2 4
Abdul Halim, Ibid. Abdul Halim, Op Cit, Hlm. 34
3 5
Cik Hasan Bisri, Peradilan Agama di Indonesia, (Jakarta: Drs. Cik Hasan Bisri. MS, OP Cit. Hlm. 113.
6
PT. Raja Grafindo Persada, 2003). Cet. 4. Hlm. 113. Abdul halim, Op Cit. Hlm. 38
7 8
Ibid, Hlm. 38-39 Hsan Bisri, MS, Op Cit, Hlm. 114
pengadilan tingkat ke tiga yang hanya ada satu pengadilan yang dipimpin
disebut panglima sagi. oleh Qodli sebagai hakim tunggal. lain
(d) Seandainya keputusan panglima halnya dengan Cirebon yang
sagi tidak memuaskan masih dapat pengadilannya dilaksanakan oleh tujuh
mengajukan banding kepada sultan orang menteri yang mewakili tiga sultan
yang pelaksanaannya oleh yaitu Sultan Sepuh, Sultan Anom dan
Mahkamah agung yang terdiri Panembahan Cirebon kitab hukum yang
anggotanya malikul adil, orang digunakan adalah pepakem cirebon, yang
kaya sri paduka tuan, orang kaya merupakan kumpulan macam-macam
raja bandara, dan fakih (ulama). Hukum Jawa Kuno, memuat Kitab Hukum
Sitem peradilan diAceh sangat Raja Niscaya, Undang-Undang Mataram,
jelas menunjukkan hirarki dan Jaya Lengkara, Kontra Menawa dan
kekuasaan absolutnya.9 Adidullah. Namun satu hal yang tidak
dipungkiri bahwa pepakem cirebon tanpa
3. Peradilan Agama Islam di adanya pengaruh hukum Islam.11
Periangan
Di cirebon atau Periangan terdapat 5. Peradilan Agama Islam di Sulawesi
tiga bentuk peradilan; Peradilan Agama, Di Sulawesi integrasi ajaran Islam
Peradilan Drigama, Dan Peradilan dan lembaga-lembaganya dalam
Cilaga. Kompetesi Peradilan Agama pemerintahan kerajaan dan adat lebih
adalah perkara-perkara yang dapat dijatuhi lancar karena peranan raja. Di Sulawesi,
hukuman badan atau hukum mati, yaitu kerajaan yang mula-mula menerima Islam
yang menjadi absolut kompetensi peradilan dengan resmi adalah kerajaan Tallo di
pradata di Mataram. Perkara-perkara tidak Sulawesi Selatan. Kemudian disusul oleh
lagi dikirim ke Mataram, karena kerjaan Goa yang merupakan kerajaan
belakangan kekuasaan pemerintah terkuat dan mempunyai pengaruh
Mataram telah merosot. Kewenangan dikalangan masyarakatnya.
absolut Peradilan Drigama adalah Sementara itu di beberapa wilayah
perkara-perkara perkawinan dan waris. lain; seperti Kalimantan Selatan dan
Sedangkan Peradilan Cilaga khusus Timur, dan tempat-tempat lain, para hakim
menangani sengketa perniagaan. agama di angkat sebagai penguasa
Pengadilan ini dikenal dengan pengadilan setempat. 12 Dengan berbagai ragam
wasit.10 pengadilan itu, menunjukan posisinya yang
sama, yaitu sebagai salahsatu pelaksana
4. Peradilan Agama Islam di Banten kekuasaan raja atau sultan. Di samping itu
Sementara itu di Banten pengadilan pada dasarnya batasan wewenang
disusun menurut pengertian Islam. Pada Pengadilan Agama meliputi bidang hukum
masa sultan Hasanuddin memegang keluarga, yaitu perkawinan dan kewarisan.
kekuasaan, pengaruh hukum Hindu sudah Dengan wewenang demikian, proses
tidak berbekas lagi. Karena di Banten pertumbuhan dan perkembangan
9 11
Ibid, Hlm. 115 Cik Hasan Bisri, Op Cit. 115
10 12
Abdul Halim, Op Cit. Hlm. 43 Abdul Halim Op Cit. 45.
pengadilan pada berbagai kesultanan (RR) staatsblad tahun 1854 No. 129 dan
memiliki keunikan masing-masing. Dan staatsblad tahun 1855 No. 2. Peraturan ini
fungsi sultan pada saat itu adalah sebagai secara mengakui bahwa telah diberlakukan
pendamai apabila terjadi perselisihan undang-undang agama (godsdienstige
hukum. wetten) dan kebiasaan penduduk
Indonesia.
