Anda di halaman 1dari 38

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan hasil praktik bengkel instalasi penerangan


semester II Politeknik Negeri Ujung Pandang

Nama : Andi Nurul Chairun Nisa

NIM : 321 12 029

Kelas : 1B LISTRIK D3

Judul : Praktik Bengkel Instalasi Penerangan

Benar telah melakukan praktik semester II di bengkel


listrik, jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri
Ujung Pandang, dan laporan ini telah diperiksa dan
disetujui oleh instruktur yang bersangkutan.

Makassar,
Penanggung jawab,

PURWITO,ST.,MT

1
ABSTRAK

Penulis : Andi Nurul Chairun Nisa

Judul : Laporan Bengkel Instalasi Penerangan

Hal : Laporan Bengkel

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan


Yang Maha Esa, atas berkah dan limpahan rahmatNya
sehingga laporan praktek bengkel listrik ini dapat
terselesaikan, dengan judul “PRAKTEK BENGKEL INSTALASI
PENERANGAN”.

Laporan ini berisi tentang segala apa yang


berkaitan dengan praktek yang telah dilakukan, macam-
macam alat dan kegunaannya masing-masing, serta
manfaat dari praktek itu sendiri.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan


dari berbagai pihak dalam hal ini instruktur dan rekan
lainnya, maka dalam praktek maupun penmbuatan laporan
ini tidak dapat terselesaikan dengan baik, oleh karena
itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak terkait, khususnya kepada dosen
pembinmbing (instruktur).

Dalam laporan ini masih terdapat banyak


kesalahan, baik dari isi, penyusunan maupun
penulisannya, oleh karena itu, penulis menyampaikan
maaf dan mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk perbaikan pembuatan laporan ke
depannya.
Penulis,

Muh. Hanif Haris

3
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL . . . . . . . . . . . . . . i

LEMBAR PENGESAHAN . . . . . . . . . . . . . ii

ABSTRAK . . . . . . . . . . . . . . . . . . iii

KATA PENGANTAR. . . . . . . . . . . . . . . vii

DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . viii

DAFTAR GAMBAR . . . . . . . . . . . . . . . ix

BAB I ( PENDAHULUAN) . . . . . . . . . . . 1

1.1 Latar Belakang . . . . . . . . . . . . 2

1.2 Tujuan. . . . . . . . . . . . . . . . . 2

BAB II ( TINJAUAN PUSTAKA) . . . . . . . . 4

2.1 Kabel/Penghantar. . . . . . . . . . . . 4

2.2 Saklar. . . . . . . . . . . . . . . . . 5

2.3 Kotak Kontak. . . . . . . . . . . . . . 10

2.4 Fitting . . . . . . . . . . . . . . . . 10

2.5 Beban/Lampu . . . . . . . . . . . . . . 10

2.6 Steker / Colokan Listrik. . . . . . . . 11

2.7 Pipa Instalasi. . . . . . . . . . . . . 11

2.8 Pengaman. . . . . . . . . . . . . . . . 13

2.9 Panel Hubung Bagi (PHB) . . . . . . . . 13

2.10 Alat-Alat Pertukangan Listrik. . . . . 15

BAB III ( PERALATAN YANG DIGUNAKAN ) . . . 15

BAB IV ( LANGKAH KERJA ) . . . . . . . . . 18

4.1 Pembuatan Garis bantu . . . . . . . . . 18

4.2 Pemipaan. . . . . . . . . . . . . . . . 18

4.3 Pemasangan Komponen . . . . . . . . . . 19

4.4 Penarikan Kabel . . . . . . . . . . . . 19

4
4.5 Pengerjaan Panel. . . . . . . . . . . . 21

BAB V ( GAMBAR RANGKAIAN ) . . . . . . . . 23

BAB VI (ANALISA DAN TROUBLE SHOOTING) . . . 32

6.1 Analisa . . . . . . . . . . . . . . . . 32

6.2 Troubleshooting . . . . . . . . . . . . 34

BAB VII ( PENUTUP ). . . . . . . . . . . . . 35

7.1 Kesimpulan. . . . . . . . . . . . . . . 35

7.2 Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . 35

BAB VIII ( DAFTAR PUSTAKA ). . . . . . . . . 37


BAB IX (LAMPIRAN) . . . . . . . . . . . . . 38

5
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kabel NYA . . . . . . . . . . . . . 4

