Anda di halaman 1dari 9

PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

Disusun Oleh :

Kelompok 9

Aceng Sanjaya P23133116001

Maudy Cahya Utami P23133116022

Yasmin Sasha Fauziah P23133116035

Program Studi:
D-IV Kesehatan Lingkungan
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
JAKARTA II
Jl. Hang Jebat F-3 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12120
Telp.(021)7397641, 7397643.Fax (021) 7397769
2017
PEMBAHASAN

A. Pengertian DBD
Demam berdarah dengue ( DBD ) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
virus dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes
aegypti (Suriadi & Yuliani,2001).
Demam dengue/dengue fever adalah penyakit yang terutama pada anak, remaja,
atau orang dewasa, dengan tanda-tanda klinis demam, nyeri otot, atau sendi yang disertai
leukopenia, dengan/tanpa ruam (rash) dan limfadenophati, demam bifasik, sakit kepala
yang hebat, nyeri pada pergerakkan bola mata, rasa menyecap yang terganggu,
trombositopenia ringan, dan bintik-bintik perdarahan (ptekie) spontan (Noer, dkk, 1999).
Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus
Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus,
yang ditemukan pertama kali pada tahun 1950an di Filipina dan Thailand, dan saat ini
dapat ditemukan di sebagian besar negara di Asia. Saat ini belum tersedia obat untuk
penyakit ini, demikian juga dengan vaksin, sehingga penanggulangan penyakit ini
umumnya bergantung pada tatalaksana penderita dan pengendalian vektor nyamuk.
Sebagian besar kasus DBD menyerang anak-anak. Angka fatalitas kasus DBD dapat
mencapai lebih dari 20%, namun dengan penanganan yang baik dapat menurun hingga
kurang dari 1 % (WHO, 2008).
B. Agen Penyebab DBD
Agent (Penyebab) Penyebab demam berdarah dengue (DBD) adalah virus dengue.
Virus ini merupakan virus RNA berantai tunggal yang positif sense. Secara taksonomi
virus ini termasuk kelompok arbovirus yang sekarang lebih dikenal sebagai genus
Flavivirusfamili Flaviviridae dan mempunyai 4 jenis serotipe yang semuanya terdapat di
Indonesia yaitu Dengue-1, Dengue-2, Dengue-3, dan Dengue-4. Dari ke empat virus
tersebut, dengue 3 merupakan serotipe yang dominan dan berpotensi membentuk
genotipe baru. Hasil analisis genetik, secara umum dapat dikatakan bahwa virus dengue
yang beredar di Indonesia baik serotipe 1,2, 3, dan 4 terkelompok dalam kluster tersendiri
terpisah dari strain dengue yang beredar di negara-negara tetangga. Masa inkubasi virus
dalam darah manusia yaitu selama 3-14 hari dengan rata-rata 4-7 hari. Masa ini disebut
periode intrinsik virus. Masa inkubasi virus dalam tubuh nyamuk memerlukan waktu 12-
25 hari pada suhu 300C. Masa ini disebut periode ekstrinsik.
Mekanisme penularan virus dengue berlangsung dua cara, yaitu secara horizontal
dan vertikal. Secara horizontal virus dengue menyebar dari nyamuk vektor ke dalam
tubuh host (manusia dan golongan kera tertentu) atau sebaliknya dari host ke dalam
tubuh nyamuk. Nyamuk mendapatkan virus ini pada saat melakukan gigitan pada
manusia (vertebrata) yang pada saat itu sedang mengandung virus dengue di dalam
darahnya (viraemia). Virus yang sampai ke dalam lambung nyamuk akan mengalami
replikasi (memecah diri atau berkembang biak), kemudian akan migrasi yang akhirnya
akan sampai di kelenjar ludah. Virus yang berada di lokasi ini setiap saat siap untuk
dimasukkan ke dalam kulit tubuh manusia melalui gigitan nyamuk. Mekanisme
penularanan secara vertikal juga dapat terjadi dalam tubuh nyamuk itu sendiri yaitu
melalui transovarial. Virus ditularkan oleh nyamuk betina infektif kepada telurnya yang
nantinya akan menjadi nyamuk dewasa, tingkat infeksi bisa melebihi 80%. Adanya
transmisi virus secara transovarial maka diduga kuat bahwa nyamuk Ae.aegypti di alam
memegang peranan penting dalam mempertahankan virus dengue pada kondisi iklim
yang tidak menguntungkan dan berperan dalam mempertahankan endemisitas DBD di
suatu daerah.

