Anda di halaman 1dari 36

PEMANTAUAN LINGKUNGAN FISIK

PUSKESMAS
No. Kode : Ditetapkan Oleh
Terbitan : Kepala Puskesmas Seginim
No. Revisi :
SPO Tgl. MulaiBerlaku :
PUSKESMAS
Halaman :
SEGINIM Dedi Mardianto.SKM
NIP: 19690311 198903 1 004

Pengertian Pemantauan lingkungan fisik puskesmas adalah aktifitas yang dilakukan


untuk memastikan lingkungan fisik dalam kondisi bersih dan nyaman pada
ruangan atau gedung atau halaman dalam keadaan siap untuk digunakan

Tujuan Untuk memastikan pemantauan lingkungan secara fisik yaitu mengenai


kebersihan lingkungan puskesmas Seginim selalu terjagasehingga proses
pelayanan berlangsung dengan nyaman dan bersih.
Kebijakan SK Kepala Puskesmas Seginim No..

Referensi Buku panduan PHBS


Prosedur Mengidentifikasi Lingkungan kerja Sanitarian
 Mengidentifikasi semua ruangan, gedung dan halaman untuk membuat
jadwal pemeliharaan lingkungan kerja
 Membuat jadwal pemantauan sesuai jadwal identifikasi lingkungan
kerja yaitu jadwal pemeliharaan ruangan, gedung dan halaman
 Mengkoordinasi dengan bagian ruangan
 Menginformasikan jadwal ke petugas yang terkait
Melaksanakan pemeliharaan sesuai jadwal Petugas kebersihan
 Menerima informasi jadwal pemantauan lingkungan fisik/ kebersihan
ruangan/halaman setiap bulanan dari sanitarian
 Melaksanakan sesuai jadwal
a. Jika pelaksanaan sesuai jadwal maka minta sanitarian untuk
melakukan verifikasi
b. Jika pelaksanaan tidak sesuai jadwal maka meminta informasi ke
koordinator ruangan , gedung dan halamankapan bisa dilakukan
Sanitarian dan Koordinator unit Menerima informasi telah dilaksanakan
pemeliharaan lingkungan
Memonitor atau melakukan pengawasan pelaksanaan pemantauan
lingkungan fisik tempat kerja
1. jika pemantauan lingkungan fisik sudah sesuai maka menandatangani
checklist pemantauan lingkungan kerja
2. jika pemantauan lingkungan fisik tidak sesuai maka meminta untuk
dilakukan ulang
Unit terkait Semua unit
Dokumen terkait Checklist Pemantauan Lingkungan Fisik

Rekam Historis

NO. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai


diberlakukan
PEMELIHARAAN DAN PEMANTAUAN
INSTALASI LISTRIK, AIR, VENTILASI, GAS
DAN SISTEM LAIN
No. Kode : Ditetapkan Oleh
Terbitan : Kepala Puskesmas Seginim
No. Revisi :
PUSKESMAS SPO Tgl.
SEGINIM
MulaiBerlaku :
Dedi Mardianto.SKM
Halaman : NIP: 19690311 198903 1 004

Pengertian Instalasi adalah penjaringan pipa/kabel untuk fasilitas listrik, air bersih, air
limbah, telepon dan lain-lain yang diperlukan untuk menunjang kegiatan
pelayanan kesehatan.

Pemeliharaan instalasi terdiri dari perawatan rutin dan perbaikan/rehab yang


dilakukan hanya terhadap instalasi yang rusak.

Tujuan Sebagai pedoman pemeliharaan dan pemantauan instalasi listrik, air,


ventilasi, gas dan system lain bagi seluruh pengelola unit kerja di
Lingkungan Puskesmas
Kebijakan SK Kepala Puskesmas Seginim Nomor
Referensi Permenkes Nomor 75 tahun 2014 tentang puskesmas
Prosedur Tata cara pemeliharan listrik
1. Diupayakan agar tidak terjadi hubungan silang dan aliran balik
2. Jaringan instalasi agar ditata sedemikian rupa agar memenuhi syarat
estetika
3. Jaringan instalasi tidak menjadi tempat perindukan serangga dan tikus
4. Pengoperasian instalasi sesuai dengan prosedur tetap yang telah
ditentukan
5. Pengoperasian instalasi sesuai dengan prosedur tetap yang telah
ditentukan
6. Pelaksanaan perbaikan/rehab dilakukan oleh pihak lain yang
berkompeten
Tata cara pemeliharan air
1. Air bersih dapat diperoleh dari PDAM, air tanah atau sumber lain yang
telah diolah sehingga memenuhi persyaratan kesehatan
2. Tersedia air bersih untuk kebutuhan pasien dan tenaga kesehatan
puskesmas sesuai dengan persyaratan kesehatan
3. Sumber air bersih dan sarana distribusinya harus bebas dari pencemaran
fisik, kimia dan bakteriologis
4. Dilakukan pengambilan sampel air bersih pada sumber, bak dan keran
terjauh untuk diperiksa di laboratorium minimal 2 kali setahun
Tata cara pemeliharan udara dan cahaya(ventilasi)
1. Menjaga suhu dan kelembaban udara setiap ruangan di Puskesmas
Seginim dengan menggunakan ventilasi dan alat penata udara
2. Pencahayaan alam maupun buatan diupayakan agar tidak menimbulkan
kesilauan dan memiliki intensitas penyinaran yang sesuai
3. Penempatan bola lampu dapat menghasilkanpenyinaran yang optimum
4. Bola lampu yang mulai atau berkurang fungsinya segera dilakukan
penggantian

Unit terkait Petugas Kesehatan Lingkungan

Dokumen terkait Ceklis pemantauan alat sarana dan prasarana

Rekam Historis

NO. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai


diberlakukan
JIKA TERJADI KEBAKARAN
No. Kode : Ditetapkan Oleh
Terbitan : Kepala Puskesmas Seginim
No. Revisi :
SPO Tgl.

