PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Secara filosofis, dalam kegitan kita sehari-hari sebenarnya kita selalu penuh dengan
perencanaan. Akan tetapi, sering tidak disadari bahwa kita telah melakukan
perencanaan. Sebagai contoh,” besok kita mau kemana? Akan mengerjakan apa?
Bagaimana caranya?” adalah suatu pertanyaan untuk perencanaan. Perencanaan
adalah langkah awal sebelum melakukan suatu pekerjaan. Sebuah rencana akan
sangat mempengaruhi sukses dan tidaknya suatu pekerjaan. Karena itu pekerjaan
yang baik adalah yang direncanakan dan sebaiknya kita melakukan pekerjaan sesuai
dengan yang telah direncanakan.
Untuk mengetahui pengertian perencanaan pendidikan berikut akan dikutip beberapa
definisi perencanaan. Coombs, perencanaan pendidikan adalah ‘suatu penerapan yang
rasional dari analisis sistematis proses perkembangan pendidikan dengan tujuan agar
pendidikan itu lebih efektif dan efisien serta sesuai dengan kebutuhan dan tujuan para
peserta didik dan masyarakatnya; dan Sa’ud dan Makmun, perencanaan pendidikan
adalah ‘suatu kegiatan melihat masa depan dalam hal menentukan kebijakan, prioritas
dan biaya pendidikan dengan memprioritaskan kenyataan yang ada dalam bidang
ekonomi, sosial dan politik untuk mengembangkan sistem pendidikan negara dan
pesera didik yang dilayani oleh sistem tersebut (Sa’ud, S. dan Makmun A,S. 2007;
Usman, H. 2008. Dari beberapa definisi tentang perencanaan tersebut di atas, dapat
disimpulkan bahwa konsep yang ada dalam pengertian perencanaan pendidikan
adalah: (1) suatu rumusan rancangan kegiatan yang ditetapkan berdasarkan visi, misi
dan tujuan pendidikan; (2) memuat langkah atau prosedur dalam proses kegiatan
untuk mencapai tujuan pendidikan; (3) merupakan alat kontrol pengendalian perilaku
warga satuan pendidikan (kepala sekolah, guru, karyawan, siswa, komite sekolah);
(4) memuat rumusan hasil yang ingin dicapai dalam proses layanan pendidikan
kepada peserta didik, dan (5) menyangkut masa depan proses pengembangan dan
pembangunan pendidikan dalam waktu tertentu, yang lebih berkualitas.
Proses perencanaan pendidikan dilakukan melalui beberapa pendekatan. Terdapat
empat pendekatan dalam perencanaan system pendidikan, yaitu pendekatan
berdasarkan permintaan masyarakat, pendekatan berdasarkan kebutuhan tenaga kerja,
pendekatan berdasarkan nilai balik dan pendekatan sistem terpadu.
1
Berdasarkan pada penjelasan tersebut, maka disini pemakalah akan membahas
tentang Pendekatan berdasarkan permintaan masyarakat dan pendekatan berdasarkan
kebutuhan tenaga kerja dalam perencanaan pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pendekatan dalam perencanaan pendidikan?
2. Apa arti pendekatan permintaan masyarakat?
3. Apa arti pendekatan berdasarkan kebutuhan tenaga kerja?
C. Tujuan Penulisan
1. Memahami pengertian pendekatan dalam perencanaan pendidikan
2. Mengetahui pengertian pendekatan permintaan masyarakat
3. Mengetahui pengertian berdasarkan kebutuhan tenaga kerja
D. Manfaat
Hasil penulisan makalah ini diharapkan dapat berguna sebagai:
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
nilai sosial pendidikan formal. Pada dasarnya semua faktor yang mempengaruhi
kebutuhan pendidikan seperti perubahan nilai-nilai sosial masyarakat, pandangan
masyarakat terhadap pendidikan tinggi, manifestasi dan mobilitas politik dapat
dianalisis dalam perencanaan berdasarkan permintaan masyarakat. (Davis: 1980)
Prestise dan penghargaan terhadap metode-metode realistis serta berkurangnya
kepercayaan terhadap nilai-nilai ekonomis sebagai satu-satunya kerangka dalam
perencanaan pembangunan pendidikan menyebabkan para perencana pendidikan
beralih ke pendekatan baru. Pendekatan ini mungkin lebih mirip dengan perencanaan
berdasarkan kebutuhan sosial dari pada perencanaan yang didasarkan pada nilai-nilai
ekonomis. Menurut bentuknya, perencanaan pendidikan berdasarkan permintaan
masyarakat yang paling sederhana, target perencaan pendidikan disusun berdasarkan
kelompok, populasi atau proyeksi calon peserta didik (umur dan jenis kelamin). Bila
target peserta didik didasarkan pada analisis mekanisme kecenderungan
pendekatannya yang dilakukan dapat bersifat bebas atau berdasarkan kriteria
normatif. Pertimbangan normatif (etika, tinjauan sosial dan standar). Secara implisit
selalu mendasari bentuk perencanaan ini.
Pendekatan permintaan masyarakat adalah suatu pendekatan yang bersifat
tradisional dalam pengembangan pendidikan. Pendekatan ini didasarkan pada tujuan
untuk memenuhi tuntutan atau permintaan seluruh individu terhadap pendidikan pada
tempat dan waktu tertentu dalam situasi perekonomian sosial, politik, dan
kebudayaan yang ada pada waktu itu.