C. Klasifikasi DBD
WHO, 1986 mengklasifikasikan DBD menurut derajat penyakitnya menjadi 4 golongan,
yaitu :
 Derajat I
Demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan. Panas 2-7 hari, Uji
tourniquet positif, trombositipenia, dan hemokonsentrasi.
 Derajat II
Sama dengan derajat I, ditambah dengan gejala-gejala perdarahan spontan seperti
petekie, ekimosis, hematemesis, melena, perdarahan gusi.
 Derajat III
Ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan cepat
(>120x/mnt ) tekanan nadi sempit ( ≤ 120 mmHg ), tekanan darah menurun,
(120/80 → 120/100 → 120/110 → 90/70 → 80/70 → 80/0 → 0/0 )
 Derajat IV
Nadi tidak teraba, tekanan darah tidak teatur (denyut jantung ≥ 140x/mnt) anggota
gerak teraba dingin, berkeringat dan kulit tampak biru.

D. Karakteristik DBD
Berikut ciri-ciri dan gejala demam berdarah dengue (DBD) yang perlu diwaspadai:
 Demam mendadak tinggi.
 Sakit kepala parah (terutama di dahi).
 Nyeri di belakang mata yang memburuk dengan gerakan mata.
 Nyeri sekujur tubuh dan nyeri sendi.
 Mual atau muntah.
 Ruam Kemerahan pada kulit.
 Ruam yang berupa bintik-bintik pendarahan dibawah kulit (ptekie) yang berwarna
merah kehitaman.
 Perdarahan dari hidung, mulut dan gusi atau memar kulit.
 Nyeri parah dan terus menerus pada perut.
 Sering muntah dengan atau tanpa darah.
 Buang air besar warna hitam (melena).
 Haus berlebihan (mulut kering).
 Pucat, kulit teraba dingin.
 Gelisah, atau mengantuk.
 Sesak nafas.

Dalam kasus demam berdarah sedang, semua tanda dan gejala akan mereda setelah
demam turun. Pada kasus yang parah, kondisi pasien dapat tiba-tiba memburuk setelah
beberapa hari demam; suhu turun, diikuti oleh tanda-tanda kegagalan sirkulasi darah
akibat volume darah yang rendah karena kebocoran. Jika demikian, penderita mungkin
cepat masuk ke dalam keadaan kritis yaitu shock yang dikenal dengan Dengue Shock
Syndrome (DSS).
Tanda awal akibat pembuluh darah yang rapuh adalah perdarahan kecil yang
mungkin muncul sebagai bintik-bintik kecil pada kulit (ptekie) dan bisa juga berupa
pendarahan bawah kulit yang lebih besar (ekimosis).

E. Riwayat Perjalanan Penyakit DBD


1. Tahap Pre-Patogenesis
Host terpapar virus dengue tetapi kondisi host masih normal atau sehat
2. Tahap Patogenesis
a. Tahap Inkubasi
Penyakit DBD masa inkubasi awal dari ke1-4
b. Tahap Penyakit Dini
Demam yang akut, selama 2 hingga 7 hari, dengan 2 atau lebih gejala
diantaranya seperti berikut : nyeri kepala, nyeri otot, nyeri persendian. Di
mana gejala panas penderita di hari ke 1- 4 rata-rata menunjukkan
peningkatan (cenderung panas) dimana suhu badan mencapai 39 0C –
41 0C, dan hari ke 5-7 rata-rata panas cenderung menurun.
c. Tahap Penyakit Lanjut
Bintik-bintik pada kulit sebagai manifestasi perdarahan dan leucopenia,
dan terjadi pembesaran hati (Hepatomegali).
3. Tahap Pasca Pathogenesis
Meninggal bagi yang tidak segera ditangani, dan sembuh bagi yang mendapatkan
penanganan yang tepat