MulaiBerlaku :
PUSKESMAS Dedi Mardianto.SKM
NIP: 19690311 198903 1 004
SEGINIM Halaman :

Pengertian Adalah langkah-langkah yang harus ditempuh bila terjadi kebakaran di


Puskesmas Seginim
Tujuan 1. menyelamatkan jiwa pasien dan petugas kesehatan serta menyelamatkan
sarana dan prasarana yang ada di Puskesmas
2. memikirkan tindak lanjut pelayanan pasien di IGD
Kebijakan SK Kepala puskesmas No.
Referensi Permenkes RI No 75 tahun 2014 tentang puskesmas
Prosedur 1. petugas jaga menyelamatkan pasien dan ditempatkan pada tempat
yang aman
2. menyelamatkan sarana dan prasarana yang bisa diselamatkan
3. listrik dipadamkan serta lakukan pemadaman dengan alat yang tersedia
4. jika dirasa perlu agar menghubungi Dinas Pemadam Kebakaran
setempat untuk mendapatkan pertolongan
5. setelah kebakaran bisa diatasi, di bawah koordinasi pihak puskesmas
dan seluruh peralatan yang ada dipindahkan ke tempat penanpungan
sementara
6. mendata semua kerugian puskesmas

Unit terkait Semua unit


Dokumen terkait Petunjuk penggunaan APAR

Rekam Historis
No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai di
berlakukan
PEMANTAUAN, PEMELIHARAAN PERBAIKAN
SARANA DAN PERALATAN
No. Kode : Ditetapkan Oleh
Terbitan : Kepala Puskesmas Seginim
No. Revisi :
SPO Tgl.
PUSKESMAS MulaiBerlaku :
SEGINIM Dedi Mardianto.SKM
Halaman : NIP: 19690311 198903 1 004

Pengertian Pemantauan, pemeliharaan, perbaikan sarana dan peralatan adalah


serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam upaya tersedianya sarana
kerja dan peralatan dengan kondisi yang sesuai dengan persyaratan
kesehatan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan

Tujuan Tersedianya sarana kerja yang nyaman dan peralatan yang berada dalam
kondisi baik dan aman
Kebijakan SK kepala puskesmas No..

Referensi Permenkes RI 75 tahun 2014 tentang puskesmas

Prosedur 1) memeriksa secara berkala sarana dan peralatan yang digunakan


2) menerima pengaduan dari pasien maupun petugas kesehatan mengenai
kerusakan sarana dan peralatan yang digunakan dalam pelayanan
kesehatan
3) menginventarisir sarana dan peralatan yang harus dilakukan perbaikan
4) merencanakan perbaikan sarana dan peralatan bekerjasama dengan
sanitarian
5) mengusulkan perbaikan sarana dan peralatan ke Kepala Puskesmas
Seginim

Unit Terkait Unit Umum


Kesehatan Lingkungan
Dokumen terkait Buku inventaris
Ceklis pemantauan alat sarana dan prasarana

Rekam Historis
No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai di
berlakukan
PEMANTAUAN PELAKSANAAN
KEBIJAKAN DAN PROSEDUR
PENANGANAN LIMBAH BERBAHAYA
No. Kode : Ditetapkan Oleh
Terbitan : Kepala Puskesmas Seginim
No. Revisi :
PUSKESMAS SPO Tgl.
SEGINIM
MulaiBerlaku :
Dedi Mardianto.SKM
Halaman : NIP: 19690311 198903 1 004

Pengertian Setiap kegiatan yang berkaitan dengan penanganan limbah berbahaya oleh
semua petugas
Tujuan Untuk memastikan pelaksanaan dan penanganan limbah berbahaya tidak
menimbulkan pencemaran dan membahayakan lingkungan sehingga jika
terjadi sesuatu yang tidak diinginkan akan dapat ditelusuri penyebabnya.
Kebijakan SK Kepala Puskesmas Seginim Nomor: /PKM/ /2016

Referensi Pedoman penatalaksanaan pengelolaan limbah padat dan limbah cair di


rumah sakit
Prosedur Identifikasi limbah berbahaya
Sanitarian dan Petugas Terkait
a. masing-masing penghasil limbah berbahaya mengidentifikasi jenis
dan jumlah limbah berbahaya yang secara periodic dihasilkan oleh unit
tersebut
b. identifikasi tersebut ditulis dalam buku inventaris oleh masing-masing
unit penanggung jawab
Pengumpulan Limbah Berbahaya
Petugas Laboratorium
a. masing-masing penghasil limbah berbahaya mengidentifikasi jenis
dan jumlah limbah berbahaya yang secara periodik dihasilkan oleh unit
tersebut
b. masing-masing unit melaporkan hasil limbah berbahaya kepada
sanitarian tentang jenis dan jumlah limbah berbahaya yang akan
diserahkan dengan mengisi laporan bulanan limbah berbahaya
c. Penghasil limbah berbahaya mengangkut limbah berbahaya ke gudang
penyimpanan sementara limbah berbahaya
d. Limbah dari masing-masing unit di tempat sampah dan jerigen berwarna
biru, apabila sudah penuh maka sanitarian mengkoordinir pengangkutan
e. Petugas sanitarian memverifikasi jenis dan jumlah limbah berbahaya
yang dihasilkan
f. Limbah berbahaya lainnya disimpan dalam gedung penyimpanan
sementara limbah berbahaya, dipisahkan menurut sifat limbah
berbahaya
g. Petugas sanitarian bersama petugas terkait memberikan symbol dan
label
h. Masa simpan dalam gudang TPS limbah berbahaya maximal 90 hari
sesuai persyaratan yang ditetapkan atau apabila limbah berbahaya lebih
dari 50kg/hari
i. Petugas terkait mengisi inventori limbah berbahaya yang ada di tempat
penampungan serta penimbunan menggunakan checklist inventori
limbah berbahaya

Pengelolaan Limbah oleh Pihak ketiga. Setelah limbah mencukupi di


tempat penampungan, limbah berbahaya Tersebut selanjutnyadiserahkan
kepada pihak ketiga

a. Pihak ketiga sebagaipengelola limbah berbahaya harus mempunyai izin


dari kementerian lingkungan hidup republic Indonesia
b. Pihak transporter harus mempunyai izin dari dirjen perhubungan darat
kementerian perhubungan RI dan mendapat rekomendasi dari
kementerian LHRI. Izin sesuai dengan jalur transportasi yang akan
dilalui limbah berbahaya
c. Sanitarian mengusulkan surat penunjukkan pengelola limbah berbahaya
d. Pihak ketiga yang ditunjuk pengelola/transporter mengisi berita acara
pemeriksaan limbah berbahaya bersama petugas terkait.
e. Berita acara serah terima limbah berbahaya diisi oleh pihak ketiga yang
ditunjuk dan kepala puskesmas
f. Pihak ketiga yang ditunjuk berkewajiban memberikan dokumen limbah
berbahaya yang sudah ditandatangani oleh penghasil/transporter.

