Oleh:
Aristiarini Andriani
NPM : 14 06 07971
2018
ii
SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek di PT Frisian Flag
Indonesia Plant Ciracas pada tanggal 21 Juni 2018 sampai dengan 02 Agustus 2018.
Tujuan disusunnya Laporan Kerja Praktek ini adalah sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan Program Strata I Prodi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri,
Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Laporan Kerja Praktek ini disusun berdasarkan
kegiatan di Departemen Liquid Processing yang menjadi departemen penempatan
selama kegiatan Kerja Praktek berlangsung. Laporan ini juga akan membahas
tinjauan umum perusahaan, tinjauan sistem perusahaan, serta tinjauan pekerjaan
selama kegiatan Kerja Praktek yang diberikan oleh pembimbing lapangan kepada
penulis.
Terselesaikannya Laporan Kerja Praktek ini tentunya tidak luput dari bantuan,
partisipasi, dan dukungan oleh beberapa pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak di bawah ini yang telah memberikan bantuan baik secara
moral maupun material selama pelaksanaan Kerja Praktek maupun penyusunan
Laporan Kerja Praktek ini, yaitu :
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah melindungi, menyertai, dan memberikan
kelancaran selama kegiatan kerja praktek berlangsung.
2. Bapak Dr. Parama Kartika Dewa, ST., MT. selaku dosen pembimbing Kerja
Praktek atas bimbingannya selama pelaksanaan Kerja Praktek dan penyusunan
Laporan Kerja Praktek ini.
3. Ibu Cyntia Wahjuni Sutroadi selaku sekretaris plant manager yang telah menerima
penulis sehingga dapat melaksanan Kerja Praktek di PT Frisian Flag Indonesia
Plant Ciracas.
4. Bapak Andreas Adi Kurniawan selaku Manager Department Liquid Processing
atas bimbingannya selama kegiatan Kerja Praktek di departemen tersebut.
5. Saudari Nurul Sandriyani selaku supervisor dan pembimbing lapangan yang
senantiasa memberikan pengarahan materi maupun bantuan selama kegiatan
Kerja Praktek berlangsung.
iv
6. Bapak Hariyadi, Mas Haristyo, dan Mas Filipus selaku supervisor bagian Liquid
Processing yang selalu mengarahkan dan memberikan bantuan dalam tugas
maupun pekerjaan.
7. Saudari Nadia Givandy Putri, dan saudara R.M. Stephanus Wisnu Prasetyo S.
selaku teman-teman seperjuangan Kerja Praktek di PT Frisian Flag Plant Ciracas
Department Liquid Processing.
8. Seluruh operator di Department Liquid Processing yang telah membantu selama
pengambilan data untuk pengerjaan tugas Kerja Praktek.
9. Kedua orang tua dan segenap keluarga besar yang telah mendukung dan
memotivasi penulis selama Kerja Praktek berlangsung.
10. Seluruh pihak yang telah membantu penulis secara tidak langsung selama
kegiatan Kerja Praktek maupun penyusunan Laporan Kerja Praktek.
Penulis menyadari adanya kekurangan dari Laporan Kerja Praktek ini dan masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran
yang membangun dari pembaca. Penulis juga mengharapkan Laporan Kerja Praktek
ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan bagi pembaca dan seluruh pihak
yang terkait. Terima kasih.
Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
LAMPIRAN.............................................................................................................. xii
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Produk dan Spesifikasi Produk Susu Bubuk Keluarga ........................... 16
Tabel 3.2. Produk dan Spesifikasi Produk Susu Siap Minum .................................. 18
Tabel 3.3. Produk dan Spesifikasi Produk Susu Kental Manis ................................ 21
Tabel 3.4. Produk dan Spesifikasi Produk Susu Ibu dan Balita ............................... 24
Tabel 4.1. Data Uji TS Autodrain AT 3 ke 1 ............................................................ 46
Tabel 4.2. Data Uji TS Autodrain AT 3 ke 2 ............................................................ 48
Tabel 4.3. Data Uji TS Autodrain AT 4 ke 1 ............................................................ 50
Tabel 4.4. Data Uji TS Autodrain AT 4 ke 2 ............................................................ 52
Tabel 4.5. Data Uji TS Autodrain AT 5 ke 1 ............................................................ 54
Tabel 4.6. Data Uji TS Autodrain AT 5 ke 2 ............................................................ 56
Tabel 4.7. Rangkuman Analisis Uji Sampel Autodrain ............................................ 58
Tabel 4.8. Hasil Uji Sampel Flushing Mixing Tank TB 1 .......................................... 60
Tabel 4.9. Hasil Uji Sampel Flushing Mixing Tank TB 3 .......................................... 61
Tabel 4.10. Hasil Uji Sampel Flushing Transfer to Standard Tank TB 1 .................. 63
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas ............... 6
Gambar 3.1. Proses Bisnis Departemen Liquid Processing .................................... 13
Gambar 3.2. Proses Produksi Susu Cair UHT ........................................................ 26
Gambar 4.1. Flowchart Alur Pelaksanaan Kerja ..................................................... 37
Gambar 4.2. Flowchart Metodologi Pengerjaan Project 1 ....................................... 38
Gambar 4.3. Flowchart Metodologi Pengerjaan Project 2 ....................................... 40
Gambar 4.4. Flowchart Metodologi Pengerjaan Project 3 ....................................... 42
Gambar 4.5. Level Switch ....................................................................................... 44
Gambar 4.6. Pipa End Cluster AT 3 ........................................................................ 45
Gambar 4.7. Susu Proses Autodrain....................................................................... 45
Gambar 4.8. Grafik TS Autodrain AT 3 ke 1............................................................ 47
Gambar 4.9. Grafik TS Autodrain AT 3 ke 2............................................................ 49
Gambar 4.10. Grafik TS Autodrain AT 4 ke 1.......................................................... 51
Gambar 4.11. Grafik TS Autodrain AT 4 ke 2.......................................................... 53
Gambar 4.12. Grafik TS Autodrain AT 5 ke 1.......................................................... 55
Gambar 4.13. Grafik TS Autodrain AT 5 ke 2.......................................................... 57
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB 1
PENDAHULUAN
Bab ini akan menjelaskan tentang latar belakang dan tujuan dilaksanakannya Kerja
Praktek, serta tempat dan waktu penulis melaksanakan Kerja Praktek.
1.2. Tujuan
Hal-hal yang ingin dicapai melalui pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah:
1. Melatih kedisiplinan.
2. Melatih kemampuan berinteraksi dengan bawahan, rekan kerja, dan atasan dalam
perusahaan.
3. Melatih kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja.
1
4. Mengamati secara langsung aktivitas perusahaan dalam berproduksi dan
menjalankan bisnis.
5. Melengkapi teori yang diperoleh di perkuliahan dengan praktek yang ada di
perusahaan.
6. Menambah wawasan mengenai sistem produksi dan sistem bisnis.
2
BAB 2
Bab ini akan menjelaskan tentang PT Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas itu sendiri
yang mencakup sejarah singkat perusahaan, sertifikat dan penghargaan yang pernah
diterima, struktur organisasi, manajemen perusahaan yang terdiri dari visi dan misi,
ketenagakerjaan, maupun fasilitas yang terdapat pada perusahaan.
3
“Susu Bendera”. Tanggal 1 September 2003, PT Foremost Indonesia berganti nama
menjadi PT Frisian Flag Indonesia yang berpusat di Jakarta dengan dua lokasi kantor
dan pabrik, yaitu :
a. Kantor pusat dan pabrik yang beralamat di Jalan Raya Bogor KM 5, Pasar Rebo,
Jakarta Timur yang memproduksi susu bubuk.
b. Kantor cabang dan pabrik yang beralamat di Jalan Raya Bogor KM 26, Ciracas,
Jakarta Timur yang memproduksi susu kental manis dan susu cair.
4
k. Piagam penghargaan Industri Hjau 2017 yang diberikan oleh Kementerian Industri
Republik Indonesia.
PT Frisian Flag Indonesia sendiri dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang
membawahkan lima orang direktur setiap departemen yaitu
a. Direktur Pemasaran (Marketing Director)
b. Direktur Penjualan (Sales Director)
c. Direktur Administrasi dan Keuangan (Finance and Administration Director)
d. Direktur Personalia dan Umum (Human Resource and Corporate Affairs Director)
e. Direktur Operasi (Operation Director)
PT Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas memiliki struktur organisasi untuk mengatur
pembagian tugas dan tanggung jawab dalam menjalankan setiap pekerjaannya.
Struktur organisasi dari PT Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas dapat dilihat melalui
bagan berikut ini.