Gambar 2.2. Kabel NYM . . . . . . . . . . . . . 5

Gambar 2.3. Kabel Serabut . . . . . . . . . . . 5

Gambar 2.4. Saklar Seri . . . . . . . . . . . . 6

Gambar 2.5. Saklar Tukar. . . . . . . . . . . . 7

Gambar 2.6. Saklar Silang . . . . . . . . . . . 7

Gambar 2.7. Saklar tekan dengan dan tanpa lampu

tanda (biasa) . . . . . . . . . . . 7

Gambar 2.8. Saklar Impuls . . . . . . . . . . . 8

Gambar 2.9. Saklar Staircase. . . . . . . . . . 8

Gambar 2.10. LDR. . . . . . . . . . . . . . . . 9

Gambar 2.11. Timer. . . . . . . . . . . . . . . 9

Gambar 2.12. Relay. . . . . . . . . . . . . . . 9

Gambar 2.13. Kotak Kontak. . . . . . .. . . . . 10

Gambar 2.14. Fitting. . . . . . . . . . . . . . 10

Gambar 2.15. Lampu. . . . . . . . . . . . . . . 11

Gambar 2.16. Lampu Tanda. . . . . . . . . . . . 11

Gambar 2.17. Steker . . . . . . . . . . . . . . 11

Gambar 2.18. PVC. . . . . . . . . . . . . . . . 12

Gambar 2.19. Tedos. . . . . . . . . . . . . . . 12

Gambar 2.20. Klem. . . . . . . . . . .. . . . . 12

Gambar 2.21. Roset Kayu . . . . . . . . . . . . 13

Gambar 2.22. Fuse . . . . . . . . . . . . . . . 13

Gambar 2.23. MCB. . . . . . . . . . . . . . . . 13

Gambar 2.24. Terminal . . . . . . . . . . . . . 14

Gambar 2.25. Wire Duct . . . . . . . . . . . . 14

6
Gambar 2.26. Busbar. . . . . . . . . . . . . . . . 14

Gambar 2.27. Obeng . . . . . . . . . . . . . . . . 15

Gambar 2.28. Tang . . . . . . . . . . . . . . . . 15

Gambar 2.29. Palu . . . . . . . . . . . . . . . . 15

Gambar 2.30. Gergaji . . . . . . . . . . . . . . . 15

Gambar 5.1. Diagram Listrik Bengkel Listrik

Semester II . . . . . . . . . . . . . 24

Gambar 5.2. Diagram Kontrol dan Pemasangan Panel.. 25

Gambar 5.3. Detail Panel Penerangan. . . . . . . . 26

Gambar 5.4. Pemasangan Busbar. . . . . . . . . . . 27

Gambar 5.5. Pandangan Belakang Pintu Panel . . . . 28

Gambar 5.6. Pandangan Depan + Potongan Pintu Panel 29

Gambar 5.7. Pintu Panel Belakang . . . . . . . . . 30

Gambar 5.8. Instalasi Penerangan . . . . . . . . . 31

Gambar 9.1. Rangkaian Instalasi Penerangan . . . . 38


Gambar 9.2. Rangkaian Instalasi Penerangan saat
Beroperasi . . . . . . . . . . . . . . 38

7
BAB I
PENDAHULUAN

Pendidikan tinggi yang merupakan bagian dari


sistem pendidikan nasional bertujuan untuk menyiapkan
peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki
kemampuan akademik atau profesional yang dapat
menerapkan, mengembangkan, dan menciptakan ilmu
pengetahuan, teknologi dan kesenian, serta
mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf
kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan
nasional.

Pada perguruan tinggi dapat dibagi menjadi 2


yaitu jalur Teoritis sebagai pengarang dan perancang
serta jalur pendidikan profesional sebagai tenaga-
tenaga terampil yang siap pakai, baik untuk terjun ke
lapangan industri kecil atau yang berskala besar.
Untuk mewujudkan hal tersebut salah satunya
dengan praktek kali ini yang berjudul Praktek Bengkel
Instalasi Penerangan yang bertujuan untuk meningkatkan
potensi kerja dan keterampilan mahasiswa.

Dalam suatu industri, keterampilan teknik bagi


seorang alumni SMU/SMK belum cukup untuk mendukung
kemampuan kerja pada suatu industri. Untuk
meningkatkan keterampilan tersebut banyak hal yang
harus dilakukan, salah satunya adalah membekali ilmu
keteknikan yaitu praktek bengkel.

Teori yang diperoleh selama perkuliahan jika


tidak didukung dengan praktek akan menjadi kurang
efektif dan tidak seimbang. Oleh karena itu, bagi
orang yang tertarik akan ilmu keteknikan akan berusaha
mencari tempat untuk menyalurkan kreasinya.

Salah satu lembaga pendidikan yang bergerak dalam


bidang keteknikan adalah Politeknik Negeri Ujung
Pandang. Teknik elektro program studi teknik listrik

8
merupakan salah satu sarana pendidikan yang
menghasilkan tenaga profesional, karena keberadaannya
menjembatani industry dalam memenuhi kebutuhan tenaga
ahli yang professional, sehingga sangat dibutuhkan
saat ini dan juga saat yang akan datang.

