Anda di halaman 1dari 33

PETUNJUK UNTUK PRAKTIKAN

Dalam rangka percobaan yang Anda hadapi ini. Anda akan dapat menghayati apa yang telah dilakukan oleh
ilmuwan terdahulu pada zamannya. Mereka dahulu amat bersemangat melakukan pengamatan sehingga kita
sekarang dapat memetik teori, dalil atau aturan yang dirumuskan. Dari percobaan-percobaan yang amat sederhana,
Anda akan terlibat dalam pekerjaan yang dirancang untuk merangsang yang masuk akal.
Tak seorang kimiawan pun yang bekerja di laboratorium tanpa perencanaan. Oleh karena itu, agar dapat
memperoleh pengalaman belajar sebesar-besarnya. Anda harus mengetahui percobaan yang akan dilakukan sebelum
datang ke laboratorium, tetapi bantuan itu tidak ada artinya bila Anda tidak siap. Langkah – langkah berikut akan
membantu Anda mempersiapkan praktikum yang berhasil :
1. Bacalah bagian pendahuluan, tujuan dan formulasikan sifat umum percobaan tersebut.
2. Pelajari bagian rumusan masalah dan info percobaan dengan seksama, bila informasi yang ada terlalu singkat
atau kurang jelas. Rujuklah buku ajar.
3. Buatlah langkah-langkah percobaan sesuai dengan Petunjuk Percobaan.
4. Kerjakan tugas pra percobaan
5. Sebelum datang ke laboratorium bacalah buku penuntun praktikum.
6. Selama percobaan, catat semua pengamatan langsung pada lembar laporan sementara (format ada dalam buku
penuntun, biasanya disediakan oleh Asisten).
7. Selama percobaan ikuti hal – hal berikut :
a. Selalu mencamkan informasi dalam petunjuk keselamatan kerja.
b. Bekerjalah sendiri atau berkelompok sesuai arahan dari asisten.
c. Buang kelebihan reagen cair ke bak cuci dengan air yang banyak, jangan kembalikan kelebihan reagen ke
dalam botol.
d. Buang sisa padatan ke tempat sampah atau pada tempat yang telah ditentukan.
e. Buang bahan kimia organik ke dalam wadah yang telah ditentukan (biasanya dalam jerigen plastik yang
berisi sedikit minyak tanah).
f. Cucilah gelas segera setelah digunakan, menunda pekerjaan akan mempersulit pembersihan.
g. Rapihkan kembali meja Anda setelah percobaan hari itu selesai.
8. Periksalah kembali lembar laporan sementara Anda, apakah semua pengamatan sudah dilaporkan, perhitungan
sudah benar, rumus senyawa dan muatan-muatan ion-ion sudah sesuai, persamaan reaksi sudah seimbang.
9. Jawablah semua pertanyaan dalam bagian uji pemahaman sebagai evaluasi kegiatan praktikum.
Jika anda melaksanakan kesembilan aturan tadi, yakinlah Anda akan memperoleh manfaat besar dan
pengalaman bekerja di laboratorium. Di samping itu, prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh dosen selama
perkuliahan akan terasa lebih relevan.

1
PENGENALAN ALAT ALAT LABORATORIUM
1. Tabung reaksi

Terbuat dari gelas, dapat dipanaskan, dipakai sebagai tempat untuk mereaksikan zat-zat
kimia dalam jumlah sedikit.
Cara penggunaanya :
a. Tabung reaksi dipegang pada lehernya, miringkan lebih kurang 60oC lalu diisi dengan
larutan yang akan diperiksa.
b. Bila tabung beserta isinya akan dipanaskan, tabung dipegang dengan penjepit tabung dan
pemanasan dilakukan pada daerah 1/3 bagian cairan di bawah. Mulut tabung harus
diarahkan ke tempat yang aman (jangan ke arah muka sendiri atau muka orang lain).
c. Tabung yang panas tidak boleh didinginkan secara mendadak

2. Penjepit

Terbuat dari kayu atau logam, dipakai untuk memegang tabung


reaksi, misalnya waktu pemanasan atau mereaksikan zat-zat
yang merusak kulit dan sebagainya.

3. Rak tabung reaksi

Terbuat dari kayu atau logam dipakai untuk menaruh


tabung reaksi.

4. Pengaduk gelas

Berbentuk tabung yang tidak berlubang di dalamnya,


dipakai untuk mengaduk suatu campuran atau larutan zat-zat
kimia pada waktu melakukan reaksi-reaksi kimia, juga
dipakai untuk membantu pada waktu
menuangkan/mendekantasi cairan dalam proses penyaringan
dan pemisahan.

2
5. Corong

Biasanya terbuat dari gelas. Corong yang baik


berbentuk kerucut bersudut 60º, dipakai untuk
memasukkan suatu cairan ke dalam suatu tempat
yang mulutnya sempit seperti botol, labu ukur,
buret dan sebagainya. Selain itu corong juga
digunakan untuk menyaring. Corong yang
tangkainya berdiameter relative agak besar
dipakai untuk memasukkan zat berbentuk serbuk
ke dalam bejana bermulut kecil.

6. Gelas arloji

Ukuran penampang lintangnya berbeda-beda


sesuai dengan kebutuhan. Digunakan untuk
menimbang zat berbentuk kristal. Juga digunakan
untuk menutup gelas beker yang berisi larutan
(waktu pemanasan) atau untuk menguapkan
cairan.

7. Gelas ukur

Dipakai untuk mengukur volumen zat kimia dalam


bentuk cair. Alat ini mempunyai skala, ukurannya
bermacam-macam.
Gelas ukur merupakan alat pengukur yang kasar.
Tidak untuk pengukuran yang teliti. Larutan yang
akan dititrasi tidak boleh diambil/diukur dengan
gelas ukur, tetapi diambil dengan pipet volume.

8. Gelas beaker

Alat ini bukan sebagai alat pengukur. Tanda volume


yang ada merupakan taksiran kasar. Terdapat dalam
berbagai ukuran. Digunakan untuk .
a. Wadah sementara larutan/reagent
b. Memanaskan larutan
c. Menguapkan pelarut atau memekatkan

3
9. Erlenmeyer

Alat ini juga bukan alat pengukur. Digunakan


dalam analisis volumetri, untuk wadah suatu
volume tertentu dari suatu larutan. Kadang-
kadang dipakai untuk memanaskan larutan.
Ada 2 jenis erlenmeyer yaitu :
a. Erlenmeyer tanpa tutup gelas, dipakai untuk
titrasi larutan yang tidak mudah menguap.
b. Erlenmeyer dengan tutup gelas, dipakai
untuk titrasi larutan yang mudah menguap.

