A.Pendahuluan
Penyakit DBD sampai saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia yang cenderung meningkat jumlah pasien serta semakin luas
penyebarannya. Hal ini karena masih tersebarnya nyamukAedes aegypti (penular
penyakit DBD) di seluruh pelosok tanah air, kecuali pada daerah dengan ketinggian
lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut.
Untuk memberantas penyakit ini diperlukan pembinaan peran serta masyarakat yang
terus menerus dalam memberantas nyamuk penularnya dengan cara 3 M yaitu :
menguras tempat penampungan air (TPA), menutup TPA dan
mengubur/menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan.
Cara pencegahan tersebut juga dikenal dengan istilah PSN (Pemberantasan Sarang
Nyamuk). Upaya memotivasi masyarakat untuk melaksanakan 3M secara terus
menerus telah dan akan dilakukan Pemerintah melalui kerjasama lintas program dan
lintas sektoral termasuk tokoh masyarakat dan swasta. Namun demikian penyakit ini
masih terus endemis dan angka kesakitan cenderung meningkat di berbagai daerah.
Oleh karena itu upaya untuk membatasi angka kematian penyakit ini sangat penting. 2
B.Latar Belakang
Infeksi virus dengue telah ada di Indonesia sejak abad ke -18, seperti yang dilaporkan
oleh David Byfon seorang dokter berkebangsaan Belanda. Saat itu infeksi virus dengue
menimbulkan penyakit yang dikenal sebagai penyakit demam lima hari (vijfdaagse
koorts) kadang-kadang disebut juga sebagai demam sendi (knokkel koorts). Disebut
demikian karena demam yang terjadi menghilang dalam lima hari, disertai dengan nyeri
pada sendi, nyeri otot, dan nyeri kepala Pada masa itu infeksi virus dengue di Asia
Tenggara hanya merupakan penyakit ringan yang tidak pernah menimbulkan kematian.
Tetapi sejak tahun 1952 infeksi virus dengue menimbulkan penyakit dengan
manifestasi klinis berat, yaitu DBD yang ditemukan di Manila, Filipina. Kemudian ini
menyebar ke negara lain seperti Thailand, Vietnam, Malaysia, dan Indonesia. Pada
tahun 1968 penyakit DBD dilaporkan di Surabaya dan Jakarta dengan jumlah kematian
yang sangat tinggi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan dan penyebaran kasus DBD sangat
kompleks, yaitu (1) Pertumbuhan penduduk yang tinggi, (2) Urbanisasi yang tidak
terencana & tidak terkendali. (3) Tidak adanya kontrol vektor nyamuk yang efektif di
daerah endemis. dan (4) Peningkatan sarana transportasi.
C.TUJUAN
A. Tujuan Umum
B. Tujuan Khusus
Penyuluhan melalui media massa: TV, radio, dll (oleh Dinas Kesehatan Tk. II, I
dan pusat). Menggerakkan masyarakat untuk PSN penting terutama sebelum
musim penularan (musim hujan) yang pelaksanaannya dikoordinasikan oleh
kepala Wilayah setempat. Kegiatan PSN oleh masyarakat ini diintegrasikan ke
dalam kegiatan di wilayah dalam rangka program Kebersihan dan Keindahan
Kota. Di tingkat Puskesmas, usaha/kegiatan pemberantasan sarang nyamuk
(PSN) demam berdarah ini diintegrasikan dalam program Sanitasi Lingkungan.
Usahakan agar setiap peserta pertemuan dapat duduk dalam posisi saling
bertatap muka satu sama lain. Misalnya berbentuk huruf U, O atau setengah
lingkaran.
Mulailah dengan memperkenakan diri dan perkenalan semua peserta
Kemudian disampaikan pentingnya membicarakan demam berdarah dengue,
antara lain bahayanya, dapat menyerang sewaktu-waktu pada semua umur
terutama anak-anak.
Jelaskan materi yang telah disiapkan sebelumnya secara singkat dengan
menggunakan gambar-gambar atau alat peraga misalnya lembar balik
(flipchart) atau leaflet/poster
Setelah itu beri kesempatan kepada peserta untuk berbicara atau mengajukan
pertanyaan tentang materi yang dibahas.
F.SASARAN
G.WAKTU PELAKSANAAN
Penemuan penderita.
Untuk hal ini perlu ditentukan kriteria yang Standard guna diagnosa klinis dan
konfirmasi laboratorium dari DBD.
o Pelaporan penderita.
o Penderita yang telah ditemukan di Puskesmas atau Puskesmas
Pembantu perlu dilaporkan kepada unit-unit surveillance epidemiologi.
Penelitian wabah. Bila dicurigai adanya wabah perlu dilakukan penelitian di
lapangan, maksudnya ialah:
2) Menentukan luas daerah yang terkena dan luas daerah yang perlu
ditanggulangi.
Kegiatan penilaiaan dilakukan pada akhir tahun anggaran. Kegiatan yang dilakukan
mencakup hal-hal sebagai berikut :
J.PENUTUP
Demikianlah kerangka acuan kegiatan program epidemiolagi DBD ini agar menjadi
acuan dalam pelaksanaan kegiatan
A.PENDAHULUAN
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah perilaku kesehatan yang dilakukan atas dasar
kesadaran seingga anggota keluarga atau kesehatan dapat menolong dirinya sendiri
dalam hala kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di
masyarakat.Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) di Rumah Tangga adalah
upayauntuk memberdayakan anggota rumah tangga agar memahami dan mampu
melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta berperan aktif dalam Gerakan
Kesehatan di masyarakat.
B.LATAR BELAKANG
Program pembinaan PHBS keberhasilan masih jauh dari harapan.Bahwa rumah
tangga di indonesia yang mempraktekkan PHBS baru mencapai 38,7 %.Padahal
rencana strategi (Renstra) Kementerian Kesehatan menetapkan terget pada tahun
2014 rumah tangga yang mempraktikkan PHBS adalah 70 % hal ini menutup
peningkatan kinerja yang luar biasa dalam pembinaan PHBS.
