Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bidan dalam pelayanan kebidanan mempunyai peranan penting dalam

menurunkan angka kematian ibu dan anak dan sebagai ujung tombak pemberi

asuhan kebidanan. Dalam memberi asuhan, bidan sebagai individu yang memegang

tanggung jawab terhadap kesejahteraan masyarakat. Bidan juga berperan dalam

memberi pendidikan kesehatan dan mengubah prilaku masyarakat terhadap pola

hidup dan gaya hidup yang tidak sehat. Jadi tidak hanya memberi asuhan pada

individu tapi juga terhadap keluarga, masyarakat, dan dalam pelaksanaan

diperlukan kerjasama antara semua pihak baik masyarakat, pemerintah, tenaga

kesehatan dan juga instansi atau lembaga terkait. Oleh karena itu bidan harus

mempunyai pendekatan manajemen agar dapat mengorganisasikan semua unsur

unsur yang terlibat dalam pelayanannya dengan baik dalam rangka menurunkan

angka kematian ibu dan anak.

Bidan sebagai seorang pemberi layanan kesehatan harus dapat

melaksanakan pelayanan kebidanan dengan melaksanakan manajemen yang baik.

Dalam hal ini bidan berperan sebagai seorang manajer, yaitu mengelola atau

memanage segala sesuatu tentang kliennya sehingga tercapai tujuan yang di

harapkan. Dalam mempelajari manajemen kebidanan di perlukan pemahaman

mengenai dasar-dasar manajemen dan perencanaan pengorganisasian dalam

pelayanan kebidanan sehingga pelayanan yang diberikan berkualitas.


Dalam pelayanan kebidanan, manajemen adalah proses pelaksanaan

pemberian pelayanan kebidanan untuk memberikan asuhan kebidanan kepada klien

dengan tujuan menciptakan kesejahteraan bagi ibu dan anak, kepuasan pelanggan

dan kepuasan bidan sebagai provider.

Perencanan merupakan salah satu hal penting yang harus dilakukan agar

program-program untuk melaksanakan pendekatan manajemen terlaksana dengan

baik. Perencanaan yang adekuat mendorong pengelolaan terbaik sumber daya yang

ada. Selain perencanaan tentu pengorganisasian yang juga berperan dalam

mencapai manajemen pelayanan kebidanan yang baik.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas maka yang menjadi rumusan

masalah dalam makalah ini adalah “Bagaimana Perencanaan Dan Pengorganisasian

Pelayanan Kesehatan Terutama Dalam Pelayanan Kebidanan?”

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang penulis kemukakan maka tujuan

makalah ini adalah:

1. Mengetahui bagaimana perencanaan pelayanan kesehatan terutama dalam

pelayanan kebidanan.

2. Mengetahui bagaimana pengorganisasian pelayanan kesehatan terutama dalam

pelayanan kebidanan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perencanaan Pelayanan Kebidanan

1. Pengertian

Perencanaan adalah pekerjaan yang menyangkut penyusunan konsep

serta kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan demi masa depan yang lebih baik (Le Breton).

Perencanaan adalah upaya menyusun berbagai keputusan yang bersifat

pokok yang dipandang paling penting yang akan dilaksanakan menurut

urutannya guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Maloch dan Deacon).

Perencanaan adalah proses menetapkan berbagai hambatan yang

diperkirakan ada dalam menjalankan suatu program guna dipakai sebagai

pedoman dalam suatu organisasi (Ansoff dan Brendenberg).

Perencanaan adalah kemampuan untuk memilih satu kemungkinan dari

berbagai kemungkinan yang tersedia dan yang dipandang paling tepat untuk

mencapai tujuan (Billy E. Goetz).

Perencanan kesehatan adalah sebuah proses untuk merumuskan

masalah-masalah kesehatan yang berkembang di masyarakat, menentukan

kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program yang

paling pokok, dan menyusun langkah-langkah praktis untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan tersebut. (Muninjaya, 2011)


Jadi perencanaan dalam pelayanan kebidanan adalah suatu proses

mempersiapkan secara sistimatis kegiatan yang akan dilaksanakan untuk

mencapai suatu tujuan tertentu dalam kebidanan. (Simatupang, 2008)

2. Manfaat Perencanaan

Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh oleh staf dan pimpinan jika

organisasi memiliki sebuah perencanaan. Mereka akan mengetahui:

a. Tujuan yang ingin dicapai organisasi dan cara mencapainya

b. Jenis dan struktur organisasi yang dibutuhkan

c. Jenis dan jumlah staf yang diinginkan, dan uraian tugasnya

d. Sejauh mana efektivitas kepemimpinan dan pengarahana yang diperlukan.

e. Bentuk dan standar pengawasan yang akan dilakukan. (Muninjaya, 2011)

3. Keuntungan dan Kelemahan Perencanaan

Selain itu, dengan perencanaan akan diperoleh keuntungan sebagai

berikut:

a. Perencanaan akan menyebabkan berbagai macam aktivitas organisasi

untuk mencapai tujuan tertentu dan dapat dilakukan secara teratur

b. Perencanaan akan mengurangi atau menghilangkan jenis pekerjaan yang

tidak produktif

c. Perencanaan dapat dipakai untuk mengukur hasil kegiatan yang telah

dicapai karena dalam perencanaan ditetapkan sebagai standar.

d. Perencanaan memberikan suatu landasan pokok fungsi manajemen

lainnya, terutama untuk fungsi pengawasan.