Unit terkait Petugas Sanitarian


Petugas Laboratorium
Koordinator unit
Dokumen terkait Ceklist identifikasi limbah berbahaya
Formulir serah terima bulanan
Formulir neraca bulanan
Buku inventaris limbah
Formulir berita acara pemeriksaan limbah berbahaya
Formulir berita acara pemeriksaan limbah berbahaya formulir dokumentasi
limbah berbahaya
Ceklist verifikasi perizinan pihak ketiga
Rekam Historis
No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai di
berlakukan
PENGENDALIAN DAN PEMBUANGAN
LIMBAH BERBAHYA
No. Kode : Ditetapkan Oleh
Terbitan : Kepala Puskesmas Seginim
No. Revisi :
SPO Tgl. :
PUSKESMAS MulaiBerlaku :
SEGINIM Dedi Mardianto.SKM
Halaman : NIP: 19690311 198903 1 004

Pengertian Limbah bahan beracun dan berbahaya adalah sisa suatu usaha dan atau
kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena
sifat dan konsentrasinya dan jumlahnya baik secara langsung maupun tidak
merusak lingkungan hidup atau membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hiduup lainnya.
Tujuan 1. untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran atau kerusakan
lingkungan hidup yang dilakukan oleh limbah bahan beracun dan
berbahaya
2. agar dapat dilakukan pemulihan kualitas lingkungan yang sudah
tercemar sehingga sesuai dengan fungsinya kembali
Kebijakan SK kepala Puskesmas No.
Referensi Pedoman penatalaksanaan pengelolaan limbah padat dan limbah cair di
rumah sakit
Prosedur 1. Pemilhan limbah
Dilakukan pemilihan jenis limbah medis mulai dari sumber yang terdiri
dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah
farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah
countainer bertekanan dan dengan kandungan logam yang berat dan
tinggi. Kategori limbah beracun dan berbahaya adalah sebagai berikut;

a. Mudah meledak
b. Mudah terbakar
c. Bersifat reaktif
d. Beracun
e. Menyebabkan infeksi
f. Bersifat korosif
2. Pengumpulan Limbah Medis
a. Pengumpulan limbah medis dari setiap ruangan penghasil limabah
menggunakan troli khusus yang tertutup
b. Penyimpanan limbah medis harus sesuai iklim tropis yaitu pada
musim hujan paling lama 48 jam dan pada musim kemmarau paling
lama 48 jam
3. Persyaratan Pewadahan Limbah Medis
a. Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air
dan mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamnya
b. Di setiap sumber penghasil limbah medis harus tersedia tempat
pewadahan yang terpisah dengan limah nonmedis
c. Kantong plastik diangkat setiap hari atau kurang sehari apabila 2/3
bagian sudah terisi limbah
d. Untuk benda-benda tajam hendaknya ditampung pada wadah
khusus (safety box)
e. Tempat pewadahan limbah medis infeksius dan sitotoksik yang
tidak langsung kontak harus segera dibersihkan dengan larutan
desinfektan apabila akan dipergunakan kembali, sedangkan
kantong plastik yang sudah dipakai dan kontak langsung dengan
limbah tersebut tidak boleh dipakai kembali
f. Tempat limbah memiliki minimal dua macam tempat limbah, satu
untuk medis dan satu lagi untuk non-medis
g. Semua limbah dari ruang perawatan dan unit gawat darurat (UGD)
dianggap sebagai limbah medis
h. Semua limbah dari kantor biasanya berupa alat-alat tulis dianggap
sebagai limabh non medis
i. Tempat pewadahan limbah non medis sebagai berikut:
 Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap
air dan mempunyai permukaan yang halus di dalamnya
 Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup tanpa
mengotori tangan
 Terdapatminimal 1 buah untuk setiap ruangan atau sesuai
kebutuhan
 Limbah tidak boleh dibiarkan dalam wadah maksimal 3x24
jam atau bila 2/3 bagian kantong sudah terisi penuh
4. Tempat Penampungan Sementara
a. Jika terdapat insenerator maka limbah harus dibakar selambat-
lambatnya 24 jam
b. Jika tidak mempunyai insenerator, maka limbah medis harus
dimusnahkan melalui kerjasama dengan Puskesmas atau pihak lain
yang memiliki insenerator untuk dilakukan selambat-lambatnya 24
jam apabila disimpan di suhu ruangan
5. Transportasi
a. Pengangkutan limbah ke luar Puskesmas harus menggunakan
kendaraan khusus
b. Kantong limbah medis sebelum dimasukkan ke kendaraan
pengankut harus diletakan dalam countainer yang kuat dan tertutup
c. Kantong limbah medis harus jauh dari jangkauan manusia dan
hewan
d. Petugas yang menangani limbah harus menggunakan APD
6. Pengolahan
a. Lokasi Pengolahan
Pengolahan limbah bahan beracun dan berbahaya dapat dilakukan di
dalam lokasi penghasil limbah atau di luar lokasi penghasil limbah.
Syarat lokasi di area penghasil limbah harus:
 Daerah bebas banjir
 Jarak dengan fasilitas umum minimal 50 meter
 Jarak dengan daerah beraktivitas penduduk dabn aktivitas
umum minimal berjarak 300 meter
 Jarak dengan wilayah terlindungi seperti cagar alam dan
hutan lindung minimal 300 meter
b. Fasilitas Pengolahan
Fasilitas pengolahan harus menerapkan system operasi meliputi:
 Sistem keamanan
 Sistem pencegahan kebakaran

Unit terkait Petugas Sanitarian


Petugas Laboratorium
Koordinator unit
Dokumen terkait Ceklist identifikasi limbah berbahaya
Formulir serah terima bulanan
Formulir neraca bulanan
Buku inventaris limbah
Formulir berita acara pemeriksaan limbah berbahaya
Formulir berita acara pemeriksaan limbah berbahayaformulir dokumentasi
limbah berbahaya
Ceklist verifikasi perizinan pihak ketiga

Rekam Historis
No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai di
berlakukan
INVENTARISASI, PENGELOLAAN,
PENYIMPANAN DAN PENGGUNAAN
BAHAN BERBAHAYA
No. Kode : Ditetapkan Oleh
Terbitan : Kepala Puskesmas Seginim
No. Revisi :
PUSKESMAS SPO Tgl.
SEGINIM
Mulai Berlaku :
Dedi Mardianto.SKM
Halaman : NIP: 19690311 198903 1 004

Pengertian Suatu rangkaian kegiatan yang mencakup pencatatan, pendaftaran,


penyimpanan, pengumpulan, penggunaan dan pengolahan bahan yang
karena sifat kimia maupun kondisi fisiknya berpotensi menyebabkan
gangguan pada kesehatan manusia, kerusakan property atau lingkungan.
Tujuan Untuk menerangkan inventarisasi, pengelolaan, penyimpanan dan
penggunaan bahan berbahaya
Kebijakan SK kepala puskesmas No.