C.TUJUAN
A. Tujuan Umum
B.Tujuan Khusus
1. memperkuan gerakan dan peran serta masyarakat melalui PHBS di tatanan rumah
tangga,institusi pendidikan,tempat kerja,tempat umum dan fasilitas kesehatan
1.Persalinan Nakes
2.ASI Eksklusif
3. Balita Di Timbang
4.Sarana Air Bersih
5. Cuci Tangan Pakai Sabun
6. Jamban Sehat
7. Berantas Jentik
8. Makan Buah
9. Aktifitas Fisik
10. Tidak Merokok Dalam Rumah
E.CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
Kegiatan pokok pembinaan PHBS dilakukan sesuai dengan strategi yaitu:
F.SASARAN
SASARAN PHBS tatanan rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga secara
keluarga yaitu:pasangan usia subur,ibu hamil atau ibu menyusui,anak dan remaja,usia
lanjut dan pengasuh anak.
J.PENUTUP
Palembang, 2016
Plt.Pimpinan puskesmas petugas program sanitasi
A.PENDAHULUAN
Penyehatan lingkungan adalahupaya untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan
pencegahan terhadap penurunan kualitas lingkungan melalaui upaya
promotif,prefentif,penyelidikan,pemantauan terhadap tempat umum,lingkungan
pemukiman,lingkungan kerja,angkutan umum,lingkungan lainnya terhadap substansi
yaitu air,udara,tanah,limbah padat,cair,gas,kebisingan,pencahayaan,habitat vektor
penyakit,radiasi,kecelakaan,makanan,minuman dan bahan berbahaya.
B.LATAR BELAKANG
Kondisi atau keadaan lingkungan merupakan factor penentu utama derajat kesehatan
masyarakat dalam suatu proses
pengamanan,pencatatan,penyuluhan,penokumentasian secara verbal dan
visualmenurut prosedur standar tertentu terhadap satu atau beberapa komponen
lingkungan dengan menggunakan satu atau beberapa komponen lingkungan dengan
mengunakan satu atau beberapa parameter sebagai tolak ukur yang dilakukan secara
terencana,jadwal dan terkendalaidalam satu siklus waktu tertentu yang menekankan
kegiatan pada sumber ambien (lingkungan),pemaparan dan dampak pada manusia.
C.TUJUAN
Tujuan Umum
Tujuan Khusus:
- Setiap tempat dan sarana pelayanan umum wajib memelihara dan meningkatkan
lingkungan yang sehat.
F.SASARAN
J. PENUTUP
Demikian kerangka acuan kegiatan program Kesehatan Lingkungan (KESLING) ini agar
menjadi acuan dalam pelaksanaan kegiatan
Palembang, 2016
Plt.Pimpinan puskesmas petugas program sanitasi
Tempat-tempat umum adalah tempat dimana bersifat (semua orang) dapat masuk
ketempat tersebut untuk berkumpul melakukan kegiatan baik insidentil maupun terus
menerus.Jadi tempat-tempat umum adalah suatu usaha untuk mengawasi dan
mencegah kerugian akibat dari tempat-tempat umum terutama yang erat hubungannya
dengan timbulnya kerugian akibat dari tempat-tempat umum terutamayang erat
hubungannya dengan timbulnya atau menularnya suatu penyakit tempat-tempat
umummerupakan tempat kegiatan bagi umum yang mempunyaitempat sarana dan
kegiatan tetap yang di selenggarakan oleh badan pemerintahan, swasta dan
atauperorangan yang dipergunakan langsung oleh masyarakat.Setiap aktifitas yang
dilakukan oleh sangat erainteraksinya dengan tempat-tepat umum baik untuk
bekerja,melakukan interaksi social,belajar maupun sicial,belajar maupun melakukan
aktivitas lainnya.Tempat-tempat umummemiliki potensi sebagai tempat terjadinya
penularan penyakit,penularan lingkungan ataupun gangguan kesehatan lainnya.Kondisi
lingkungan tempat-tempat umum yang tidak terpelihara akan menambah besarnya
resiko penyebaran penyakit serta penularan lingkungansehingga perlu dilakukan upaya
pencegahan dengan menerapkan sanitasi lingkungan yang baik dan tempat-tempat
umum perlu di jaga sanitansinya.
B.LATAR BELAKANG
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
F.SASARAN
Tempat ibadah (masjid atau gereja),Sekolah,kolam renang,Pasar,Pemangkas
rambut,Salon,Rumah Sakit,Rumah Bersalin,Pertokoaan dan Hotel
J. PENUTUP
Demikian kerangka acuan kegiatan program Tempat-Tempat Umum ( TTU ) ini agar
menjadi acuan dalam pelaksanaan kegiatan
Palembang, 2016
Plt.Pimpinan puskesmas petugas program sanitasi
A. PENDAHULUAN
Rumah makan,depot dan warung adalah setiap tempat usaha koersil yang lengkap
kegiatan menyediakan makanan dan minuman untuk umum di tempat usahnya.Hygiene
sanitasi makanan adalah upaya untuk mengendalikan faktor makanan,orang,tempat
dan perlengkapan yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau
gangguan kesehatan pengawasan sanitasi makanan pada rumah makan,depot
warung,adalah pemantauan secara terus menerus terhadap rumah
makan,depot,warung atas perkembangan tindakan atau kegiatan atau persyaratan
sanitasi makanan dan keadaan yang terdapat setelah usaha tindak lanjut dari
pemeriksaan.Pemeriksaan merupakan usaha melihat dan menyaksikan secara
langsung serta menilai tentang keadaan,tindakan atau kegiatan yang dilakukan serta
memberikan petunjuk/saran perbaikan.Kegiatan pengawasan sanitasi makanan meliputi
pendataan tempat pengolahan makanan,permeriksaan berkala,member saran
perbaikan,melakukan kunjungan kembali,memberikan peringatan dan rekomendasi
kepada pihak terkait serta laporan hasil pengawasan.