Dengan menggunakan pendekatan ini maka perencanaan pengajaran harus
memperkirakan kebutuhan pada masa yang akan datang dengan mengadakan analisi
terhadap:
a. Pertambahan penduduk, penduduk usia sekolah.
b. Persentase penduduk yang bersekolah.
c. Atau murid dari tingkat yang satu ke tingkat yang lebih tinggi dan dari satu jenjang
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (misalnya dari SD ke SMTP ke SMTA
sampai ke pendidikan tinggi)
d. Pilihan atau keinginan masyarakat dan individu tentang jenis-jenis pendidikan.
4
b. Pendekatan ini kurang memperhitungkan perlunya keseimbangan dalam sifat dan
mcam- macam tenaga kerja yang diperlukan oleh sektor lain.
c. Penerimaan murid dalam jumlah banyak, apalagi kalau tidak diimbangi dengan
jumlah tenaga pengajar dan fasilitas belajar senderung mengakibatkan
menurunnya mutu lulusannya.
d. Mengabaikan masalah nasional tentang alokasi biaya untuk sektor lain.
e. Mengabaikan pola kebutuhan akan tenaga kerja dan ada kemungkinan bahwa mutu
pendidikan cenderung untuk menurun.
5
- Beberapa jumlah lapangan kerja yang ada menurut jenisnya; berupa jumlah tenaga
kerja menurut pendidikannya yang dapat diserap, berapa yang sudah ada dan
beberapa lagi yang diperlukan menurut kualifikasinya.
- Bagaimana rencana pengembangan usaha/lapangan kerja ini di masa mendatang dan
bagaimana proyeksi tenaga kerja yang akan dibutuhkan.
- Departement sebagai instansi pemerintah pun belum siap baru memulai merintis,
melaksanakan perencanaan tenaga kerja untuk keperluan sendiri.
b. Perencanaan pengajaran, bila ingin menggunakan pendekatan ketenaga kerjaan,
sangat memerlukan data dan proyeksi kebutuhan tenaga kerja di masa yang akan
datang dari masing-masing lapangan kerja jika ingin memerlukan lulusan dari
lembaga pendidikan yang dikelola Departemen Pendidikan dan kebudayaan.
c. Perbandingan jumlah tenaga kerja berdasarkan jenjag keahlian masih sulit untuk
dibakukan.
d. Ketidakmampuan sistem pendidikan nasional untuk setiap waktu mengadakan
penyesuaian dengan berbagai ragam kebutuhan akan keahlian dan kemampuan
lulusannya.
Pendekatan perencanaan ketenaga kerjaan secara nasional tidak mungkin ditangani
sendiri oleh Depatremen Pendidikan dan Kebudayaan karena hal ini tampaknya
bersifat perencanaan lintas sektoral.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendekatan perencanaan pendidikan terletak di antara harapan orang tua,
masyarakat dan cita-cita bangsa dengan lembaga pendidikan. Pendekatan sebagai
sarana pembentuk model pendidikan dalam sebuah sekolah mempunyai macam yang
sesuai dengan harapan yang diinginkan. Dalam hal ini pendidikan ada empat macam,
pendekatan menurut permintaan masyarakat, pendekatan berdasarkan kebutuhan
tenaga kerja, pendekatan nilai balik dan pendekatan sistem terpadu.
Pendekatan merupakan serangkaian asumsi dasar dalam memecahakan berbagai
masalah yang saling berkaitan.
7
DAFTAR PUSTAKA
8
Berpikir Kritis
Pendekatan perencanaan pendidikan terletak di antara harapan orang tua,
masyarakat dan cita-cita bangsa dengan lembaga pendidikan. Pendekatan sebagai
sarana pembentuk model pendidikan dalam sebuah sekolah mempunyai macam yang
sesuai dengan harapan yang diinginkan. Dalam hal ini pendidikan ada empat macam,
pendekatan menurut permintaan masyarakat, pendekatan berdasarkan kebutuhan
tenaga kerja, pendekatan nilai balik dan pendekatan sistem terpadu.
Apabila ditanya mengenai pendekatan apa yang paling baik, menurut
pemakalah, pendekatan yang paling baik adalah pendekatan yang paling tepat sesuai
kondisi dan lokasi. Apabila sebuah lembaga terletak di kota industri, misalnya, maka
pendekatan yang tepat adalah pendekatan berdasarkan kebutuhan tenaga kerja.
Sebaliknya apabila sebuah lembaga pendidikan mempunyai kondisi yang minimal,
maka pendekatan perencanaan pendidikan terbaik adalah pendekatan nilai balik.
Begitu seterusnya.
Jadi tidak adil apabila memberikan judge bahwa pendekatan ini yang terbaik
tanpa melihat kondisi, situasi dan lokasi. Akan menjadi tidak etis pula mengatakan
bahwa pendekatan itu paling buruk. Karena setiap terjadi perubahan dunia, pola sisem
dalam pendidikan pun akan ikut bergeser. Begitu juga dalam pendekatan pendidikan.
Pendidikan menjadi sarana pematangan manusia yang mengikuti zaman.
Mempersiapkan para alumni agar mampu survive di masa depan yang lebih
kompetitif.