Sebaliknya, pimpinan dan staf organisasi juga perlu memahami bahwa

perencanaan juga memiliki kelemahan yaitu:

a. Perencanaan mempunyai keterbatasan mengukur informasi dan fakta-

fakta di masa yang akan datang dengan tepat

b. Perencanaan yang baik memerlukan sejumlah dana

c. Perencanaan mempunyai hambatan psikologis bagi pimpinan dan staf

karena harus menunggu dan melihat hasil yang akan dicapai

d. Perencanaan menghambat timbulnya inisiatif. Gagasan baru untuk

mengadakan perubahan harus ditunda sampai tahap perencanaan

berikutnya

e. Perencanaan juga akan menghambat tindakan baru yang harus diambil

oleh staf. (Muninjaya, 2011)

4. Ciri-ciri Perencanaan

Perencanaan yang baik, mempunyai beberapa ciri yang harus

diperhatikan yaitu:

a. Bagian dari sistem administrasi

b. Dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan

c. Berorientasi pada masa depan

d. Mampu menyelesaikan masalah

e. Mempunyai tujuan

f. Bersifat mampu kelola. (Muninjaya, 2011)


5. Unsur Pokok Perencanaan

Perencanaan dalam manajemen pelayanan kebidanan merupakan

bagian dari administrasi kesehatan, yang mana terdiri atas beberapa unsur

pokok yaitu:

a. Input

Input (masukan) adalah segala sesuatu yg dibutuhkan untuk dapat

melaksanakan pekerjaan manajemen. Input berfokus pada sistem yang

dipersiapkan dalam organisasi dari menejemen termasuk komitmen, dan

stakeholder lainnya, prosedur serta kebijakan sarana dan prasarana fasilitas

dimana pelayanan diberikan. Menurut Komisi Pendidikan Administrasi

Kesehatan Amerika Serikat, input ada 3 macam, yaitu:

1) Sumber (resources). Sumber (resources) adalah segala sesuatu yang

dapat dipakai untuk menghasilkan barang atau jasa. Sumber

(resources) dibagi 3 macam:

a) Sumber tenaga (labour resources) dibedakan atas: tenaga ahli

(skilled): dokter, bidan, perawat dan tenaga tidak ahli (unskilled):

pesuruh, penjaga.

b) Sumber modal (capital resources), dibedakan menjadi: modal

bergerak (working capital): uang, giro dan modal tidak bergerak

(fixed capital): bangunan, tanah, sarana kesehatan.

c) Sumber alamiah (natural resources) adalah segala sesuatu yang

terdapat di alam, yang tidak termasuk sumber tenaga dan sumber

modal.
2) Tatacara (procedures): adalah berbagai kemajuan ilmu dan teknologi

kesehatan yang dimiliki dan yang diterapkan.

3) Kesanggupan (capacity): adalah keadaan fisik, mental dan biologis

tenaga pelaksana.

Input manajemen juga terdiri dari:

1) Man : Tenaga yang di manfaatkan. Contoh : Staf atau Bidan yang

kompeten

2) Money : Anggaran yang di butuhkan atau dana untuk program

3) Material: materi (sarana dan prasarana) yang dibutuhkan

4) Metode: Cara yang dipergunakan dalam bekerja atau prosedur kerja

5) Minute / Time : Jangka waktu pelaksanaan kegiatan program

6) Market: Pasar dan pemasaran atau sarana program

b. Proses

Proses (process) adalah langkah yang harus dilakukan untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proses dikenal dengan nama fungsi

manajemen. Pada umumnya, proses ataupun fungsi manajemen

merupakan tanggung jawab pimpinan. Pendekatan proses adalah semua

metode dengan cara bagaimana pelayanan dilakukan.

Semua tindakan yang dilakukan pada waktu menyelenggarakan

pelayanan kesehatan. Tindakan tersebut dapat dibedakan atas dua macam,

yakni tindakan medis dan tindakan non medis. Secara umum disebutkan

apabila kedua tindakan ini tidak sesuai dengan standar yang di tetapkan,

maka sulitlah di harapkan bermutunya pelayanan kesehatan.


Dalam proses terdapat:

1) Perencanaan adalah proses untuk merumuskan masalah kegiatan,

menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan

tujuan kegiatan yang paling pokok dan menyusun langkah-langkah

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (landasan dasar).

Misalnya: Jadwal Pelayanan ANC di Posyandu, Puskesmas atau

Rencana Pelatihan untuk kader, nakes.

2) Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan

menggolong-golongkan, dan mengatur berbagai kegiatan, penetapan

tugas-tugas dan wewenang seseorang dan pendelegasian wewenang

dalam rangka pencapaian tujuan layanan kebidanan. Misalnya:

Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Polindes dan Pembantu, atau Balai

Desa

3) Penggerakan dan Pelaksanaan adalah suatu usaha untuk menciptakan

iklim kerja sama di antara pelaksanaan program pelayanan kebidanan

sehingga tujuan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Misalnya:

Pencatatan dan pelaporan ( SP2TP ), Supervisi, Stratifikasi Puskesmas,

atau Survey

c. Output

Output adalah hasil dari suatu pekerjaan manajemen. Untuk

manajemen kesehatan, output dikenal dengan nama pelayanan kesehatan

(health services). Dalam kebidanan dikenal pelayanan kebidanan. Hasil

atau output adalah hasil pelaksanaan kegiatan.


Output Yaitu yang menunjuk pada penampilan (perfomance)

pelayanan kesehatan Penampilan daat dibedakan atas dua macam.

Pertama, penampilan aspek medis pelayanan kesehatan. Kedua,

penampilan aspek non medis pelayanan kesehatan. Secara umum di

sebutkan apabila kedua penampilan ini tidak sesuai dengan standar yang

telah di tetapkan maka berarti pelayanan kesehatan yang diselenggarakan

bukan pelayanan kesehatan yang bermutu.