B.LATAR BELAKANG
C.TUJUAN
Tujuan Umum:
Tujuan Khusus:
J. PENUTUP
Demikianlah kerangka acuan kegiatan program TPM ini agar menjadi acuan dalam
pelaksanaan kegiatan.
Palembang, 2016
Plt.Pimpinan puskesmas petugas program sanitasi
A. PENDAHULUAN
Air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan makanan.Tanpa air
manusia tidak akan bertahan hidup lama. Selain berguna untuk manusia,air juga di
perlukan oleh mahluk hidup lainya misalnya hewan dan tumbuh-tumbuhan.Bagi
manusia air diperlukan untuk menunjang kehidupan antara lain dalam kondisi yang
layak untuk diminum tanpa mengganggu kesehatan atau air yang harus di masak
terlebih dahulu sebelum dapat diminum.Air minum untuk tubuh manusia berguna untuk
menjaga keseimbangan metabolisme dan fisiolagi tubuh setiap waktu.Konsumsi air
diperlukan karena setiap saat tubuh bekerja dan berproses.Disamping itu air juga di
gunakan untuk melarutkan dan mengolah makanan agar dapat dicerna tubuh manusia
dan kehidupan dari berjuta sel.Komponen terbanyak dari sel adalah air.Apabila
kekurangan cairan sel tubuh akan menciut dan tidak dapat berfungsi dengan
baik.Begitu pula air merupakan bagian EKSKRETA CAIR ( keringat ,air seni,air mata ),
uap pernafasan dan cairan tubuh ( darah dan lymphe ).
B. LATAR BELAKANG
Kebutuhan penduduk terhadap air minum dapat dipenuhi melalui air yang dialirkan
melalui saluran perpipaan ( PAM ),air minum dalam kemasan ( AMDK ), maupun depot
air minum .( DAM ). Selain itu air tanah dangkal dari sumur gali ( SGL ) atau pompa
tangan serta air hujan yang diolah oleh penduduk menjadi minum setelah di masak
terlebih dahulu. Kecenderungan penduduk untuk untuk mengkomsumsi air minum siap
pakai sangat besar,sehingga usaha depot pengisian air minum tumbuh subur.Perlu
dilakukan pengawasan,pembinaan kualitas air dari DAM agar selalu aman dan sehat
untuk di konsumsi masyarakat.
C. TUJUAN
Tujuan Umum
Terlindunginya masyarakat dari potensi penyakit akibat konsumsi air minum yang
berasal dari depot air minum ( DAM ).Dengan demikian masyarakat akan terhindar dari
kemungkinan resiko terkena penyakit bawaan air.
Tujuan Khusus
- Terisolasinya hygiene sanitasi depot air minum ( DAM ) diseluruh masyarakat dan
terlaksananya pembinaan dan pengawasan oleh petugaskesehatan sehingga dapat
menjamin mutu air.
- Terlaksananya pengambilan sempel air minum ( DAM ) yang melaksanakan kaidah
hygiene sanitasi serta perilaku hidup bersih dan sehat ( PHBS ) dalam melayani
masyarakat.
- Teridentifikasinya masalah depot air minum ( DAM ) harus dibina oleh dinas
kesehatan.
J. PENUTUP
Demikianlah kerangka acuan kegiatan program Depot Air Minum ( DAM ) ini agar
menjadi acuan dalam pelaksanaan kegiatan.
A.PENDAHULUAN
B. LATAR BELAKANG
C. TUJUAN
Tujuan Umum :
Tujuan Khusus :
G. WAKTU PELAKSANAAN
Setiap bulan, kalau ada kegiatan pengambilan sampel sarana air bersih ( SAB )
dilakukan dalam 1 tahun.
J. PENUTUP
Demikianlah kerangka acuan kegiatan program SAB ini agar menjadi acuan dalam
pelaksanaan kegiatan.
A. PENDAHULUAN
Klinik sanitasi merupakan suatu upaya atau kegiatan yang mengintegrasikan pelayanan
kesehatan promotif,prefentif dan kuratif yang di fokuskan pada penduduk yang beresiko tinggi
untuk mengatasi masalah penyakit yang berbasis lingkungan dan masalah kesehatan lingkungan
pemukiman.Anamnesa adalah wawancara terhadap pasien atau keluarga mengenai keluhan
utama,keluhan tambahan,riwayat penyakit terdahulu,riwayat penyakit keluarga,lamanya
penyakit,kondisi lingkungan,sarana sanitasi yang di gunakan konseling adalah komunikasi antara
2 orang atau lebih antara petugas konseling dengan pasien atau klien yang memutuskan untuk
bekerja sama sehingga pasien dan klien dapat mengenali dan memecahkan masalah kesehatan
lingkungan secara mandiri maupun dengan bantuan pihak lain.
B. LATAR BELAKANG
C. TUJUAN
Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya prefentif,kuratif dan promotif yang
dilakukan secara terpadu,terarah dan terus menerus.
Tujuan Khusus
- Tercapainya keterpaduan kegiatan lintas program dan lintas sector dalam program
pemberatasan penyakit menular dan penyehatan lingkungan dengan memperdayakan
masyarakat.
- Meningkatkan pengetahuan,kesadaran,kemampuan dari perilaku masyarakat ( pasien,klien dan
masyarakat ) untuk mewujudkan lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat.
- Meningkatkan pengetahuan,kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk mencegah dan
menanggulangi penyakit berbasis lingkungan serta masalah kesehatan lingkungan dengan
sumber daya yang ada.
- Menurunkan angka penyakit berbasis lingkungan dan meningkatnya kondisi kesehatan
lingkungan.