C. Peradilan Agama Pada Masa Pasal 78 RR berbunyi: “dalam hal
Kolonial Belanda terjadi perkara perdata antara sesama orang
Masyarakat pada masa itu dengan Indonesia asli atau dengan orang yang
rela dan patuh serta tunduk mengikuti dipersamakan dengan mereka, maka
ajaran-ajaran Islam dalam berbagai mereka tunduk pada putusan hakim agama
dimensi kehidupan. Namun, keadaan itu atau kepada masyarakat mereka menurut
kemudian menjadi terganggu dengan UU agama atau ketentuan-ketentuan lama
munculnya kolonialisme barat yang mereka”14
membawa misi tertrentu, mulai dari misi Beberapa macam peradilan
dagang, politik bahkan sampai misi menurut Supomo (1970: 20) pada masa
kristenisasi.13 penjajahan Belanda terdapat lima buah
Sejak tahun 1800, para ahli hukum tatanan peradilan.15
dan ahli kebudayaan Belanda mengakui a. Peradilan Gubernemen, tersebar
bahwa dikalangan masyarakat Indonesia diseluruh daerah Hindia Belanda.
Islam merupakan agama yang sangat b. Peradilan Pribumi tersebar diluar jawa
dijunjung tinggi oleh pemeluknya. dan madura, yaitu dikarasidenan Aceh,
Penyelesaian masalah kemasyarakatan tapanuli, sumatera barat, jambi,
senantiasa merujuk kepada ajaran agama palembang, bengkulu, riau, kalimantan
Islam, baik itu soal ibadah, politik, barat, kalimantan selatan dan timur,
ekonomi dan kemasyarakatan lainnya. manado, dan Sulawesi, maluku dan
Atas fenomena ini, maka para pakar dipulau lombok dari keresidenan bali
hukum Belanda berkeyakinan bahwa dan lombak
ditengah-tengah komunitas itu berlaku c. Peradilan Swapraja, tersebar hampir
hukum Islam, termasuk dalam mengurus diseluruh daerah Swapraja, kecuali di
peradilan pun diberlakukan undang- Pakualaman dan Pontianak
undang agama Islam. d. Peradilan Agama tersebar di daerah-
Bukti Hindia Belanda secara tegas daerah tempat kedudukan peradilan
mengakui bahwa UU Islam (hukum Islam) Gubernemen, di derah-daerah dan
berlaku bagi orang Indonesia yang menjadi bagian dari bagian Peradilan
bergama Islam. Pengakuan ini tertuang Pribumi, atau di daerah-daerah
dalam peraturan perundang-undangan Swapraja dan menjadi bagian dari
tertulis pada 78 reglement op de beliedder Peradilan Swapraja
regeerings van nederlandsch indie
disingkat dengan regreeings reglement 14
Abdullah Tri Wahyudi, Peradilan Agama Di
Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004),
hlm. 8.
13 15
Ibid, hlm. 46. Cik Hasan Bisri, Op Cit. Hlm. 116-117.