Referensi Pedoman penatalaksanaan pengelolaan limbah padat dan limbah cair di


rumah sakit
Prosedur 1. Petugas sanitarian
 Mengidentifikasi semua bahan berbahaya untuk penangan dan
penyimpanan sesuai ketentuan
 Menerima informasi telah dilaksanakan pengelolaan bahan
berbahaya
 Memonitor atau melakukan pengawasan pelaksanaan pengelolaan
bahan berbahaya
 Melakukan verifikasi di checklist monitoring
1. Petugas barang
Menginventarisir semua bahan berbahaya sesuai ketentuan yang
berlaku
2. Petugas laboratorium
 Membuat jadwal monitoring penggunaan bahan berbahaya
 Mengkoordinasikan dengan petugas terkait
 Menginformasikan dengan petugas terkait

Unit Terkait Sanitarian


Petugas laboratorium
Petugas inventarisasi
Dokumen Terkait Buku inventarisir bahan berbahaya
Form monitoring bahan berbahaya
Rekam Historis
No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai di
berlakukan
PENERIMAAN BANTUAN PERALATAN
No. Kode : Ditetapkan Oleh
Terbitan : Kepala Puskesmas Seginim
No. Revisi :
SPO Tgl.

MulaiBerlaku :
PUSKESMAS Dedi Mardianto.SKM
NIP: 19690311 198903 1 004
SEGINIM Halaman :

Pengertian Penerimaan bantuan peralatan adalah bantuan peralatan yang diberikan


kepada puskesmas

Tujuan Agar barang yang diterima sesuai dengan spesifikasi dan dapat
diinventarisasi
Kebijakan SK kepala puskesmas No.
Referensi Buku saku permenkes No.75 tahun 2014 tentang puskesmas
Prosedur 1. barang yang datang diverifikasi
2. bila sudah sesuai(spesifikasibarang, dokumen barang, berita acara serah
terima barang) diterima dan dicatat dalam buku penerimaan barang
3. barang disimpan, dicatat dalam blangko stok barang
Unit terkait Pengelola barang
Dokumen terkait Buku invetaris

Rekam Historis
No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai di
berlakukan
PENGGANTIAN DAN PERBAIKAN
ALAT MEDIS YANG RUSAK
No. Kode : Ditetapkan Oleh
Terbitan : Kepala Puskesmas Seginim
No. Revisi :
SPO Tgl.
PUSKESMAS MulaiBerlaku :
SEGINIM Dedi Mardianto.SKM
Halaman : NIP: 19690311 198903 1 004

Pengertian Penggantian dan perbaikan alat yang rusak adalah perbaikan alat medis
Puskesmas

Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan penggantian dan perbaikan alat medis
yang rusak
Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas No.

Referensi 1. Undang-undang nomor 44 tahun 2007 tentang Rumah Sakit


2. Peraturan Penmerintah nomor 72tahun 1998 tentang Pengamanan
Sediaan alat kesehatan

Prosedur 1. Koordinator unit melaporkan kerusakan barang medis kepada pengelola


barang (dengan mengisi form laporan kerusakan barang)
2. Pengelola barang medis mengecek dan menentukan rencana perbaikan
3. Pengelola barang medis mendokumentasikan laporan kerusakan dan
rencana tindak lanjut di buku kerusakan barang
4. Pengelola barang medis melakukan perbaikan barang baik dilakukan
sendiri atau diserahkan kepada pihak ketiga
5. Pengelola barang mendokumentasikan hasil perbaikan barang medis
6. Pengelola barang menyerahkan kembali ke unit pelayanan jika barang
medis sudah laik digunakan
7. Pengelola barang medis mengusulkan kepada tim pengadaan untuk
dilakukan penggantian barang, jika barang tidak bias diperbaiki

Unit terkait Pengelola barang


Unit BPU, BPG, KIA, Farmasi, Laboratorium
Dokumen terkait  Buku inventaris
 Ceklis pemantauan alat sarana dan prasarana

Rekam Historis
No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai di
berlakukan
MEMISAHKAN ALAT YANG BERSIH, KOTOR
DAN ALAT YANG MEMERLUKAN
STERILISASI
No. Kode : Ditetapkan Oleh
Terbitan : Kepala Puskesmas Seginim
No. Revisi :
PUSKESMAS SPO Tgl.
SEGINIM
MulaiBerlaku :
Dedi Mardianto.SKM
Halaman : NIP: 19690311 198903 1 004

Pengertian Kegiatan memisahkan alat yang bersih, kotor dan yang memerlukan
sterilisasi

Tujuan Untuk memisahkan peralatan yang bersih dengan yang perlu dicuci
bersihkan serta peralatan yang perlu disterilkan
Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas No.

Referensi Buku saku permenkes No 75 tahun 2014 tentang puskesmas


Prosedur 1. Petugas mencuci tangan sesuai protap
2. Petugas menggunakan sarung tangan disposible
3. Setelah pemakaian alat, cuci dengan sabun paaaddda air mmmengalir,
jika perlu gunakan sikat untuk mengangkat kotoran yang sulit hilang,
lalu rendam dalam larutan klorin 0,5% dalam baskom selama 10 menit
4. Petugas mengangkat peralatan dengan menggunakan sarung tangan,
membilas dengan air mengalir dan mengeringkan menggunakan lap
kering dan bersih
5. Petugas memisahkan alat yang membutuhkan tindakan sterilisasi dan
alat yang hanya digunakan dalam keadaan bersih
6. Petugas menempatkan dalam wadah tertutup yang berbahan dasar
stenles dan dilakukan sterilisasi dengan keadaan tutup terbuka
7. Petugas melakukan desinfektan pada alat yang tidak membutuhkan
sterilisasi dengan alkohol70%, lalu menempatkan alat tersebut pada
wadah khusus dan bias langsung diletakkan di lemari medis
8. Untuk peralatan yang memerlukan perawatan khusus, seperti nebulizer,
setelah pemakaian petugas mencuci sungkup dengan sabun pada air
mengalir, lalu keringkan dan dilakukan sterilisasi lalu diletakkan dalam
tempat alat khusus benda yang tidak tahan panas

Unit terkait UGD, Poli umum, KIA,

Dokumen terkait Buku inventaris

Rekam Historis
No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai di
berlakukan
PEMANTAUAN BERKALA PELAKSANAAN
PROSEDUR PEMELIHARAAN DAN
STERILISASI INSTRUMEN
No. Kode : Ditetapkan Oleh
Terbitan : Kepala Puskesmas Seginim
No. Revisi :
SPO Tgl.
PUSKESMAS
SEGINIM MulaiBerlaku :
Dedi Mardianto.SKM
Halaman : NIP: 19690311 198903 1 004

Pengertian Prosedur ini untuk memantau secara berkala pelaksanaan prosedur


pemeliharaan alat serta pelaksanaan prosedur sterilisasi

Tujuan Untuk memantau secara berkala pelaksanaan prosedur pemeliharaan alat


sampai pemantauan setelah proses sterilisasi

Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas No.