1. Di dalam gedung,dipuskesmas
2. Di luar gedung,diposyandu dan kunjungan rumah
F.SASARAN
1. Penderita penyakit/pasien/kelurga yang berhubungan dengan masalah kesehatan lingkungan
dan penyakit berbasis lingkungan yang datang ke puskesmas
2. Masyarakat umum atau klien yang mempunyai masalah kesehatan lingkungan dan penyakit
berbasis lingkungan yang datang ke puskesmas
3. Penderita penyakit/pasien/kelurga yang berhubungan dengan masalah kesehatan lingkungan
dan penyakit yang berbasis lingkungan yang dikunjungi rumahnya
4. Masyarakat umum/klien yang mempunyai masalah kesehatan lingkungan danpenyakit yang
berbasis lingkungan yang daeranya dikunjungi
J. PENUTUP
Demikianlah kerangka acuan kegiatan program klinik sanitasi ini agar menjadi acuan dalam
pelaksanaan kegiatan.
A.PENDAHULUAN
Dalam mewujudkan tujuh kegiatan pokok pengendalian DBD, ditentukan lima rencana
pengembangan program antara lain meningkatkan peran serta masyarakat, mengaktifkan
kembali kelompok kerja operasional (Pokjanal) DBD diberbagai tingkat administrasi,
mendorong kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) oleh anak sekolah dan Pramuka,
mendukung pengembangan vaksin serta meningkatkan kemampuan sumber daya manusia
(SDM) pengendalian penyakit bersumber arbovirosis. Peran serta masyarakat merupakan
komponen utama dalam pengendalian DBD, mengingat vektor DBD nyamuk Aedes aegypti
jentiknya ada di sekitar permukiman dan tempat istirahat nyamuk dewasa sebagian besar ada
di dalam rumah. Peran serta masyarakat dalam hal ini adalah peran serta dalam pelaksanaan
PSN secara rutin seminggu sekali. PSN secara rutin dapat membantu menurunkan kepadatan
vektor, berdampak pada menurunnya kontak antara manusia dengan vektor, akhirnya
terjadinya penurunan kasus DBD.Hingga saat ini peran serta masyarakat dalam pelaksanaan
PSN belum optimal, masih banyak
masyarakat yang belum melakukan PSN secara rutin. Banyak faktor yang menjadi penyebab
rendahnya peran masyarakat dalam PSN, di antaranya adalah terbatasnya biaya kampanye
PSN. Langkah awal dari kegiatan kampanye PSN adalah penyusunan pentunjuk teknsis
(Juknis) tentang pelaksanaan PSN, salah satunya adalah Juknis Jumantik-PSN Anak
Sekolah.Kelompok anak sekolah merupakan bagian kelompok masyarakat yang dapat
berperan strategis, mengingat jumlahnya sangat banyak sekitar 20% dari jumlah penduduk
Indonesia adalah anak sekolah SD, SLTP dan SLTA. Anak sekolah tersebar di semua wilayah
Indonesia, baik daerah perkotaan maupun pedesaan. Pemahaman PSN bagi anak sekolah
berperan untuk menanamkan perilaku PSN pada usia sedini mungkin, yang akan digunakan
sebagai dasar pemikiran dan perilakunya dimasa yang akan datang. Selain itu, menggerakan
anak sekolah lebih mudah dibandingkan dengan orang dewasa dalam pelaksanaan PSN.
B. LATAR BELAKANG
Jumantik Anak Sekolah adalah anak sekolah dari berbagai jenjang pendidikan dasar dan
menengah yang telah dibina dan dilatih sebagai juru pemantau jentik (Jumantik) di sekolahnya.
Pembentukan dan pelaksanaan Jumantik-PSN Anak Sekolah dimaksudkan untuk ikut serta
mendukung program pemerintah dalam upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) penular
demam berdarah dengue dan chikungunya serta sebagai salah satu upaya pembinaan perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) sejak usia dini. Mekanisme pembentukan, pembinaan,
pelaksanaan dan pengawasan kegiatannya menjadi hak dan tanggung jawab pemerintah
kabupaten/kota dengan mempertimbangkan kebijakan, peraturan dan ketentuan yang
ditetapkan oleh pemerintah.
C.TUJUAN
Tujuan Umum
a) Meningkatkan peran serta anak sekolah sebagai Jumantik dalam pelaksanaan PSN
b) Sebagai salah satu upaya pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sejak usia
dini.
c) Sebagai panduan bagi pengelola program kesehatan/ petugas kesehatan dan tenaga
pendidik (guru) dalam membentuk/ menggerakan Jumantik-PSN anak sekolah
d) Mendukung upaya penurunan kasus DBD di Indonesia
Tujuan Khusus
Melaksanakan pembinaan/penyuluhan atau acuan teknis kepada para guru dan para
kader jumantik anak sekolah secara berkala.
a. Tata kerja PSN/Jumantik anak sekolah mengacu pada petunjuk teknis PSN-
Jumantik Anak Sekolah dan ketentuan-ketentuan lainnya yang berlaku di wilayah
setempat.
b. Jumantik anak sekolah berperan dalam kegiatan usaha kesehatan sekolah
(UKS) dalam rangka menciptakan “Sekolah Bebas Jentik”.
c. Puskesmas berkewajiban melaksanakan pembinaan/ penyuluhan teknis kepada
para guru dan para kader jumantik anak sekolah secara berkala.
d. Kepala sekolah bersama dengan para guru dan petugas puskesmas memantau
dan menilai pelaksanaan PSN di sekolahnya.
e. Kepala sekolah melalui guru penanggungjawab PSN sekolah memberikan
laporan rutin perbulan kepada puskesmas berdasarkan hasil rekap pelaksanaan
PSN/Jumantik Anak sekolah setiap minggunya.