Cakupan Kegiatan Program: Jumlah kelompok masyarakat yang

sudah menerima layanan kebidanan (memerator), dibandingkan dengan

jumlah kelompok masyarakat yang menjadi sasaran program kebidanan

(Denominator) Pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar pelayanan

kebidanan (mulai dari KIE, Asuhan Kebidanan, dsb). Contoh: Untuk BPS:

Outputnya adalah Kesejahteraan ibu dan janin, Kepuasan Pelanggan,

Kepuasan bidan sebagai provider

6. Langkah-langkah Perencanaan

Langkah awal untuk menyusun perencanaan dapat dimulai dengan

sebuah gagasanatau cita-cita yang terfokus pada situasi tertentu. Sebagai suatu

proses, perencanaan kesehatan mempunyai beberapa langkah. Ada lima

langkah yang perlu dilakukan pada prosespenyusunan sebuah perencanaan

terdiri dari:

a. Analisis situasi

Analisis situasi adalah langkah pertama proses penyusunan

perencanaan. Langkah ini dilakukan dengan analisis data laporan yang


dimiliki oleh organisasi (data pimer) atau mengkaji laporan lembaga lain

(data sekunder) yang data nya dibutuhkan, observasi, dan wawancara.

Agar mampu melaksanakan analisis situasi dengan baik, manajer dan staf

sebuah organisasi atau mereka yang diberikan tugas sebagai tim perencana

harus dibekali ilmu epidemiologi, ilmu antropologi, ilmu demografi, ilmu

ekonomi dan ilmu statistik.

Analisis situasi merupakan langkah awal perencanaan yang

bertujuan untuk identifikasi masalah. Yang dihasilkan dari proses analisis

situasi adalah rumusan masalah kesehatan dan berbagai faktor yang

berkaitan dengan masalah kesehatan masyarakat yang sedang diamati serta

potensi organisasi yang dapat digunakan untuk melakukan intervensi. Dari

penjelasan di atas, langkah analisis situasi bertujuan untuk mengumpulkan

berbagai jenis data atau fakta yang berkaitan dengan masalah kesehatan

masyrakat yang dijadikan dasar penyusunan perencanaan. Data yang

diperlukan untuk menyusun perencanaan kesehatan terdiri dari:

1) Data tentang penyakit dan kejadian sakit. Dengan memproses data

penyakit menggunakan pendekatan epidemiologi akan diketahui

wilayah mana saja penyakit atau masalah kesehatan masyarakat

tersebut berkembang, kapan terjadinya, siapa saja kelompok

penduduk di wilayah tersebut yang menderita penyakit tersebut, apa

saja faktor yang terkait dengan penyakit yang sudah berkembang

menjadi masalah kesehatan masyarakat.


2) Data kependudukan. Data kependudukan yang perlu dihimpun yang

ada kaitannya dengan penyakit yang sedang diamati adalah jumlah

dan distribusi penduduk per wilayah, per jenis kelamin, dan per

kelompok umur, dan tingkat kepadatan penduduknya. Vital statistik

tentang kelahiran, kematian akibat penyakit tersebut.

3) Data potensi organisasi kesehatan. Data yang juga perlu dihimpun

untuk menyusun perencanaan kesehatan adalah jumlah RS (kapasitas

tempat tidur, jumlah dan kualifikasi tenaga medis/ para medis yang

dimiliki).

4) Keadaan lingkungan dan geografi. Data lingkungan desa dan tempat-

tempat umum di wilayah tersebut yang perlu dicatat adalah sekolah,

pasar, tempat ibadah, sumber air, dan mutu air minum yang digunakan

oleh masyarakat, sistem pembuangan air limbah/ sampah, jamban

keluarga.

5) Data sarana dan prasarana. Data tentang sarana transportasi dan

komunikasi yang tersedia di suatu wilayah juga mendapat perhatian

tim perencana.

Semua data yang diperoleh dari hasil analisis situasi diolah dan

dijadikan informasi. Berbagai jenis informasi yang sudah dihimpun

dibahas bersama dengan program terkait, dikoordinasikan, diintegrasikan,

dan ditukar dengan program lainnya sehingga semua informasi yang

terkait akan menjadi pengetahuan bersama yang sangat berharga untuk

menyusun perencanaan terpadu.


b. Mengidentifikasi masalah dan prioritasnya

Melalui analisis situasi akan dihasilkan berbagai macam data. Data

dianalisis lebih lanjut menggunakan pendekatan epidemiologi untuk dapat

dijadikan informasi tentang distribusi di suatu wilayah, berdasarkan kurun

waktu tertentu dan pada kelompok masyarakat tertentu. Informasi lain

yang perlu dicari adalah bagaimana tanggapan masyarakat tentang

masalah kesehatan masyarakat tersebut dan bagaimana potensi organisasi

untuk memecahkannya. Informasi tersebut dibutuhkan oleh pimpinan

untuk mengambil keputusan tentang bagaimana puskesmas akan

mengembangkan program intervensi.

Semua aktivitas tersebut di atas adalah bagian dari proses

identifikasi masalah, mulai dari langkah awal mengkaji berbagai masalah

kesehatan yang berkembang di wilayah kerja puskesmas, potensi

puskesmas untuk mengatasinya, sejauh mana bantuan dari dinkes yang

dapat diperoleh.

Model identifikasi masalah di atas akan membantu untuk mengkaji

suatu masalah kesehatan masyarakat dan faktor-faktor risikonya

(lingkungan dan perilaku masyarakat). Yang perlu dibedakan adalah

masalah program (input, proses, output, efek) dan yang mana masalah

kesehatan masyarakat (outcome/dampak dari sebuah sistem).

c. Menentukan tujuan program

Setelah prioritas masalah kesehatan ditetapkan, kemudian

menetapkan tujuan program. Semakin jelas rumusan masalah kesehatan


masyarakat dengan menggunakan kriteria di atas akan semakin mudah

menyusun tujuan program.

Perumusan sebuah tujuan operasional program kesehatan harus

bersifat smart: spesifik, (jelas sasarannya, dan mudah dipahami oleh staf

pelaksana), measurable (dapat diukur kemajuannya), appropriate (sesuai

dengan strategi nasional, tujuan program dan visi/misi institusi atau

sebagainya), realistik (dapat dilaksanakan sesuai dengan fasilitas dan

kapasitas organisasi yang tersedia), time bound (sumber daya dapat

dialokasikan dan kegiatan dapat direncanakan untuk mencapai tujuan

program sesuai dengan target waktu yang ditetapkan).

d. Mengkaji hambatan dan kelemahan program

Langkah keempat proses penyusunan rencana adalah mengkaji

kembali hambatan dan kelemahan program yang pernah dilaksanakan.