Referensi Depkes RI tahun 2009 tentang pedoman instalasi pusat sterilisasi


Prosedur 1. Petugas mengeluarkan alat dari lemari medis, meletakkan pada
meja untuk melaukan pemantauan
2. Petugas memeriksa satu persatu alat, meliputi fungsi, keadaan
fisik,kekuatan batre
3. Petugas memeriksa etiket tanggal dilakukan sterilisasi jika alat
tersebut belum digunakan, apabila sudah satu minggu dari tanggal
dilakukan sterilisasi, maka segera lakukan sterilisasi ulang
4. Petugas memisahkan alat yang rusak untuk segera dilaukan
perbaikan atau diganti batrai bila perlu
5. Petugas mencatat pada buku pemantauan dan melaporkan hasil
pemantauan
6. Petugas mengembalikan alat-alat pada tempatnya

6.Unit terkait Paramedis dan petugas lain

7. Dokumen Form jadwal sterilisasi


terkait

Rekam Historis
No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai di
berlakukan
KONTROL PERALATAN, TESTING DAN
PERAWATAN SECARA RUTIN UNTUK
PERALATAN KLINIS YANG DIGUNAKAN
No. Kode : Ditetapkan Oleh
Terbitan : Kepala Puskesmas Seginim
No. Revisi :
PUSKESMAS SPO Tgl.
SEGINIM
MulaiBerlaku :
Dedi Mardianto.SKM
Halaman : NIP: 19690311 198903 1 004

Pengertian Prosedur ini mengatur tentang kontrol, testing dan perawatan secara rutin
untuk peralatan klinis yang digunakan

Tujuan Agar kondisi peralatan klinis dalam keadaan baik saat akan digunakan

Kebijakan SK kepala puskesmas No…

Referensi Pedoman Kesehatan dan Keselamatan Kerja Instalasi Farmasi Rumah


Sakit, Depkes RI 2006
Prosedur 1. Kontrol keberadaan semua peralatan klinis yang akan digunakan,
test dan pastikan semua alat dalam kondisi baik sebelum pelayanan
2. Laporkan kepaga pengurus barang bila terjadi kerusakan
/ketidaksesuaian alat

Unit terkait Pengelola Barang


Coordinator Unit
Dokumen terkait Daftar Inventaris Barang

Rekam Historis
No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai di
berlakukan
PENILAIAN KUALIFIKASI TENAGA DAN
PENETAPAN KEWENANGAN
No. Kode : Ditetapkan Oleh
Terbitan : Kepala Puskesmas Seginim
No. Revisi :
SPO Tgl.
PUSKESMAS MulaiBerlaku :
SEGINIM Dedi Mardianto.SKM
Halaman : NIP: 19690311 198903 1 004

Pengertian Sesuai penilaian kewenangan terhadap tenaga medis dengan instrument


kewenangan tenaga medis

Tujuan Untuk mengetahui seorang tenaga medis apakah sudah sesuai kewenangan

Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas No.

Referensi Buku saku permenkes No. 75 tahun 2014 tentang puskesmas


Prosedur 1. Tim mutu menilai tenaga medis

2. penilaian menggunakan instrument kewenangan tenaga medis

3. hasil penilaian didokumentasikan

Unit terkait BPU, KIA, BPG, Gizi, Kesling, Laboratorium, Farmasi

Dokumen terkait Surat tugas staf medis

Rekam Historis
No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai di
berlakukan
KREDENSIAL
No. Kode : Ditetapkan Oleh
Terbitan : Kepala Puskesmas Seginim
No. Revisi :
SPO Tgl.

MulaiBerlaku :
PUSKESMAS Dedi Mardianto.SKM
NIP: 19690311 198903 1 004
SEGINIM Halaman :

Pengertian Proses evaluasi terhadap staf medis untuk menentukan kelayakan diberikan
kewenangan medis

Tujuan 1. Memenuhi syarat untuk melakukan pelayanan medis


2. Memelihara mutu profesi staf medis
3. Menjaga disiplin, etika, dan perilaku staf medis

Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas No.


Tentang kebijakan kredensial tenaga medis, keperawatan dan kesehatan
masyarakat
Referensi Permenkes No 75 tahun 2014 tentang puskesmas
Prosedur  Staf tenaga kesehatan mengajukan permohonan untuk memperoleh
kewenangan klinis kepada ketua Tim mutu
 Rincian kewenagan klinis sementara dapat diberikan apabila staf
tenaga kesehatan lainnya sedang dalam kepengurusan STR/SIP profesi
 Ketua tim mutu medis menugaskan sub kredensial untuk melakukan
proses kredensial (secara individu/kelompok)
 Sub kredensial melakukan review, verifikasi dan evaluasi dengan
berbagai metode: portofolio,, assement kompetensi
 Sub kredensial melakukan rapat untuk menentukan seorang tenaga
kesehatan kompeten atau tidak sesuai dengan level yang diusulkan
 Bagi tenaga kesehatan yang kompeten sesuia dengan levelnya akan
direkomendasikan ketekhnisan medis untuk mendapatkan kewenangan
klinis dalam bentuk surat penugasan ole kepala puskesmas
 Bagi tenaga kesehatan yang tidak kompeten ditindak lanjuti dalam
bentuk pembinaan

Unit terkait Para penanggung jawab Poli


Seluruh tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan

Dokumen terkait Surat tugas staf medis

Rekam Historis
No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai di
berlakukan
PENINGKATAN KOMPETENSI,
PEMETAAN KOMPETENSI DAN
RENCANA PEMETAAN KOMPETENSI
No. Kode : Ditetapkan Oleh
Terbitan : Kepala Puskesmas Seginim
No. Revisi :
PUSKESMAS SPO Tgl.
SEGINIM MulaiBerlaku :
Dedi Mardianto.SKM
Halaman : NIP: 19690311 198903 1 004

Pengertian Peningkatan kompetensi adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk


meningkatkan kompetensi yang sudah ada di Puskesmas Seginim

Pemetaan kompetensi adalah pengelompokan tenaga pelayanan klinis


sesuai dengan bidang masing-masing petugas pelayanan klinis

Rencana peningkatan kompetensi adalah suatu rencana yang bertujuan


untuk meningkatkan kompetensi dengan cara mengikuti pelatihan
tambahan

Tujuan Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan dan manajemen di


Puskesmas Seginim

Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas No.