F. SASARAN
a) Pengelola program kesehatan/ petugas kesehatan
b) Kepala sekolah dan guru-guru
c) Para pembina gerakan pramuka
d) Anak sekolah dari SD/sederajat, SLTP/sederajat, SLTA/sederajat
e) Pramuka
G. WAKTU PELAKSANAAN
Setiap minggu siswa melakukan pemantauan jentik dan PSN di sekolah dan
rumah/ tempat tinggalnya masing-masing dan melakukan pencatatan hari dan
tanggal pelaksanaan, jenis tempat perkembangbiakan nyamuk, ada tidaknya jentik
dan kegiatan PSN 3M yang dilakukan (sebagaimana form 1 dan 2).
a) Seminggu sekali siswa melakukan pemantauan jentik dan PSN di rumahnya masing-
masing melakukan pencatatan hasil pemantauan jentik, jenis tempat
perkembangbiakan
nyamuk/ penampungan air (kontainer), ada tidaknya jentik dan kegiatan PSN 3M yang
dilakukan dengan menggunakan Formulir Hasil Pemantauan Jentik Mingguan di
Rumah/Tempat Tinggal
b) Seminggu sekali siswa juga melakukan pemantauan jentik dan PSN di lingkungan
sekolahnya, melakukan pencatatan hasil pemantauan jentik, jenis ruangan yang
dipantau, jenis tempat perkembangbiakan nyamuk/ penampungan air (kontainer), ada
tidaknya jentik dan kegiatan PSN 3M yang dilakukan Formulir Hasil Pemantauan Jentik
Mingguan di Sekolah.
c) Formulir Hasil Pemantauan Jentik Mingguan Anak Sekolah dilaporkan setiap minggu ke
guru penanggung jawab dan diparaf oleh guru penanggung jawab.
d) Guru penanggungjawab memeriksa Formulir Hasil Pemantauan Jentik dan PSN
Sekolah dan Formulir Hasil Pemantauan Jentik dan PSN Rumah, apabila laporan
ditemukan jentik maka guru wajib memberikan arahan kepada siwa untuk meningkatkan
kegiatan PSN 3M, serta diharapkan dapat melaporkan ke Puskesmas setempat untuk
mendapatkan pengendalian lebih lanjut.
e) Guru Penanggung jawab merekap hasil pemantauan siswa di rumah dan di sekolah ke
dalam form Rekapitulasi Laporan Mingguan Jumantik-PSN Anak Sekolah kepada kepala
puskesmas setempat selaku pembina UKS wilayahnya.
J. PENUTUP
Demikianlah kerangka acuan kegiatan program kegiatan pemeriksan jentik nyamuk
di sekolah-sekolah ini menjadi acuan dalam pelaksanaan kegiatan
b.Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui cara pemeriksaan/surve jentik di rumah tangga
b. Cara pemberantasan jentik nyamuk di rumah tangga
F. SASARAN
G. WAKTU PELAKSANAAN
Mengunjungi setiap rumah tangga yang ada di wilayah kerja untuk memeriksa tempat
yang sering menjadi tempat perkembang biakan nyamuk/tempat penampungan air di
dalam dan di luar rumah serta memberikan penyuluhan tentang PSN kepda anggota
rumah tangga.
A. PENDAHULUAN
B. LATAR BELAKANG
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ( STBM ) target program yang ada dalam STBM
sendiri terdiri dari 5 pilar
1. Bebas dari Buang Air Besar Sembarangan
2. Cuci Tangan Pakai Sabun
3. Pengelolaan Makanan dan Minuman Rumah Tangga
4. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
5. Pengelolaan Limbah Cair Rumah
Yang mana cakupan area pendekatan utamanya adalah tingkat rumah tangga secara
kolektif,untuk menjalankan itu semua harus digerakan dan disinergikan melalui 3
komponen pendekatan yakni :1. Menciptakan kebutuhan (Demand Creation)
1.2. Ketersediaan pasokan (Supply improvement) DAN
3. Lingkungan yang mendukung (Enabling Environmen)
C. TUJUAN
Tujuan Umum
Tercapainya dan kepemilikan sarana sanitasi jamban dalam rangka terciptanya desa
bebas buang air bebassembarangan ( ODF ) yang dilakukan melalui masyarakat.
Tujuan Khusus
1. Diperolehnya kerja sama lintas sektor dan lintas program dalam rangka pelaksanaan
dan pencapaian tujuan program STBM
2. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di masyarakat dalam rangka
meningkatkan akses dan kepemilikan saran sanitasi jamban
F. SASARAN
Pemantauan kelayakan pemakaian jamban atau tempat Pembuangan Air Besar ( BAB )
G. WAKTU PELAKSANAAN
Setiap bulan melakukan sms
J. PENUTUP
Demikianlah kerangka acuan kegiatan program STBM ini agar menjadi acuan dalam
pelaksanaaan kegiatan
A. PENDAHULUA
Berbagai jenis limbah yang di hasilkan di puskesmas dan unit-unit pelayanan kesehatan
bisa membahayakan dan menimbulkan gangguan kesehatan bagi penunjang,terutama
kepada petugas yang menangani limbah tersebut serta masyarakat sekitar
puskesmas.Terhadap limbah tersebut seringkali diperlukan pengelolaan pendahuluan
sebelum diangkut ketempat pembuangan atau dimusnakan dengan unit pemusnah
setempat.Pengetahuan yang cukup untuk menghindari paparan terhadap tenaga yang
menangani limbah puskesmas.
B. LATAR BELAKANG
Dari hasil kegiatan pengadaan alat kesehatan medis,perawat dan non medis di maksud
untuk memenuhi peralatan kesehatan di puskesmas untuk pelayanan pasien di unit
laboratorium,unit gigi dan unit KIA serta pelayanan penunjang lainnya sehingga mutu
pelayanan dapat di tingkatkan dan dapat mewujudkan visi dan misi puskesmas plaju.
C. TUJUAN
Tujuan umum.
Untuk memenuhi aspek sanitasi puskesmas dan menekan terjadinya infeksi nasokomial.