Tujuannya adalah untuk mencegah atau mewaspadai timbulnya hambatan

serupa.

Selain mengkaji hambatan yang pernah dialami, juga dibahas

prediksi kendala dan hambatan yang mungkin akan terjadi dilapangan

pada saat program dilaksanakan. Jenis hambatan atau kelemahan program

dapat dikategorikan ke dalam:

1) Hambatan yang bersumber pada kemampuan organisasi.

2) Hambatan yang terjadi pada lingkungan

3) Hambatan geografis (jalan rusak).


Setelah hambatan dianalisis, kemudian ditetapkan langkah-

langkah sebagai berikut:

1) Susun daftra hambatan.

2) Pilih hambatan dan kendala yang dapat dihilangkan

3) Kaji kembali tujuan operasional kegiatan yang sudah disusun tetapi

tetap waspada dengan berbagai hambatan dan kendala di lapangan.

e. Menyusun Rencana Kerja Operasional (RKO)

Pada saat memasuki fase ini, tim perencana sudah menetapkan

tujuan dan target yang ingin dicapai. Langkah ini dilakukan sebelum

proses penyusunan rencana kerja operasional. Format rencana kerja

operasional yang lengkap terdiri dari:

1) Alasan utama disusunnya rencana kerja operasional.

2) Tujuan

3) Kegiatan program

4) Pelaksana dan sasaran

5) Sumber daya pendukung

6) Tempat

B. Pengorganisasian Pelayanan Kebidanan

1. Definisi Organisasi

Pengertian organisasi telah banyak disampaikan oleh para ahli, tetapi

pada dasarnya ada persamaan, bersama ini disampaikan pengertian organisasi

diantaranya adalah:
a. Organisasi adalah bentuk perserikatan manusia untuk mencapai tujuan

bersama (James D.Money)

b. Organisasi adalah suatu kelompok orang-orang yang sedang bekerja ke

arah tujuan bersama di bawah kepemimpinan (Ralp Cuuir Davis)

c. Organisasi merupakan suatu susunan skematis di mana tergambar sistem

dari pada aktifitas kerjasama (Chester I Bernard)

d. Organisasi adalah perpaduan secara sistematis dari pada bagian-bagian

yang saling ketergantungan atau berkaitan untuk membentuk suatu

kesatuan yang bulat melalui kewenangan, koordinasi, dan pengawasan

dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Dimock)

e. Organisasi adalah sekelompok orang yang bersatu pada bekerja untuk

suatu tujuan bersama di bawah kepemimpinan bersama dan dengan alat-

alat yang tepat (John Price Jones).

2. Organizing (pengorganisasian)

Pengertian organizing (pengorganisasian) disebutkan oleh beberapa

pakar adalah:

a. Organizing adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan perilaku

yang efektif antara masing-masing orang sehingga mereka dapat

bekerjasama secara efisien dan memperoleh kepuasan diri dalam

melaksanakan tugas-tugas terpilih di dalam kondisi lingkungan yang ada

untuk mencapai tujuan dari sasaran (G.R. Terry)

b. Organizing adalah rangkaian aktivitas menyusun suatu kerangka yang

menjadi wadah bagi segenap kegiatan bekerjasama dengan jalan membagi


dan mengelompokkan pekerjaan yang harus dilakukan serta menetapkan

dan menyusun jalinan hubungan kerja diantara satuan organisasi atau para

pejabatnya (Ensiklopedia administrasi)

c. Dengan melihat definisi organizing yang dikemukakan oleh kedua pakar di

atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengorganisasian adalah

langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan mengatur berbagai

macam kegiatan, menetapkan tugas-tugas pokok dan wewenang, dan

pendelegasian wewenang oleh pimpinan dalam rangka mencapai tujuan

organisasi. (Masruroh, 2015)

3. Tujuan Organisasi

Tujuan organisasi secara umum dapat dikemukakan sebagai berikut:

a. Merupakan arah akhir di mana semua kegiatan organisasi diarahkan

b. Sebagai bentuk kegiatan yang diperlukan sebelum menetapkan haluan,

prosedur, metode, strategi peraturan

c. Merupakan kebutuhan manusia baik jasmani maupun rohani yang

diusahakan untuk dicapai dengan kerja sama sekelompok orang.

(Syafruddin, 2009)

4. Unsur-unsur Pengorganisasian

Dilihat dari beberapa batasan pengorganisasian di atas dapat dilihat

beberapa unsur pokok yang perlu dipahami. Unsur-unsur pokok yang

dimaksud jika disederhanakan dapat dibedakan atas 3 macam yaitu:

a. Hal yang diorganisasikan ada dua macam:


1) Kegiatan. Pengorganisasian kegiatan ialah pengaturan berbagai

kegiatan yang ada dalam rencana sehingga terbentuk satu kesatuan

yang terpadu, yang secara keseluruhan diarahkan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan.

2) Tenaga pelaksana. Pengorganisasian tenaga pelaksana mencakup

pengaturan struktur organisasi, susunan personalia serta hak dan

wewenang dari setiap tenaga pelaksana, sedemikian rupa sehingga

setiap kegiatan ada tanggung jawabnya.

b. Proses pengorganisasian. Proses yang dimaksud disini adalah yang

menyangkut pelaksanaan langkah-langkah yang harus dilakukan

sedemikian rupa sehingga semua kegiatan yang akan dilaksanakan serta

tenaga pelaksana yang dibutuhkan, mendapatkan penagturan yang sebaik-

baiknya, serta setiap kegiatan yang akan dilaksanakan tersebut memiliki

penanggung jawab pelaksanaanya.

c. Hasil pengorganisasian. Adalah terbentuk suatu wadah, yang pada

dasarnya merupakan perpaduan antara kegiatan yang akan dilaksanakan

serta tenaga pelaksana yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegitan

tersebut. (Simatupang, 2008).