1.1. Latar Belakang

Latar belakang dilaksanakannya praktek ini adalah


untuk meningkatkan potensi kerja, keterampilan,
kreatifitas mahasiswa, sehingga menciptakan tenaga-
tenaga yang professional di bidang kelistrikan.
Mengingat pentingnya praktek ini, maka secara tidak
langsung mahasiswa dapat mengambil suatu pelajaran
yang sangat bermanfaat nantinya sebagai bekal dan
dasar dalam peningkatan kreatifitas industri.

Diutamakanya praktek di lembaga pendidikan ini,


seperti yang telah disebutkan diatas yaitu menciptakan
tenaga-tenaga yang ahli dan profesional serta cakap
dalam bidangnya. Selain itu, praktek ini merupakan
kegiatan dasar sebelum terjun langsung di masyarakat
luas. Sebagai realisasi hasil latihan praktik yang
telah dilakukan, maka dituangkanlah ke dalam bentuk
laporan berupa laporan kegiatan dalam praktek bengkel
instalasi penerangan.

1.2 Tujuan
Setelah menyelesaikan praktik bengkel listrik ini,
mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menggunakan petunjuk teknik untuk praktek
2. Memilih dan menerapkan pemakaian yang tepat,
menandai, memasang, mengencangkan dan teknik
pemasangan.
3. Menyiapkan kabel dan penghantar untuk sambungan
yang dapat diandalkan.
4. Menyiapkan peralatan instalasi yang sesuai dengan
urutan kerja yang baik.

9
5. Membandingkan metode-metode instalasi yang berbeda
sesuai dengan prinsip dasar instalasi listrik.
6. Memasang dan mengawati instalasi dari pengaman,
peralatan kontrol seperti saklar pengontrol
(saklar cahaya, relay, saklar waktu, saklar
impuls, staircase dan kontaktor).
7. Memeriksa fungsi/kerja dari suatu instalasi
8. Menemukan kesalahan pada instalasi (kesalahan yang
dibuat oleh pembimbing) / analisa troubleshooting
pada rangkaian.
9. Membuat laporan hasil praktik sesuai waktu yang
ditentukan.

10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KABEL / PENGHANTAR


Bahan penghantar listrik adalah benda logam atau
bukan logam yang bersifat menyalurkan arus listrik.
Jadi kabel merupakan media penghantar tenaga listrik
dari sumber tenaga listrik ke peralatan yang
menggunakan sumber tenaga listrik atau menghubungkan
dari suatu peralatan listrik keperalatan listrik
lainnya.

2.1.1 Penghantar Pejal


Penghantar Pejal adalah penghantar padat
yang tidak berongga.
a. Kabel NYA
Kabel NYA adalah kabel penghantar yang terdiri
dari satu dengan inti tembaga dan berisolasi
plastik (PVC). Jenis kabel ini dianggap sederajat
dengan NGA dan dapat dikatakan juga sebagai
pengganti atau saingan keduanya, pemakaian NYA
serupa dengan NGA yaitu dapat dimasukkan dalam
pipa pada ruang tertutup.
Kabel NYA paling banyak digunakan sebagai kabel
rumah karena susunan NYA sangat sederhana yaitu
hanya terdiri dari penghantar tembaga polos
dengan isolasi plastik.

11
b. Kabel NYM
Kabel NYM adalah penghantar yang terdiri dari
satu inti atau lebih, dengan penghantar tembaga
dan berisolasi plastik (PVC) serta dibungkus oleh
lapisan selubung plastik. Kabel NYM memiliki
penghantar tembaga polos dengan isolasi plastik.
Luas penampang 1,5 mm2 sampai dengan 10 mm2
penghantarnya terdiri dari kawat tunggal yang
dipilih menjadi satu.

2.1.2 Penghantar Fleksibel (serabut)


Penghantar fleksibel adalah kabel yang
karena sifat-sifat penghantarnya, isolasi dan
selubungnya yang fleksibel dan dimaksudkan untuk
dihubungkan yang dapat dipindah-pindahkan. Kabel
ini tidak dipasang tetap di dinding, langit-
langit, dan sebagainya.