10. Labu Ukur

Suatu bejana dengan leher panjang, sempit dan dasar yang datar. Dilengkapi dengan tanda batas
volumenya. Mempunyai kapasitas tampung sesuai dengan ukuran yang tercantum. Bila pada alat
tertulis 20oC dan 100 mL maka alat tersebut dapat menampung cairan pada 20oC tepat sebanyak
100 mL sampai garis tanda yang terdapat pada leher alat. Digunakan untuk membuat larutan
standar (baku) pada análisis volumetri. Cara penggunaannya :
 Cuci dengan detergent dan selanjutnya dengan air ledeng.
 Bilas dengan air suling.
 Bahan cairan atau padatan dimasukkan hati-hati dengan bantuan corong ke dalam labu ukur.
 Tambahkan air suling / bahan pengencer lain yang diperlukan melalui corong tadi sampai
kurang lebih 4/5 bagian yang penuh, kemudian gojog sampai diperoleh campuran yang
homogen.
 Tambahkan lagi pengencer sampai sedikit di bawah garis tanda. Bila penambahan sampai di
atas tanda, berarti terjadi suatu kesalahan yang tidak bias diperbaiki dan pekerjaan harus
diulang dari permulaan.
 Tambahkan kekurangan pengencer (pelarut) dengan hati-hati memakai pipet tetes sampai
miniskus bagian bawah (untuk larutan yang tidak berwarna) tetapi segaris dengan baris tanda.
 Bila di atas garis tanda terdapat bintik-bintik pelarut/pengencer maka butir-butir cairan itu
dibersihkan dengan kertas/lap bersih.
 Labu ukur lalu ditutup dengan tutupnya kemudian labu beserta isinya dibolak-balik beberapa
kali sehingga di dapatkan larutan yang homogen.

4
11. Pipet volume / pipet gondok

Di bagian tengah dari pipet ini ada bagian yang membesar (gondok), ujungnya
runcing dan pada bagian atas ada tanda goresan melingkar. Tepat sampai tanda
tersebut, volume larutan di dalam pipet sama dengan angka yang tertera pada
pipet tersebut. Alat ini dipakai untuk mengambil dan memindahkan larutan
secara tepat suatu volumen tertentu sesuai kapasitas alat. Pipet volumen
merupakan alat pengukur yang lebih tepat dari gelas ukur.

Cara penggunaannya :
a. Cuci pipet dengan detergent dan selanjutnya dicuci dengan air ledeng.
b. Bilas dengan air suling
c. Bilas dengan larutan yang akan diambil / dipindahkan.
d. Larutan disedot pelan-pelan dengan bola hisap sampai 1 s/d 2 cm di atas garis
tanda.
e. Pipet diangkat vertikal, bersihkan cairan yang menmpel pada ujung pipet
dengan kertas saring atau lap bersih. Tanda batas volume pada pipet
dipempelkan horizontal dengan mata, lalu cairan dikeluarkan secara pelan-
pelan sampai miniskus bawah tepat pada garis tanda (batas volume).
f. Tuangkan isi pipet ke dalam erlenmeyer atau penampung lain yang digunakan.
Pada waktu menuangkan isinya, pipet harus dalam kedudukan vertikal.
Penuangan isi pipet diatur sedemikian rupa sehingga isi pipet sejumlah 25 ml
ddiperlukan waktu kurang lebih 30 detik. Pada saat-sat terakhir biarkan ujung-
ujung pipet pada sisi dalam penampung selama 15 detik, untuk memberikan
kesempatan pada zat cair yang masih di dalam pipet untuk keluar. Sisa zat cair
yang tertinggal pada ujung pipet tidak boleh diikutkan / dikeluarkan baik
dengan cara meniup ataupun dengan cara-cara lain. Bila akan dipakai untuk
mengambil/memindahkan zat lain, pipet dicuci kembali dan selanjutnya sesuai
dengan petunjuk cara penggunaanya.

12. Pipet ukur

Berupa tabung gelas yang agak panjang dengan ujung


runcing dan mempunyai skala. Teknik penggunaannya sama
dengan pipet volume, hanya isi pipet dapat dipindahkan
sebagian-sebagian disesuaikan dengan keperluan. Jumlah
cairan yang dituangkan dapat disesuaikan dengana skala
yang ada.

5
13. Pipet Pasteur / pipet tetes

Pipet ini tidak mempunyai ukuran volume atau skala lainnya.


Digunakan untuk memindahkan sedikit zat cair /larutan yang tidak
mempunyai ketelitian tinggi.

14. Buret

Berupa tabung gelas panjang dengan pembagian skala dan ujung bawah dilengkapi dengan kran.
Digunakan untuk titrasi / mengukur volume titran yang dipakai.
Berdasarkan tingkat ketelitian/pembagian skalanya, buret ada 2 jenis :
a. Makro buret dengan pembagian skala 0,10 – 0,05 ml
b. Mikro buret dengan pembagian skala 0,01 ml

Bentuk buret disamping lurus, ada juga buret yang ujungnya bengkok. Buret yang ujungnya bengkok
digunakan untuk titrasi yang menggunakan pemanas. Cara penggunaanya :
a. Cuci dengan sabun / detergent, kemudian cuci dengan air ledeng.
b. Bilas dengan air suling.
c. Bilas dengan larutan / titran yang akan dimasukkan ke dalam buret, larutan pembilas dibuang.
d. Periksa kran buret apakah bocor dan kalau dianggap perlu oleskan vaselin pada kran buret dengan
hati-hati supaya jangan sampai lobang kran tersumbat.
e. Tempatkan buret pada estándar buret dengan memakai klem buret dan kemudian buret dibuat
vertikal.
f. Dengan memakai corong, buret diisi dengan titran sampai sedikit di atas garis nol. Dalam pengisian
buret harus diusahakan agar tidak ada gelembung udara sepanjang cairan dalam kolom.
g. Corong dilepas/dipindahkan dan bagian sisi dalam dari buret yang terletak di atas titran dibersihkan
dengan kertas saring yang bersih dan kering.
h. Turunkan permukaan larutan dalam buret perlahan-lahan dengan jalan membuka kran sampai
miniskus bawah zat cair (untuk zat cair yang tidak berwarna atau zat cair berwarna terang) tepat
pada garis nol. Bila lewat sampai di bawah garis nol, pekerjaan tidak perlu diulang tetapi langsung
dibaca dengan teliti. Pembacaan akan lebih teliti apabila miniskus bawah tepat ada pada garis skala
buret.
i. Buret siap untuk digunakan.
j. Pada waktu menitrasi, kran buret dipegang dengan tangan kiri, sedangkan Erlenmeyer tempat titrat
dipegang dengan tangan kanan dan mengeluarkan isi buret (titran) tidak boleh terlalu cepat. Dalam
pemakaian titran minimum cairan yang tersisa 20 %.

6
15. Bola hisap (Suction Bulb)

Pengambilan suatu larutan atau cairan menggunakan pipet volume dapat


dilakukan dengan bantuan bola hisap karet. Bola hisap ini terdiri dari satu
bola dengan ujung pendek diatas dan ujung bawah agak panjang. Ujung
bawah mempunyai cabang ke samping. Sebelum dipakai untuk mengambil
cairan, bola dikosongkan dengan menekan bola dan bagian ujung atas.
Masukkan pipet volumen ke dalam lobang ujung bawah bola hisap tetapi
jangan melewati pipa cabang. Pijit bagian ujung bawah maka cairan akan
terhisap masung ke dalam pipet. Kalau pijatan dilepas maka hisapan akan
terhenti. Cairan dapat dikeluarkan dengan memijit bagian pipa cabang.
Sehabis menggunakan bola hisap ini pipet dilepas dan biarkan udara masuk
sehingga bola menggelembung kembali seperti semula.

Catatan : cairan yang dihisap jangan sampai masuk ke bola.

16. Botol semprot

Botol semprot plastik dipakai untuk menyimpan air suling yang akan
digunakan sebagai pelarut zat, pencuci endapan, membersihkan dinding
bejana dari sisa-sisa endapan atau membilas alat-alat yang telah dicuci.
Botol semprot plastik ini dapat dipegang dengan satu tangan dan dengan
pijatan yang lemah cairan akan keluar.

17. Cawan porselin

Cawan porselin biasanya digunakan sebagai


tempat mengabukan kertas saring dan
memijarkan endapan sehingga terbentuk
senyawa yang stabil. Cawan porselin yang baik
dapat dipanaskan hingga suhu 1200oC. Cawan
porselin yang masih panas tidak boleh
didinginkan mendadak (dengan air dingin)
karena bisa pecah.

7
18. Lumpang

Lumpang digunakan untuk


menggerus/menghaluskan zat. Ada berjenis-
jenis lumpang yang digunakan di laboratorium
kimia seperti lumping porselin, lumping akik
(agate) dan lumping alumina.

19. Neraca analitik

Neraca analitik merupakan alat timbang yang


dioperasikan menggunakan aliran arus listrik.

20. Kertas Saring

Untuk menyaring larutan. Kertas saring


ditempelkan pada wadah tempat penyaringan

8
TATA TERTIB LABORATORIUM

1. Semua praktikan pada hari pelaksanaan praktikum menunggu waktu masuk laboratorium sesuai
kelompok/mejanya masing –masing. 10 menit sebelum masuk praktikum sudah hadir dan masuk laboratorium
dengan tertib.
2. Tanda waktu masuk teapat pada jam yang telah ditentukan. Praktikan langsung masuk, mengumpulkan laporan
percobaan terdahulu dan mengisi absen, kemudian menuju meja amsing-masing.
3. Diwajibkan mengikuti responsi/penjelasan dari asisten yang ditunjuk sebelum praktikum dimulai.
4. Mengajukan bon peminjaman alat jika dibutuhkan kepada petugas laboratorium.
5. Asisten akan membantu untuk mengatur permintaan keperluan zat/pereaksi yang diperlukan untuk percobaan
pada hari tersebut.
6. Selesai menerima penjelasan praktikum, praktikan kembali ke meja masing-masing, dilanjutkan dengan
peminjaman alat dan pengambilan bahan-bahan kimia yang diperlukan di tempat yang telah disediakan secara
bergiliran. Kemudian pemasangan peralatan, yang terlebih dahulu dibersihkan dan dikeringkan.
7. Bekerjalah dengan hati-hati, tenang, cepat, teliti dan tanpa ragu-ragu.
8. Bilamana menghadapi kesulitan atau keraguan, janganlah segan-segan untuk menanyakan kepada asisten
kelompoknya.
9. Peralatan yang dipakai bersama dan akan diletakkan oleh petugas pada tempat-tempat yang telah ditentukan.
10. Setelah selesai percobaan laporkan dans serahkan hasil percobaan, yang ditempatkan pada botol kecil yang
bersih dan diberi label yang berisi nama,NIM,kelompok,nama zat, berat dan data fisiknya.
11. Buatlah laporan sementara praktikum yang di acc oleh asisten laboratorium.
12. Kembalikan semua alat yang dipinjam pada hari tersebut dalam keadaan bersih dan kering, diperiksa petugas
mengenai keutuhan dan jumlahnya. Laporkan juga semua kerusakan alat yanga Anda lakukan kepada petugas.
13. Campuran reaksi/zat supaya dipindahkan ke tempat/labu kepunyaan sendiri, tutup dengan baik dan diberi
tulisan/peringatan. Jagalah dari kemungkinan tertumpah atau terbakar.
14. Waktu untuk sekali praktikum paling lambat 3 jam. Bersihkan meja dan lantai tempat anda bekerja sebelum
Anda pulang. Apabila ada percobaan yang belum selesai dan perlu dilanjutkan di hari berikutnya harus
mendapat persetujuan dari dosen.
15. Nah, sekali lagi, selesai praktikum Anda harus sudah mengecek :
 Apakah alat-alat yang dipinjam pada hari itu sudah dikembalikan ?
 Apakah tempat/meja kerja Anda sudah bersih kembali ?
 Apakah laporan sementara praktikum Anda sudah di acc/ditandatangani oleh Asisten ?
 Apakah kran air dan listrik di meja Anda sudah dimatikan ?.
16. Jika semua sudah beres, dipersilahkan meninggalkan laboratorium.

9
KEAMANAN DAN KESELAMATAN LABORATORIUM

A. Petunjuk Keselamatan Kerja


Dengan kehati-hatian dan pengetahuan akan teknik kerja yang benar, laboratorium bukanlah tempat yang
berbahaya. Petunjuk keselamatan kerja berikut ini perlu dilakukan untuk menghindari diri dari bahaya,
petunjuk tersebut yaitu :
1. Kenakan sepatu tertutup, bukan sepatu sandal.
2. Dilarang makan,minum dan merokok di laboratorium.
3. Kenali letak dan cara penggunaan P3K dan alat pemadam api.
4. Anggaplah semua bahan kimia berbahaya, jangan mencicipi apapun kecuali diminta oleh Asisten.
5. Jangan langsung membaui uap atau gas, tepiskan sedikit sampel gas ke hidung Anda.
6. Setiap reaksi yang melibatkan bahan kimia berbahaya atau berbau tidak enak harus dilakukan di
lemari assam.
7. Jangan arahkan tabung reaksi yang sedang dipanaskan ke muka Anda, atau ke rekan Anda; isi tabung
bisa saja menyembur.
8. Bila menyisipkan pipa kaca atau termometer ke dalam gabus, lumasi batang dan lubang gabus dengan
gliserol atau air. Lindungi tangan Anda dengan lap dan putar-putar alat kaca tadi ke dalam gabus. Agar
tidak pecah, kedudukan kedua tangan tidak boleh berjauhan.
9. Banyak pelarut seperi alkohol,aseton, dan khususnya ester sangat mudah terbakar. Jangan
menggunakan atau meletakkan bahan-bahan seperti ini di dekat nyala api.
10. Jangan melakukan percobaan yang tidak dijadwalkan
11. Perhatikan setiap peringatan khusus yang tertulis dalam setiap percobaan.
12. Laporkan setiap kecelakaan, sekecil apapun kepada Asisten. Untuk luka akibat goresan ringan,
balutlah dengan plester. Bila kulit Anda tersentuh benda panas, siramlah dengan air dingin untuk
mengatasi rasa nyeri, jangan olesi dengan minyak. Untuk kecelakaan yang lebih berat, hubungi
paramedik.
13. Perhatikan tanda-tanda bahan yang beracun (tanda tengkorak) dan bahan yang mudah terbakar (tanda
api) pada botol/wadah bahan kimia.

10
B. Prosedur Mengatasi Kecelakaan
Bila setiap ada kecelakaan di laboratorium, maka perhatikanlah apa yang harus diperbuat seperti
dibawah ini :
1. Laporkan kepada asisten (instruktur) atau kepala laboratorium. Bila hal ini darurat, ambillah segera
langkah-langkah untuk mengeluarkan personil ketempat yang aman atau jauh dari tempt kecelakaan.
2. Kenali lokasi-lokasi dan cara kerja alat-alat berikut di laboratorium :
Air pancuran pencuci mata APM
Shower pengaman darurat SPD
Pemadam kebakaran PK
Pintu keluar darurat PKD
Kotak P3K P3K
Selimut api (pasir, karung) SA
Kotak alarm api KAA
Telepon terdekat TT
Kantor kepala laboratorium KKL

(Buatlah denah lokasi dari fasilitas laboratorium tersebut)


1. Bila bahan kimia korosif memercik ke mata anda. Segera cuci mata anda dengan air dari pancuran
pencuci mata
2. Apabila terbakar sendiri. Untuk luka bakar kecil, anda dapat menaruhkan air es yang terluka bakar
untuk menghilangkan rasa sakit. Tidak boleh menempelkan apapun pada tempat luka bakar tersebut,
kecuali suatu analgetik topical. Untuk luka bakar besar, hubungi langsung dokter.
3. Apabila terjadi kebakaran. Ambil alat pemadam kebakaran terdekat, lepaskan kunci pengamannya,
bidik sumber api, dan dari jarak beberapa meter semprotkan alat tersebut sampai apinya padam.

C. Perhatikan Petunjuk Pencegahan Kecelakaan Berikut Ini


1. Bekerja dengan tabung atau batang gelas
a. Ketika memasukkan tabung atau thermometer kedalam tutup karet, selalu gunakan gliserin atau air
sabun sebagai pelican. Lindungi tangan anda dengan cara membungkus tabung gelas tersebut
dengan handuk
b. Dibilas dengan api semua pinggiran tabung atau batang gelas tersbut.
c. Buang segera glassware yang retak atau pecah kedalam tempat sampah yang sesuai. Ganti barang
yang pecah dari laci anda dengan menghubungi bagian perlengkapan.
d. Jangan memanaskan gelas ukur, labu ukur, atau ermometer langsung dengan api Bunsen.

11
2. Penggunaaan Pembakar Bunsen
a. Pembakar Bunsen hanya dapat dinyalakan selama waktu pemakaian. Jauhkan penempatannya dari
rak reagensia.
b. Sebelum menyalakan Bunsen, yakinkan tidak ada reagensia yang mudah terbakar.
c. Jangan sampai tangan atau rambut anda dekat dengan nyala api.
3. Susunlah alat-alat percobaan dengan cermat.
4. Jangan membawa botol reagensia keats meja anda.
5. Melepaskan tutup gelas dari botol reagensia
Genggamlah tutup botol antara dua jari telunjuk dari jari tengah dengan telapak tangan anda
menghadap ke atas. Peganglah tutup tersebut pada posisi ini sampai anda menutupnya kembali botol
tersbut. Jangan menaruh tutup tersebut keats permukaan lain. Ini akan terhindar dari kontaminasi.
6. Mengambil bahan kimia cair
Bawalah beker gelas bersih ke botol reagensia. Keluarkan atau lepaskan tutupnya dan tuangkanlah
sejumlah yang telah dipeerkirakan kedalam beker glass. Jangan masukkan pipet tetes kedalam botol.
Tutupkan kembali stopper dan kembalikan lagi ke meja anda dengan reganennya. Jangan mengambil
lebih dari pada yang diperlukan, jika seandainya berlebihan mengambil kelebihannya buang pada
tempatnya.

12
SIMBOL – SIMBOL BAHAN KIMIA BERBAHAYA

Nama &
No Arti Tindakan Contoh
Lambang
1 Bahan yang dapat Hindari kontak langsung NaOH, C6H5OH, Cl2
menyebabkan iritasi, dengan kulit.
gatal-gatal dan dapat
menyebabkan luka bakar
Irritant pada kulit.
2 Bahan yang bersifat Jangan ditelan dan jangan Metanol, Benzena
beracun, dapat dihirup, hindari kontak
menyebabkan sakit serius langsung dengan kulit.
bahkan kematian bila
tertelan atau terhirup.
Toxic
3 Bahan yang bersifat Hindari kontak langsung HCl, H2SO4, NaOH
korosif, dapat merusak dengan kulit dan hindari (>2%)
jaringan hidup, dapat dari benda-benda yang
menyebabkan iritasi pada bersifat logam.
kulit, gatal-gatal dan
Corrosive dapat membuat kulit
mengelupas.
4 Bahan kimia yang Jauhkan dari benda-benda Minyak terpentin
mempunyai titik nyala yang berpotensi
rendah, mudah terbakar mengeluarkan api.
dengan api bunsen,
Flammable permukaan metal panas
atau loncatan bunga api
5 Bahan kimia yang mudah Hindari pukulan/benturan, KClO3, NH4NO3,
meledak dengan adanya gesekan, pemanasan, api Trinitro Toluena (TNT
panas atau percikan dan sumber nyala
bunga api, gesekan atau lain bahkan tanpa oksigen
benturan atmosferik
Eksplosiv
6 Bahan kimia bersifat Hindarkan dari panas dan Hidrogen peroksida,
pengoksidasi, dapat reduktor. Kalium perklorat.
menyebabkan kebakaran
dengan menghasilkan
panas saat kontak dengan
Oxidizing bahan organik dan bahan
pereduksi.
7 Bahan kimia yang Hindari kontak atau Tributil timah
berbahaya bagi satu atau bercampur dengan klorida,
beberapa komponen lingkungan yang dapat Tetraklorometan,
lingkungan. Dapat membahayakan makhluk Petroleum bensin.
menyebabkan kerusakan hidup.
Dangerous for the ekosistem.
Environment

13
Nama &
No Arti Tindakan Contoh
Lambang
8 Spontaneously Material yang dapat Simpan di tempat yang jauh Carbon,Charcoal-non-
Combustible secara spontan mudah dari sumber panas atau activated, Carbon
Substances terbakar. sumber api. black.

9 Material yang bereaksi Jauhkan dari air dan simpan Calcium carbide,
cukup keras dengan air. di tempat yang kering/tidak Potassium phosphide,
lembab. Maneb.

Dangerous When
Wet
10 Material yang mudah Jauhkan dari material/ Calcium hypochlorite,
menimbulkan api ketika bahan yang mudah terbakar Sodium peroxide,
kontak dengan material Ammonium
lain yang mudah terbakar dichromate.
Oxidizer dan dapat menimbulkan
ledakan.
11 Merupakan
_ simbol Benzol peroxide,
keamanan bahan kimia Methyl ethyl ketone
yang digunakan dalam peroxide, Dicetyl
transportasi dan perdicarbonate.
penyimpanan peroksida
Organic Peroxide
organik.
12 Simbol yang digunakan _ Cyanohydrin, Calcium
pada transportasi dan cyanide, Carbon
penyimpanan bahan- tetrachloride.
bahan yang beracun
(belum tentu gas).

Poison
13 Bahan-bahan yang Jauhkan dari makanan atau Acrylamide, Amonium
berbahaya bagi tubuh. minuman. fluorosilicate,
Chloroanisidines.

Harmful

14 Bahan yang mengandung _ Uranium, 90Co,


material atau kombinasi Tritium.
dari material lain yang
dapat memancarkan
Radioactive radiasi secara spontan.

14
Nama &
No Arti Tindakan Contoh
Lambang

15 Polutan laut. Tidak membuang limbah ke


saluran air atau sungai yang
mengalir ke laut.
Marine Pollutant

Demikian beberapa simbol-simbol tanda bahaya yang terdapat pada laboratorium. Diharapkan
agar kita dapat memahami dan dapat berhati-hati demi keselamatan kerja di laboratorium. Seorang
peneliti yang cerdas ialah yang dapat menjaga keamanan dan keselamatan dalam kegiatan penelitiannya
di laboratorium.

15
PERCOBAAN 1
PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

1. Mengobservasi Fenomena
Seringkali dalam penggunaan alat pada saat melakukan praktikum di Laboratorium kurang
hati-hati sehingga berakibat fatal dan seringkali kita menggunakan sembarang alat tanpa
mengetahui nama alat, prinsip kerja alat dan fungsi alat. Agar pada saat praktikum praktikan
melakukan dengan baik dan benar tanpa melakukan kesalahan., kita harus mengenal nama
alat, prinsip kerja alat, dan fungsi masing-masing alat.

2. Tujuan
a. Mengetahui apa saja alat-alat yang ada di dalam laboratorium.
b. Mengetahui fungsi dari alat-alat di laboratorium.
c. Mengetahui bagian-bagian dari alat-alat laboratorium.
d. Mengetahui bagaimana menggunakan alat-alat laboratorium secara benar.
e. Mengetahui prinsip kerja dari alat – alat laboratorium.

3. Rumusan Masalah
a. Alat-alat apa sajakah yang ada di dalam laboratorium ?
b. Bagaimana fungsi dari alat-alat di laboratorium ?
c. Apasajakah bagian-bagian dari alat-alat laboratorium ?
d. Bagaimanakah menggunakan alat-alat laboratorium secara benar ?
e. Bagaimanakah prinsip kerja dari alat – alat laboratorium ?

4. Hipotesis
Buatlah hipotesis mengenai penggunaan alat-alat laboratorium !

5. Info
Peralatan dalam suatu Laboratorium merupakan salah satu komponen yang sangat
menentukan dalam suatu praktikum maupun dalam melaksanakan penelitian Kimia.
Pengetahuan seorang praktikan akan alat-alat yang akan digunakan teruatma menyangkut
fungsinya mutlak diperlukan untuk kelancaran praktikum. Oleh karena itu, pengenalan alat-

16
alat Laboratorium menjadi bagian yang pertama dari penuntun praktikum ini sebelum
mahasiswa melangkah ke beberapa percobaan berikutnya. Peralatan dalam laboratorium
dibagi atas peralatan gelas dan nongelas.

6. Keamanan dan Keselamatan Kerja


a. Hati-hati menyentuh dan memegang peralatan yang terbuat dari gelas. Jangan sampai ada
yang pecah atau ruak.
b. Laporkan setiap kecelakaan sekecil apapun kepada Asisten.

7. Petunjuk Percobaan
a. Perhatikan semua peralatan gelas dan nongelas yang terdapat dalam laboratorium.
b. Identifikasi kegunaan dan cara penggunaan peralatan gelas dan nongelas tersebut
c. Gambarkan semua bentuk peralatan gelas dan non gelas beserta kegunaannya.

8. Analisis Data
Analisis data peralatan laboratorium gelas dan nongelas yang Anda peroleh!.

9. Uji Pemahaman
Jelaskan bagaimana prinsip kerja dan kegunaan alat-alat yang ada di dalam laboratorium !

17
PERCOBAAN 2
REAKSI – REAKSI KIMIA

1. Mengobservasi Fenomena
Reaksi Kimia bisa terjadi di manapun di sekitar kita, bukan hanya di laboratorium. Materi
berinteraksi untuk membentuk produk baru melalui proses yang disebut reaksi kimia atau
perubahan kimiawi. Setiap kali kita memasak atau sedang bersih-bersih, itu juga merupakan
kimia dalam tindakan. Tubuh kita hidup dan tumbuh berkat reaksi kimia.

Tahukah Anda bahwa proses pengeritingan rambut juga merupakan salah satu reaksi kimia?.
Pada saat mengeritingkan rambut, pertama rambut diolesi obat kimia, lalu digulung
menggunakan jepitan rambut. Dan setelah didiamkan selama 30 menit, rambut pun akan
menggulung-gulung seperti gelombang. Di dalam rambut terkandung protein keratin yang
berguna untuk mempertahankan bentuk rambut. Dan jika rambut diberi obat kimia, protein
tersebut akan pecah dan rambut pun berubah sesuai dengan bentuk dari jepitan yang
digunakan. Lalu apabila diberi obat penetral, protein akan kemballi dan mempertahankan
bentuknya yang sekarang.

2. Tujuan
a. Mengetahui jenis-jenis reaksi kimia secara sistematis.
b. Mengamati tanda – tanda terjadinya reaksi.
c. Mengetahui bagaimana menulis reaksi kimia dengan benar.

3. Rumusan Masalah
a. Bagaimana cara mengetahui jenis-jenis reaksi kimia secara sistematis ?
b. Bagaimana mengamati tanda-tanda terjadinya reaksi ?
c. Bagaimanakah menulis reaksi kimia dengan benar ?

4. Hipotesis
Buatlah hipotesis mengenai reaksi kimia !

18
5. Info
Ada lima jenis reaksi kimia. Jenis pertama adalah sintesis satu jenis senyawa dari dua zat
atau lebih, jenis ini dinamakan reaksi penggabungan. Jenis kedua disebut reaksi penguraian
yaitu terpecahnya satu senyawa menjadi dua zat atau lebih, biasanya dengan memasok kalor.
Jenis reaksi ketiga dinamakan reaksi penggantian tunggal dan reaksi pengantian rangkap
yaitu satu unsur menggantikan unsur lain di dalam senyawa. Jenis yang keempat adalah
reaksi netralisasi dan jenis yang kelima adalah reaksi redoks.

Dalam percobaan ini, akan dilakukan kelima jenis reaksi tersebut. Tanda-tanda reaksi harus
diamati dan dicatat. Tanda – tanda ini dapat berupa timbulnya gas, endapan, perubahan
warna dan perubahan suhu. Dalam mengerjakan lembar laporan, tuliskan persamaan reaksi
dan segala notasinya dengan benar.

6. Keamanan dan Keselamatan Kerja


 Anggaplah semua bahan kimia berbahaya, jangan mencicipi dan membaui apapun kecuali
diminta Asisten
 Jangan langsung membaui uap atau gas, tepiskan sedikit sampel gas ke hidung Anda.
 Hati hati dalam penggunaan larutan AgNO3, HCl,NaOH, NaHSO4 dan larutan H2SO4
karena larutan tersebut merupakan bahan kimia yang bersifat korosif (dapat merusak
jaringan, menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal dan mengelupas). Hindari Kontak
langsung dengan kulit dan hindari dari benda-benda besifat logam.
 Laporkan setiap kecelakaan, sekecil apapun kepada Asisten.

7. Petunjuk Percobaan
a. Sebelum melakukan percobaan,bacalah literatur yang berkaitan dengan judul percobaan.
b. Rancanglah suatu pecobaan mengenai :
1. Reaksi penggabungan dengan menggunakan magnesium (Mg) padatan.
2. Reaksi penguraian dengan menggunakan kristal H2SO4
3. Reaksi Penggantian Tunggal dengan menggunakan larutan AgNO3 0,01M dan
serbuk Cu atau bisa dengan menggunakan larutan HCl 0,01M dan serbuk Mg.

19
4. Reaksi Penggantian rangkap dengan menggunakan larutan AgNO3 0,01M,, larutan
Hg(NO3)2 0,01M, larutan Al(NO3)3 0,01M, larutan KI 0,1M dan larutan Na3PO4
0,1M
5. Reaksi netralisasi dengan menggunakan larutan HNO3 0,1M, larutan H2SO4 0,1M,
larutan H3PO4 0,1 M, larutan NaOH 0,1M dan indikator fenolftalein.
6. Reaksi redoks :
a. dengan menggunakan larutan H2SO4 6M, larutan KMnO4 0,1M dan larutan
Na2C2O4 0,1M.
b. dengan menggunakan larutan NaHSO4 0,1M dan larutan NaOH. 10M.
c. dengan menggunakan larutan HCl 6M dan kristal KMnO4.
c. Jangan lupa, setelah melakukan percobaan buang hasil limbah di tempat yang telah
disediakan !

8. Analisis Data
Analisislah data reaksi-reaksi kimia yang Anda peroleh!

9. Uji Pemahaman

1. Dari data pengamatan Anda, zat manakah yang menghasilkan :

a. asap putih
b. cairan tak berwarna
c. gas yang dapat memadamkan api
d. padatan kelabu
e. gas tidak berwarna
f. endapan jingga
g. endapan kuning dan
h. yang mengubah warna indikator

2. Tuliskan semua persamaan reaksi yang terjadi !

20
PERCOBAAN 3
ASAM BASA

1. Mengobservasi Fenomena
Lambung merupakan salah satu bagian dari sistem pencernaan. Lambung menghasilkan caitan
yang mengandung asam klorida. Asam klorida tersebut berfungsi untuk proses pencernaan
makanan dan membunuh kuman-kuman. Apabila lambung dalam keadaan kosong (tidak ada
makanan yang masuk), sedangkan asam klorida tetap dihasilkan maka kandungan asam
klorida menjadi tinggi. Keadaan tersebut dapat merusak dinding lambung dan menyebabkan
luka pada lambung, hal ini yang menyebabkan kita terjangkit maag. Bagaimana cara
mengobatinya?. Antasid merupakan salah satu senyawa yang terdapat pada obat sakit maag
dan digunakan untuk menetralisir keadaan ini. Antasid berarti menghilangkan asam. Saat
makanan masuk ke lambung, lambung akan mengeluarkan asam dan terjadilah pencernaan.
Kalau lambung terlalu banyak megeluarkan asam, maka akan terasa sakit dan proses
pencernaan terhambat karena asam lambung memiliki kandungan asam yang sangat kuat
sehingga digunakanlah antasida sebagia penetralisirnya. Untuk mengetahui lebih jauh,
lakukanlah percobaan berikut !.

2. Tujuan
a. Membuat larutan standar asam dan basa dalam berbagai konsentrasi
b. Mengukur pH larutan dengan berbagai indikator
c. Memilih indikator sesuai dengan pH

3. Rumusan Masalah
a. Bagaimana cara membuat larutan standar asam dan basa dalam berbagai konsentrasi ?
b. Bagaimana mengukur pH larutan dengan berbagai indikator ?
c. Bagaimana cara memilih indikator sesuai dengan pH ?
d. Bagaimana cara mengukur pH larutan menggunakan pH meter ?

4. Hipotesis
Buatlah hipotesis mengenai percobaan asam basa !

21
5. Info
Larutan asam mempunyai rasa masam dan bersifat korosif pada logam, sedangkan larutan basa
mempunyai rasa sedikit pahit dan bersifat kaustik, larutan basa bersifat korosif terhadap kulit.
Penyebab asam atau basa dapat dijelaskan dengan 3 teori, yaitu teori asam – basa Arrhenius,
teori asam – basa Bronsted Lowry dan teori asam – basa menurut Lewis.

Indikator merupakan zat yang digunakan untuk membedakan larutan asam dan basa, indikator
akan memberikan perubahan warna yang khas sesuai dengan pH larutan yang diuji. Larutan
asam mempunyai pH < 7, sedangkan larutan basa mempunyai pH > 7. Cara yang paling mudah
untuk menentukan sifat asam basa adalah dengan mengggunakan indikator kertas lakmus.

Asam dan basa ada yang tergolong elektrolit kuat, dan ada pula yang tergolong elektrolit lemah.
Asam atau basa kuat mengion sempurna dalam air (α ≈ 1), sedangkan asam atau basa lemah
mengion sebagian kecil dalam air (α ≈ 0). Tetapan ionisasi asam (Ka) merupakan kekuatan asam,
semakin besar nilai Ka semakin kuat keasamannya. Demikian juga dengan Kb, yang merupakan
ukuran kekuatan basa.

Konsentasi ion H+ dalam larutan asam kuat dapat ditentukan dari kemolaran asamnya [H+] = M x
valensi asam, begitu pula dengan konsentrasi ion OH- dalam larutan basa dapat ditentukan dari
kemolaran basanya [OH-] = M x valensi basa. Asam atau basa lemah hanya mengion sebagin,
konsentrasi ion H+ dan ion OH- hanya dapat ditentukan jika konsentrasi asam atau basa serta
derajat ionisasi atau tetapan ionisasi asam atau basa diketahui.

6. Keamanan dan Keselamatan Kerja


 Anggaplah semua bahan kimia berbahaya, jangan mencicipi dan membaui apapun kecuali
diminta Asisten
 Jangan langsung membaui uap atau gas, tepiskan sedikit sampel gas ke hidung Anda.
 Laporkan setiap kecelakaan, sekecil apapun kepada Asisten.

22
7. Petunjuk Percobaan
a. Sebelum melakukan percobaan, siapkan dari rumah zat berikut ini :
Larutan cuka
shampo
Sari buah salak
deterjen cair
Minuman berkarbonat
obat sakit maag (antasida)
b. Sebelum melakukan percobaan,bacalah literatur yang berkaitan dengan judul percobaan.
c. Setiap kelompok mahasiswa membuat seperangkat larutan indikator pembanding yang
yang memiliki pH berkisar 2-12 ke dalam tabung reaksi. Dimana larutan yang dibuat
akan dipakai sebagai standar untuk mengetahui pH dari sejumlah larutan. Jangan lupa
dicek menggunakan pH meter.Larutan indikator harus dibuat sangat teliti, karena akan
digunakan sebagai pembanding. ( Gunakan larutan yang bersifat asam, misalnya HCl
dan gunakan larutan yang bersifat basa, misalnya NaOH)
d. Uji larutan yang telah dibuat sebelumnya dengan berbagai indikator yang disediakan
asisten, kemudian amati perubahan warna dan periksa pH menggunakan kertas pH.
e. Dengan menggunakan indikator yang disediakan asisten, tentukan pH dari zat yang telah
dibawa oleh masing-masing kelompok.
f. Jangan lupa, setelah melakukan percobaan buang hasil limbah di tempat yang telah
disediakan !

8. Analisis Data
Analisislah data pH yang Anda peroleh!

9. Uji Pemahaman
Kelompokkan dan jelaskan zat pada sampel yang diujikan menjadi kelompok asam,basa dan
netral!

23
PERCOBAAN 4
KESETIMBANGAN KIMIA
(Membuat Stalagmit dan Stalakit)

1. Mengobservasi Fenomena
Pernahkan anda masuk dalam sebuah gua? didalam gua biasanya terdapat stalakit dan
stalagmit. Stalakit merupakan batuan yang menggantung di atap atau langit-langit gua
sedangkan stalagmit merupakan batuan yang terdapat di dasar gua. Batuan-batuan tersebut
dapat menyerupai tiang-tiang yang sangat indah. Tahukah anda bagaimana tiang-tiang
tersebut dapat terbentuk?. Tiang-tiang tersebut dapat terbentuk karena adanya proses
kesetimbangan antara pelarutan dan pengendapan senyawa kapur oleh asam.

2. Tujuan
a. Untuk mengetahui bagaimana membuat stalagmit dan stalakit.
b. Untuk mengetahui hubungan daerah batu kapur dengan pembentukan stalagmit dan
stalakit dalam gua.

3. Rumusan Masalah
a. Bagaimana cara mengetahui pembuatan stalagmit dan stalakit ?
b. Bagaimana hubungan daerah batu kapur dengan pembentukan stalagmit dan stalakit ?

4. Hipotesis
Cobalah buat suatu hipotesis tentang hubungan daerah batu kapur dengan pembentukan
stalagmit dan stalakit dalam gua-gua batu kapur !

5. Info
Di daerah batu kapur, gua terbentuk oleh air hujan yang mengandung gas karbondioksida
(CO2) yang diserap dari atmosfer. Batu kapur tersusun dengan bahan utama kalsium
karbonat (CaCO3). Kalsium karbonat larut oleh asam lemah, kemudian membentuk saluran-
saluran dalam waktu yang lama. Reaksi kimia ini merupakan reaksi kesetimbangan.
CaCO3(s) + H2O(l) + CO2(aq) Ca2+(aq) + 2HCO3-(aq)

24
Karena merupakan reaksi kesetimbangan, reaksi tersebut dapat mengalami pergeseran
sehingga membentuk stalagmit dan stalakit.

6. Keselamatan dan Keamanan Kerja


 Anggaplah semua bahan kimia berbahaya, jangan mencicipi dan membaui apapun
kecuali diminta Asisten
 Jangan langsung membaui uap atau gas, tepiskan sedikit sampel gas ke hidung Anda.
 Hati hati dalam penggunaan larutan soda cuci dan asam karbonat. Hindari kontak
langsugng dengan tangan telanjang, biasakan menggunakan masker dan sarung tangan.
 Laporkan setiap kecelakaan, sekecil apapun kepada Asisten.

7. Petunjuk Percobaan
a. Sebelum melakukan eksperimen ini, carilah informasi mengenai pembentukan stalagmit
dan stalakit, serta tentang reaksi antara kalsium karbonat dengan asam lemah.
b. Dalam percobaan ini sediakan alat seperti gelas beaker, benang wol dan wadah kecil serta
sediakan bahan berupa soda cuci, asam karbonat dan air.
c. Buatlah larutan jenuh soda cuci ke dalam dua buah gelas beker.
d. Hubungkan kedua gelas beker dengan benang wol membentuk jembatan, kemudian
letakkan wadah kecil di antara kedua gelas tepat di bawah benang wol.
e. Biarkan beberapa saat sampai terbentuk endapat seperti es yang jatuh ke dasar wadah dan
menggantung di atas benang.
f. Cobalah untuk memodifikasi percobaan tersebut, setidaknya dapat dibuat menjadi hiasan
ruangan.
g. Jangan lupa, setelah melakukan percobaan buang hasil limbah di tempat yang telah
disediakan !

25
8. Analisis Data
Analisis data pembuatan stalagmit dan stalakit yang telah Anda peroleh !.

9. Uji Pemahaman
1. Mengapa larutan soda cuci dibuat jenuh dan apa tanda larutan sudah jenuh?
2. Endapan apakah yang terbentuk pada wadah dan endapan apa yang menggantung di
benang wol?
3. Dari percobaan, manakah yang disebut stalagmit dan manakah yang disebut stalakit ?

26
PERCOBAAN 5
KINETIKA KIMIA
(Menyelidiki Aktivitas Enzim Katalase)

1. Mengobservasi Fenomena
Reaksi kimia ada yang berlangsung cepat, ada pula yang berlangsung lambat. Kembang api
akan menyala dengan cepat dan segera habis setelah kita sulut. Jika kita menyalakan korek
api, pentul korek api akan habis terbakar lebih cepat dibandingkan dengan batang kayu korek
api.

2. Tujuan
Untuk menyelidiki aktivitas enzim katalase

3. Rumusan Masalah
Bagaimana menyelidiki aktivitas enzim katalase ?

4. Hipotesis
Buatlah hipotesis mengenai pengaruh perubahan suhu terhadap aktivitas enzim

5. Info
Katalase adalah enzim yang mempercepat penguraian hidrogen peroksida menjadi oksigen
dan air. Aktivitas enzim termasuk enzim katalase dipengaruhi oleh berbagai faktor,
diantaranya perubahan suhu.

6. Keamanan dan Keselamatan Kerja


o Anggaplah semua bahan kimia berbahaya, jangan mencicipi dan membaui apapun kecuali
diminta Asisten
o Jangan langsung membaui uap atau gas, tepiskan sedikit sampel gas ke hidung Anda.
o Hati hati dalam penggunaan larutan hidrogen peroksida karena bersifat pengoksidasi, dapat
menyebabkan kebakaran yang menghasilkan panas saat kontak dengan bahan organik dan

27
bahan pereduksi. Sebaiknya hindarkan larutan hidrogen peroksida dari panas dan bahan
pereduksi (reduktor).
o Laporkan setiap kecelakaan, sekecil apapun kepada Asisten.

7. Petunjuk Percobaan
a. Sebelum melakukan percobaan, carilah informasi mengenai aktivitas enzim katalase dan
faktor-faktor yang mempengaruhi.
b. Sediakan alat dan bahan berikut : gelas piala, tabung reaksi, pinset, sumbat karet,
stopwatch, air suling, larutan 0,1 % hidrogen peroksida, kertas saring bulat kecil, larutan
preparat hati ( sebagai sumber enzim katalase).
c. Simpanlah kertas saring pada 4 suhu yang berbeda (suhu 250C,370C,0-40C dan 1000C)
d. Isi gelas piala dengan air suling sampai ¾ bagian.
e. Isi tabung reaksi dengan larutan 0,1% hhidrogen peroksida sampai penuh dan kemudian
tutup dengan sumbat karet.
f. Dalam keadaan terbalik, celupkan ujunng tabung reaksi yang telah ditutup ke dalam gelas
piala yang berisi air.
g. Dengan menggunakan pinset, ambil kertas saring yang disimpan pada suhu ruangan lalu
celupkan ke dalam larutan preparat hati selama 10 menit.
h. Setelah 10 menit, buka sumbat karet pada tabung reaksi lalu masukkan kertas saring yang
telah dicelupkan larutan preparat hati ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan hidrogen
peroksida. Pada saat yang sama, hidupkan stpwatch dan waktu reaksi mulai dihitung.
i. Amati kertas saring dalam tabung reaksi.
j. Cuci tabung reaksi, lalu gunakan kembali untuk mengulangi prosedur yang sama tetapi
dengan kertas saring yang disimpan pada suhu 250C, 370C, 0-40C dan 1000C.
k. Lakukan langkah-langkah yang sama dengan menambah variabel percobaan, misalnya
variasi konsentrasi enzim.
l. Jangan lupa, setelah melakukan percobaan buang hasil limbah di tempat yang telah
disediakan !

28
8. Analisis Data
Analisis data percobaan yang telah Anda peroleh !.

9. Uji Pemahaman
a. Apa yang menyebabkan kertas saring bergerak menuju bagian atas tabung reaksi ?
b. Pada suhu berapakah kertas saring bergerak paling lambat dan paling cepat ?
c. Berdasarkan hasil pengamatan, apakah waktu yang dibutuhkan kertas saring untuk
bergerak ke atas berhubungan dengan laju reaksi ?. Jelaskan !

29
PERCOBAAN 6
RUMUS EMPIRIS SENYAWA

1. Tujuan
a. Mencari rumus empiris dari suatu senyawa.
b. Menetapkan rumus molekul senyawa tersebut.
c. Mempelajari cara mendapatkan data percobaan dan cara memakai data untuk
menghitung rumus empiris.

2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana mencari rumus empiris suatu senyawa ?
b. Bagaimana menetapkan rumus molekul senyawa ?
c. Bagaimana cara mendapatkan data percobaan dan memakai data menghitung rumus
empiris ?

3. Hipotesis
Buatlah hipotesis mengenai rumus empiris !

4. Info
Rumus empiris adalah suatu senyawa yang menyatakan nisbah (jumlah) terkecil jumlah
atom yang terdapat dalam senyawa tersebut, sedangkan rumus yang sebenarnya untuk semua
unsur dalam senyawa dinamakan rumus molekul. Sebagai contoh karbondioksida terdiri dari
1 atom C dan 2 atom O, maka rumus empirisnya CO2. Hidrogen peroksida yang mempunyai
2 atom H dan 2 atom O memiliki rumus molekul H2O2 rumus empirisnya HO.

Untuk penulisan rumus empiris walau tak ada aturan yang ketat, tetapi umumnya untuk zat
anorganik, unsur logam atau hidrogen ditulis terlebih dahulu, diikuti dengan non
logam/metalloid dan akhirnya oksigen, sedangkan untuk zat-zat organik aturan yang umum
berlaku adalah C, H, O, N, S, dan P.

30
Berdasarkan beberapa percobaan yang dilakukan disimpulkan rumus empiris ditentukan
lewat penggabungan nisbah bobot dari unsur-unsurnya. Ini merupakan langkah yang penting
untuk memperlihatkan sifat berkala dan unsur-unsur. Secara sederhana penentuan rumus
empiris suatu senyawa dapat dilakukan dengan eksperimen, dengan menentukan persentase
jumlah unsure-unsur yang terdapat dalam zat tersebut, memakai metode analisis kimia
kuantitatif.

5. Keamanan dan Keselamatan Kerja


a. Jaga jarak dengan cawan penguap yang sedang dipanaskan.
b. Hindari kontak langsung dengan logam Cu. Gunakan selalu sarung tangan dan kaca mata,
serta untuk mencegah terhirupnya, gunakan selalu masker. Jika terkena kulit, cuci dengan
air bersih. Jika tertelan minum banyak air. Jika terhirup, beri bantuan pernapasan dengan
oksigen.
c. Jauhkan Logam Magnesium dari sumber panas dan pengapian. Hindari kontak dengan
mata, kulit, dan pakaian. Jika terkena kulit cuci bagian yang terbuka dengan sabun dan air.
Jika terkena mata cuci mata dengan banyak air selama minimal 15 menit, angkat tutup
sesekali. Jika tertelan, segera dimuntahkan setelah memberikan dua gelas air.
d. Hindari kontak langsung dengan asam nitrat. Jika terkena kulit bisa terjadi iritasi.
e. Laporkan kecelakaan sekecil apapun kepada Asisten.

6. Petunjuk Percobaan
a. Ambil cawan krus dan tutupnya. Alat ini harus bersih dan kering.
b. Timbang krus dan tutupnya hingga ketelitian 0,001 g, catat bobotnya.
c. Kedalam cawan tambahkan 0,5 g logam tembaga, campur dengan 10 mL asam nitrat 4 M
dan tutup dengan gelas arloji.
d. Pemanasan dilanjutkan sampai terbentuk Kristal, dinginkan dalam suhu kamar.
e. Timbang cawan penguap beserta isinya sampai bobot tetap.
f. Tentukan rumus empiris dari oksida tembaga tersebut.
g. Ulangi petunjuk percobaan a-f dengan menggunakan logam magnesium.

31
7. Analisis Data
Analisis data yang Anda peroleh!.

8. Uji Pemahaman
a. Berilah 5 buah contoh senyawa yang memilki rumus molekul dan rumus empiris yang
sama dan 5 buah senyawa yang memiliki rumus molekul dan rumus empiris yang
berbeda.
b. Pembakaran senyawa CxHy dalam oksigen berlebih menghasilkan 11 g H2O. jika Ar O =
16, C = 12 dan H = 1. Bagaimana rumus empiris senyawa tersebut.

32
DAFTAR PUSTAKA

Department of Physical Sciences, 2008, Experiments in General Chemistry I CHM 11,


Kingsborough Community College, New york
Juniati,M.Si,Dra,(2004), Penuntun praktikum Kimia dasar I, FKIP : UISU
Lee R. and James LE, (1985),Chemical Demonstration, A sourcebook for teacher,American
Chemical Society,Washington DC.
Tim Kimia Dasar,(2005),Petunjuk Praktikum Kimia Dasar I,FKIP : UMTS
Tim Kimia Dasar,(2012),Penuntun Praktikum Kimia Dasar I,FMIPA : UNSRI
Tim Kimia Umum,(2009),Penuntun Praktikum Kimia Umum I,FMIPA : UNIMED
Tim Nuansa,(2008),Ensiklopedia Percobaan Sains Dasar,Nuansa : Bandung

33

Anda mungkin juga menyukai