5. Prinsip pokok Organisasi

Untuk dapat melakukan pekerjaan pengorganisasian dengan baik perlu

pula dipahami berbagai prinsip pokok yang terdapat dalam organisasi. Prinsip

pokok yang dimaksud banyak macamnya. Beberapa diantaranya yang

terpenting ialah:
a. Mempunyai pendukung. Pendukung yang dimaksud adalah setiap orang

yang bersepakat untuk membentuk organisasi.

b. Mempunyai tujuan. Setiap organisasi harus mempunyai tujuan, baik yang

bersifat umum dan ataupun yang bersifat khusus.

c. Mempunyai kegiatan. Agar tujuan organisasi dapat dicapai, diperlukan

adanya berbagai kegiatan.

d. Mempunyai pembagian tugas. Agar kegiatan tersebut dapat terlaksana

dengan baik, perlu diatur pembagian tugas antara para pendukung.

e. Mempunyai perangkat organisasi. Agar tugas-tugas yang dipercayakan

kepada pendukung dapat terlaksana, diperlukan adanya perangkat

organisasi yang popular disebut dengan satuan organisasi.

f. Mempunyai pembagian dan pendelegasian wewenang

g. Mempunyai kesinambungan kegiatan, kesatuan perintah dan arah.

(Syafruddin, 2009)

6. Langkah-langkah Pengorganisasian

Ada enam langkah dalam menyusun fungsi pengorganisasian.

a. Tujuan organisasi harus dipahami. Tujuan organisasi sudah disusun pada

saat fungsi perencanaan.

b. Membagi habis pekerjaaan dalam bentuk kegiatan-kegiatan pokok untuk

mencapai tujuan. Dalam hal ini, pimpinan yang mengemban tugas pokok

organisasi sesuai dengan visi dan misi organisasi.

c. Menggolongkan kegiatan pokok ke dalam suatu kegiatan yang prkatis.


d. Menetapkan kewajiban yang harus dilaksanakan dan menyediakan fasilitas

pendukung yang diperlukan untuk melaksanakan tugas nya. Pengaturan

ruangan dan dukungan alat-lat kerja adalah salah satu contohnya.

e. Penugasan personel yang cakap yang memilih dan menempatkan staf yang

dianggap mampu melaksanakan tugas.

f. Mendelegasikan wewenang, tugas-tugas staf dan mekanisme pelimpahan

wewenang dapat diketahui melalui struktur organisasi yang dianut.

Contohnya: kegiatan imunisasi. (Syafruddin, 2009)

C. Analisis SWOT

1. Definisi Analisis SWOT

Analisis swot adalah suatu metode perencanaaan strategi dengan

mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis terhadap kekuatan-kekuatan

(Strengths) dan kelemahan-kelemahan (Weaknesses) suatu organisasi dan

kesempatan-kesempatan (Opportunities) serta ancaman-ancaman (Threats)

dari lingkungan sekitar untuk merumuskan strategi yang tepat bagi organisasi.

Dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan

kesempatan ekternal dan ancaman, instrument ini memberikan cara sederhana

untuk memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi.

Instrumen ini menolong para perencana apa yang bisa dicapai, dan hal-hal apa

saja yang perlu diperhatikan oleh mereka. SWOT ini biasa digunakan untuk

menganalisis suatu kondisi dimana akan dibuat sebuah rencana untuk

melakukan sesuatu, sebagai contoh, program kerja.

2. Unsur-unsur SWOT
a. Strengths (Kekuatan) adalah segala hal yang dibutuhkan pada kondisi yang

sifatnya internal organisasi agar supaya kegiatan-kegiatan organisasi

berjalan maksimal.

b. Weaknesses (Kelemahan) adalah terdapatnya kekurangan pada kondisi

internal organisasi, akibatnya kegiatan-kegiatan organisasi belum

maksimal terlaksana

c. Opportunities (Peluang) adalah faktor-faktor lingkungan luar yang positif,

yang dapat dan mampu mengarahkan kegiatan organisasi kearahnya.

d. Threats (Ancaman) adalah faktor-faktor lingkungan luar yang mampu

menghambat pergerakan organisasi.

Dalam teknik analisis SWOT yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Analisis Internal

1) Analisis Kekuatan (Strenght)

Setiap bidan perlu menilai kekuatan dari kelemahannya

dibandingkan para pesaingnya. Penilaian tersebut dapat didasarkan

pada faktor-faktor seperti teknologi, sumber daya finansial,

kemampuan kemanufakturan, kekuatan pemasaran, dan basis

pelaggan yang dimiliki. Strenght (kekuatan) adalah keahlian dan

kelebihan yang dimiliki oleh bidan pesaing.

2) Analisis Kelemahan (Weaknesses)

Merupakan keadaan bidan dalam menghadapi pesaing

mempunyai keterbatasan dan kekurangan serta kemampuan menguasai


pasar, sumber daya serta keahlian. Jika orang berbicara tentang

kelemahan yang terdapat dalam tubuh suatu satuan yang dimaksud ialah

keterbatasan atau kekurangan dalam hal sumber, keterampilan dan

kemampuan yang menjadi penghalang serius bagi penampilan kinerja

yang memuaskan. Dalam praktek, berbagai keterbatasan dan

kekurangan kemampuan tersebut bisa terlihat pada sarana dan

prasarana yang dimiliki atau tidak dimiliki, kemampuan manajerial

yang rendah, keterampilan pemasaran yang tidak sesuai dengan

tuntutan pasar, dan tingkat perolehan keuntungan yang kurang

memadai.

b. Analisis Eksternal

1) Analisis Peluang (Opportunity)

Setiap bidan memiliki sumber daya yang membedakan

dirinya dari bidan lain. Peluang dan terobosan atau keunggulan

bersaing tertentu dan beberapa peluang membutuhkan sejumlah besar

modal untuk dapat dimanfaatkan. Dipihak lain, bidan-bidan

baru bemunculan. Peluang pemasaran adalah suatu daerah kebutuhan

pembeli di mana bidan dapat beroperasi secara menguntungkan.