16 17
Ibid, Hlm. 117. Abdullah Tri Wahyudi, Op Cit. Hlm. 10-11
ketentuan ayat (2), (3), dan (4) tidak dapat Kebijaksanaan kedua yang dilakukan
dinyatakan berlaku oleh pemerintahan Jepang adalah, pada
tanggal 29 april 1942 pemerintahan bala
D. Peradilan Agama Pada Masa tentara Dai Nippon mengeluarkan UU No.
Kolonial Jepang 14 tahun 1942 tentang pengadilan bala
Tahun 1942 adalah tahun Indonesia tentara Dai Nippon. Dalam pasal 1
diduduki oleh Jepang. Kebijaksanaan disebutkan bahwa di tanah Jawa dan
pertama yang dilakukan oleh Jepang Madura telah diadakan “gunsei hooin”
terhadap perundang-undangan dan (pengadilan pemerintahan balatentara).21
pengadilan ialah bahwa semua peraturan Pada masa pendudukan Jepang
perundang-undangan yang berasal dari kedudukan pengadilan agama pernah
pemerintahan Belanda dintatakan tetap terancam yaitu tatkala pada akhir Januari
berlaku sepanjang tidak bertentangan. 1945 pemerintah bala tentara Jepang
Peradilan Agama tetap dipertahankan dan (guiseikanbu) mengajukan pertanyaan
tidak mengalami perubahan agama dan pada Dewan Pertimbangan Agung (Sanyo-
Kaikiooo Kottoo Hooin untuk Mahkamah Aanyo Kaigi Jimushitsu) dalam rangka
Islam Tertinggi, berdasarkan aturan masuk Jepang akan memberikan
peralihan pasal 3 bala Jepang (Osanu kemerdekaan pada bangsa Indonesia yaitu
Seizu) tanggal 07 maret 1942 No.1.19 bagaimana sikap dewan ini terhadap
Pada zaman Jepang, posisi pengadilan susunan penghulu dan cara mengurus kas
agama tetap tidak akan berubah kecuali masjid, dalam hubungannya dengan
terdapat perubahan nama menjadi Sooryo kedudukan agama dalam negara Indonesia
Hooin. Pemberian nama baru itu merdeka kelak.
didasarkan pada aturan peralihan pasal 3 Akan tetapi dengan menyerahnya
Osanu Seizu tanggal 7 maret 1942 No. 1. Jepang dan Indonesia memproklamirkan
Pada tanggal 29 April 1942, pemerintah kemerdekaan opada tanggal 17 agustus
balatentara Dai Nippon mengeluarkan UU 1945, maka pertimbangan dewan
No. 14 tahun 1942 yang berisi pertimbangan agung bikinan Jepang itu
pembentukan Gunsei Hoiin (pengadilan mati sebelum lahir dan peradilan agama
pemerintah balatentara). Dalam pasal 3 UU tetap eksis disamping peradilan-peradilan
ini disebutkan bahwa Gunsei Hooin terdiri yang lain.
dari:20
1. Tiho hooin (pengadilan negeri) E. Peradilan Agam Pada Masa
2. Keizai hooin (hakim poloso) Kemerdekaan
3. Ken hooin (pengadilan kabupaten) 1. Pada masa awal kemerdekaan
4. Kaikioo kootoo hoin (mahkamah Islam Pada awal kemerdekaan republik
tinggi) Indonesia pengadilan agama masih
5. Sooryoo hoon (raad agama) berpedoman kepada peraturan
19
perundangan-undangan pemerintah
Basiq Jalil, Peradilan Agama, (Jakarta: Prenada
media Graop 2006). Hlm. 60.
kolonial Belanda berdasarkan pasal II
20
Achmad Gunaryo, Pergumulan Politik Dan
Hukum Islam, (Y ogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996).
21
Hlm. 96. Basic Jalil, Op Cit. hlm. 60.
aturan peralihan UUD 1945 yang suami dan istri yang beragama Islam
berbungi: “segala badan selama belum dan semua perkara yang menurut
diadakan yang baru menurut UUD ini” hukum yang diputus menurut hukum
Peranan peradilan agama sebagai agama Islam yang berkenaan dengan
pelaksana kekuasaan kehakiman yang nikah, thalaq, ruju’, fasakh, nafaqah,
mandiri dihapuskan. Peradilan agama maskawin (mahr), tempat kediaman
menjadi bagian dari Peradilan Umum. (maskawin), muth’ah dan sebagainya
Untuk menangani perkara yang menjadi b. Pengadilan Agama atau Mahkamah
kewenangan dan kekuasaan peradilan Syar’iyah tidak berhak memeriksa
agama ditangani oleh peradilan umum perkara-perkara tersebut dalam ayat
secara istimewa dengan seorang hakim (1) jika untuk perkara itu berlaku lain
yang beragama Islam sebagai ketua dan daripada hukum agama Islam.
