yang mengandung contoh, yaitu sebelum
campuran ini mencapai burner. Butir-butir cairan dalam aerosol yang besarnya lebih
dari 5 mikron akan mengembun kembali di dasar spray chamber, dan mengalir
keluar melalui pembuangan (drain) (lihat gambar 4). Untuk menjaga agar campuran
gas tidak keluar lewat drain; maka disitu dipasang pengaman berupa alat yang diisi
air/ larutan.
c. Pengatoman dengan Menggunakan Nyala
Metode AAS yang menggunakan nyala dalm proses pengatoman disebut
"Flame atomic absorption spektrophotometry”, atau AAS dengan nyala. Pengatoman
dengan nyala adalah lebih sederhana, ekonomis, dan stabil dari pada cara
pengatoman yang menggunakan sumber panas yang lain yang bukan nyala
(Flameless AAS). Campuran gas untuk nyala ini terdiri dari :
1. Gas oksidan : udara, N20, O2 tak dipakai karena sukarnya mengontrol nyala yang
dihasilkan dengan bahan bakar lain.
2. Gas bahan bakar (fuel) : C2H2, propane, H2.
3. Suhu nyala tergantung kepada :
4. Campuran komposisi (oksidan dan bahan bakar) yang digunakan jenis oksidan
atau/dan bahan bakar yang dipakai
3.3. Peralatan Optik
Sistem optik sebuah alat AAS pada prinsipnya terdiri atas :
a. Sumber radiasi (primer)
b. Pre-slit optics, yang memfokuskan radiasi resonans setengah nyala dan kemudian
ke : slit-masuk ke mokromator
c. Monokromator
d. Detektor