2) Analisis Ancaman (Threats)

Ancaman adalah tantangan yang diperlihatkan atau diragukan

oleh suatu kecenderungan atau suatu perkembangan yang tidak

menguntung-kan dalam lingkungan yang akan menyebabkan

kemerosotan kedudukan seorang bidan. Pengertian ancaman


merupakan kebalikan pengertian peluang. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa ancaman adalah faktor-faktor lingkungan yang tidak

menguntungkan. Jika tidak diatasi, ancaman akan menjadi ganjalan

bagi yang bersangkutan baik untuk masa sekarang maupun di masa

depan.

3. Tujuan Analisis SWOT

Tujuan utama perencanaan strategi adalah untuk memperoleh

keunggulan bersaing dan memiliki produk yang sesuai dengan keinginan klien

dan dukungan yang optimal dari sumber daya yang ada.

Analisis SWOT secara sederhana dipahami sebagai pengujian terhadap

kekuatan dan kelemahan internal sebuah organisasi, serta peluang dan ancaman

lingkungan eksternalnya. Proses pengambilan keputusan strategi selau

berkaitan dengan pengambilan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan.

Dengan demikian perencanaan strategi harus menganalisis faktor-faktor

perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang

ada saat ini.

Faktor eksternal adalah faktor lingkungan luar perusahaan baik

langsung maupun tidak langsung. Faktor eksternal ini dapat berdampak positif

ataupun negatif bagi perusahaan, artinya ada yang memberikan peluang dan

sebaliknya ada yang memberikan ancaman.

Faktor internal adalah lingkungan yang berada dari dalam perusahan itu

sendiri. Faktor inilah yang menunjukkan adanya kekuatan atau kelemahan


perusahaan itu sendiri, baik yang sudah lampau, kini maupun yang akan

datang.

Analisis SWOT mengarahkan analisis strategi dengan cara

memfokuskan perhatian pada kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses),

peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang merupakan hal yang kritis

bagi keberhasilan perusahaan. Maka perlunya identifikasi terhadap peluang

dan ancaman yang dihadapi serta kekutan dan kelemahan yang dimiliki

perusahaan melalui telaah terhadap lingkungan usaha dan potensi sumber daya

perusahaan dalam menetapkan sasaran dan merumuskan strategi perusahaan

yang realistis dalam mewujudkan misi dan visinya.

Maka tujuan analisis SWOT pada perusahaan adalah untuk

membenarkan faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan yang telah

dianalisis. Apabila terdapat kesalahan, agar perusahaan itu berjalan dengan

baik maka perusahan itu harus mengolah untuk mempertahankan serta

memanfaatkan peluang yang ada secara baik begitu juga pihak perusahaan

harus mengetahui kelemahan yang dihadapi agar menjadi kekuatan serta

mengatasi ancaman menjadi peluang.

4. Manfaat Analisis SWOT

Analisis SWOT bermanfaat apabila telah secara jelas ditentukan dalam

bisnis apa perusahaan beroprasi, dan arah mana perusahaan menuju ke masa

depan serta ukuran apa saja yang digunakan untuk menilai keberhasilan

manajemen dalam menjalankan misinya dan mewujudkan visinya. Manfaat

dari analisis SWOT adalah merupakan strategi bagi para stakeholder untuk
menetapkan sarana-sarana saat ini atau kedepan terhadap kualitas internal

maupun eksternal. Penggunaan analisis SWOT yang efektif memberikan 4

manfaat bagi bidan dalam perencanaan

5. Fungsi Analisis SWOT

Ketika suatu perusahan mengorbitkan suatu produk tentunya pasti telah

mengalami proses penganalisaan terlebih dahulu oleh tim teknis corporate

plan. Sebagian dari pekerjaan perencanaan strategi terfokus kepada apakah

perusahaan mempunyai sumber daya dan kapabilitas memadai untuk

menjalankan misinya dan mewujudkan visinya. Pengenalan akan kekuatan

yang dimiliki akan membantu perusahaan untuk tetap menaruh perhatian dan

melihat peluang-peluang baru. Sedangkan penilaian yang jujur terhadap

kelemahan-kelemahan yang ada akan memberikan bobot realisme pada

rencana-rencana yang akan dibuat perusahaan.

Maka, fungsi dari analisis SWOT adalah untuk menganalisa mengenai

kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan yang dilakukan melalui

telaah terhadap kondisi internal perusahaan, serta analisa mengenai peluang

dan ancaman yang dihadapi perusahaan yang dilakukan melalui telaah terhadap

kondisi eksternal perusahaan.

Analisa SWOT berguna untuk menganalisa faktor-faktor di dalam

organisasi yang memberikan andil terhadap kualitas mutu pelayanan atau salah

satu komponennya sambil mempertimbangkan faktor-faktor eksternal.

Analisis SWOT dapat dibagi dalam lima langkah:

a. Menyiapkan sesi SWOT.


b. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan.

c. Mengidentifikasi kesempatan dan ancaman.

d. Melakukan ranking terhadap kekuatan dan kelemahan.

e. Menganalisis kekuatan dan kelemahan.

6. Manfaat Analisis Swot Dalam Perencanaan Mutu Pelayanan Kebidanan

a. Strengths (kekuatan)

1) Tenaga kesehatan terjun langsung kemasyarakat dengan melakukan

pemeriksaan secara langsung melalui posiandu kepada ibu hamil,post

partum dan balita

2) Pertolongan persalinan dilakukan oleh tenaga kesehatan mengalami

peningkatan.