Tujuan Khusus.
Terselenggaranya pengelolaan limbah padat sesuai dengan pedoman sanitasi puskesmas
G. WAKTU PELAKSANAAN
Setelah dimanfaatkan sampah medis, sampah medis dibuang di safety bok kemudian
sampah non medis dapat dibuang di kotak sampah yang sudah di kantongi dengan
warna-warna yang berbeda,sedangkan sampah medis harus di bakar MOU di rumah
sakit muhammadiyah plaju palembang.
J.PENUTUP
Demikianlah kerangka acuan kegiatan program sampah medis dan non medis ini agar menjadi
acuan dalam pelaksanaan kegiatan
IPAL adalah suatu perangkat teknus beserta perlengkapannya yang proses atau
mengolah air sisa proses produksi puskesmas,pabrik,rumah tangga dan lain-lain
adapun tujuan IPAL yaitu untuk menyaring dan membersihkan air yang sudah tercemar
dari baik domestik maupun bahaya kimia
B. LATAR BELAKANG
C. TUJUAN
TujuanUmum
Adapun tujuan umum dari penulisan makalah adalah agar
mamapumemahamidanmengetahuidampak yang
terjadiakibatpencemaranlimbahcairdanmengetahuibagaimancarapenanggulanganataup
engolahan air limbahcair.
TujuanKhusus
a. Untuk mengetahui air limbah dan macamnya.
b. Untuk mengetahui air limbah dan karakteristiknya.
c. Untuk mengetahui cara pengolahan air limbah.
Setelah kita mengetahui pengertian, manfaat, dan tujuan IPAL. Sekarang bagian ini
akan membahas proses singkat cara kerja Instalasi Pengolahan Air Limbah. Ada lima
tahapan yang perlu dilalui oleh air limbah demi mendapatkan hasil saringan yang bisa
digunakan lagi. Untuk penjelasan lebih lanjutnya bisa dilihat di bawah ini:
- Tahap pertama yang dilakukan adalah air limbah tersebut dialirkan ke tempat instilasi.
Karena alat yang disedikan sebuah ruang pengaliran agar air limbah masuk kedalam
tempat penyaringan dengan lancar.
- Tahap kedua, air limbah akan melalui proses pertama yaitu suatu wadah yang berisi
air yang bercampur dengan pasir. Tujuannya untuk melakukan pengendapan partikel-
partikel kotor yang ada di air limbah itu. Yang akan mengendapkan partikel tersebut
butiran-butiran kecil karbon yang terselip di pasir tersebut yang akan mengikat partikel
kotor yang ada di air limbah tersebut.
-Tahap ketiga, air limbah yang telah di saring melalui wadah penampungan pasir akan
diteruskan ke wadah yang berisi batu kerikil. Fungsinya hampir sama pada wadah
sebelumnya dimana partikel-parttikel yang tidak berhasil diendapkan oleh pasir akan
diproses wadah berisi kerikil.
- Tahap keempat, adalah air limbah akan menuju ke wadah berisi tanaman eceng
gondok, ukuran wadah ini lebih besar di banding dua wadah sebelumnya. Karena
dalam proses ini memerlukan banyak tanaman eceng gondok untuk menetralisasi air
limbah. Tanaman eceng gondok yang sering kita lihat di beberapa sungai atau danau
memiliki fungsi untuk menyaring dan membersihkan partikel air yang kotor. Karena
tanaman ini memiliki zat kimia bersifat penyerap seperti amonia dan fosfat.
- Setelah melewati keempat tahap di atas maka pada tahap yang terakhir ini adalah
fase uji coba, dalam wadah penampung ini berisi air yang terdapat beberapa ekor ikan.
Karena ikan biasanya digunakan sebagai sampel dalam uji coba penyaringan air salah
satunya IPAL ini. Ikan dalam penampungan ini berguna sebagai indikator, untuk
mengetahui seberapa bersihnya air limbah tersebut disaring. Dalam proses kita hanya
memili dua opsi sebagai kesimpulan yaitu jika ikan dalam penampungan tersebut hidup
saat beberapa jam proses penyaringan, maka air tersebut bisa dikatakan bersih dan
begitupun sebaliknya.
F. SASARAN
J. PENUTUP
Mengetahui Palembang,
2016
Nip.19590814198712001
Nip:19800510201407200
KERANGKA ACUAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN PUSKESMAS
A. PENDAHULUAN
B. LATAR BELAKANG
C.TUJUAN
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
F. SASARAN
Mengetahui Palembang,
2016
Pimpinan puskesmas petugas Kebersihan
Dr.Hj.Rita Agustia,M.Kes
Nip.19590814198712001
Jumantik Anak Sekolah adalah anak sekolah dari berbagai jenjang pendidikan dasar dan
menengah yang telah dibina dan dilatih sebagai juru pemantau jentik (Jumantik) di sekolahnya.
Pembentukan dan pelaksanaan Jumantik-PSN Anak Sekolah dimaksudkan untuk ikut serta
mendukung program pemerintah dalam upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) penular
demam berdarah dengue dan chikungunya serta sebagai salah satu upaya pembinaan perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) sejak usia dini. Mekanisme pembentukan, pembinaan,
pelaksanaan dan pengawasan kegiatannya menjadi hak dan tanggung jawab pemerintah
kabupaten/kota dengan mempertimbangkan kebijakan, peraturan dan ketentuan yang
ditetapkan oleh pemerintah.