Referensi Permenkes No.75 tahun 2014 tentang puskesmas


Prosedur 1. Bagian tata usaha menganalisa kebutuhan pelatihan tiap-tiap pegawai
untuk meningkatkan kompetensi dengan menyebarkan form kebutuhan
pelatihan
2. Berdasarkan hasil analisa tersebut, bagian tata usaha membuat
rekapitulasi kebutuhan pelatihan
3. Jika pelatihan dapat dilakukan secara internal Puskesmas, maka
Puskesmas menghadirkan nara sumber untuk melakukan pelatihan
4. Nara sumber dapat berasal dari Puskesmas itu sendiri
5. Jika ada pelatihan yang diadakan oleh Pemerintah (Dinkes), maka
bagian tata usaha memberikan rekomendasi kepada Kepala Puskesmas
untuk mengirimkan pegawai yang benar-benar membutuhkan
pelatihan, agar kebutuhan kompetensi tepat sasaran

6. Pelatihan secara internal harus dilengakapi dengan pengumuman


adanya pelatihan, daftar hadir pelatihan
7. Pelaksanaan pelatihan yang diadakan secara eksternal harus dilengkapi
dengan adanya sertifikat, adanya surat tugas mengikuti pelatihan
8. Sertifikat yang didapat dari pelatihan eksternal difoto copy oleh
peserta untuk diserahkan kepada bagian tata usaha sebagai arsip.
Unit terkait Seluruh petugas kesehatan
Dokumen terkait Sertifikat pelatihan

Rekam Historis
No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai di
berlakukan
EVALUASI PENILAIAN KINERJA PETUGAS
PEMBERI PELAYANAN KLINIS
No. Kode : Ditetapkan Oleh
Terbitan : Kepala Puskesmas Seginim
No. Revisi :
SPO Tgl.
PUSKESMAS MulaiBerlaku :
SEGINIM Dedi Mardianto.SKM
Halaman : NIP: 19690311 198903 1 004

Pengertian Evaluasi yang dilakukan dalam proses kegiatan/evaluasi formatif


mengharapkan kinerja perawat dan bidan dapat dipertanggung jawabkan
dan segera diketahui apabila terjadi penyimpangan dan hasilnya harus
dilaporkan dan ditindak lanjuti

Mengumpulkan data dan informasi setiap 3 bulan sekali (sumber data


dari RM, Askep dan Askeb)

Tujuan Melakukan monitoring untuk mengetahui bagaimana petugas melakukan


pekerjaannya

Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas No.

Referensi Permenkes no 75 tahun 2014 tentang puskesmas


Prosedur  Petugas mengumpulkan informasi dari RM
 Petugas mencatat informasi di RM rawat jalan/rawat inap
 Petugas merekap hasil informasi yang telah dikumpulkan
 Petugas mengolah dan menganalisa hasil informasi
 Petugas mengevaluasi secara regular untuk melihat kegiatan
berjalan sesuia rencana

Unit terkait Seluruh petugas

Dokumen terkait Daftar tilik SPO pelayanan klinis

Rekam Historis
No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai di
berlakukan
EVALUASI PENILAIAN KINERJA PETUGAS
PEMBERI PELAYANAN KLINIS
No. Kode : Ditetapkan Oleh
Terbitan : Kepala Puskesmas Seginim
No. Revisi :
SPO Tgl.
PUSKESMAS MulaiBerlaku :
SEGINIM Dedi Mardianto.SKM
Halaman : NIP: 19690311 198903 1
004

Pengertian Evaluasi yang dilakukan dalam proses kegiatan/evaluasi formatif


mengharapkan kinerja perawat dan bidan dapat dipertanggung jawabkan
dan segera diketahui apabila terjadi penyimpangan dan hasilnya harus
dilaporkan dan ditindak lanjuti

Mengumpulkan data dan informasi setiap 3 bulan sekali (sumber data


dari RM, Askep dan Askeb)

Tujuan Agar jika terjadi kekeliruan dalam bekerja bisa segera diketahui dan
diperbaiki

Kebijakan Ditujukan untuk petugas yang memberikan pelayanan klinis

Referensi Buku saku permenkes No. 75 tahun 2014 tentang puskesmas


Prosedur  Petugas melakukan evaluasi diri menggunakan daftar tilik
 Petugas dinilai oleh atasan atau Tim Mutu Puskesmas
menggunakan daftar tilik
 Petugas menerima hasil evalusi dari atasan atau Tim Mutu
 Petugas melakukan perbaikan kinerja jika dinilai kurang

Unit terkait Seluruh ruang pelayanan klinis

Dokumen terkait Daftar tilik SPO Pelayanan Klinis

Rekam Historis
No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai di
berlakukan
EVALUASI HASIL MENGIKUTI
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
No. Kode : Ditetapkan Oleh
Terbitan : Kepala Puskesmas Seginim
No. Revisi :
SPO Tgl.
PUSKESMAS MulaiBerlaku :
SEGINIM Dedi Mardianto.SKM
Halaman : NIP: 19690311 198903 1 004

Pengertian Suatu penilaian terhadap petugas yang telah mengikuti pendidikan dan
pelatihan

Tujuan Untuk mengembangkan SDM para pegawai di Puskesmas dalam rangka


peningkatan mutu pelayanan

Kebijakan Surat Keputusan Kepala puskesmas no.