2.2 SAKLAR
Saklar termasuk bahan jadi yang merupakan alat
yang berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan arus
listrik dari sumber tegangan menuju beban. Saklar
sangat banyak macam dan ragamnya misalnya ; untuk
keperluan instalasi penerangan, untuk tegangan tinggi,
instalasi tenaga dan lainnya.
Jenis-jenis saklar pada dasarnya terbagi menjadi :
- Saklar manual
- Saklar megnetik (MC)
- Saklar otomatis
Saklar manual menurut penggunaanya untuk :

12
- Instalasi penerangan
- Instalasi tenaga
Macam-macam saklar manual yang digunakan untuk
instalsi penerangan menurut hubungan antara lain :
 Saklar tunggal  Saklar kutub dua
 Saklar seri  Saklar kutub tiga
 Saklar tukar  Saklar tarik
 Saklar silang  Saklar bel (push
 Saklar kelompok button)
Sedangkan menurut bentuknya saklar dibedakan menjadi :
 Saklar putar
 Saklar tarik
 Saklar balik
 Saklar tekan
Bentuk pemasangan saklar adalah :
 Saklar ditanam dalam tembok (INBOUW)
 Saklar tidak ditanam dalam tembok (OUTBOUW)

Adapun saklar yang digunakan dalam praktik kali ini


adalah sebagai berikut.
2.2.1 Saklar seri
Digunakan untuk memutuskan dan menghubungkan dua
buah kelompok lampu secara bergantian atau
bersamaan.

2.2.2 Saklar tukar / dua arah


Digunakan untuk mengontrol beban dari dua tempat
secara terpisah, atau melayani satu lampu dari dua

13
tempat yang berbeda atau lampu menyala secara
berurutan.
Misalnya : pada lorong-lorong dalam kamar yang
mempunyai dua pintu dan tangga pada rumah tingkat,
maka kita dapat menggunakan dua buah saklar tukar.

2.2.3 Saklar silang


Digunakan untuk mengontrol beban dari berbagai
tempat atau melayani satu lampu dari tiga tempat
atau lebih, dikombinasikan dengan saklar tukar.

2.2.4 Saklar tombol tekan (Push Button)


Digunakanpada rangkaian kontrol kontak sebagai
pengunci secara elektrik, untuk mengontrol motor-
motor listrik dan juga banyak digunakan untuk
melayani bel. Saklar ini beroperasi ketika ditekan
saja, maka ketika dilepas maka akan kembali ke
kondisi semula.

14
15
2.2.5 Saklar impuls
Bekerja berdasarkan elektromagnetik yang
dioperasikan oleh saklar tekan, pada saat ditekan
posisinya berubah dari ON ke OFF atau sebaliknya.
Pemakaian saklar impuls dimaksudkan untuk
menghidupkan dan mematikan lampu dari berbagai
tempat.

2.2.6 Staircase
Bekerja berdasarkan prinsip elektromagnetis, untuk
meng-ON-kan atau meng-OFF-kan, dimana saklar iini
dilengkapi dengan motor untuk waktu sehingga untuk
memadamkan beban hanya menunggu waktu dari staircase
habis (beban akan padam secara otomatis saat waktu
staircase habis tanpa perlu menekan saklar).

16
2.2.7 Light Dimmer Resistor (LDR)
Suatu saklar yang perubahan resistansinya cukup
besar tergantung pada cahaya. LDR hanya
mengoperasikan lampu rele pada posisi ON atau OFF.

2.2.8 Timer
Bekerja berdasarkan mekanisme waktu yang dilengkapi
dengan motor. Saklar ini harus dihubung langsung
dengan sumber tegangan agar motornya bekerja terus
untuk memutar timernya.

17
2.2.9 Relay (Rele Kontrol)
Bekerja berdasarkan induksi magnetik atau bekerja
selama kumparan dialiri arus nominalnya. Relay
digunakan untuk sistem kontrol.

2.3 KOTAK KONTAK


Kotak kontak adalah tempat untuk mensuplai
tegangan pada alat-alat listrik yang dapat
dipindahkan dengan saluran tetap misalnya setrika
listrik, radio dan lainya. Untuk menaggulangi arus
bocor pada peralatan yang digunakan, maka kotak
kontak seharusnya dilengkapi dengan hantaran
pentanahan. Kotak kontak ini terdiri atas kotak
kontak khusus dan kotak kontak bantu, satu fasa dan
ada juga tiga fasa.

2.4 FITTING
Fitting termasuk bahan jadi dan merupakan alat yang
berfungsi sebagai dudukan atau tempat terpasangnya
bola lampu. Fitting terdiri atas fitting duduk,
fitting gantung dan fitting kedap air.

18
2.5 BEBAN / LAMPU
Lampu adalah sumber cahaya buatan yang dihasilkan
melalui filamen yang kemudian memanas dan menghasilkan
cahaya. Lampu yang dipasarkan tersedia dalam berbagai
bentuk dan tegangan kerja yang bervariasi.

2.6 STEKER / COLOKAN LISTRIK


Berfungsi menghubungkan alat listrik dengan aliran
listrik pada kotak kontak.

2.7 PIPA INSTALASI


Pipa instalasi yang digunakan dalam rangkaian listrik
antara lain :

19
 Pipa besi / baja  Pipa spiral
 Pipa PVC (plastik) (fleksibel)
 Pipa galvanis
Maksud dan tujuan pemasangan pipa pada intalasi
listrik antara lain :
- Untuk memberikan perlindungan pada penghantar
terhadap gangguan mekanis yang mungkin terjadi pada
penghantar.
- Sebagai tempat untuk meletakkan / menyalurkan kabel
penghantar didalamnya.
- Untuk mempermudah pembongkaran dan pemasangan
kembali penghantar-penghantar pada waktu perbaikan
penghantar yang rusak.