5
Operation Director
Plant Manager
Staff to Plant
Secretary
Manager
Processing
SCM Can Making- RTD Packing Engineering
Manager QC Manager
Packing Manager Manager Manager
(Liquid & SCM)
Bagan di atas menggambarkan struktur organisasi yang terdapat pada PT Frisian Flag
Plant Ciracas yang dipimpin oleh seorang Plant Manager. Setiap departemen pada
bagian produksi dipimpin oleh seorang manajer dan dibantu oleh supervisor, foreman,
dan operator yang bekerja mengontrol jalannya produksi langsung di lantai produksi.
Masing-masing posisi dalam struktur organisasi tersebut memiliki tugas dan tanggung
jawab dalam menjalankan setiap pekerjaannya.
6
mengontrol, dan mengawasi seluruh jalannya aktivitas produksi baik susu cair UHT
maupun susu kental manis, dan memastikan setiap aktivitas produksi berjalan sesuai
standar yang ditetapkan.
SCM Can Making-Packing Manager mengatur aktivitas pembutan kaleng susu untuk
kemasan susu kental manis dan pengemasan (packing) finished good susu kental
manis, mengatur berapa jumlah kaleng yang harus diproduksi agar dapat memenuhi
target produksi susu kental manis pula. Sedangkan RTD (Ready to Drink) Packing
Manager adalah manajer yang mengatur dan mengawasi jalannya aktivitas
pengepakan susu cair UHT ke dalam carton pack dan kardus.
Untuk mengatur kualitas produknya, bagian quality control dipimpin oleh seorang QC
Manager. Seorang QC Manager bertanggung jawab dalam memonitor kualitas raw
material (fresh milk) serta hasil produksi dengan membandingkan standar kualitas
yang sudah ditetapkan. Sedangkan seorang Engineering Manager bertanggung
jawab terhadap maintenance mesin yang mengalami kerusakan dan pembuatan
jadwal perawatan mesin dan peralatan produksi, memastikan bahwa proses produksi
dapat berjalan lancar dengan seluruh mesin dan alat yang tersedia.
7
2.3.2. Ketenagakerjaan
Manajemen ketenagakerjaan di PT Frisian Flag Indonesia jika ditinjau dari status
pekerja dan jam kerja karyawan dapat dilihat dari uraian berikut ini.
a. Status Pekerja
PT Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas mempekerjakan 550 orang pekerja baik
karyawan office maupun pekerja pabrik. Berdasarkan status pekerjanya, PT Frisian
Flag Indonesia Plant Ciracas dibagi menjadi 2 kategori, antara lain:
i. Pekerja Tetap
Pekerja tetap merupakan pekerja yang telah menyelesaikan masa percobaan dan
diangkat melalui Surat Ketetapan sebagai pekerja tetap. Masa percobaan yaitu masa
kontrak awal dimana pekerja belum berstatus pekerja tetap.
ii. Pekerja Kontrak
Pekerja kontrak merupakan pekerja yang bekerja dengan perjanjian kerja yang diatur
dalam jangka waktu tertentu. Pekerja kontrak dapat diperpanjang kontraknya atau
tidak diperpanjang kontraknya ditentukan berdasarkan dari keputusan perusahaan.
b. Jam Kerja
Produksi di PT Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas berjalan selama 24 jam, oleh
karena itu seluruh karyawan di lantai produksi dibagi ke dalam 3 shift, sedangkan
karyawan yang bekerja tidak langsung di bagian produksi termasuk ke dalam non shift.
i. Shift
Pekerja shift merupakan pekerja yang bekerja dalam 5 hari kerja selama seminggu,
yaitu Senin-Jumat.
- Shift 1 (pagi) : 07.00 – 15.00 WIB
- Shift 2 (siang) : 15.00 – 23.00 WIB
- Shift 3 (malam) : 23.00 – 07.00 WIB
Pergantian shift dilakukan seminggu sekali, dimana pekerja shift 1 minggu depan
berganti menjadi shift 3, pekerja shift 2 minggu depan berganti menjadi shift 1, dan
pekerja shift 3 minggu depan berganti menjadi shift 2. Setiap pekerja dapat berubah
jam kerjanya sewaktu-waktu menyesuaikan situasi dan kondisi yang terjadi.
8
ii. Non Shift
Pekerja non shift bekerja selama 5 hari kerja yaitu Senin-Jumat dengan jam kerja
selama 8 jam per hari (08.00-16.00 WIB). Jam kerja non shift berlaku untuk pekerja
yang tidak langsung berhubungan dengan produksi seperi bagian office, administrasi,
sales and marketing).
iii. Waktu Lembur
Waktu lembur merupakan waktu kerja tambahan diluar jam kerja jika dalam keadaan
mendesak atau permintaan produk meningkat. Setiap lembur yang dilakukan akan
dihitung jamnya dan dicatat dalam form bulanan pekerja.
iv. Waktu Break
Perusahaan menyediakan waktu istirahat (break) untuk makan pagi (09.00 – 09.15),
makan siang (12.00 – 13.00), snack sore (17.00- 17.15), dan makan malam (18.00 –
20.00) di kantin bagi karyawan yang hadir dan bekerja.
Beberapa aturan dan regulasi yang telah diatur dan disepakati bersama harus dipatuhi
oleh seluruh karyawan untuk menjaga kultur disiplin di PT Frisian Flag Indonesia Plant
Ciracas. Pelanggaran terhadap aturan yang telah disepakati akan disikapi oleh
perusahaan secara tegas melalui peringatan baik secara lisan maupun dalam bentuk
peringatan tertulis tingkat satu, dua, dan tiga.
9
Hari Raya (THR), tunjangan akhir tahun, dan asuransi kecelakaan selama 24 jam
penuh.
Seluruh karyawan berhak untuk memperoleh cuti tahunan selama 12 hari kerja
dengan tetap menerima upah penuh setelah bekerja selama 12 bulan terus-menerus.
Cuti tidak dapat dikumpulkan dan harus digunakan dalam satu tahun. Karyawan
wanita juga berhak mendapatkan cuti hamil sebagaimana yang telah diatur dalam
Undang-Undang yang berlaku.
10
f. Kulkas
Office PT Frisian Flag Indonesia memiliki kulkas yang berisi berbagai varian rasa
produk susu yang diproduksi. Seluruh karyawan boleh mengambil susu tersebut untuk
dikonsumsi.
g. Dispenser di area produksi
Di dalam area produksi terdapat dispenser yang tersebar di beberapa titik. Dispenser
disediakan bagi karyawan yang bekerja di lantai produksi dengan diwajibkan hanya
menggunakan botol yang bening di dalam area produksi.
11
BAB 3
Bab ini akan menjelaskan tentang sistem perusahaan PT Frisian Flag Indonesia Plant
Ciracas yang mencakup proses bisnis, produk-produk yang dihasilkan beserta
kandungan atau spesifikasinya, proses produksi, serta fasilitas produksi yang terdapat
pada PT Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas.
12
Gambar 3.1. Proses Bisnis Departemen Liquid Processing
Aseptic Tank/Ultra
Dumping Mixing Standard tank UHT
Clean Tank
Mulai
Menerima
material atau
bahan baku
Menuangkan
material kedalam
hopper sesuai
aturan urutan
Mencampurkan
material di Tri
Blender
Melakukan
pemanasan
(PHE)
Penyimpanan
pada mixing tank
Menampung hasil
mixing dari mixing
tank dan susu
pasteurisasi + air
A
Phase
13
Gambar 3.1. Proses Bisnis Departemen Liquid Processing (lanjutan)
Aseptic Tank/Ultra
Dumping Mixing Standard tank UHT
Clean Tank
Mengalami
proses buffering
Menuju proses
homogenisasi
Proses
sterilisasi
Menampung
susu sementara
untuk dikirimkan
ke departemen
filling
Selesai
Phase
Proses bisnis departemen liquid processing dimulai dari penerimaan bahan baku
material yang dibutuhkan untuk produksi susu seperti stabilizer, skim milk powder,
palm oil, melted AMF, cocoa powder, gula, vitamin, dan mineral. Bahan penyusun
tersebut dimasukkan ke dalam hopper sesuai urutannya. Jenis dan jumlah bahan
penyusun yang dimasukkan adalah sesuai dengan yang tertera pada purchase order
(PO) yang diterima masing-masing departemen sebelumnya. Seluruh bahan
penyusun yang telah dimasukkan akan dicampur di dalam triblender lalu dilakukan
pemanasan dengan plate heat exchanger (PHE) dan disimpan di dalam tangki mixing.