C.TUJUAN
Tujuan Umum
d) Meningkatkan peran serta anak sekolah sebagai Jumantik dalam pelaksanaan PSN
e) Sebagai salah satu upaya pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sejak usia
dini.
f) Sebagai panduan bagi pengelola program kesehatan/ petugas kesehatan dan tenaga
pendidik (guru) dalam membentuk/ menggerakan Jumantik-PSN anak sekolah
d) Mendukung upaya penurunan kasus DBD di Indonesia
Tujuan Khusus
Melaksanakan pembinaan/penyuluhan atau acuan teknis kepada para guru dan para
kader jumantik anak sekolah secara berkala.
a. Tata kerja PSN/Jumantik anak sekolah mengacu pada petunjuk teknis PSN-
Jumantik Anak Sekolah dan ketentuan-ketentuan lainnya yang berlaku di wilayah
setempat.
b. Jumantik anak sekolah berperan dalam kegiatan usaha kesehatan sekolah
(UKS) dalam rangka menciptakan “Sekolah Bebas Jentik”.
c. Puskesmas berkewajiban melaksanakan pembinaan/ penyuluhan teknis kepada
para guru dan para kader jumantik anak sekolah secara berkala.
d. Kepala sekolah bersama dengan para guru dan petugas puskesmas memantau
dan menilai pelaksanaan PSN di sekolahnya.
e. Kepala sekolah melalui guru penanggungjawab PSN sekolah memberikan
laporan rutin perbulan kepada puskesmas berdasarkan hasil rekap pelaksanaan
PSN/Jumantik Anak sekolah setiap minggunya.
F. SASARAN
f) Pengelola program kesehatan/ petugas kesehatan
g) Kepala sekolah dan guru-guru
h) Para pembina gerakan pramuka
i) Anak sekolah dari SD/sederajat, SLTP/sederajat, SLTA/sederajat
j) Pramuka
G. WAKTU PELAKSANAAN
Setiap minggu siswa melakukan pemantauan jentik dan PSN di sekolah dan
rumah/ tempat tinggalnya masing-masing dan melakukan pencatatan hari dan
tanggal pelaksanaan, jenis tempat perkembangbiakan nyamuk, ada tidaknya jentik
dan kegiatan PSN 3M yang dilakukan (sebagaimana form 1 dan 2).
f) Seminggu sekali siswa melakukan pemantauan jentik dan PSN di rumahnya masing-
masing melakukan pencatatan hasil pemantauan jentik, jenis tempat
perkembangbiakan
nyamuk/ penampungan air (kontainer), ada tidaknya jentik dan kegiatan PSN 3M yang
dilakukan dengan menggunakan Formulir Hasil Pemantauan Jentik Mingguan di
Rumah/Tempat Tinggal
g) Seminggu sekali siswa juga melakukan pemantauan jentik dan PSN di lingkungan
sekolahnya, melakukan pencatatan hasil pemantauan jentik, jenis ruangan yang
dipantau, jenis tempat perkembangbiakan nyamuk/ penampungan air (kontainer), ada
tidaknya jentik dan kegiatan PSN 3M yang dilakukan Formulir Hasil Pemantauan Jentik
Mingguan di Sekolah.
h) Formulir Hasil Pemantauan Jentik Mingguan Anak Sekolah dilaporkan setiap minggu ke
guru penanggung jawab dan diparaf oleh guru penanggung jawab.
i) Guru penanggungjawab memeriksa Formulir Hasil Pemantauan Jentik dan PSN
Sekolah dan Formulir Hasil Pemantauan Jentik dan PSN Rumah, apabila laporan
ditemukan jentik maka guru wajib memberikan arahan kepada siwa untuk meningkatkan
kegiatan PSN 3M, serta diharapkan dapat melaporkan ke Puskesmas setempat untuk
mendapatkan pengendalian lebih lanjut.
j) Guru Penanggung jawab merekap hasil pemantauan siswa di rumah dan di sekolah ke
dalam form Rekapitulasi Laporan Mingguan Jumantik-PSN Anak Sekolah kepada kepala
puskesmas setempat selaku pembina UKS wilayahnya.
J. PENUTUP
Demikianlah kerangka acuan kegiatan program kegiatan pemeriksan jentik nyamuk
di sekolah-sekolah ini menjadi acuan dalam pelaksanaan kegiatan
b.Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui cara pemeriksaan/surve jentik di rumah tangga
b. Cara pemberantasan jentik nyamuk di rumah tangga
F. SASARAN
G. WAKTU PELAKSANAAN
Mengunjungi setiap rumah tangga yang ada di wilayah kerja untuk memeriksa tempat
yang sering menjadi tempat perkembang biakan nyamuk/tempat penampungan air di
dalam dan di luar rumah serta memberikan penyuluhan tentang PSN kepda anggota
rumah tangga.
A. PENDAHULUAN
B. LATAR BELAKANG
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ( STBM ) target program yang ada dalam STBM
sendiri terdiri dari 5 pilar
1. Bebas dari Buang Air Besar Sembarangan
2. Cuci Tangan Pakai Sabun
3. Pengelolaan Makanan dan Minuman Rumah Tangga
4. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
5. Pengelolaan Limbah Cair Rumah
Yang mana cakupan area pendekatan utamanya adalah tingkat rumah tangga secara
kolektif,untuk menjalankan itu semua harus digerakan dan disinergikan melalui 3
komponen pendekatan yakni :1. Menciptakan kebutuhan (Demand Creation)
1.2. Ketersediaan pasokan (Supply improvement) DAN
3. Lingkungan yang mendukung (Enabling Environmen)
C. TUJUAN
Tujuan Umum
Tercapainya dan kepemilikan sarana sanitasi jamban dalam rangka terciptanya desa
bebas buang air bebassembarangan ( ODF ) yang dilakukan melalui masyarakat.
