Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINJAUAN TEORI

KONSEP MANAJEMEN KEBIDANAN.

I. PENGKAJIAN
Tanggal ……. Jam ….

A .Data Subyektif
1. Biodata
a. Nama :agar lebih mudah dalam berkomunikasi dan menghindari kesalahan dalam
memanggil.
b. Umur :untuk mengetahui usia ibu (>45 tahun, kemungkinan sudah menopause).
c. Agama :sebagai pengarahan bimbingan (dukungan spiritual, dalam keadaan gawat
ketika memberi pertolongan dan perawatan).
d. Pendidikan :ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektual, tingkat pendidikan
mempengaruhi sikap perilaku seseorang.
e. Pekerjaan :pekerjaan klien dan suami dapat digunakan untuk menggambarkan
taraf hidup dan sosial ekonomi klien sehingga petugas dapat memberi nasehat
yang sesuai.
f. Penghasilan :ukuran tingkat kesejahteraan seseorang.
g. Alamat :ditanyakan untuk mempermudah hubungan bila diperlukan saat keadaan
mendesak, dan bermanfaat untuk mempermudah komunikasi dan kunjungan
rumah.

2. Alasan ingin menjadi aseptor


Mengetahui alasan klien mengikuti KB IUD apakah ingin menunda kehamilan, mengatur
atau mengakhiri kehamilan.

3. Keluhan Utama
Mengetahui perihal yang mendorong pasien/klien datang ke pelayanan kesehatan,
keluhan klien menunjang data untuk menentukan apakah klien boleh atau tidak menggunakan
KB IUD.

4. Riwayat kesehatan yang lalu


Mengetahui apakah klien pernah menderita penyakit yang merupakan kontraindikasi
pemasangan KB IUD seperti: perdarahan vagina yang tidak diketahui penyebabnya serta
anemia (dugaan dengan insersi IUD menyebabkan meningginya konsentrasi plasminogen
aktivitas dalam endometrium dan enzim-enzim ini menyebabkan bertambahnya aktivitas
fibrinolitik serta menghalangi pembekuan darah, akibatnya timbul perdarahan yang lebih
banyak) infeksi alat genetalia dan PID (mekanisme timbulnya infeksi pada pemasangan IUD:
masuknya kuman-kuman yang biasanya hidup di dalam traktus genetalia bagian bawah ke
dalam uterus pada saat insersi, bertambahnya volume dan lamanya perdarahan dimana darah
merupakan media sumber untuk
berkembangbiaknya kuman-kuman, naiknya kuman-kuman melalui benang ekor IUD)carsinoma
atau mioma uteri, karena dapat mempengaruhi ukuran rongga uterus.kelainan bawaan uterus
yang abnormal atau tumor jinak rahim (yang tidak diperkenankan menggunakan AKDR dengan
ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm) abortus (resiko kehamilan dengan IUD in vitro) alergi
terhadap logam/tembaga. (Hanavi : 2002)

5. Riwayat kesehatan sekarang


Dikaji apakah klien sedang menderita penyakit-penyakit yang telah disebutkan diatas.
6. Riwayat kesehatan keluarga
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga
terhadap gangguan kesehatan pasien, seperti, penyakit kuning, HIV/AIDS karena sangat rentan
terhadap infeksi, carcinoma dan mioma uteri karena dapat mempengaruhi ukuran rongga rahim,
hemophilia karena terjadi gangguan pembekuan darah, serta penyakit lain yang menjadi
kontraindikasi pemakaian IUD. ( Saiuddin : 2006)
7. Riwayat Haid Menarche :
Usia pertama kali haid : untuk menentukan masa subur sehingga dapat menentukan
metode kontrasepsi yang tepat.
Lama haid : untuk mengetahui perubahan yang mungkin terjadi selama atau setelah
menjadi akseptor KB IUD (efek samping di kemudian hari dari pemasangan IUD, salah satunya
perdarahan yang berlangsung lebih lama).
Siklus haid :untuk mengetahui adakah perubahan siklus haid, setelah menjadi aseptor
KB IUD.
HPHT :untuk mengetahui/memastikan apakah klien mungkin hamil/tidak.
Banyaknya darah :untuk mengetahui perubahan yang mungkin terjadi setelah menjadi
akseptor IUD. ( Varney : 2006)

8. Riwayat perkawinan
Merupakan data tentang status perkawinan, usia pertama kali menikah, berapa kali
menikah, untuk mengetahui persepsi dan tujuan ikut KB serta menilai kemungkinan apakah ibu
dapat terkena IMS / tidak. Bila ada kemungkinan sebaiknya menggunakan KB yang aman untuk
pencegahan IMS.

9. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas


Apakah hamil di luar kandungan (sebaiknya tidak menggunakan IUD karena dapat
terulang lagi, IUD tidak menimbulkan/menambah resiko kehamilan ektopik tetapi karena IUD
mengurangi kemungkinan implantasi intra uterine, maka kehamilan yang terjadi akan lebih
cenderung kearah kehamilan ektopik) (Hartono,2004).Apabila waktu nifas mengalami
komplikasi seperti radang panggul sebaiknya tidak memakai IUD (akseptor IUD mempunyai
resiko 2X lebih besar untuk mendapatkan PID) (Hartono,2004).
10. Riwayat KB
Perlu ditanyakan kepada ibu yang mengikuti atau pernah mengikuti KB
sebagai berikut: Jenis kontrasepsi yang digunakan
Efek samping ,Alasan pemberhentian kontrasepsi (bila tidak memakai lagi),Lamanya
menggunakan alat kontrasepsi,Keluhan selama menjadi akseptor sehingga dapat mengetahui
klien cocok/tidak menggunakan kontrasepsi IUD saat ini seperti perdarahan, dan nyeri perut.

11.Pola kebiasaan sehari-hari


Meliputi nutrisi (kualitas dan kuantitas), lamanya istirahat (ada gangguan / tidak),
aktivitas (ibu sering kecapean / tidak ) dan seksual (ada gangguan / tidak, hubungan seksual
terakhir).

12.Data psikososial spiritual


Meliputi bagaiman perasaan ibu terhadap kontrasepsi yang dipakai Untuk mengetahui
bagaimana hubungan ibu dengan suami dan keluarga, apakah suami mendukung atau tidak jika
ibu menggunakan KB IUD,Meliputi kepercayaan beragama ibu dan adakah larangan metode KB
yang dipilih ibu dalam pandangan agamanya.

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Tekanan darah : 90/60 – 130/90 mmHg atau dlam batas normal tetapi tidak
menutup kemungkinan pasien dengan hipertensi boleh menggunakan KB IUD
(Syahuddin : 2006)
Nadi : 60 – 90 x/menit
RR : 16-24 x/menit
BB : ……… kg, IUD dapat digunakan oleh orang gemuk atau kurus.
(Saifuddin : 2006)

2.Pemeriksaan fisik
1. Mata : konjungtiva pucat/tidak (menandakan anemia), sclera kuning/tidak
(kuning menandakan hepatitis) paisen dengan anemia tidak di anjurkan untuk
pemakaian karena salah satu eek samping dari penggunaan IUD yaitu perdarahan
vagina yang hebat sehingga makin mengancar anemia pasien ( Saifuddin :2006)
2. Leher :tampak pembesaran kelenjar thyroid/ tidak, dan vena jugularis/tidak
apabil ada pelebaran vena junggularis yang mengarah pada penyakit jantung tidak
merupakan kontraindikasi dari penggunaan KB IUD tetapi dengan penyakit jantung
katup dapat diberi antibiotika selama pemasanagan IUD ( Saifuddin : 2006)
3. Dada :payudara simetris/tidak, ada benjolan abnormal/tidak apabila pada
pemeriksaan payudara ada benjolan atau mengarah pada penyakit kangker payudara
tidak merupakn kontraindikasi pemakaian IUD ( Saifuddin : 2006).
Abdomen :ada benjolan abnormal/tidak, tampak bekas operasi/ tidak. teraba
pembesaran dan nyeri tekan pada hepar dan limpa, adakah nyeri tekan pada adneksa
kiri dan kanan (bila nyeri tekan berarti adanya adnexitis), adakah nyeri pada
suprapubik (bila nyeri tekan berarti adanya radang panggul).
4. Genetalia :adakah kondiloma akuminata yang disebabkan Gonore (ditandai pada
labia ada tumor seperti kutil runcing seperti cengger ayam), adakah kondilomatalata
yang disebabkan oleh Sifilis (ditandai borok sebesar uang logam), adakah vulvitis
(ditandai adanya pembengkakan pada labia, kelihatan merah, gatal, nyeri dan panas
waktu kencing), adakah warna kebiruan yang menandakan kehamilan, adakah
vaginitis (ditandai secret berbau anyir, terasa panas dan gatal), adakah tanda-tanda
infeksi yang ditandai adanya pembengkakan dan merah pada kelenjar skene dan
bartholini. Pasien dengan terineksi penyakit Vaginitis, servisitis, kangker alat
genetalia, merupakan kontraindikasi dari pemasanagan IUD (Saifuddin : 2006)
c. Pemeriksaan inspekulo
 Dinding vagina :normal warna merah muda, lipatan memanjang dan melingkar
 Erosi portio :kelihatan merah dan tidak rata
 Kanker serviks :permukaan kasar seperti bunga kol, mudah berdarah, keluar
cairan yang khas encer berwarna coklat dan berbau busuk
 Polip :benjolan seperti kutil pada portio
 Infeksi dalam rahim :ditandai adanya pengeluaran cairan abnormal kuning
kehijauan. Bila ada sekretnya dengan lidi kapas dan dimasukkan dalam tabung
steril yang disediakan untuk diperiksa di lab.
d.Pemeriksaan dalam
 Adakah infeksi panggul, ditandai bila serviks digerakkan ke kanan kiri dengan kedua
jari terasa sakit. Penyakit radang panggul tidak dianjurkan dalam pemasangan IUD (
Saifuddin : 2006)
Menentukan posisi rahim:
 Posisi rahim antefleksi : jari pada forniks posterior, maka perabaan uterus
seperti duduk, bila jari ada didalam forniks anterior digerakkan maka tangan
yang ada diluar tidak terasa
 Posisi rahim retrofleksi: jari yang ada di forniks anterior digerakkan terasa
oleh tangan yang ada di luar
 Adakah kehamilan, ditandai rahim yang membesar, lunak, dan licin
 Adakah mioma uteri, ditandai rahim membesar, kokoh, kenyal, tidak rata