14
Setelah ditampung di tangki mixing, susu akan dikirim ke standard tank bersamaan
dengan susu pasteurisasi dan air. Di tangki UHT, susu akan mengalami proses
buffering, yaitu proses untuk menjaga kandungan pH dalam susu agar tetap
seimbang; serta proses homogenisasi untuk memecah dan menyeragamkan lemak
atau globula susu menjadi ukuran yang lebih kecil. Susu yang telah dihomogenisasi
akan disterilisasi untuk membunuh kandungan bakteri patogen maupun non patogen
di dalamnya agar susu dapat bertahan lama. Susu inilah yang selanjutnya disebut
sebagai susu intermediet. Susu intermediet akan ditampung sementara di dalam
asseptic tank sebelum diisi ke dalam kemasan carton pack maupun botol melalui
departemen filling.
15
Tabel 3.1. Produk dan Spesifikasi Produk Susu Bubuk Keluarga
16
Tabel 3.1. Produk dan Spesifikasi Produk Susu Bubuk Keluarga (lanjutan)
17
cokelat, dan kacang hijau. Frisian Flag Purefarm Low Fat juga tersedia dalam varian
rasa plain, french vanilla, california strawberry, dan belgian chocolate.
Sedangkan susu siap minum untuk anak-anak tersaji dalam kemasan kotak maupun
botol dengan varian rasa cokelat dan strawberry. Frisian Flag Milky Kotak tersedia
dalam kemasan 115 ml dan 180 ml, Frisian Flag Milky Botol tersedia dalam kemasan
180 ml, dan Frisian Flag Kid tersedia dalam kemasan 115 ml.
Di bawah ini merupakan produk-produk susu siap minum (susu cair) dan kandungan
yang terdapat di dalamnya.
18
Tabel 3.2. Produk dan Spesifikasi Produk Susu Siap Minum (lanjutan)
19
Tabel 3.2. Produk dan Spesifikasi Produk Susu Siap Minum (lanjutan)
Milky Kotak
Kandungan :
• zat gizi makro (protein,
karbohidrat, lemak)
• vitamin (vitamin A, B1, B2, B6,
4 D3)
• mineral (kalsium)
Ukuran kemasan :
• 115 ml, 180 ml
Varian rasa :
• cokelat, strawberry
Milky Botol
Kandungan :
• zat gizi makro (protein,
karbohidrat, lemak)
• vitamin (vitamin A, B1, B2, B6,
5 D3)
• mineral (kalsium, fosfor)
Ukuran kemasan :
• 180 ml
Varian rasa :
• cokelat, strawberry
Kid
Kandungan :
• zat gizi makro (protein,
karbohidrat, lemak)
• vitamin (vitamin A, D)
6
• mineral (kalsium, magnesium)
Ukuran kemasan :
• 115 ml
Varian rasa :
• cokelat, strawberry
20
c. Susu Kental Manis
Susu kental manis merupakan produk susu yang memiliki tekstur lebih kental dari
susu cair UHT biasa. Pengentalan susu dilakukan saat proses evaporasi pada
produksi susu. Susu Kental Manis (SKM) Frisian Flag diperuntukkan sebagai
pelengkap sajian, dikombinasikan dengan bahan makanan lain (seperti buah-buahan
segar), atau menambah kelezatan cita rasa makanan dan minuman. Jenis susu ini
diproduksi di pabrik Ciracas dan dapat dikonsumsi untuk semua kalangan usia kecuali
bayi berumur 0-12 bulan dan bukan merupakan susu pengganti ASI.
Produk ini tersedia dalam varian rasa SKM Frisian Flag Full Cream Gold, SKM Lemak
Nabati Frisian Flag Bendera Kental Manis, SKM Lemak Nabati Frisian Flag Bendera
Cokelat, Krimer Kental Manis Frisian Flag Bendera Cocopandan, dan Krimer Kental
Manis Omela, dan Frisian Flag Mut Mut. Jenis produk ini tersedia dalam kemasan
kaleng, pouch, dan kemasan sachet yang praktis dan ekonomis.
Di bawah ini merupakan produk-produk susu kental manis dan kandungan yang
terdapat di dalamnya.
21
Tabel 3.3. Produk dan Spesifikasi Produk Susu Kental Manis (lanjutan)
22
Tabel 3.3. Produk dan Spesifikasi Produk Susu Kental Manis (lanjutan)
23
Tabel 3.4. Produk dan Spesifikasi Produk Susu Ibu dan Balita
24
Tabel 3.4. Produk dan Spesifikasi Produk Susu Ibu dan Balita (lanjutan)
25
Dumping 3 hopper
Tri Blender
Mixing
(TB) 1-3
Standard
STD 1-10
Tank
Packing
Dari diagram alur di atas, proses produksi susu dari departemen liquid processing
sampai dengan pengemasan di departemen packing dapat dilihat melalui penjelasan
berikut ini.
26
a. Dumping
Dumping iadalah proses penuangan dan penampungan bahan-bahan penyusun
seperti stabilizer, skim milk powder, palm oil, melted AMF, cocoa powder, gula,
vitamin, dan mineral dengan menyesuaikan perhitungan formula produk yang akan
diproduksi. Bahan-bahan penyusun yang akan ditampung memiliki aturan penuangan
yaitu dimulai dari bahan penyusun yang paling sulit larut hingga yang mudah larut
agar tidak terdapat material yang menggumpal atau berpasir. Bahan-bahan penyusun
tersebut dituang melalui salah satu dari 3 hopper yang tersedia secara manual oleh
pekerja sebelum ditransfer ke tangki mixing. Pada saat dumping material dilakukan,
ada jeda beberapa menit untuk sirkulasi atau agitasi sebelum dumping material
selanjutnya dilakukan.
b. Mixing
Proses mixing merupakan proses penggilingan dan pencampuran raw material baik
cair maupun kering yang telah dituang ke dalam tangki mixing melalui hopper. Proses
mixing berlangsung selama 30 sampai 50 menit, diawali dengan mengisi dan
memanaskan air ke tangki mixing dengan suhu 60-75 derajat celcius, kemudian
dilakukan proses dumping raw material seperti stabilizer, skim milk powder, palm oil,
melted AMF, cocoa powder, gula, vitamin, dan mineral melalui masing-masing hopper
sesuai dengan jenis produk yang akan diproduksi. Raw material akan masuk ke dalam
mixing tank melalui masing-masing line mixing atau triblender yang akan
mencampurkan material-material tersebut. Terdapat 3 jenis triblender (TB) yaitu TB 1,
2, dan 3. Ketiga Triblender tersebut dapat digunakan untuk mencampurkan base susu
plain, namun khusus untuk produk choco hanya digunakan pada TB 2.
Setelah semua bahan tercampur dalam mixing tank selanjutnya dilakukan transfer ke
standard tank. Selama proses transfer, material yang sudah masuk ke mixing tank
akan mengalami proses penyaringan (filtering) dan pendinginan (cooling).
c. Standard tank
Standard tank menerima susu pasteurisasi yang sudah ditransfer sebelumnya dan
susu hasil pencampuran material-material di tangki mixing. Susu tersebut akan
dicampur dengan susu pasteurisasi dan air yang sudah melalui proses filtering dan
cooling untuk standarisasi. Susu pasteurisasi sendiri adalah susu segar yang sudah
dipanaskan dengan suhu maksimal 80 derajat celcius untuk mengurangi bakteri atau
27
kapang dan memperlambat pertumbuhan mikroba dalam susu sehingga jumlahnya
tidak dapat menyebabkan penyakit. Karena suhu pemanasan susu pasteurisasi tidak
tinggi, maka kandungan gizi dalam susu tersebut tidak banyak yang rusak. Meskipun
begitu susu tersebut harus segera dikonsumsi atau diolah kembali ke dalam standard
tank karena tidak dapat bertahan lama dan perlu proses pendinginan ketika ingin di
simpan.
Susu yang berada dalam standar tank diambil sampelnya lalu dilakukan uji BS (Before
Standarization) untuk menguji kandungan fat, sugar, protein, Total solid (TS), pH, dan
Specific Gravity (SG). Apabila hasil uji BS menunjukkan parameter-parameter
tersebut belum memenuhi standar yang ditetapkan, personel QC akan memberikan
rekomendasi untuk menambah air agar parameter sesuai standar. Setelah dilakukan
penambahan air, dilakukan pengujian ulang yang dikenal dengan uji AS (After
Standarization) dimana pengujian ini dilakukan untuk memeriksa apakah produk
sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan. Produk di dalam standar tank yang
telah memenuhi standar kemudian dilakukan proses pendeteksian logam agar jika
terdapat sisa-sisa logam yang ikut masuk ke dalam produk tidak dapat masuk ke
proses selanjutnya yaitu proses UHT produk.