2.7.1 Pipa PVC


Pipa instalasi PVC yang digunakan dalam praktik kali
ini memiliki beberapa keuntungan antara lain :
a. Tahan terhadap bahan kimia, jadi tidak perlu dicat
b. Tidak menyalurkan nyala api dan panas
c. Ringan jadi mudah dibawah dan digunakan
d. Mudah dibentuk dengan menggunakan alat pemanas

Ada beberapa benda bantu yang digunakan dalam


pemasangan instalasi dalam pipa antara lain :
2.7.2 Kotak sambung ( T. Dos )
Berguna untuk :
- Sebagai tempat penyambungan / pemeriksa kabel
instalasi untuk alat hubung pemakai / bebas
dari penarikan kabel ke instalasi selanjutnya.

20
2.7.3 Sengkang / Pelana / Klem
Digunakan pada instalasi di luar tembok, dan untuk
memperkuat pipa atau kabel.

2.7.4 Roset kayu


Pemakaian roset kayu dalam intalasi pipa,
dikarenakan untuk memasang lampu dan saklar tidak
diizinkan langsung ke dinding maupun plapon, tetapi
terlebih dahulu harus menggunakan roset kayu
kemudian disesuaikan dengan fitting dan saklar.

2.8 PENGAMAN
2.8.1 Pengaman lebur ( fuse )

21
Pengaman lebur (fuse) atau disebut sekring adalah
alat pengaman terhadap gangguan arus lebih yang
mempunyai elemen yang dapat dilebur. Alat ini bekerja
dengan cara meleburkan kawat yang ditempatkan pada
suatu tabung, apabila kawat tersebut dialiri arus
listrik dengan ukuran tertentu.

2.8.2 Pengaman Termis


Pengaman termis atau disebut MCB (Miniatur Circuit
Breaker) merupakan alat pengaman yang akan memutuskan
aliran listrik berdasarkan panas.

2.9 PANEL HUBUNG BAGI (PHB)


PHB adalah perangkat yang digunakan pada instalasi
listrik agar sistem dapat bekerja dengan aman dan
handal sebelum didistribusikan ke beban-beban.
Di dalam panel terdapat komponen-komponen untuk
pengaturan kabel, antara lain:
2.9.1 Terminal
Tempat pemasangan kabel-kabel untuk menghubungkan
komponen-komponen dari luar panel dengan komponen-
komponen yang terdapat pada panel.

22
2.9.2 Wire Duct
Tempat/jalur kabel dari terminal menuju komponen-
komponen pada panel. Penggunaan wire duct dapat
membuat penataan kabel menjadi lebih rapi dan mudah
mencari kabel saat terjadi kesalahan penghubungan pada
instalasi.

2.9.3 Busbar
Plat logam yang dipasang pada panel untuk
menghubungkan kabel netral dan kabel pentanahan (PE)
dari grup-grup yang berbeda.

2.10 ALAT – ALAT PERTUKANGAN LISTRIK

23
Adalah alat-alat yang umum digunakan dalam melakukan
pengerjaan instalasi listrik sehingga mempermudah
pengerjaan instalasi tersebut.
Alat-alat tersebut antara lain sebagai berikut.

2.10.1 Obeng
Digunakan untuk memasang atau membuka paku
sekrup.

2.10.2 Tang
Tang merupakan alat utama dalam pekerjaan
instalasi listrik.

2.10.3 Palu
Alat yang digunakan untuk memukul benda kerja seperti
paku. Gergaji

24
2.10.4 Gergaji
Alat tangan yang digunakan untuk memotong baik logam
maupun kayu.

BAB III
BAHAN DAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN

25
BAB IV
LANGKAH KERJA

4.1 Pembuatan Garis Bantu


a. Menyiapkan peralatan yang akan digunakan, antara
lain spidol, mistar panjang, dan penggaris siku,
serta gambar kerja dari jobsheet yang menjadi
acuan (gambar “instalasi penerangan”).
b. Mulai membuat garis bantu pada triplex / papan
kerja, dengan mengambil titik koordinat pertama
(2,2) atau 2 cm dari kiri dan 2 cm dari atas.
c. Menarik garis lurus ke kanan sesuai ukuran
panjang yang telah ditentukan pada gambar kerja
yaitu (dimulai dari nol) 0 ; 2.5 ; 17.5 ; 34.5 ;
47.5 ; 62.5 ; 77.5 ; 92.5 ; 107 cm.
d. Menarik garis lurus ke bawah sesuai ukuran
panjang yang telah ditentukan pada gambar kerja
yaitu (dimulai dari nol) 0 ; 10 ; 20 ; 30 ; 40 ;
50 ; 60 ; 70 ; 80 ; 90 cm.
e. Menghubungkan semua titik garis horisontal ke
bawah dan vertikal ke kanan sehingga seluruh
garis pada gambar terbentuk dan membentuk kotak-
kotak.