F. Gambaran Epidemiologi
1. Agent
Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue, sejenis virus yang tergolong arbovirus
yang masuk kedalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk aedes aegypti betina. Virus
dengue termasuk genus flavivirus dari keluarga flaviviridae. Virus yang berukurang kecil
(50 nm) ini mengandung RNA berantai tunggal. Virionnya mengandung nukleokapsid
berbentuk kubus yang terbungkus selubung lipoprotein. Genome virus dengue
berukurang panjang sekitar 11.000 pasang basa dan terdiri dari tiga gen protein struktural
yang mengodekan nukleokapsid atau protein inti (core, C) satu protein terikat membran
(membrane,M) satu protein penyelubung (envelope, E) dan tujuh gen protein
nonstruktural (nonstructural, NS).Selubung glikoprotein berhubungan dengan
hemaglutinasi virus dan aktivitas netralisasi. Virus dengue membentuk kompleks yang
khas didalam genus flavivirus berdasarkan karakteristik antigenik dan biologisnya. Ada
empat serotipe virus yang kemudian dinyatakan dengan DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan
DEN-4. Infeksi yang terjadi dengan serotipe manapun akan memicu imunitas seumur
hidup terhadap serotipe tersebut. Walaupun secara antigenik serupa, keempat serotipe
tersebut cukup bebeda di dalam menghasilkan perlindungan silang selama beberapa bulan
setelah terinfeksi salah satunya.
Virus dengue dari keempat serotipe tersebut juga dihubungkan dengan kejadian epidemi
demam dengue saat bukti yang ditemukan tentang DHF sangat sedikit atau bahkan tidak
ada. Keempat virus serotipe tersebut juga menyebabkan epidemi DHF yang berkaitan
dengan penyakit yang sangat berbahaya dan mematikan. Dapat menyerang semua umur
baik anak anak maupun orang dewasa. Faktor penyebar (vektor) penyakit DBD adalah
Aedes aegypti dan aedes Albopictus. Penyakit ini termasuk termasuk dalam kelompok
anthropod borne disease karena virus dengue sebagai penyebab demam berdarah hanya
dapat ditularkan melalui nyamuk. Nyamuk aedes aegypti hidup di daratan rendah beiklim
tropis- subtropis. Badan nyamuk relatif lebih kecil dibandingkan nyamuk yang lainnya.
tubuh dan tungkain ditutupi sisik dengan garis garis putih keperakan. Di bagian
punggung (dorsal) tubuhnya tampak dua garis melengkung vertikal dibagian kiri dan
kanan yang menjadi ciri dari nyamuk spesies ini. Nyamuk ini sangat menyukai tempat
yang teduh dan lembab, suka bersembunyi dibawah kerindangan pohon. Ataupun pada
pakaian yang tergantung dan bewarna gelap. Nyamuk ini bertelur pada genangan air yang
jernih yang ada dalam wadah pada air kotor ataupun air yang langsung bersentuhan
dengan tanah. Hanya nyamuk wanita yang mengigit dan menularkan virus
dengue.nyamuk aedes aegypty bersifat diurnal, yaitu aktif pada pagi dan siang hari.
Umumnya mengigit pada waktu siang hari (09.00-10.00) atau sore hari pukul (15.00-
17.00). Nyamuk ini akan bertelur tiga hari setelah menghisap darah, karena darah
merupakan sarana untuk mematangkan telurnya. Dalam waktu kurang dari delapan hari
telur tersebut sudah menetas dan berubah menjadi jentik-jentik larva dan akhirnya
menjadi nyamuk dewasa yang siap menggigit. Kemampuan terbang nyamuk mencapai
radius 100-200 m.
2. Host