Referensi Buku saku permenkes no 75 tahun 2014 tentang puskesmas

Prosedur  Pegawai mendapat tugas untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan


dengan membawa surat tugas
 Setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan pegawai melaporkan
hasil dari pendidikan dan pelatihan tersebut secara tertulis kepada
Tim Peningkatan Mutu
 Tim Peningkatan Mutu mendokumentasikan hasil pendidian dan
pelatian dan melaporkan kepada kepala Puskesmas Seginim
 Tim Peningkatan Mutu melakukan evaluasi hasil mengikutu
pendidikan dann pelatihan

Unit terkait Semua unit yang ada di Puskesmas

Dokumen terkait Dokumen evaluasi hasil pendidikan dan pelatihan


Laporan hasil pendidikan dan pelatihan

Rekam Historis
No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai di
berlakukan
RENCANA PENINGAKTAN KOMPETENSI

Dari hasil penilaian syarat kompetensi masing-masing penanggung jawab program UKM dapat
disimpulkan beberapa poin yang harus dilakukan peningkatan agar tercapainya syarat kompetensi
yang sesuai standar, antara lain yaitu:

1. Meningkatkan Pendidikan dan pelatihan sehingga sesuai dengan syarat standar


kompetensi sesuai dengan jabatannya
2. Mengikuti pelatihan yang sesuai dengan kompetensi jabatannya
3. Lebih ditingkatkan disiplin, kinerja dan tanggung jawab

DITETAPKAN DI : SEGINIM
PADA TANGGAL : Januari 2016
KEPALA PUSKESMAS SEGINIM

DEDI MARDIANTO,SKM
NIP. 196903111989031004
ANALISA KEBUTUHAN PENINGKATAN KOMPETENSI TIM PONED

NO NAMA NIP/PANGKAT PELATIHAN YANG USULAN


GOLONGAN TELAH DIIKUTI PELATIHAN
1. Sasmiarti,SST CTU PONED
APN
MTBS
BBLR
ABPK
PELATIHAN KLINIS
2. Putri Siun, CTU PONED
Amd.Keb KONSELING
MENYUSUI
ABPK
MU
BBLR
ASFIKSIA
YANKONSTRADKOM
3. Halena Uliati, CTU PONED
Amd.Keb KONSELING KB
PELAYIHAN KLINIS
MTBS
4. Suli Hartini, CTU PONED
Amd.Keb MU
PELATIHAN KLINIS
ASFIKSIA
MTBS
5. Asmi Yuliana, CTU PONED
SST PELATIHAN KLINIS

6. Yozi Martiani, MU CTU


Amd.Keb PELATIHAN KLINIS PONED
KONSELOR HIV
7. Yeni Budiarti, MU CTU
Amd.Keb PELATIHAN KLINIS PONED

DITETAPKAN DI : SEGINIM
PADA TANGGAL : Juli 2016
KEPALA PUSKESMAS SEGINIM

DEDI MARDIANTO,SKM
NIP. 196903111989031004
ANALISA KEBUTUHAN PENINGKATAN KOMPETENSI TIM PERAWATAN

NO NAMA NIP/PANGKAT PELATIHAN YANG USULAN


GOLONGAN TELAH DIIKUTI PELATIHAN
1. Aplias 198104022005021003 PONED PPGD
Sundarjaya,S.Kep III/C GELS
ATLS
BCLS
2. Dapit Rosidi, 198909262011011006 PPGD PPGD
S.Kep III/B GELS
ATLS
BCLS
3. Ibnu Arif, S.Kep 198208142008031001 SURVEILANS PPGD
III/B GELS
ATLS
BCLS
4. Edi Supratman, 198206092005021004 - PPGD
S.Kep III/C GELS
ATLS
BCLS
5. Melwan Santri, 198205022005021002  PENGELOLA PPGD
S.Kep III/B PROGRAM TBC GELS
DAN LAB. KES ATLS
 PENGELOLA BCLS
MALARIA
6. Depi Susanti, 198210202010012002 - PPGD
S.Kep III/B GELS
ATLS
BCLS
7. Aisty Puriana, 197612152006042015 - PPGD
Amd. Keb III/A GELS
ATLS
BCLS

DITETAPKAN DI : SEGINIM
PADA TANGGAL : Juli 2016
KEPALA PUSKESMAS SEGINIM

DEDI MARDIANTO,SKM
NIP. 196903111989031004
ANALISA KEBUTUHAN PENINGKATAN KOMPETENSI DOKTER

NO NAMA NIP/PANGKAT PELATIHAN USULAN


GOLONGAN YANG TELAH PELATIHAN
DIIKUTI
1. dr.Hasudungan 197008282001121003 PONED PPGD
MTH Lubis IV/a CTU ATLS
BCLS
2. dr. Ismi Juwita 198506022014102001 PONED PPGD
III/B CTU ATLS
BCLS

DITETAPKAN DI : SEGINIM
PADA TANGGAL : Juli 2016
KEPALA PUSKESMAS SEGINIM

DEDI MARDIANTO,SKM
NIP. 196903111989031004
PEMANTAUAN BERKALA PELAKSANAAN PROSEDUR PEMELIHARAAN
DAN STERILISASI INSTRUMEN

VARIABEL KEADAAN
YA TIDAK TIDAK
BERLAKU
1. Petugas mengeluarkan alat dari
lemari medis, menempatkan pada
meja untuk dilakukan pemantauan
2. Petugas memeriksa satu persatu alat,
meliputi fungsi, keadaan fisik,
kekuatan batre
3. Petugas memeriksa etiket tanggal
dilakukan sterilisasi jika alat tersebut
belum digunakan , apabila sudah 1
minggu dari tanggal dilakukan
sterilisasi, maka segera lakukan
sterilisasi ulang
4. Petugas memisahkan alat yang rusak
untuk segera dilakukan perbaikan
atau diganti batre bila perlu
5. Petugas mencatat pada buku
pemantauan dan melaporkan hasil
pemantauan
6. Petugas mengembalikan alat-alat
pada tempatnya
PROSES PENANGANAN DAN PEMBUANGAN
BAHAN BERBAHYA
No. Kode : Ditetapkan Oleh
Terbitan : Kepala Puskesmas Seginim
No. Revisi :
SPO Tgl. :
PUSKESMAS MulaiBerlaku :
SEGINIM Dedi Mardianto.SKM
Halaman : NIP: 19690311 198903 1
004

Pengertian Limbah bahan beracun dan berbahaya adalah sisa suatu usaha dan atau
kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang
karena sifat dan konsentrasinya dan jumlahnya baik secara langsung
maupun tidak merusak lingkungan hidup atau membahayakan lingkungan
hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hiduup
lainnya.
Tujuan 1. untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran atau kerusakan
lingkungan hidup yang dilakukan oleh limbah bahan beracun dan
berbahaya
2. agar dapat dilakukan pemulihan kualitas lingkungan yang sudah
tercemar sehingga sesuai dengan fungsinya kembali
Kebijakan SK kepala puskesmas No...