28
e. Aseptic tank (AT) / Ultra Clean Tank (UCT)
Susu yang sudah disterilisasi akan masuk ke Aseptic tank atau Ultra Clean Tank
sesuai dengan jalur UHT produk sebelumnya. UHT line 2 akan masuk ke AT 3, UHT
line 4 akan masuk ke AT 4, dan UHT line 6 akan masuk ke AT 5 dengan kemasan
carton pack. Sedangkan UHT 1 dan UHT 3 masuk ke UCT dengan kemasan botol. Di
dalam AT maupun UCT, susu akan disimpan dan dijaga dengan suhu tertentu agar
tetap steril sebelum masuk ke pipa filler untuk proses filling ke carton pack maupun
botol.
g. Packing
Departemen packing adalah departemen pemasangan straw atau sedotan pada sisi
kemasan carton pack atau botol, setelah itu dikemas ke dalam kardus dengan jumlah
carton pack tertentu. Produk yang sudah dikemas akan disusun di atas palet-palet
untuk di simpan ke dalam storage sebelum didistribusikan.
29
satu contohnya adalah dalam proses produksi. Setiap aktivitas produksi dapat
berjalan dengan baik apabila terdapat fasilitas yang mendukungnya. Fasilitas tersebut
dapat berupa mesin yang digunakan selama kegiatan produksi, peralatan yang
dibutuhkan untuk mendukung kegiatan produksi, maupun ruangan untuk pekerja
pabrik. PT Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas menyediakan fasilitas yang diperlukan
untuk mendukung kegiatan produksi mulai dari mesin-mesin yang diperlukan selama
kegiatan produksi susu, alat-alat engineering, maupun fasilitas bagi para pekerja
pabrik itu sendiri. Beberapa fasilitas pendukung yang terdapat pada departemen
processing PT Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas tersebut dapat dilihat melalui
penjelasan berikut ini.
a. Changing Room
Changing Room merupakan ruang ganti bagi para karyawan yang bekerja di lantai
produksi seperti operator, foreman, supervisor shift, supervisor nonshift, manajer
bagian lantai produksi, maupun karyawan lain atau pengunjung yang akan masuk ke
dalam departemen produksi. Terdapat 3 changing room yang tersebar di beberapa
bagian produksi sesuai dengan area persyaratan kerja. Setiap memasuki area kerja,
karyawan produksi maupun pengunjung yang akan memasuki departemen produksi
wajib mengganti pakaian sesuai dengan syarat masing-masing area kerja. Seluruh
pengunjung dan karyawan pabrik juga tidak diperkenankan memakai perhiasan, jam
tangan, maupun barang-barang kecil yang menempel di tubuh yang rawan copot dan
hilang. Setelah mengganti pakaian sesuai dengan syarat area kerja, seluruh karyawan
dan pengunjung pabrik diwajibkan untuk mencuci tangan terlebih dahulu di washtafel
yang sudah disediakan dan mengoleskan hand sanitizer pada tangan.
Beberapa area yang terdapat dalam lantai produksi PT Frisian Flag Plant Ciracas yaitu
sebagai berikut.
30
seluruh pengunjung pabrik selain operator, foreman, supervisor, dan manajer wajib
menggunakan jas laboratorium berwarna putih dengan garis biru, menggunakan
hairnet berwarna putih untuk melindungi rambut, earplug untuk melindungi telinga dari
paparan kebisingan, serta memakai safety shoes berwarna putih bening.
b. Control Room
Control Room merupakan pusat kendali atau pusat kontrol di departemen processing
yang mengatur, mengawasi, dan mengendalikan jalannya produksi susu melalui
31
software PLC bernama SCADA (Supervisory Control And Data Acquisition). Control
Room dikendalikan oleh foreman dan supervisor liquid processing, dan biasa
digunakan sebagai tempat daily meeting setiap awal pergantian shift. Terdapat 3
control room di departemen liquid processing yang masing-masing digunakan untuk
control room UHT dan AT, control room mixing, dan control room dumping.
c. Workstream
Workstream merupakan ruangan yang digunakan untuk mengatur manajemen lantai
produksi dan biasa dikendalikan oleh supervisor non shift. Dalam mengatur
manajemen produksinya, ruang workstream menyediakan papan berisi planning atau
rencana-rencana yang akan dilakukan dalam beberapa hari ke depan atau
performance board untuk mengontrol aktivitas dan kegiatan yang dilakukan masing-
masing karyawan liquid processing dari hari ke hari.
e. Recovery Room
Recovery Room merupakan ruangan yang mengontrol susu hasil transfer ke dalam
tangki recovery untuk dapat digunakan kembali pada produksi selanjutnya. Ruang
recovery juga menyediakan bak penampung atau bak kontainer untuk menunjang
kegiatan pengambilan sampel misalnya ketika proses pengambilan sampel autodrain.
32
jika belum maka operator bagian produksi terkait perlu menambahkan air agar TS nya
sesuai standar. Laboratorium ini juga digunakan untuk menguji kandungan dalam
sampel susu yang diambil di tangki tertentu, sampel susu hasil autodrain, maupun air
flushing dari mixing tank, serta sampel Cleaning in Place (CIP) baik caustic maupun
acid. Sedangkan Product Laboratorium merupakan laboratorium yang digunakan
untuk menguji produk susu intermediet (susu yang siap masuk ke bagian filling)
maupun finished good.
g. Forklift
Forklift merupakan salah satu alat untuk memindahkan barang dalam jumlah banyak
dan berat. Forklift sering digunakan pada area dumping untuk mengangkat dan
memindahkan raw material dari tempat penyimpanan sebelum dimasukkan ke dalam
tangki melalui hopper. Forklift juga digunakan pada area SCM Can Making, UHT
packing, maupun SCM packing untuk memindahkan palet-palet berisi kaleng, maupun
finished good yang sudah dikemas dalam bentuk kardus packing untuk disimpan
sebelum didistribusikan.
h. Pallet
Pallet merupakan tempat untuk meletakkan barang-barang dengan tujuan untuk
memudahkan proses penyimpanan maupun pemindahan. Pallet banyak digunakan di
bagian dumping, SCM Can Making, filling, dan packing sebagai alas untuk karung-
karung raw material, tempat penyimpanan kaleng, tempat penyimpanan carton pack
sebelum diisi dengan susu di bagian filler, dan tempat penyimpanan finished good
yang sudah dikemas dalam kemasan kardus. Dengan adanya pallet ini, proses
pemindahan barang tersebut dapat dilakukan dengan lebih mudah tanpa harus
membawa satu persatu.
i. Hand Pallet
Hand Pallet merupakan salah satu alat untuk memindahkan barang, namun memiliki
kapasitas beban yang lebih kecil dibandingkan dengan forklift. Hand Pallet hanya
mampu mengangkat dan memindahkan beban dengan kapasitas sekitar 1 ton dengan
penggunaannya dapat digerakkan secara manual maupun otomatis. Hand pallet biasa
digunakan di departemen filling combi untuk memindahkan carton pack dari gudang
penyimpanan untuk disiapkan ke bagian filler.
33
BAB 4
Bab ini akan menjelaskan lingkup pekerjaan yang diberikan kepada penulis selama
masa Kerja Praktek, tanggung jawab dan wewenang dari pekerjaan yang diberikan,
alur atau metodologi pengerjaan dari tugas-tugas tersebut, serta hasil pekerjaan yang
telah diselesaikan.
a. Menganalisis kandungan total solid (TS) yang terdapat pada sampel susu saat
proses autodrain. Proses autodrain adalah proses di mana air dan susu intermediet
sebelum memasuki filler dibuang terlebih dahulu ke WWTP melalui pipa end cluster
agar produk susu yang masuk ke dalam filler sudah memenuhi kandungan TS yang
ditetapkan untuk masing-masing varian produk. Tujuan dari project ini adalah
34
mengetahui apakah lama waktu proses autodrain dapat dikurangi agar produk susu
yang sudah memenuhi kandungan TS tidak banyak terbuang.
b. Menganalisis kandungan total solid (TS), total dissolved solid (TDS), suspended
solid (SS), dan kandungan micro seperti TPC, mesospore, dan thermospore yang
terdapat pada sampel air pembuangan atau flushing dari mixing tank dan saat
melakukan transfer ke standard tank. Tujuan dari project ini adalah untuk mengetahui
apakah kuantitas flushing yang dilakukan sudah cukup untuk pembersihan dan
apakah masih terdapat kandungan sisa-sisa susu pada jalur tersebut.
c. Mengidentifikasi sistem keamanan kerja atau safety yang sudah diterapkan dan
dilakukan oleh para pekerja di area liquid processing. Tujuan dari project ini adalah
mengetahui sejauh mana keamanan, keselamatan, dan kesehatan kerja yang telah
diterapkan dan bagaimana respon pekerja pabrik dalam menanggapinya.
Selama melakukan pengambilan sampel dan melakukan analisis dari sampel yang
sudah didapatkan, penulis dibantu oleh supervisor, foreman, helper, operator, staff
laboratorium QC, dan asisten manajer packing yang bertugas di lantai produksi.
35
c. Berkomunikasi dan berdiskusi dengan operator, foreman, supervisor, maupun
manajer terkait produksi atau tugas-tugas yang belum dipahami.
d. Mengambil data secara langsung di lapangan baik dalam bentuk sampel maupun
pencatatan data tertentu.
e. Mengambil data dalam bentuk soft file maupun hard file sesuai izin yang diberikan
oleh supervisor.
f. Memperhatikan dan menjaga kebersihan dan keselamatan pada saat bekerja dan
memasuki area produksi.
g. Tidak mengambil gambar maupun video dari proses produksi di area produksi
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
h. Mendapatkan fasilitas ruangan kerja untuk mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan.
36
Mulai
Melakukan pengambilan
sampel maupun
pengumpulan data yang
dibutuhkan
Pengenalan lingkungan
perusahaan dan pabrik
oleh supervisor
Mengolah dan
menganalisis data
Pengenalan tugas-tugas
di setiap bagian di
departemen
penempatan
Mempresentasikan hasil
dan kesimpulan dari
data yang telah
Melakukan pengamatan dianalisis
dan analisis data yang
dibutuhkan untuk
menyelesaikan tugas
Selesai
Penulis mendapatkan 2 tugas utama yang diberikan oleh supervisor selama Kerja
Praktek, yaitu project pengambilan sampel susu autodrain dan project pengambilan
sampel flushing mixing tank serta flushing transfer ke standard tank, serta 1 tugas
37
yang diberikan dosen pembimbing Kerja Praktek untuk mengamati sejauh mana
safety yang telah diterapkan di perusahaan. Masing-masing project memiliki urutan
atau metodologi dalam pengerjaannya yang dapat dilihat dari sub bab berikut.
Mulai
Ada autodrain?
Menghubungi bagian
Recovery untuk
mengirim bak kontainer
ke departemen filling Mengolah dan
menganalisis data
Menghubungi foreman
dan helper bagian filling
untuk membuka pipa Selesai
end cluster
38
Proses autodrain tidak terjadi setiap waktu, namun tergantung produksi susu yang
siap dialirkan ke pipa filler dari masing-masing aseptic tank. Pada AT 3 dan AT 4
autodrain terjadi kurang lebih setiap 27 jam sekali, sedangkan pada AT 5 autodrain
terjadi setiap 30 jam sekali. Sehingga penulis perlu mengkonfirmasi secara berkala
jadwal autodrain pada hari tersebut dengan menyesuaikan pada jadwal jam kerja.
Apabila ada autodrain pada hari tersebut, penulis harus menghubungi bagian
Recovery untuk mengirimkan bak kontainer yang akan digunakan untuk menampung
susu yang keluar melalui pipa end cluster. Penulis juga harus menyiapkan 10 botol
untuk tempat 10 sampel yang akan diambil. Setelah seluruhnya siap, penulis
menghubungi foreman atau helper bagian filling yang sedang bertugas untuk
membuka pipa end cluster dan menunggu proses autodrain dimulai.
Proses autodrain dimulai ditandai dengan terbukanya valve bagian atas end cluster
dan saat itu penulis mulai menghitung detik waktu yang pertama. Sampel pertama
diambil ketika air yang keluar berubah menjadi susu, dan dilanjutkan dengan
pengambilan sampel berikutnya dengan jeda waktu tertentu. Sampel yang sudah
diambil akan diuji kandungan total solid (TS) dengan mesin MilkoScan FOSS. Dari
hasil uji sampel, akan diketahui apakah sampel susu yang terbuang saat proses
autodrain sudah memenuhi kandungan TS nya atau belum, sehingga dapat ditarik
kesimpulan apakah proses autodrain perlu diminimalkan waktunya agar tidak terlalu
banyak susu dengan TS yang sudah terpenuhi terbuang.
39
Mulai
Mengolah dan
menganalisis data
ADA
Mengambil sampel
flushing
Seperti halnya dengan proses autodrain, proses mixing juga tidak terjadi setiap waktu
sehingga penulis perlu mengkonfirmasi secara berkala kepada operator mixing kapan
proses mixing dan transfer ke standard tank berlangsung. Apabila di hari tersebut
dalam waktu dekat ada proses mixing atau transfer ke standard tank, penulis perlu
menyiapkan 2 botol kaca untuk tempat sampel air flushing yang akan diambil. Botol
pertama digunakan untuk uji TS, TDS, dan SS di laboratorium QC, sedangkan botol
yang kedua akan dikirim ke laboratorium pabrik Pasar Rebo untuk dilakukan uji micro
40
yang terdiri dari TPC pengenceran, mesospore, dan thermospore. Penulis harus
standby di ruangan operator mixing untuk mengetahui apakah proses mixing atau
transfer ke standard tank sudah dimulai agar tidak terlewat. Apabila sudah dimulai,
penulis melakukan pengambilan sampel di mixing tank setelah proses mixing
dilakukan dan setelah susu ditransfer ke standard tank dari masing-masing triblender
(TB). Sampel diambil di jalur pengeluaran flushing tangki yang mengalir, namun untuk
mixing tank dari TB 2 sampel diambil langsung dari dalam tangki karena tidak ada
jalur pengambilan air flushing di luar tangki. Sebanyak 3 sampel dari masing-masing
triblender diambil dan diuji kandungan TS, TDS, SS, dan kandungan micronya. Hasil
uji sampel dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan apakah masih terdapat
kandungan susu pada pipa-pipa jalur tersebut.
41
Mulai
Mempelajari standar
keselamatan kerja
yang ditetapkan
perusahaan
Mengamati seluruh
kegiatan produksi di
departemen liquid
processing
Terdapat
ketidaksesuaian?
ADA
Selesai
42
apakah standar penerapan K3 sudah dilaksanakan dengan baik oleh pekerja atau
belum. Apabila ditemukan ketidaksesuaian terhadap yang seharusnya diterapkan,
maka penulis dapat memberikan usulan perbaikan sebagai upaya untuk memperbaiki
dan meningkatkan keselamatan kerja di lantai produksi.
43
Proses CIP dan sterilisasi memakan waktu masing-masing kurang lebih 1 jam 30
menit. Setelah proses CIP dan sterilisasi aseptic tank selesai, maka susu siap
ditransfer ke aspetic tank untuk dialilrkan ke pipa filler.
44
Gambar 4.6. Pipa End Cluster AT 3
Sisa air dan susu yang keluar selama proses autodrain ditampung dengan bak
kontainer untuk memudahkan pengambilan sampel. Di awal proses autodrain, larutan
yang keluar adalah sisa-sisa air yang dibuang ke WWTP dan semakin lama larutan
bercampur dengan susu. Perubahan dari air ke susu inilah yang akan diambil
sampelnya.
45
Sampel pertama adalah sampel susu yang keluar setelah air yang keluar sudah habis,
pada sampel ini masih terdapat campuran air pada susu tersebut. Sampel berikutnya
diambil dengan jeda waktu per 5 detik atau 10 detik. Sampel yang sudah diambil akan
diuji kandungan total solid (TS) nya dengan alat MilkoScan FOSS.
Autodrain AT 3 ke - 1
BCFC Full Cream
Pengambilan 12.10 ± 0.3
Halo
sampel detik Tanggal
ke- Batas Batas
TS
Bawah Atas
0" (01:07) 11.80 12.40 8.54
5" 11.80 12.40 12.01
10" 11.80 12.40 12.04
15" 11.80 12.40 12.06
20" 17-Jul- 11.80 12.40 12.05
25" 18 11.80 12.40 12.05
30" 11.80 12.40 12.04
35" 11.80 12.40 12.04
40" 11.80 12.40 12.05
45" 11.80 12.40 12.06
Autodrain selesai 03:23
Dari data di atas dapat dilihat bahwa sampel pertama ketika susu pertama kali keluar
diambil pada detik menit ke 01 : 07 yang artinya sebelum waktu tersebut larutan yang
keluar masih dalam bentuk air. Pengambilan sampel dilakukan dengan jeda per 5
detik untuk 10 sampel. Sampel yang diambil adalah produk susu dengan varian BCFC
Full Cream Halo. Varian produk tersebut memiliki standar TS sebesar 12.10 dengan
batas toleransi 0.3. Oleh karena itu, sampel susu yang memiliki TS di luar standar dan
46
toleransi tersebut dinyatakan susu belum sesuai standar dan harus dibuang.
Pemetaan TS setiap sampel dapat dilihat dari grafik berikut ini.
Autodrain AT C 17/07/2018 -
BCFC Fullcream Halo
14.00
12.00
10.00
8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
47
ii. Pengambilan sampel ke 2
Di bawah ini merupakan data hasil uji TS untuk hasil autodrain AT 3 yang kedua.
Autodrain AT 3 ke - 2
BCFC Fullcream
Pengambilan 12.10 ± 0.3
Halo
sampel detik Tanggal
ke- Batas Batas
TS
Bawah Atas
0" (01:08) 11.80 12.40 8.44
5" 11.80 12.40 12.04
10" 11.80 12.40 12.02
15" 11.80 12.40 12.03
20" 2-Aug- 11.80 12.40 12.02
25" 18 11.80 12.40 12.03
30" 11.80 12.40 11.99
35" 11.80 12.40 12.01
40" 11.80 12.40 12.03
45" 11.80 12.40 12.03
Autodrain selesai 03:23
Dari data di atas dapat dilihat bahwa sampel pertama ketika susu pertama kali keluar
diambil pada detik menit ke 01 : 08 yang artinya sebelum waktu tersebut larutan yang
keluar masih dalam bentuk air. Pengambilan sampel dilakukan dengan jeda per 5
detik untuk 10 sampel. Sampel yang diambil adalah produk susu dengan varian BCFC
Full Cream Halo. Varian produk tersebut memiliki standar TS sebesar 12.10 dengan
batas toleransi 0.3. Oleh karena itu, sampel susu yang memiliki TS di luar standar dan
toleransi tersebut dinyatakan susu belum sesuai standar dan harus dibuang.
Pemetaan TS setiap sampel dapat dilihat dari grafik berikut ini.
48
Autodrain AT C 02/08/2018 -
BCFC Fullcream Halo
14.00
12.00
10.00
8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
49
b. Aseptic tank 4 (AT 4)
Berikut merupakan data hasil uji TS yang telah dilakukan dan terhadap sampel susu
autodrain yang telah diambil dari pipa end cluster AT 4 beserta uraian singkat
mengenai data tersebut.
i. Pengambilan sampel ke 1
Di bawah ini merupakan data hasil uji TS untuk hasil autodrain AT 4 yang pertama.
Autodrain AT 4 ke – 1
Choco
Pengambilan 16 ± 0.3
Masterchef
sampel detik Tanggal
ke- Batas Batas
TS
Bawah Atas
0" (01:14) 15.7 16.3 7.69
10" 15.7 16.3 15.88
20" 15.7 16.3 16.04
40" 15.7 16.3 15.78
60" 17-Jul- 15.7 16.3 16.01
80" 18 15.7 16.3 15.86
100" 15.7 16.3 16.08
120" 15.7 16.3 15.94
140" 15.7 16.3 16.08
160" 15.7 16.3 15.98
Autodrain selesai 05 : 02
Dari data di atas dapat dilihat bahwa sampel pertama ketika susu pertama kali keluar
diambil pada detik menit ke 01 : 14 yang artinya sebelum waktu tersebut larutan yang
keluar masih dalam bentuk air. Pengambilan sampel dilakukan dengan jeda per 10
detik untuk 3 sampel pertama dan 20 detik untuk sampel berikutnya. Sampel yang
diambil adalah produk susu dengan varian Choco Masterchef. Varian produk tersebut
memiliki standar TS sebesar 16 dengan batas toleransi 0.3. Oleh karena itu, sampel
susu yang memiliki TS di luar standar dan toleransi tersebut dinyatakan susu belum
sesuai standar dan harus dibuang. Pemetaan TS setiap sampel dapat dilihat dari
grafik berikut ini.
50
Autodrain AT D 17/07/2018 -
Choco Masterchef
18
16
14
12
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
51
ii. Pengambilan sampel ke 2
Di bawah ini merupakan data hasil uji TS untuk hasil autodrain AT 4 yang kedua.
Autodrain AT 4 ke – 2
Choco
16 ± 0.3
Pengambilan Masterchef
Tanggal
sampel detik ke- Batas Batas
TS
Bawah Atas
0" (01:14) 15.7 16.3 6.66
5" 15.7 16.3 15.88
10" 15.7 16.3 15.88
15" 15.7 16.3 15.94
20" 18-Jul- 15.7 16.3 15.86
25" 18 15.7 16.3 15.89
30" 15.7 16.3 15.89
35" 15.7 16.3 15.91
40" 15.7 16.3 15.95
45" 15.7 16.3 15.92
Autodrain selesai menit ke 05 : 02
Dari data di atas dapat dilihat bahwa sampel pertama ketika susu pertama kali keluar
diambil pada detik menit ke 01 : 14 yang artinya sebelum waktu tersebut larutan yang
keluar masih dalam bentuk air. Pengambilan sampel dilakukan dengan jeda
dipersempit yaitu per 5 detik untuk 10 sampel. Sampel yang diambil adalah produk
susu dengan varian Choco Masterchef. Varian produk tersebut memiliki standar TS
sebesar 16 dengan batas toleransi 0.3. Oleh karena itu, sampel susu yang memiliki
TS di luar standar dan toleransi tersebut dinyatakan susu belum sesuai standar dan
harus dibuang. Pemetaan TS setiap sampel dapat dilihat dari grafik berikut ini.
52
Autodrain AT D 18/07/2018 -
Choco Masterchef
18
16
14
12
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
53
ke WWTP meskipun sebenarnya TS nya sudah memenuhi standar dan siap untuk
dikonsumsi.
Autodrain AT 5 ke - 1
Choco
Pengambilan 16 ± 0.3
Masterchef
sampel detik Tanggal
ke- Batas Batas
TS
Bawah Atas
0" (01:41) 15.7 16.3 4.46
5" 15.7 16.3 11.44
10" 15.7 16.3 13.62
15" 15.7 16.3 15.66
20" 31-Jul- 15.7 16.3 15.9
25" 18 15.7 16.3 15.78
30" 15.7 16.3 15.79
35" 15.7 16.3 15.85
40" 15.7 16.3 15.82
45" 15.7 16.3 15.7
Autodrain selesai 03:05
Dari data di atas dapat dilihat bahwa sampel pertama ketika susu pertama kali keluar
diambil pada detik menit ke 01 : 41 yang artinya sebelum waktu tersebut larutan yang
keluar masih dalam bentuk air. Pengambilan sampel dilakukan dengan jeda per 5
detik untuk 10 sampel. Sampel yang diambil adalah produk susu dengan varian Choco
Masterchef. Varian produk tersebut memiliki standar TS sebesar 16 dengan batas
toleransi 0.3. Oleh karena itu, sampel susu yang memiliki TS di luar standar dan
toleransi tersebut dinyatakan susu belum sesuai standar dan harus dibuang.
Pemetaan TS setiap sampel dapat dilihat dari grafik berikut ini.
54
Autodrain AT E 31/07/2018 -
Choco Masterchef
18
16
14
12
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
55
i. Pengambilan sampel ke 2
Di bawah ini merupakan data hasil uji TS untuk hasil autodrain AT 5 yang kedua.
Autodrain AT 5 ke - 2
Choco
Pengambilan 16 ± 0.3
Masterchef
sampel detik Tanggal
ke- Batas Batas
TS
Bawah Atas
0" (01:41) 15.7 16.3 4.93
5" 15.7 16.3 15.12
10" 15.7 16.3 15.94
15" 15.7 16.3 15.99
20" 2-Aug- 15.7 16.3 15.95
25" 18 15.7 16.3 15.99
30" 15.7 16.3 15.95
35" 15.7 16.3 15.98
40" 15.7 16.3 15.97
45" 15.7 16.3 16
Autodrain selesai 03 : 07
Dari data di atas dapat dilihat bahwa sampel pertama ketika susu pertama kali keluar
diambil pada detik menit ke 01 : 41 yang artinya sebelum waktu tersebut larutan yang
keluar masih dalam bentuk air. Pengambilan sampel dilakukan dengan jeda per 5
detik untuk 10 sampel. Sampel yang diambil adalah produk susu dengan varian Choco
Masterchef. Varian produk tersebut memiliki standar TS sebesar 16 dengan batas
toleransi 0.3. Oleh karena itu, sampel susu yang memiliki TS di luar standar dan
toleransi tersebut dinyatakan susu belum sesuai standar dan harus dibuang.
Pemetaan TS setiap sampel dapat dilihat dari grafik berikut ini.
56
Autodrain AT E 02/08/2018 -
Choco Masterchef
18
16
14
12
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
57
siap dikonsumsi terbuang ke WWTP. Rangkuman setiap waktu ketika TS stabil dan
waktu proses autodrain selesai dapat dilihat dari tabel berikut ini.
AT 3 AT 4 AT 5
Pengulangan sampling 1 2 1 2 1 2
Detik ke 0 sampling 01 : 07 01 : 08 01 : 14 01 : 14 01 : 41 01 : 41
Detik TS stabil 01 : 12 01 : 13 01 : 24 01 : 19 02 : 01 01 : 51
Selesai 03 : 23 03 : 23 05 : 02 05 : 02 03 : 05 03 : 07
Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa sebaiknya lama waktu proses autodrain
dikurangi untuk meminimalkan jumlah susu yang terbuang. Untuk AT 3 lama waktu
proses autodrain sebaiknya dikurangi sampai dengan menit ke 01 : 13 + 10 detik untuk
memastikan bahwa susu yang nantinya masuk ke pipa filler sudah memiliki TS sesuai
standar yang siap dikonsumsi. Begitu pula dengan AT 4 sebaiknya proses autodrain
dikurangi sampai dengan menit ke 01 : 24 + 10 detik dan AT 5 dikurangi sampai
dengan menit ke 02 : 01 + 10 detik. Penambahan waktu 10 detik dari mulai TS stabil
dipilih karena untuk memastikan bahwa susu yang nantinya masuk ke dalam bagian
filling merupakan susu yang benar-benar sudah memenuhi standar TS sehingga siap
dan aman untuk dikonsumsi.
58
Sedangkan suspended solid (SS) atau total suspended solids (TSS) adalah total
padatan tersuspensi yang menyebabkan air menjadi keruh, tidak terlarut, dan tidak
dapat mengendap langsung. Padatan tersuspensi tersebut dapat berupa tanah liat,
bahan-bahan organik tertentu, sel-sel mikroorganisme dan sebagainya.
Uji micro digunakan untuk mengetahui total mikroorganisme yang terdapat pada
kandungan air flushing tersebut, seperti mikroorganisme mesospore maupun
thermospore.
Tujuan dilakukannya pengambilan sampel ini adalah untuk melihat apakah dengan
kuantitas flushing tertentu masih terdapat kandungan susu pada jalur-jalur pipa
tersebut melalui analisis uji TS nya. Hasil uji yang menunjukkan kadar TS lebih dari
1% membuktikan bahwa pada jalur-jalur pipa menuju WWTP masih terdapat
kandungan susu yang cukup banyak. Kandungan susu yang cukup banyak tersebut
akan membuat treatment pada WWTP menjadi lebih panjang dan kandungan bakteri
yang terdapat pada WWTP semakin banyak.
Di bawah ini merupakan hasil dan analisis dari pengambilan sampel yang telah
dilakukan.
59
a. Flushing to drain (Mixing Tank)
TB 1
Mixing tank T.512 T.512 T.512
Product Choco Factory Choco Factory BCCO Masterchef
Qty Post Run to Mixing tank (lt) 500 500 500
Qty Flush to Drain (lt) 250 250 250
Parameter to be check Sampling Plan 1 2 3
TS (ppm) 880 615 805
TS (%) 0.088 0.062 0.081
Bottle 250 mL
Cek Visual Air (foto)
60
Tabel 4.9. Hasil Uji Sampel Flushing Mixing Tank TB 3
TB 3
Mixing tank T.532 T.532 T.532
Product Choco Masterchef BCCO Masterchef BCCO Masterchef
Qty Post Run to Mixing tank (lt) - - -
Qty Flush to Drain (lt) 250 250 250
Parameter to be check Sampling Plan 1 2 3
TS (ppm) 4405 13515 11570
TS (%) 0.441 1.352 1.157
Bottle 250 mL
Cek Visual Air (foto)
61
Dari hasil uji sampel flushing di atas dapat dilihat bahwa dengan quantity flushing
sebanyak 250 liter untuk membersihkan jalur-jalur pipa mixing pada TB 1, kandungan
zat padat terlarut / total solid (TS) masih di bawah 1%, artinya quantity flushing
tersebut sudah cukup untuk membersihkan jalur-jalur pipa, namun flushing yang
terbuang mengandung jumlah air dalam jumlah yang banyak. Meskipun begitu, TS di
bawah 1% juga menunjukkan pada air bilasan memiliki jumlah zat padatan yang
sedikit sehingga air bilasan yang dialirkan ke WWTP nantinya tidak memerlukan
treatment atau perlakuan khusus yang lebih panjang sebelum dibuang menuju saluran
air lingkungan, juga kandungan bakteri yang tersalurkan ke WWTP akan lebih sedikit.
Sedangkan pada hasil uji sampel flushing ke mixing tank pada TB 3, pengambilan 2
sampel terakhir menunjukkan TS yang masih di atas 1% sehingga masih banyak
kandungan zat padatan yang terdapat pada air bilasan pipa-pipa tersebut. Hal ini
menyebabkan air bilasan yang dikirim menuju WWTP perlu dilakukan penanganan
limbah yang lebih lama. Sebab, hasil TS yang masih tinggi mengindikasikan limbah
air tersebut masih banyak mengandung komponen zat padat terlarut dan zat padat
tersuspensi yang dapat mencemari lingkungan apabila langsung dibuang. Padahal
standar TS yang diperbolehkan untuk dikirim ke WWTP maksimal 1% agar tidak
mencemari lingkungan.
Oleh karena itu, jumlah quantity flushing air bilasan dari TB 1 dan TB 3 sebaiknya
dikurangi agar jumlah air flushing yang terbuang ke WWTP semakin sedikit.
Pengurangan quantity flushing dapat dilakukan secara bertahap mulai dari 200 liter,
lalu turun ke 150 liter dan 100 liter untuk melihat perbandingan hasil TSnya.
62
b. Flushing to drain (Transfer to Standard Tank)
TB 1
STD Tank STD 42 STD 42
Product Choco Factory BCCO Masterchef
Qty Post Run to STD Tank (lt) 1000 1000
Qty Flush to Drain (lt) 250 250
Parameter to be check Sampling Plan 1 2
TS (ppm) 170 620
TS (%) 0.017 0.062
Bottle 250 mL
Cek Visual Air (foto)
63
Seperti halnya dengan flushing mixing tank, dari tabel di atas dapat dilihat bahwa
kandungan TS pada sampel flushing transfer to standar tank yang diambil memiliki
TS rendah di bawah 1%. Artinya, kandungan air yang terbuang ke WWTP saat
flushing tersebut masih cukup banyak dibandingkan kandungan zat padatannya.
Oleh karena itu, jumlah quantity flushing air bilasan dari TB 1 dan TB 3 juga sebaiknya
dikurangi agar jumlah air flushing yang terbuang ke WWTP semakin sedikit.
Baik keselamatan maupun kesehatan kerja keduanya memiliki peran yang penting
dalam menunjang produktivitas para pekerja. Lingkungan kerja yang aman akan
membuat seseorang dapat bekerja dengan lebih efisien. Pekerja akan lebih dapat
menikmati pekerjaannya tanpa khawatir dengan adanya bahaya keselamatan kerja
64
apabila penerapan keselamatan kerja sudah dilakukan dengan baik sejak dini.
Pekerjapun nantinya akan jauh lebih fokus dalam mengerjakan tugas dan tanggung
jawabnya.
1. I am safe
Setiap karyawan maupun tamu PT Frisian Flag Indonesia bertanggung jawab
terhadap keselamatan dirinya sendiri maupun orang lain yang berada di lingkungan
kerja. Prinsip penerapan ini adalah dengan tidak menempatkan diri sendiri dan orang
lain pada sumber bahaya, mengetahui jenis bahaya dan risiko atas pekerjaan yang
dilakukan, menciptakan lingkungan kerja yang aman, mampu menentang secara
positif atas tindakan yang tidak aman dan memberikan apresiasi kepada seluruh
orang yang telah berlaku aman, serta berani bertindak dan melaporkan segala situasi
yang tidak aman sesegera mungkin untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
65
2. LOTOTO (Lock Out, Tag Out, Try Out)
LOTOTO merupakan metode memutuskan sumber-sumber energi yang dapat
menimbulkan bahaya ketika akan dilakukan perawatan maupun perbaikan terhadap
suatu mesin atau alat. LOTOTO terdiri dari lock out, tag out, dan try out. Lock out
merupakan kegiatan penguncian sumber energi menggunakan peralatan khusus, tag
out merupakan pemberian tanda (tag) terhadap sumber energi yang telah dikunci
sebagai label peringatan bahwa adanya sumber potensi bahaya dan tidak boleh ada
yang melepas tag tersebut kecuali karyawan yang memasangnya, dilanjutkan dengan
try out atau pengujian kembali untuk memastikan bahwa sumber energi yang
berpotensi menimbulkan bahaya telah benar-benar hilang.
4. Internal transport
Penerapan pemisahan lokasi pejalan kaki dan kendaraan transportasi pada area
produksi. Setiap orang atau pejalan kaki yang berada di luar area pejalan kaki harus
menggunakan reflecting jacket sebagai tanda pengenal pekerja di area produksi
tersebut. Memastikan operator yang mengendarai alat angkut forklift atau hand pallet
mempunyai surat ijin operasi dan menggunakan seat belt saat mengoperasikannya.
Serta memastikan seluruh material handling yang digunakan telah dicek kondisinya
setiap hari.