didampingi dua orang hakim ahli agama
Islam 2. Masa Orde Baru
Pada masa berikutnya, berdasarakan Uraian diatas menunjukkan bahwa
ketentuan pasal 98 UUD sementara dan sekitar 25 tahun sejak kemerdekaan
pasal 1 ayat (4) UU Darurat no. 1 tahun terdapat keanekaragaman dasar
1951, pemerintah mengeluarkan PP No. 45 penyelenggraan, kedudukan, susunan, dan
tahun 1957 tentang pembentukan kekuasaan pengadilan dalam lingkungan
Pengadilan Agama atau Mahkamah Peradilan Agama. Selanjutnya, pada tahun
Syar’iyah di luar Jawa-Madura. Menurut 1970 Jo. UU no. 35 tahun 1999, dan UU
ketentuan pasal 1, “di tempat-tempat yang no. 1 tahun 1974 serta peraturan
ada pengadilan negeri ada sebuah pelaksanaannya. Dengan berlakunya UU
Pengadilan Agama atau Mahkamah No. 14 tahun 1970 Jo. UU No. 35 athun
Syar’iyah, yang daerah hukum sama 1999 memberi tempat kepada Peradilan
dengan daerah hukum pengadilan negeri”. Agama sebagai salahsatu peradilan dalam
Sedangkan menurut ketentuan pasal 11, tata peradilan di Indonesia yang
“apabila tidak ada ketentuan lain, di ibu melaksanakan kekuasaa kehakiman dalam
kota propinsi diadakan Pengadilan Agama negara kesatuan republik Indonesia.
atau Mahkamah Syar’iyah propinsi yang Dengan berlakunya UU No. 1 tahun 1974,
wilayahnya meliputi satu, atau lebih, maka kekuasaan pengadilan dalam
daerah, propinsi yang ditetapkan oleh lingkungan Peradilan Agama bertambah.
menteri agama.22 Oleh karena itu , maka tugas-tugas badan
Adapun kekuasaan Pengadilan peradilan agama menjadi meningkat,. “dari
Agama atau Mahkamah Syar’iyah itu, rata-rata 35.000 perkara sebelum
menurut ketetapan pasal 4 PP tersebut, berlakunya UU perkawinan menjadi
adalah sebagai berikut: hampir 300.000-an perkara” dalam satu
a. Pengadilan Agama/Mahkamah tahun diseluruh Indonesia. Dengan
Syar’iyah memeriksa atau sendirinya hal itu mendorong usaha
memutuskan perselisihan anatara meningkatkan jumlah dan tugas aparatur
pengadilan, khususnya hakim, untuk
22
Cik Hasan Bisri, Op Cit, hlm. 123
Umum, Peradilan Agama, Peradilan Tata hukum Islam dalam berbagai aspek
Usaha Negara dan Peradilan Militer. kehidupan masyarakat..
Selanjutnya khusus bagi Peradilan Keinginan Mahkamah agung untuk
Agama, pelaksanaan pemindahan ke bergerak lebih cepat menuju perubahan
lembaga Peradilan Agama ke Mahkamah dan pembaharuan yang lebih baik sesuai
Agung dilakukan berdasarkan Keputusan dengan harapan masyarakat Indonesia.
Presiden No. 21 tahun 2004 tanggal 23 Mahkamah Agung merupakan citra yang
Maret 2004. Dalam ayat (2) Keppres ini terhormat dan dihormati oleh elemen
menetapkan bahwa organisasi, administrasi masyarakat dan lembaga negara lainnya.
dan finansial pada Direktorat Pembinaan Kerjasama pembaharuan Mahkamah
Peradilan Agama Depertemen Agama, Agung dengan pihak LSM dalam maupun
Pengadilan Tinggi Agama/ Mahkamah luar negeri menaruh perhatian terhadap
Syari’ah Provinsi dan Pengadilan Agama kinerja peradilan di Indonesia.
berada di bawah Mahkamah Agung.26 Peradilan Agama sebagai suatu
lembaga dalam rangka penegakan
5. Pengaruh Penyatuan satu atap di supremasi hukum Islam bagi yang
Bawah Mahkamah Agung. memintanya telah banyak melakukan
Seusai orde baru dan memasuki era berbagai gebrakan dalam mengeluarkan
reformasi, secara teoritis kondisi Indonesia amar putusan. Putusan-putusan lembaga
di era tersebut masih dalam transisi dan Peradilan Agama telah berperan aktif
sering tampak pergulatan politik yang dalam pembaharuan hukum Islam di
mewarnai kewibawaan hukum nasional Indonesia. Pandangan ini diperkuat lagi
kita. Dimana meliputi keterlibatan dengan hasil penelitian yang menyatakan
masyarakat dalam pengambilan keputusan bahwa Peradilan Agama telah memberikan
untuk urusan publik, kebebasan kontribusi yang cukup besar dalam rangka
masyarakat dalam mengadopsi nilai-nilai pembaharuan hukum Islam melalui
27
untuk kenyamanan diri mereka masing- putusan-putusan yang ditetapkan.
masing. Salah satu bentuk pengaruh Hukum
Jika sebelumnya kekuasaan eksekutif Islam pasca satu atap peradilan di
begitu menonjol dan sangat dominan, Indonesia adalah kasus Aceh yang
tetapi sekarang semua itu lambat laun memberlakukan syari’at Islam yang di
berkurang. Norma agama memiliki dalamnya termuat Perdata Islam dan
kesempatan lebih luas dibandingkan masa Pidana Islam yang apabila dilanggar maka
sebelumnya. Tentu hal demikian bukan terdapat sanksi hukumannya sesuai dengan
perkara yang mudah untuk dilaksanakan, Undang-undang yang berlaku.
malah merupakan beban berat bagi
pengadilan agama dalam menerapkan F. Kesimpulan
Peradilan Agama merupakan bukti
26
historis dari perkembangan hukum Islam
Abdul Manan, Penerapan dan Pelaksanaan Pola
Pembinaan dan pengendalian Administrasi
di Indonesia. Institusi ini ddimulai dari
Kepanitraan, Diterbitkan Oleh Direktorat Jendral
Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung RI.
27
2007). Cet-3. Hlm. 3. Ibid. hlm. 4.
institusi yang dikenal sebagai tahkim, yang dan daerah hukumnya meliputi wilayah
terbentuk ketika para pendatang Muslim kota madya atau kabupaten
memasuki kawasan Nusantara. Berikutnya, Dengan lahirnya UU No. Tahun
institusi peradilan ini berubah menjadi Ahl 2006 Kewenangan absolute Pengadilan
Hally wa al’Aqdi, ketika terbentuk Agama sebagaimana tertuang pada Pasal
komunitas-komunitas Muslim. Akhirnya 49 bertambah dengan cantumkaanya
sejalan dengan perkembangan politik ekonomi syariah menjadi bagian yang
Muslim. Institusi inipun menjadi tawuliyah tidak terpisahkan dengan kewengan
, seperti tampak dari adanya Pengadilan sebelumnya.
Surambi pada masa kerjaan Mataram Salah satu bentuk pengaruh terhadap
Islam. Hal ini diikuti oleh kerajaan-kerjaan pemberlakuan hukum Islam di Indonesia
lainnya, seperti Mataram, anten, Cirebon, tertutama setelah ada kebijakan satu atap di
dan Aceh bawah Mahkamah Agung,, Syariat Islam
Mengenai kedudukan dan wewenang semakin mendapatkan tempat untuk
Pengadilan Agama pada mulanya diatur tumbuh dan berkembang sejalan dengan
melalui staatblad 1882 nomor 152. Yang nurani umat, salah satunya dalah kasus
isinya : Aceh yang memberlakukan Syariat Islam
1) Pengadilan Agama yang baru yang didalamnya termuat Perdata Islam
disamping Landraad dengan dan Pidana Islam.
wiklayah hukum yang sama, yaitu
rata-rata seluas daerah kabupaten.
2) Pengadilan Agama menetapkan DAFTAR PUSTAKA
perkara-perkara meliputi;
peernikahan, perceraian, mahar, Bisri, Cik Hasan. 2003. Peradilan Agama
nafkah, keabsahan anak, perwalian, Di Indonesia. Jakarta: PT.
kewarisan, hibah, wakaf, dan baitul RajaGrafindoPersada
mal yang semuanya erat dengan Gunaryo, Achmad. 2006. Pergumulan
ajaran agaama Islam. Politik dan Hukum Islam.
3) Ketentaun tersebut berlaku bagi Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Pengadilan Agama di Jawa dan Halim, Abdul. 2000. Peradilan Agama
Madura.. Dalam Politik Hukum Islam.
Jakarta: PT. Raja Grafindo
Kewenangan absolut Peradilan Persada.
Agama sebagaimana tertuang pada Jalil, Basiq. 2006. Peradilan Agama Di
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989. Indonesia. jakarta: Prenada
Pasal 49, bidang kewenangannya persis Media Group.
sama dengan yang tercantum pada st Wahyudi, Abdullah Tri. 2004. Peradilan
attblad 1882 nomor 152. Sementara Agama Di Indonsia.
keweangan relatife Pengadilan Agama Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
sebagaimna diatur pada Pasal 4 UU No 7 http://www.pa-negara.go.id/tentang-
tahun 1989. Yaitu di Ibu kota Kabupaten, kami/sejarah-singkat