3.Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium : plano tes +/-

II. Identifikasi Diagnosa/Masalah

Dx : Ny......Umur.....Tahun, calonAkseptor KBIUD


Ds : klien mengatakan ingin menggunakan KB IUD,
Do : TTV dalam batas normal KU : Baik/tidak Kesadaran : Komposmentis TD : 90/60-130/90
mmHg Nadi : 60-90x/menit Suhu : 36,50-37,50C
RR : 16-24x/menit.
Pemeriksaan penunjang : Laboratorium, Inspekulo, dan Bimanual.

Masalah: Tidak ada

III. Identifikasi Diagnosa/Masalah potensial


Tidak ada

IV. Kebutuhan segera


Tidak ada
V. Intervensi
Pada langkah ini dilakukan rencana tindakan yang menyeluruh merupakan kelanjutan
dari manajemen terhadap diagnosa yang telah teridentifikasi. Tindakan yang dapat dilakukan
berupa observasi, penyuluhan atau pendidikan kesehatan dan pengobatansesuai advis dokter.
Setiap rencana harus disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu bidan dan pasien agar dapat
dilaksanakan dengan efektif karena pasien diharapkan juga akan melaksanakan rencana
tersebut (Varney, 2006).
Pada kasus Ny. “VA” akseptor calonakseptorKB IUD perencanaanyaitu:
1. Beritahu Ibu dan suami tentang hasil pemeriksaan
Rasionalisasi : Agar ibu mengetahui hasil dari pemeriksaan yang dilakukan
2. Jelaska pada ibu tentang pengertian, kontra indikasi, indikasi, efek samping dari IUD
Rasionalisasi : Agar ibu mengetahui kontra indikasi, indikasi, efek samping dari
penggunaanIUD
3. Beri informed konsen pada ibu
Rasionalisasi : dengan melakukan informed consen kita dapat terhindar dari gugatan
hukum
4. Siapkan alat alat dan IUD
Rasionalisasi : Agar sebelum digunakan alat dan IUD siap digunakan
5. Beritahu ibu bahwa ibu akan di pasangkan IUD
Rasionalisasi : Agar ibu mengetahui tindakan yang akan dilakukan oleh bidan dan bidan
megetahui apakah ibu bersedia dengan tindakan yang akan dilakukan
6. Siapkan alat KB IUD
Raionalisasi: agar memudahkan kita untuk bekerja
7. Fasilitasi ibu untuk posisi Litotomi
Rasionalisasi: dengan posisi litotomi dapat memudahkan kita memasang IUD dan
memudahkan memasang speculum pada vagina ibu
8. Lakukan pemasangan KB IUD
Rasionalisasi : untuk mencegah kehamilan
9. Merapikan alat-alat yang sudah di gunakan.
Rasionalisasi:
10. Beritahu ibu untuk control 1 minggu lagi.
Rasinalisasi : untuk mengetahui kondisi ibu setelah pemasangan KB IUD
11. Beri obat penghilang rasa nyeri
Rasionalisassi: untuk menghilangkan rasa sakit pasca emasangan IUD

VI. Implementasi
Mengacu pada intervensi

VII. Evaluasi
Mengacu pada kriteria hasil.

Anda mungkin juga menyukai