Dalam hal ini manusia lah yang menjadi host atau target penyakit DBD.
Meskipun penyakit DBD dapat menyerang segala usia beberapa penelitian menunjukkan
bahwa anak-anak lebih rentan tertular penyakir yang berpontensi mematikan ini. Di
Indonesia penderita penyakit DBD terbanyak berusia 5-11 tahun. Secara keseluruhan
tidak terdapat perbedaan jenis kelamin penderita tetapi angka kematian lebih banyak pada
anak perempuan dibandingkan laki-laki. Anak-anak lebih rentan terkena penyakit ini
salah satunya disebabkan oleh imunitas yang relatif lebih rendah di bandingkan orang
dewasa. Manusia yang terkena gigitan nyamuk aedes aegypti tidak selalu dapat
mengakibatkan demam berdarah dan virus dengue yang sudah masuk kedalam tubuh pun
tidak selalu dapat menimbulkan infeksi. Jika daya tahan tubuh cukup maka dengan
sendirinya virus tersebut dapat dilawan oleh tubuh. Sebelum seseorang terkena DBD,
didalam tubuhnya telah ada satu jenis serotipe virus dengue (serangan pertama kali).
Biasanya, serangan pertama kali ini menimbulkan demam dengue. Ia akan kebal seumur
hidup terhadap serotipe yang menyerang pertama kali itu. Namun hanya akan kebal
maksimal 6 bulan – 5 tahun terhadap serotipe virus dengue lain.
3. Environment
Di Indonesia, penyakit DBD menjadi masalah kesehatan masyarakat karena
jumlah penderitanya tinggi dan penyebarannya yang semakin luas, terutama di musim
penghujan. Sejumlah pakar setuju bahwa kondisi ini juga di pengaruhi oleh budaya
masyarakat yang senang menampung air untuk keperluan rumah tangga dan kebersihan
dirinya. Hal ini menjadi faktor eksternal yang memudahkan seseorang menderita DBD.
Nyamuk ini sangat senang berkembang biak di tempat penampungan air karena tempat
itu tidak terkena sinar matahari langsung. Nyamuk ini tidak dapat hidup dan berkembang
biak di daerah yang berhubungan langsung dengan tanah. Berikut ini tempat
perkembangbiakan nyamuk, yaitu:
• Tempat penampungan air untuk keperluan sehari-hari, seperti drum, tangki,
tempayan, bak mandi dan ember.
• Tempat penampungan air bukan untuk keperluan sehari- hari, seperti tempat
minum burung, vas bunga, perangkap semut, dan barang-barang bekas yang dapat
menampung air.
• Tempat penampungan air alamiah, seperti lubang pohon, lubang batu, pelepah
daun, tempurung kelapa, pelepah pisang dan potongan bambu.
Penelitaan juga menunjukkan di daerah dengan persediaan air tanpa PAM,
perkembangan nyamuk aedes aegypti lebih tinggi karena penampungan air lebih banyak
dibandingkan di daerah yang sudah tersedia air dengan saluran pipa. Di daerah ini air
tidak perlu ditampung lebih dahulu sehingga nyamuk tidak sempat berkembang biak.
Lingkungan memegang peranan yang besar dalam penyebaran penyakit demam berdarah
sehingga menjaga lingkungan sekitar menjadi prioritas utama agar kasus DBD tidak
terjadi lagi.
DAFTAR PUSTAKA

http://adhienbinongko.blogspot.co.id/2012/04/penyakit-demam-berdarah-dengue.html
https://bahankedokteran.wordpress.com/2012/07/21/demam-berdarah-dengue-dbd/
https://mediskus.com/penyakit/20-ciri-ciri-demam-berdarah-dengue-dbd
Soegijanto, S. (2004). Demam Berdarah Dengue. Surabaya : Airlangga University Press.
Hastuti, Oktri. 2008. Demam Berdarah Dengue. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai