Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PERCOBAAN IV
OLEH :
NAMA : ISMAYANI
KELOMPOK : III
ASISTEN : WAHAB
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2011
KINETIKA REAKSI KIMIA
A. Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari kinetika suatu
B. Landasan Teori
reaksi kimia dan mekanisme reaksi kimia yang terjadi. Kecepatan reaksi
meliputi perubahan keseluruhan dari suatu reaksi yang terjadi. (Hardjono, 2001)
Kinetika kimia adalah suatu ilmu yang membahas tentang laju (kecepatan)
berbanding lurus dengan konsentrasi / tekanan zat – zat yang bereaksi. Laju reaksi
dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi atau tekanan dari produk atau reaktan
terhadap waktu. Laju merupakan hal dasar yang perlu diperhatikan bagi setiap
orang yang berkaitan dengan bidang kefarmasian, mulai dari pengusaha obat
𝑑𝐶
sampai ke pasien Laju atau kecepatan suatu reaksi diberikan sebagai ± .
𝑑𝑡
artinya terjadi penambahan (+) atau pengurangan (-) konsentrasi C dalam selang
waktu dt. Orde reaksi. Dari hukum aksi massa, suatu garis lurus didapat bila laju
besar konstanta laju reaksi semakin kecil energi aktivasinya. Dengan energi
konstanta laju reaksi terhadap energy aktivasi dapat dilihat dari persamaan
Arrhenius k = Ae−Ea/RT yang semakin besar nilai konstanta laju reaksi, energi
Laju suatu reaksi adalah ukuran laju dikonsumsinya satu preaksi atau
dibentuknya hasil reaksi. Laju awal reaksi adalah laju atau kecepatan reaksi segera
setelah pereaksi dicampurkan. waktu paruh adalah waktu yang diperlukan agar
setengah bagian satu tahap tunggal dalam mekanisme reaksi (Petrucci, 1987).
waktu reaksi yang cukup lama. Umumnya suhu reaksi yang terjadi mengikuti
reaksi berorde satu dan persamaan Arrhenius. Energi aktivasi dapat ditentukan
dari hubungan antara suhu dengan konstanta laju reaksi dengan menggunakan
persamaan Arrhenius:
k = Ae−ΔE / RT (7)
1. Alat
- Pipet ukur 10 mL
- Filler
- Pipet tetes
- Botol semprot
- Kuvet
- Spektronik 20 D
2. Bahan
- Asetosal
- FeCL3
- Akuades
- Es batu
- HNO3
- Alkohol
D. Prosedur Kerja
Larutan Asetosal
pemanasan 40°C
tabung I = 0,0056
tabung II = 0,0057
tabung III = 0,0061
tabung IV = 0,0061
tabung V = 0,0058
pemanasan 60°C
tabung I = 0,0044
tabung II = 0,0043
tabung III = 0,0045
tabung IV = 0,0048
tabung V = 0,0044
pemanasan 70°C
tabung I = 0.037
tabung II = 0,043
tabung III = 0,0040
tabung IV = 0,0048
tabung V = 0,0063
E. Hasil Pengamatan
1. Tabel
Y = 0,9x + 0,005
Pemansan 400C
Tabung I 10 0,056
Tabung II 20 0,057
Tabung IV 40 0,061
Tabung V 50 0,058
Pemanasan 600C
Tabung I 10 0,044
Tabung II 20 0,043
Tabung IV 40 0,048
Tabung V 50 0,044
Pemanasan 700C
Tabung I 10 0,037
Tabung II 20 0,043
Tabung IV 40 0,048
Tabung V 50 0,063
1. Perhitungan
a. Persamaan 400C
c. Pemanasan 700C
a. Mencari nilai C0
= 0,0011 mol
𝑚𝑜𝑙
M C6H8O6 = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
0,0011 𝑚𝑜𝑙
= 1 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
= 0,0011 mol/L
Jadi, nilai Co = 0,0011 mol/L
b. Mencari nilai C
Pemanasan 400C
Pemanasan 600C
c. Mencari nilai Co – C
Pemanasan 400C
Pemanasan 400C
Pemanasan 600C
Orde I
2,303 C0
k= log
𝑡 𝐶
Pemanasan 400C
Sampel Waktu(menit) Co C K
Sampel Waktu(menit) Co C K
Pemanasan 700C
Sampel Waktu(menit) Co C K
Pemanasan 400C
30
25
20
15
10
0
5 10 15 20 25
Pemanasan 600C
35
30
25
20
15
10
5
0
5 10 15 20 25
Pemanasan 700C
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
5 10 15 20 25
Ket:
Sumbu X : waktu
Laju reaksi merupakan besaran dari suatu reaksi kimia yang mengalami
perubahan sifat kimia. Tiap suatu zat memiliki laju reaksi yang berbeda yang
dikarenakan tiap zat tersebut memiliki laju struktur yang berbeda pula. Jadi dapat
dikatakan bahwa laju reaksi dipengaruhi oleh struktur dari zat tersebut. Dalam
perhitungan dan pembuatan obat, laju reaksi sangat diperhatikan agar bahan aktif
yang terkandung dalam obat tersebut dapat diabsorbsi secara efisien di dalam
tubuh.
Waktu paruh merupakan waktu yang dibutuhkan suatu zat untuk mengurai
menjadi setengah dari kadar semula. Karena umumnya reaksi peruraian bahan
obat berlangsung mengikuti reaksi orde satu maka penentuan waktu paruh penting
artinya untuk menentukan batas edar suatu sediaan atau digunakan untuk
tekanan, dan suhu. mekanisme teruainya obat dapat disebabkan oleh pecahnya
suatu ikatan, pergantian special atau perpindahan atom-atom dan ion-ion jika dua
Pada percobaan kali ini, digunakan larutan asetosal dan besi III klorida
(FeCL3) dalam HNO3. Larutan asetosal dimasukkan dalm lima tabung yang
berbeda kemudian dipanaskan dengan suhu suhu yang berbeda, yaitu pada suhu
400C, 600C, dan 700C. Setelah suhu mencapai 400C, tabung pertama diambil
untuk didinginkan di dalam es dan 4 tabung lainnya diambil dengan selang waktu
5 menit. Hal ini diulangi pada suhu 600C dan 700C. adapun guna divariasikannya
suhu yaitu untuk melihat bagaimana pengaruh suhu terhadap kecepatan reaksi
energy aktivasi.
berhenti. Sementara guna dari penambahan FeCl3 yaitu sebagai pembentuk ion
kompleks agar lebih mudah diukur absorbansinya pada alat spektronik 20D.
Prinsip kerja alat ini adalah menembakkan cahaya ke arah sampel. Cahaya
tersebut ada yang diteruskan dan ada yang diserap. Cahaya yang diserap tersebut
Berdasarkan hasil yang dilihat pemanasan pada suhu 400C, 500C dan 700C
menunjukkan bahwa pada suhu yang berbeda dan pada waktu yang sama, dapat
dilihat bahwa semakin tinggi suhu pada pemanasan larutan maka semakin rendah
daya serapannya. Ketika semakin besar serapan maka semakin banyak jumlah
bahan obat yang terurai. Temperatur mempengaruhi laju reaksi karena molekul-
molekul yang terdapat dalam zat saling berumbukan dan bereaksi, sehingga
pemanasan, maka konstanta laju reaksi semakin menurun yang disebabkan karena
pemanasannya maka konstanta laju reaksi larutan semakin menurun. Hal ini
pertambahan waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Damunir. 2007. Aspek Kinetika Reaksi Kernel U3O8 Dengan Gas H2 Terhadap
Karakreristik Energi Aktivitas, Konstanta Laju Reaksi Rasio O/U Kernel
UO2. Jurnal Tek. Bhn. Nukl. Vol. 3 No.2. Pusat Teknologi Akselerator dan
Proses Bahan – BATAN. Yogyakarta.
Martin, A., Arthur C., James S. 1993. Farmasi Fisik Edisi ke-3.UI-Press.
Jakarta.
Utami, T. S., Rita A., Doddy N. 2007. Kinetika Reaksi Transesterifikasi CPO
terhadap Produk Metil Palmitat dalam Reaktor Tumpa, ISSN. UI. Depok.