4.2 Pemipaan
a. Menyiapkan bahan dan peralatan yang akan
digunakan, antara lain pipa PVC dengan berbagai
ukuran panjang, gergaji, klem, palu, sekrup dan
obeng.
b. Memberikan jarak antara pipa dengan komponen
sehingga mempermudah dalam pemasangan kabel pada
terminal komponen nantinya, dengan memperkirakan
panjang pipa secara akurat dan tepat. Panjang
pipa lurus sesuai dengan panjang garis yang telah

26
dibuat yang mengacu pada gambar kerja jobsheet
per jalur.
c. Memotong pipa menggunakan gergaji.
d. Memasang pipa secara berurutan mulai dari jalur
pertama, kedua, ketiga, kelima, dan keenam,
dimana pipa lurus digunakan sepanjang garis
lurus, pipa L digunakan pada belokan garis.
e. Memasang klem pada pipa di titik-titik tertentu
menggunakan palu sehingga pipa tidak lagi goyang
atau bergeser.
f. Menempatkan tedos pada titik sesuai gambar kerja
menggunakan sekrup dan obeng.

4.3 Pemasangan Komponen


a. Menyiapkan peralatan yang akan digunakan, antara
lain komponen-komponen: saklar tukar, saklar
seri, saklar silang, LDR, saklar tekan (push
button), saklar tekan (push button) dengan lampu
tanda, lampu tanda dan fittingnya, roset kayu,
fitting, lampu, kotak kontak ; sekrup, dan obeng.
b. Memastikan seluruh komponen tersebut dalam
kondisi baik dan tidak bermasalah / rusak.
c. Memasang satu per satu komponen pada koordinatnya
masing-masing sesuai gambar kerja pada jobsheet.

4.4 Penarikan Kabel


a. Menyiapkan bahan dan peralatan yang akan
digunakan, antara lain kabel NYA dan NYAF: fasa
(warna merah dan warna hitam), kabel netral
(warna biru) dan kabel pentanahan / PE (warna
kuning-hijau), kabel NYM; tang kombinasi, tang
pemotong, tang pembulat ; obeng plat, obeng
bunga, obeng terminal ; sekrup.

27
b. Mulai menarik kabel dari pintu panel dengan
memberi toleransi sepanjang kurang lebih satu
kali putaran panel (menyesuaikan ukuran
panjangnya untuk dipasang pada terminal bagian
bawah), menuju tedos atau komponen.
c. Menarik kabel dilakukan berurutan mulai dari
jalur pertama, kedua dan seterusnya. Untuk
mempermudah penarikan, seluruh kabel yang
digunakan pada setiap pipa disatukan, sehingga
kabel tidak ditarik satu per satu. Kabel yang
ditarik harus sesuai dengan kabel yang digunakan
pada komponen setiap grup atau jalur pada gambar
kerja.
d. Menarik 3 kabel pada pipa atau jalur pertama
(untuk grup 2), berupa 1 fasa, 1 netral dan 1
pentanahan sampai ke tedos.
Menarik 5 kabel pada pipa atau jalur kedua (
untuk grup 1), berupa 3 fasa, 1 netral dan 1
pentanahan sampai ke tedos. 3 fasa tersebut
berupa 1 fasa utama, 1 fasa keluaran push button,
dan 1 fasa beban.
Menarik 5 kabel pada pipa atau jalur ketiga
berupa 3 fasa, 1 netral dan 1 pentanahan.
Menarik 1 kabel NYM pada jalur keempat tanpa
melalui pipa , menuju komponen LDR.
Menarik 2 kabel fasa pada pipa keempat atau jalur
kelima ke tedos, dan kabel yang ditarik dari
komponen menuju tedos adalah 2 kabel fasa (yang
melalui pipa) dan kabel NYM tanpa pipa.
Menarik 2 kabel pada pipa kelima atau jalur
keenam berupa1 kabel fasa dan 1 netral sampai ke
tedos, dan kabel yang ditarik dari komponen lampu
menuju tedos adalah kabel NYM.