Tujuan Khusus
1. Diperolehnya kerja sama lintas sektor dan lintas program dalam rangka pelaksanaan
dan pencapaian tujuan program STBM
2. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di masyarakat dalam rangka
meningkatkan akses dan kepemilikan saran sanitasi jamban
F. SASARAN
Pemantauan kelayakan pemakaian jamban atau tempat Pembuangan Air Besar ( BAB )
G. WAKTU PELAKSANAAN
Setiap bulan melakukan sms
J. PENUTUP
Demikianlah kerangka acuan kegiatan program STBM ini agar menjadi acuan dalam
pelaksanaaan kegiatan
A. PENDAHULUA
Berbagai jenis limbah yang di hasilkan di puskesmas dan unit-unit pelayanan kesehatan
bisa membahayakan dan menimbulkan gangguan kesehatan bagi penunjang,terutama
kepada petugas yang menangani limbah tersebut serta masyarakat sekitar
puskesmas.Terhadap limbah tersebut seringkali diperlukan pengelolaan pendahuluan
sebelum diangkut ketempat pembuangan atau dimusnakan dengan unit pemusnah
setempat.Pengetahuan yang cukup untuk menghindari paparan terhadap tenaga yang
menangani limbah puskesmas.
B. LATAR BELAKANG
Dari hasil kegiatan pengadaan alat kesehatan medis,perawat dan non medis di maksud
untuk memenuhi peralatan kesehatan di puskesmas untuk pelayanan pasien di unit
laboratorium,unit gigi dan unit KIA serta pelayanan penunjang lainnya sehingga mutu
pelayanan dapat di tingkatkan dan dapat mewujudkan visi dan misi puskesmas plaju.
C. TUJUAN
Tujuan umum.
Untuk memenuhi aspek sanitasi puskesmas dan menekan terjadinya infeksi nasokomial.
Tujuan Khusus.
Terselenggaranya pengelolaan limbah padat sesuai dengan pedoman sanitasi puskesmas
G. WAKTU PELAKSANAAN
Setelah dimanfaatkan sampah medis, sampah medis dibuang di safety bok kemudian
sampah non medis dapat dibuang di kotak sampah yang sudah di kantongi dengan
warna-warna yang berbeda,sedangkan sampah medis harus di bakar MOU di rumah
sakit muhammadiyah plaju palembang.
J.PENUTUP
Demikianlah kerangka acuan kegiatan program sampah medis dan non medis ini agar menjadi
acuan dalam pelaksanaan kegiatan
IPAL adalah suatu perangkat teknus beserta perlengkapannya yang proses atau
mengolah air sisa proses produksi puskesmas,pabrik,rumah tangga dan lain-lain
adapun tujuan IPAL yaitu untuk menyaring dan membersihkan air yang sudah tercemar
dari baik domestik maupun bahaya kimia
B. LATAR BELAKANG
C. TUJUAN
Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari penulisan makalah adalah agar mamapu memahami dan
mengetahui dampak yang terjadi akibat pencemaran limbah cair dan mengetahui
bagaiman cara penanggulangan atau pengolahan air limbah cair.
Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui air limbah dan macamnya.
b. Untuk mengetahui air limbah dan karakteristiknya.
c. Untuk mengetahui cara pengolahan air limbah.
Setelah kita mengetahui pengertian, manfaat, dan tujuan IPAL. Sekarang bagian ini
akan membahas proses singkat cara kerja Instalasi Pengolahan Air Limbah. Ada lima
tahapan yang perlu dilalui oleh air limbah demi mendapatkan hasil saringan yang bisa
digunakan lagi. Untuk penjelasan lebih lanjutnya bisa dilihat di bawah ini:
- Tahap pertama yang dilakukan adalah air limbah tersebut dialirkan ke tempat instilasi.
Karena alat yang disedikan sebuah ruang pengaliran agar air limbah masuk kedalam
tempat penyaringan dengan lancar.
- Tahap kedua, air limbah akan melalui proses pertama yaitu suatu wadah yang berisi
air yang bercampur dengan pasir. Tujuannya untuk melakukan pengendapan partikel-
partikel kotor yang ada di air limbah itu. Yang akan mengendapkan partikel tersebut
butiran-butiran kecil karbon yang terselip di pasir tersebut yang akan mengikat partikel
kotor yang ada di air limbah tersebut.
-Tahap ketiga, air limbah yang telah di saring melalui wadah penampungan pasir akan
diteruskan ke wadah yang berisi batu kerikil. Fungsinya hampir sama pada wadah
sebelumnya dimana partikel-parttikel yang tidak berhasil diendapkan oleh pasir akan
diproses wadah berisi kerikil.
- Tahap keempat, adalah air limbah akan menuju ke wadah berisi tanaman eceng
gondok, ukuran wadah ini lebih besar di banding dua wadah sebelumnya. Karena
dalam proses ini memerlukan banyak tanaman eceng gondok untuk menetralisasi air
limbah. Tanaman eceng gondok yang sering kita lihat di beberapa sungai atau danau
memiliki fungsi untuk menyaring dan membersihkan partikel air yang kotor. Karena
tanaman ini memiliki zat kimia bersifat penyerap seperti amonia dan fosfat.
- Setelah melewati keempat tahap di atas maka pada tahap yang terakhir ini adalah
fase uji coba, dalam wadah penampung ini berisi air yang terdapat beberapa ekor ikan.
Karena ikan biasanya digunakan sebagai sampel dalam uji coba penyaringan air salah
satunya IPAL ini. Ikan dalam penampungan ini berguna sebagai indikator, untuk
mengetahui seberapa bersihnya air limbah tersebut disaring. Dalam proses kita hanya
memili dua opsi sebagai kesimpulan yaitu jika ikan dalam penampungan tersebut hidup
saat beberapa jam proses penyaringan, maka air tersebut bisa dikatakan bersih dan
begitupun sebaliknya.
F. SASARAN
J. PENUTUP
Mengetahui Palembang,
2016
Nip.19590814198712001
Nip:19800510201407200
KERANGKA ACUAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN PUSKESMAS
A. PENDAHULUAN
B. LATAR BELAKANG
C.TUJUAN
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
F. SASARAN
Mengetahui Palembang,
2016
Pimpinan puskesmas petugas Kebersihan
Dr.Hj.Rita Agustia,M.Kes
Nip.19590814198712001