3) Bentuk pelayanan kesehatan bagi keluarga difokuskan pada pelayanan

kesehatan ibu (yaitu pelayanan kebidanan dasar, pertolongan persalinan

dan pelayanan nifas).

4) Bumil telah menerima pelayanan rujukan baik ke Puskesmas perawatan

maupun ke rumah sakit.

5) Tenaga kesehatan memberikan pelayanan KIA langsung di tengah-

tengah masyarakat bekerja sama dengan masyarakat setempat baik

individu, kelompok, tenaga kesehatan lain (bidan desa, dukun beranak,

dokter, dsb.

6) Pelayanan yang diberikan maksimal dari tenaga kesehatan (mengenai

penyampaian informasi).

7) Meningkatnaya motifasi masyarakat mengenai pentingnya kesehatan.


8) Pelayanan yang diberikan cukup maksimal untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat mengenai masalah kesehatan

b. Weakness (kelemahan)

1) Pada ruang KIA tidak adanya tempat untuk menyimpan tabung tes urine

2) Tempat penyimpanan vaksin kurang tertata rapih

3) Masih ada ibu yang belum termotifasi tentang pentingnya imunisasi

pada anak

4) Banyaknya kegiatan posyandu dan puskesmas tidak terlaksana jika

tidak ada tenaga kesehatan.

c. Opportunities (peluang)

1) Pemerintah daerah telah melatih banyak bidan, dan mengirim mereka

ke seluruh daearah pedesaan

2) Adanya pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam peningkatan

kesehatan ibu.

3) Tersedianya fasilitas media masa yang dapat dipergunakan untuk

memperoleh informasi tentang kesehatan.

4) Adanya keterlibatan kader dalam kegiatan posyandu.

5) Masyarakat yang tidak mampu akan dibantu melalui sistem JPKM yang

disubsidi oleh pemerinta, dan JAMPERSAL untuk ibu melahirkan.

6) Pemerintah telah menyukseskan program kesehatan ibu dan anak

melalui peningkatan dan memperluas sarana dan prasarana kesehatan

7) Adanya peraturan dari pemerintah yang menganjurkan persalinan

ditolong oleh bidan bukan oleh dukun.


8) Adanya kebijakan Jamkesmas.

d. Threats (ancaman)

1) Perekonomian, informasi dan teknologi yang rendah berdampak pada

peningkatan resiko lebih tingginya angka kematian ibu.

2) Rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil dan

balita.

3) Persoalan kematian yang terjadi lantaran indikasi yang lazim muncul

seperti pendarahan, keracunan kehamilan yang disertai kejang - kejang,

aborsi, dan infeksi.

4) Tidak semua kelahiran adalah darurat, namun berpotensi menjadi

keadaan darurat.

7. Diagram SWOT

a. Kuadran II: Meskipun menghadapi berbagai ancaman, organisasi ini masih

memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah

menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang

dengan cara strategi diversifikasi. Diversifikasi yakni membuat strategi

yang berbeda (lain dari yang biasanya) dengan memanfaatkan kekuatan

internal, sehingga dimasa yang akan datang memungkinkan terciptanya

peluang.

b. Kuadaran III: Organisasi medapatkan peluang (eksternal) yang sangat

besar, tetapi dilain pihak, ia menghadapi beberapa kendala/ kelemahan

internal. Fokus organisasi ini adalah meminimalkan masalah-masalah


internal organisasi sehingga dapat merebut peluang dari luar tersebut

dengan baik.

c. Kuadran IV : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan,

organisasi tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.

Strategi yang digunakan yakni mempertahankan diri untuk membangun

kekuatan internal dan meminimalisir kelemahan

8. Persiapan dalam melakukan analisis SWOT

Sebelum anda melakukan diagnosis terhadap organisasi anda, maka

yakinkan dulu bahwa seluruh informasi yang berkaitan dengan organisasi telah

dengan mudah anda dapatkan (termasuk SDM anggota anda). Hal ini agar

menghindari kesalahan dalam melakukan diagnosis organisasi. Informasi-

informasi tersebut didapatkan dengan cara melibatkan seluruh pelaku

organisasi, sehingga para anggota organisasi pun terbuka terhadap segala

kompetensi yang mereka miliki, yang nantinya sangat bermanfaat bagi

organisasi.

Selanjutnya, janganlah bersikap otoriter dalam mengambil data untuk

didiagnosis. Karena jika ada pemimpin yang otoriter dan tidak mampu

menampilkan data yang otentik, maka akan terjadi kesalahan dalam

mendiagnosis yang berdampak pada kesalahan mengambil strategi kedepan

untuk organisasi. Untuk itu bersikap terbukalah dan demokratis terhadap

seluruh pelaku organisasi. Dan penting diketahui bahwa dalam melakukan

analisis SWOT, pengetahuan dan pemahaman akan visi/ misi organisasi harus
diketahui secara baik, sehingga analisis akan mengarah pada pencapaian tujuan

organisasi.

9. Matriks SWOT

Yang anda lakukan selanjutnya yakni mendata seluruh indikasi

organisasi secara jelas, sehingga memudahkan dalam mencari strategi yang

tepat dan efektif. Untuk memudahkan menganalisis gunakanlah matriks

SWOT. Matriks SWOT adalah alat untuk menyusun faktor-faktor strategis

organisasi yang dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan

ancaman eksternal yang dihadapi organisasi dapat disesuaikan dengan

kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Analisis ini dalam dunia

kedokteran dimisalkan sebagai sebuah alat diagnosa untuk mendeteksi dan

menemukan jenis penyakit pada pasien, dengan cara menampung/mendata

terlebih dahulu keluhan-keluhan yang diutarakan pasien.