28
e. Memasang kabel pada terminal komponen
memperhatikan prinsip kerja setiap komponen,
seperti masukan dan keluaran saklar, juga fasa
aktif, netral, dan pentanahan pada kotak kontak,
dengan menyesuaikan pada gambar kerja. Lalu
menarik kabel-kabel dari komponen tersebut sampai
ke tedos.
f. Melakukan penyambungan seluruh kabel fasa dengan
fasa utama, nkabel netral dengan netral utama
dengan pelintiran ekor babi pada tedos.
g. Untuk mengetahui ketepatan penyambungan kabel
pada terminal panel dan terminal komponen, dapat
dites menggunakan alat tes seperti ohmmeter.
h. Mengencangkan seluruh sekrup/baut komponen
menggunakan obeng, memasang penutup setiap
komponen dan penutup tedos.

4.5 Pengerjaan Panel


a. Menyiapkan bahan dan peralatan yang akan
digunakan, antara lain komponen panel : saklar
impuls, staircase, relay, timer, dan MCB ; kabel
NYAF fasa (warna hitam), kabel netral (warna
biru) ; tang pemotong, tang pembulat ; obeng
bunga, obeng terminal ; label, pulpen.
b. Memberi tanda atau label nama pada setiap kabel
fasa di setiap jalur untuk memudahkan
penyambungan ke setiap terminal bagian bawah,
sehingga terminal juga diberikan tanda atau nama
sesuai kabel yang terhubung.
c. Memasang komponen pada pintu panel tepatnya pada
profil C, antara lain 1 timer, 2 relay, 1 impuls,
1 staircase, dan 4 MCB. Lalu memberi tanda atau
label nama pada setiap kabel fasa dari komponen
panel.

29
d. Menghubungkan terminal setiap komponen tersebut
menggunakan kabel fasa pada terminal bagian atas
mengikuti diagram satu garis pada gambar
rangkaian, dimana kabel fasa nya melewati wire
duct terlebih dahulu sebelum ke terminal secara
langsung.
e. Memasang kabel netral dan kabel pentanahan (PE)
pada busbar dengan mata itik di setiap ujung
kabel, membuat mata itik menggunakan tang
pembulat.
f. Memasang stekker pada panel, kabel fasanya
dipasang pada MCB, dan kabel netral pada busbar
netral. Sebelum mengaktifkan instalasi,
memastikan seluruh hubungan kabel telah benar,
dan seluruh komponen dalam keadaan baik.
g. Melakukan pengetesan terhadap rangkaian instalasi
dan melaporkan kepada instruktur untuk megetahui
kebenarannya.

30
BAB V
GAMBAR RANGKAIAN

31
BAB VI
ANALISA DAN TROUBLESHOOTING

6. 1 ANALISA

6.1.1 GRUP 1
a. Saklar Impuls
Ketika MCB 1 dinaikkan (aktif), terdapat arus yang
mengalir masuk ke saklar impuls mengakibatkan impuls
bekerja. Jika salah satu push button ditekan, maka
koil pada impuls menarik anak kontak sehingga arus
mengalir dan menyebabkan lampu D menyala. ketika salah
satu push button kembali ditekan, maka pengunci pada
impuls menjadi terbuka dan menyebabkan lampu padam
kembali.
b. Saklar Seri
Beban lampu C dan C1 dikontrol oleh saklar seri,
dimana jika toogle untuk C1 ditekan maka lampu C1 akan
menyala, begitupun jika toogle untuk C ditekan maka
lampu C akan menyala. ketika masing-masing toogle
tersebut ditekan kembali, maka masing-masing lampu
akan padam.

6.1.2 GRUP 2
Ketika MCB 2 dinaikkan (aktif), arus mengalir pada
fasa utama. Disini, sebuah beban lampu dapat
dioperasikan dengan 2 buah saklar tukar dan 1 saklar
silang. Ketiga saklar tersebut dapat menyalakan dan
memadamkan lampu sehingga pengoperasian lampu dapat
dilakukan di tiga tempat berbeda. Saklar silang
berfungsi sebagai saklar tambahan untuk mengoperasikan
lampu, ketika salah satu saklar tukar ditekan dan
menyalakan lampu, maka saklar tukar yang lain ataupun
saklar silang dapat memadamkannya. Hal tersebut karna

32
ketiga saklar saling berhubungan dalam penyambungan
kabel masukan dan keluarannya.