Referensi Pedoman penatalaksanaan pengelolaan limbah padat dan limbah cair di


rumah sakit
Prosedur 1. Pemilhan limbah
Dilakukan pemilihan jenis limbah medis mulai dari sumber yang
terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam,
limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif,
limbah countainer bertekanan dan dengan kandungan logam yang
berat dan tinggi. Kategori limbah beracun dan berbahaya adalah
sebagai berikut;
a. Mudah meledak
b. Mudah terbakar
c. Bersifat reaktif
d. Beracun
e. Menyebabkan infeksi
f. Bersifat korosif
2. Pengumpulan Limbah Medis
a. Pengumpulan limbah medis dari setiap ruangan penghasil limabah
menggunakan troli khusus yang tertutup
b. Penyimpanan limbah medis harus sesuai iklim tropis yaitu pada
musim hujan paling lama 48 jam dan pada musim kemmarau
paling lama 48 jam
3. Persyaratan Pewadahan Limbah Medis
a. Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air
dan mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamnya
b. Di setiap sumber penghasil limbah medis harus tersedia tempat
pewadahan yang terpisah dengan limah nonmedis
c. Kantong plastic diangkat setiap hari atau kurang sehari apabila 2/3
bagian sudah terisi limbah
d. Untuk benda-benda tajam hendaknya ditampung pada wadah
khusus (safety box)
e. Tempat pewadahan limbah medis infeksius dan sitotoksik yang
tidak langsung kontak harus segera dibersihkan dengan larutan
desinfektan apabila akan dipergunakan kembali, sedangkan
kantong plastic yang sudah dipakai dan kontak langsung dengan
limbah tersebut tidak boleh dipakai kembali
f. Tempat limbah memiliki minimal dua macam tempat limbah, satu
untuk medis dan satu lagi untuk non-medis
g. Semua limbah dari ruang perawatan dan unit gawat darurat (UGD)
dianggap sebagai limbah medis
h. Semua limbah dari kantor biasanya berupa alat-alat tulis dianggap
sebagai limabh non medis
4. Tempat pewadahan limbah non medis sebagai berikut:
 Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap
air dan mempunyai permukaan yang halus di dalamnya
 Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup tanpa
mengotori tangan
 Terdapatminimal 1 buah untuk setiap ruangan atau sesuai
kebutuhan
 Limbah tidak boleh dibiarkan dalam wadah maksimal 3x24 jam
atau bila 2/3 bagian kantong sudah terisi penuh
5. Tempat Penampungan Sementara
a. Jika terdapat insenerator maka limbah harus dibakar selambat-
lambatnya 24 jam
b. Jika tidak mempunyai insenerator, maka limbah medis harus
dimusnahkan melalui kerjasama dengan Puskesmas atau pihak lain
yang memiliki insenerator untuk dilakukan selambat-lambatnya 24
jam apabila disimpan di suhu ruangan
6. Transportasi
a. Pengangkutan limbah ke luar Puskesmas harus menggunakan
kendaraan khusus
b. Kantong limbah medis sebelum dimasukkan ke kendaraan
pengankut harus diletakan dalam countainer yang kuat dan tertutup
c. Kantong limbah medis harus jauh dari jangkauan manusia dan
hewan
d. Petugas yang menangani limbah harus menggunakan APD
7. Pengolahan
a. Lokasi Pengolahan
Pengolahan limbah bahan beracun dan berbahaya dapat dilakukan
di dalam lokasi penghasil limbah atau di luar lokasi penghasil
limbah. Syarat lokasi di area penghasil limbah harus:
 Daerah bebas banjir
 Jarak dengan fasilitas umum minimal 50 meter
 Jarak dengan daerah beraktivitas penduduk dabn aktivitas
umum minimal berjarak 300 meter
 Jarak dengan wilayah terlindungi seperti cagar alam dan hutan
lindung minimal 300 meter
b. Fasilitas Pengolahan
Fasilitas pengolahan harus menerapkan system operasi meliputi:
 Sistem keamanan
 Sistem pencegahan kebakaran
Unit terkait Sanitarian
Petugas laboratorium
Petugas inventarisasi
Dokumen terkait Buku inventarisir bahan berbahaya
Form monitoring bahan berbahaya

Rekam Historis
No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai di
berlakukan
KERAHASIAAN REKAM MEDIS
No. Kode : Ditetapkan Oleh
Terbitan : Kepala Puskesmas Seginim
No. Revisi :
SPO Tgl.

MulaiBerlaku :
Dedi Mardianto.SKM
PUSKESMAS
Halaman : NIP: 19690311 198903 1 004
SEGINIM

Pengertian Setiap informasi yang berhubungan dengan kondisi kesehatan dan segala
tindakan/perkembangan pengobatan pasien sifatnya adalah rahasia.
Informasi tersebut hanya boleh diketahui oleh pasien/wali sah, dokter
penanggung jawab dan pihak keluarga yang sudah diberi kewenangan oleh
dokter penanggung jawab dan pasien/wali yang sah.

Tujuan Agar pasien mendapatkan pelayanan perlindungan kerahasiaan informasi


pasien di Puskesmas Seginim

Kebijakan Surat Keputusan Kepala puskesmas no.

Referensi Permenkes No. 75 tahun 2014 tentang puskesmas

Prosedur  Ucapkan salam


 Perkenalkan diri dan jelaskan tugas dan peran anda
 Perawat yang diberi wewenang melakukan verifikasi mengenai
pelayanan dan perlindungan kerahasiaan informasi pasien di
Puskesmas Seginim serta membantu mengisikan formulir kewenangan
penerima informasi perkembangan
 Berikan kesempatan pasien dan atau keluarga untuk bertanya dan atau
pendapat yang berkaitan dengan kebutuhan informasi perkembangan
pasien
 Formulir diarsip di rekam medis pasien
 Pastiakn identitas diri pasien dan atau keluarganya
 Berikan perlindungan pelayanan kerahasian informasi perkembangan
pasien sesuai dengan formulir permintaan pasien dan keluarga oleh
dokter yang diminta
 Berikan nomor telepon yang bisa dihubungi bila sewaktu-waktu
diperlukan
 Ucapakan terima kasih dan semoga anda puas

Unit terkait Rekam Medik, Instalasi rawat jalan, Instalasi rawat inap, IGD

Dokumen terkait Rekam medis


Rekam Historis
No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai di
berlakukan

Anda mungkin juga menyukai