Dalam menyajikan matrik SWOT, Kekuatan (Strengths) harus didata

oleh pelaku organisasi. Dengan kata lain menampung seluruh kekuatan

lembaga atau organisasi yang mencakup SDM, kantor atau sekretariat, jaringan

dan sarana prasarana yang dimiliki. Kelemahan (Weaknesses) juga mencakup

yang kelemahan-kelemahan internal organisasi yang demikian itu. Sehingga

Strengths dan Weaknesseses adalah kondisi internal lembaga yang dirasakan

atau ditemukan saat ini. Setelah itu pikirkan dan lihatlah di luar organisasi

(lingkungan masyarakat dan sekitarrnya) begitu banyak Kesempatan

(Opportunities), segera anda tuliskan lalu data potensi eksternal itu. Adapun

kondisi eksternal yang mengusik eksistensi lembaga anda berupa Ancaman


(Threats) juga perlu anda data. Untuk memudahkan anda dalam pendataan,

anda dapat menggunakan tabel diagnosis SWOT.

Setelah melakukan pendataan dan mendeteksi potensi internal dan

eksternal organisasi, berikutnya adalah membuat matriks SWOT. Dalam

membuat matriks SWOT, seluruh data dari tabel diagnosis ditransfer kedalam

bentuk matriks SWOT, untuk dicarikan strategi yang tepat.

Setelah anda memasukan data ke matriks SWOT, maka selanjutnya

adalah menentukan strategi dengan mempertimbangkan berbagai indikasi yang

telah anda data. Adapun strategi-strategi tersebut, yakni:

a. Strategi OS adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan jalan pikiran

organisasi yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut

dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Inilah yang merupakan

strategi agresif positif yaitu menyerang penuh inisiatif dan terencana.

Datalah program atau kegiatan yang akan dilaksanakan, kapan waktunya

dan dimana dilaksanakan, sehingga tujuan organisasi akan tercapai secara

terencana dan terukur. Dalam strategi SO, organisasi mengejar peluang-

peluang dari luar dengan mempertimbangkan kekuatan organisasi.

b. Strategi OW adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan pemanfaatan

peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan dalam organisasi.

Dalam hal ini perlu dirancang strategi turn around yaitu strategi merubah

haluan. Maksudnya, terkadang anda harus mundur satu atau dua langkah

ke belakang untuk maju melangkah jauh ke depan. Peluang eksternal yang

besar penting untuk diraih, namun permasalahan internal atau kelemahan


yang ada pada internal organisasi lebih utama untuk dicarikan solusi,

sehingga capaian peluang yang besar tadi perlu diturunkan skalanya

sedikit. Dalam hal ini kelemahan-kelemahan organisasi perlu diperbaiki

dan dicari solusinya untuk memperoleh peluang tersebut.

c. Strategi TS adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan kekuatan yang

dimiliki organisasi untuk mengatasi ancaman yang terdeteksi. Strategi ini

dikenal dengan istilah strategi diversifikasi atau strategi perbedaan.

Maksudnya, seberapa besar pun ancaman yang ada, kepanikan dan

ketergesa-gesaan hanya memperburuk suasana, untuk itu pahamilah bahwa

organisasi anda memiliki kekuatan yang besar yang bersifat independen

dan dapat digunakan sebagai senjata untuk mengatasi ancaman tersebut.

Mulailah mengidentifikasi kekuatan dan menggunankannya untuk

mengurangi ancaman dari luar.

d. Strategi TW adalah strategi yang diterapkan kedalam bentuk kegiatan yang

bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta

menghindari ancaman. Karena dalam kondisi ini, organisasi anda sedang

dalam bahaya, kelemahan menimpa kondisi internal sedangan ancaman

dari luar juga menyerang. Bila anda tidak mengambil strategi yang tepat,

maka kondisi ini bisa berdampak buruk bagi citra dan eksistensi organisasi

kedepan, Yang perlu anda lakukan adalah bersama seluruh elemen

organisasi merencanakan suatu kegiatan untuk mengurangi kelemahan

organisasi, dan menghindar dari ancaman eksternal.


Secara garis besar dalam penentuan strategi, yakni jika kelemahan

organisasi besar, walaupun ada peluang ataupun ancaman, maka yang perlu

dilakukan adalah mengadakan konsolidasi internal. Konsolidasi internal

bertujuan untuk menguatkan kembali kelemahan-kelemahan organisasi, seperti

SDM, infrastruktur, pendanaan dan lainnya, sehingga mampu menghadapi

ancaman serta menangkap peluang dari eksternal.

Sedangkan kalau yang terjadi adalah organisasi memiliki kekuatan yang

besar, maka organisasi dapat membuat strategi dengan perencanaan yang

matang, sistematis dan terukur dengan memanfaatkan sumber daya potensial

organisasi, untuk bergerak menuju tujuang organisasi. Hal ini dilakukan agar

dapat menekan ancaman dari luar, serta menangkap peluang yang ada.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perencanaan pelayanan kebidanan adalah suatu proses mempersiapkan

secara sistematis kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan

tertentu.

Perencanaan dalam manajemen pelayanan kebidanan merupakan bagian

dari administrasi kesehatan, yang mana terdiri atas beberapa unsur pokok yaitu:

input, proses, output, effect dan outcome

Untuk membuat perencanaan kita harus mengetahui why: mengapa kegiatan

ini harus dikerjakan, dengan penjelasan yang jelas. What: apa tujuan yang ingin

dicapai, How: bagaimana cara mengerjakannya, Who: siapa yang akan

mengerjakan, dan sasarannya harus jelas, What kind of support: sumber daya

pendukung. Where: dimana kegiatan akan dilakukan tertera jelas, When: kejelasan

waktu untuk melaksanakan dan menyelesaikan kegiatan. Jika perlu ditambah

dengan Which: siapa yang terkait dengan kegiatan tersebut (lintas sector walaupun

lintas program yang terkait).

Pengorganisasian adalah langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan

mengatur berbagai macam kegiatan, menetapkan tugas-tugas pokok dan

wewenang, dan pendelegasian wewenang oleh pimpinan dalam rangka mencapai

tujuan organisasi.

B. Saran

Anda mungkin juga menyukai