6.1.3 GRUP 3 dan 4


Pada grup ini, dua buah beban lampu dipasang paralel
dapat dioperasikan dengan 2 metode, yaitu manual dan
otomatis. Ketika MCB 3 dan 4 dinaikkan (aktif), maka
arus mengalir masuk ke anak kontaktor 6, timer, dan
saklar tukar.
Kondisi rangkaian dioperasikan secara manual ditandai
dengan lampu tanda yang akan menyala saat saklar tukar
ditekan, ketika saklar push button dengan lampu tanda
ditekan, maka staircase akan bekerja. Staircase yang
bekerja akan menarik anak kontak K5T menjadi posisi NC
sehingga Kontaktor 6 ikut bekerja dan seluruh anak
kontak K6A berubah posisi dari NO menjadi NC.
Staircase yang bekerja ini menyebabkan lampu menyala,
dan akan padam ketika waktu staircase telah habis.
Kondisi rangkaian dioperasikan secara otomatis oleh
LDR dan timer, dimana timer yang bekerja akan menarik
anak kontak K4T menjadi posisi NC sehingga LDR akan
aktif. Disini, Kontaktor 8 menjadi aktif dan menarik
semua anak kontak K8A berubah posisi dari NO menjadi
NC (untuk otomatis), dan NC menjadi NO (pada manual).
LDR akan menyalakan lampu apabila kondisi cahaya di
sekitarnya gelap, dan akan padam apabila kondisi
cahaya di sekitarnya terang. Sedangkan pada timer,
lampu akan menyala dan padam sesuai dengan pengaturan
waktu berdasarkan kisi pada timer.

6.2 TROUBLESHOOTING

33
Troubleshooting dilakukan agar mahasiswa dapat
mengatasi masalah-masalah yang kerap timbul dalam
lapangan.

Masalah yang saya dapati antara lain:


* lampu pada grup 2 tidak dapat menyala, penyebabnya
terletak pada masukan pertama pada saklar tukar
tertukar dengan keluarannya (fasa masukan berada pada
terminal keluaran)
* otomatis pada impuls pada grup 1 tidak dapat
berfungsi, penyebabnya terletak pada kabel fasa push
button yang terlepas dari terminal.
Diketahuinya penyebab masalah tersebut adalah dengan
mengecek dan menganalisa kembali ketepatan hubungan
kabel dan kebenaran pemasangannya. Maka setelah
masalah tersebut diketahui, segera dilakukan perbaikan
dan pembenaran kembali sehingga dapat berfungsi
seperti semula.

34
BAB VII
PENUTUP

8.1 Kesimpulan
Setelah menyelesaikan praktik bengkel “instalasi
penerangan” ini, mahasiswa mampu:
a. Lebih kreatif, disiplin, dan dapat berpikir

kritis dalam melakukan dan mengaplikasikan

praktek bengkel instalasi penerangan,

b. Menerapkan materi yang diperoleh berupa teori

“Dasar Perancangan Instalasi Penerangan”, yang

mana praktikan dapat membandingkan, menyelaraskan

antara teori dengan praktek,

c. Mengetahui dan memahami prinsip kerja setiap

komponen yang digunakan dalam instalasi

penerangan ini dengan mengoperasikannya secara

langsung,

d. Membuka pola pikir untuk lebih memantapkan ilmu

dan teknologi sesuai jurusan berdasarkan

pengalaman di praktek, terutama tujuan untuk

melangkah ke dunia kerja nantinya, dan

e. Melalui penulisan laporan ini praktikan dapat

mengulang dan memahami kembali teori dan praktik

yang telah dilakukannya, dan dapat

menyampaikannya menjadi suatu laporan.

8.2 Saran

35
a. Perlunya pemberian penjelasan atau ulasan teori
singkat pada peserta praktek dari instruktur di
setiap awal tahap pengerjaan bengkel, agar dalam
pelaksanaan nantinya tidak terjadi kekeliruan dan
dapat diperoleh hasil sesuai yang diharapkan.
b. Perlunya penyediaan alat dan bahan yang memadai
disesuaikan dengan kebutuhan para praktikan,
sehingga dalam pelaksanaan praktek bengkel dapat
lebih tenang (tanpa pinjam-meminjam), kondusif
dan efisien.
c. Perlunya peningkatan pengawasan yang lebih ketat
dalam praktek bengkel.
d. Perlunya pemberian label nama atau penomoran pada
setiap peralatan yang digunakan per kelompok,
sehingga peralatan antar kelompok tidak tertukar.
e. Perlunya peningkatan kedisiplinan para praktikan
terhadap peraturan dan tata tertib bengkel, serta
senantiasa bekerja dengan teliti dan sesuai
dengan instruksi jobsheet dan instruktur.

Demikian yang dapat penulis sampaikan dalam laporan


ini, semoga dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat
bagi orang banyak.

36
BAB VIII
DAFTAR PUSTAKA

o PEDC Bandung, Latihan Bengkel listrik Semester II ,


1983
o P. Van Harten dan Ir. E. Setyawan, Instalasi Arus
Kuat
o PEDC Bandung, Buku Pegangan Mahasiswa Rancangan
Listrik Semester I dan II
o Balai Latihan Pendidikan Teknologi Ujung Pandang,
Instalasi Listrik Dasar

37
BAB IX

LAMPIRAN

Dalam bab ini penulis akan menampilkan gambar hasil

praktek bengkel instalasi penerangan yang telah

dilaksanakan selama tiga minggu.

38

Anda mungkin juga menyukai