5. Working at heights
Penerapan standar minimum yang harus dipatuhi ketika bekerja di ketinggian, seperti
penggunaan peralatan safety yang tepat (railling, scafolding, lifter, step ladders, dsb.),
penggunaan alat pelindung diri (APD) seperti safety helmet, saftey shoes, dan full
body harness, serta pekerja yang bekerja di ketinggian memiliki surat ijin kerja (work
permit).
66
6. Confined spaces
Suatu tempat yang memiliki sarana masuk / keluar terbatas dan tidak dirancang
sebagai tempat kerja terus menerus sehingga sulit dilakukan penyelamatan oleh tim
darurat apabila terjadi bahaya. Pekerja yang memasuki area kerja tersebut harus
merupakan pekerja yang berkompeten (pernah mengikuti training bekerja di ruang
terbatas) dan memiliki ijin kerja (work permit) dengan didampingi personel yang sudah
kompeten. Pekerja harus menggunakan alat pelindung diri yang sesuai sepeti safety
helmet, safety shoes, body harness, sarung tangan, safety glasses, respirator full
mask yang sesuai dengan risk assessment.
7. Road safety
Setiap pekerja harus menunjukkan contoh perilaku yang aman dalam berkendara
dengan penuh tanggung jawab. PT Frisian Flag Indonesia memiliki kebijakan bagi
karyawan yang melakukan perjalanan dinas dengan waktu lebih dari 4 jam di luar 8
jam kerja normal atau karyawan yang berkendara lebih dari 10 jam per hari diwajibkan
untuk menginap.
67
bahan penyusun ke leher hopper. Pekerja yang lain akan membuka karung tersebut
lalu mengangkat karung agar bahan penyusun masuk ke dalam lubang hopper.
Pekerja dumping bekerja selama 8 jam dalam 1 shift dan bertugas mengangkut
karung seberat 50 kilogram. Karung-karung tersebut ditumpuk sebanyak 4 tumpukan
di leher hopper sebelum diangkat oleh pekerja untuk dituang ke dalam lubang hopper.
Satu kali proses dumping akan digunakan untuk produksi 1 tangki, di mana 1 tangki
tersebut membutuhkan masing-masing bahan penyusun sebanyak 25 ton, sehingga
satu siklus proses dumping pekerja akan menuangkan bahan-bahan penyusun
sebanyak 500 karung. Keseluruhan proses ini masih dilakukan secara manual dengan
tenaga manusia, sehingga resiko kecelakaan kerja yang terjadi jauh lebih besar.
Pekerja yang mengangkat 4 tumpukan karung di leher hopper dapat mengalami sakit
punggung maupun tegang otot apabila pekerjaan dilakukan secara berulang dalam
jangka waktu yang lama.
Berdasarkan hasil diskusi dengan foreman bagian dumping, investasi mesin pernah
dilakukan untuk membantu proses dumping agar lebih efektif dan efisien. Namun,
maintenance yang mahal dan banyaknya sisa-sisa serbuk material yang tertinggal di
dalam mesin membuat penggunaan mesin dumping otomatis dihentikan dan kembali
dilakukan dumping secara manual.
2. Pemotongan karung dan proses dumping tidak dibantu alat otomatis khusus
Sebelum bahan-bahan penyusun dituang ke dalam hopper, karung-karung bahan
penyusun dibuka dengan alat pemotong yang berbentuk seperti parang satu per satu
oleh pekerja. Alat pemotong tersebut dioperasikan secara manual dengan cara dia
diayunkan ke bagian atas karung sehingga karung terbuka dan bahan penyusun
dapat dituang ke dalam hopper. Proses pemotongan karung yang dilakukan secara
manual ini cukup berbahaya mengingat alat potong yang digunakan cukup tajam dan
tidak ada alat pelindung diri khusus yang digunakan oleh pekerja. Resiko bahaya yang
dapat ditimbulkan juga cukup besar seperti terkenanya bagian tubuh pekerja oleh alat
potong tersebut, misalnya tangan atau jari.
Selain itu, terkadang bagian karung yang dibuka tidak terpotong sempurna, sehingga
ketika pekerja menuangkan bahan penyusun ke dalam hopper banyak material isi
karung yang tercecer dan terbuang. Isi karung yang tercecer tersebut membuat lantai
68
produksi bagian dumping menjadi kotor dan banyak butiran material dalam bentuk
serbuk beterbangan.
69
agar sisa-sisa material yang masuk ke dalam mesin dumping otomatis tidak banyak
yang tertinggal. Salah satu inovasi yang dapat dilakukan adalah dengan menambah
mini blower pada ujung saluran dumping otomatis agar susu bubuk yang dimasukkan
dapat tersedot masuk ke dalam hopper sehingga tidak ada material yang tersisa, atau
menyediakan penampung serbuk sisa di bagian-bagian mesin yang berpotensi
menyebabkan atau mengeluarkan sisa-sisa material yang tertampung. Meskipun
begitu, pengembangan inovasi alat tersebut perlu dikaji lebih lanjut apakah dapat
berdampak signifikan dalam mengurangi material yang terbuang dan cukup efektif
membantu pekerjaan dumping material ketika digunakan.
70
BAB 5
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil kegiatan kerja praktek yang telah dilaksanakan, penulis dapat
menarik kesimpulan sebagai berikut.
a. Proses autodrain melalui AT 3, 4, dan 5 yang telah dilakukan saat ini berlangsung
terlalu lama sehingga banyak susu intermediet yang telah memenuhi spesifikasi
total solid (TS) terbuang ke WWTP.
b. Quantity flushing 250 liter sudah cukup untuk membersihkan jalur pipa mixing tank
dan standard tank, namun jumlah kandungan air yang terbuang pada flushing
tersebut masih banyak karena nilai TS dari pengambilan sampel masih jauh di
bawah 1%. Meskipun zat padatan yang terdapat pada air bilasan sudah rendah,
namun kandungan air yang terbuang masih banyak melebihi zat padatannya.
c. Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja di departemen liquid processing
khususnya di bagian dumping masih rendah jika ditinjau dari proses dumping
material yang masih dilakukan secara manual dengan tenaga manusia, sehingga
beresiko menyebabkan kecelakaan kerja yang cukup tinggi. Sisa-sisa serbuk susu
yang tercecerpun membuat lantai produksi bagian dumping menjadi kotor dan
banyak serbuk beterbangan membuat pekerja beresiko mengalami sesak napas.
5.2. Saran
Saran yang dapat diberikan penulis atas identifikasi permasalahan yang terdapat
pada PT Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas adalah sebagai berikut.
a. Perlunya pengurangan waktu proses autodrain baik untuk AT 3, 4, maupun 5 agar
susu yang sudah memenuhi standar TS tidak banyak yang terbuang.
Pengurangan waktu proses autodrain memerlukan pengamatan lebih lanjut
71
melalui pengambilan sampel ulang. Jeda pengambilan sampel sebaiknya
dipersempit per 3 detik dengan beberapa kali pengulangan percobaan agar hasil
yang didapatkan lebih akurat.
b. Perlunya pengurangan quantity flushing agar jumlah air yang terbuang tidak terlalu
banyak dengan tetap mempertahankan TS di bawah atau mendekati 1%,
sehingga jumlah zat padatan yang terkandung dalam air bilasan rendah dan
jumlah air yang terbuang juga rendah. Pengurangan quantity flushing dapat
dikurangi secara bertahap per 50 liter agar dapat diidentifikasi perbedaannya
melalui kandungan TS yang terdapat pada sampel flushing.
c. Perlunya perbaikan bagi mesin dumping otomatis yang pernah digunakan untuk
menggantikan proses dumping yang masih menggunakan tenaga manusia.
Identifikasi sumber-sumber yang dapat menyebabkan kerusakan mesin perlu
dilakukan agar mesin dumping otomatis dapat digunakan kembali sehingga dapat
mengurangi resiko kecelakaan kerja dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih
sehat, aman, efektif, dan efisien.
72
DAFTAR PUSTAKA
Jones, M.B., Miller, J.J. and Brown, W.E. 1986. Effectiveness of a Quaternary
Ammonium Compound in the Presence of Hard Water and Organic Soil. Dev.
in Ind. Microbiology. 25: 771–777.
Suma’mur. 2001. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta : CV. Haji
Masagung.
xi
LAMPIRAN
End Cluster AT 5
xii
MilkoScan FOSS (uji TS produk selain Choco)
xiii
Kalibrasi Uji SS
Hot Plate
xiv
Oven
Timbangan Digital
xv
Wadah Penyerap Kelembapan Udara
Cawan Uji
xvi
Supervisor dan Foreman Departemen Liquid Processing
Tim Laboratorium QC
xvii
Operator Mixing Departemen Liquid Processing
xviii