Anda di halaman 1dari 9

ACTIVE 4 (12) (2015)

Journal of Physical Education, Sport,


Health and Recreations
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/peshr

SURVEI PENERAPAN NILAI-NILAI POSITIF OLAHRAGA DALAM


INTERAKSI SOSIAL ANTAR SISWA DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN
WONOSOBO TAHUN 2014/2015

Desy Anggar Aditia

Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas
Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat menerapkan nilai-nilai
Diterima Oktober 2014 positif yang terkandung dalam olahraga pada interaksi sosialnya di lingkungan pendidikan tingkat
Disetujui Novemeber SMA di Kabupaten Wonosobo tahun 2014/2015. Penelitian ini adalah penelitian survei .Hasil
2015 penelitian penerapan nilai-nilai positif olahraga dalam interaksi sosial antar siswa di SMA Negeri
Dipublikasikan Desember Se-Kabupaten Wonosobo yaitu sebagian besar siswa telah mampu menerapkan nilai kejujuran,
2015 kerjasama, fair play, tanggung jawab, keadilan, toleransi, respek, kepemimpinan dengan kategori
________________ baik. Simpulan dari penelitian ini, bahwa sebagian besar siswa SMA Negeri di Kabupaten
Keywords: Wonosobo telah mampu menerapkan nilai-nilai positif olahraga dalam interaksi sosial mereka di
Survey; Application; Sports lingkungan sekolah dengan baik. Tercatat dari nilai kejujuran, kerjasama, fair play, tanggung
Positive Values; Social jawab, keadilan, toleransi, respek, dan kepemimpinan telah diterapkan oleh siswa pada interaksi
Interaction sosial mereka dengan baik.
____________________

Abstract
___________________________________________________________________
The research problem of this study is how to applicant the positive values of sport in social interactions which
occur among high school students The goal is determining the extent to which students can apply the positive
values inherent in sport on their social interactions in the Senior High School level education in the academic
year of 2014/2015 at Wonosobo regency.This research used quantitative research methodology and empowered
by survey method.Application of research results positive values of sports in social interaction among students in
Senior High School at Wonosobo regency which most of the students have been able to apply the values of
honesty, cooperation, fair play, responsibility, fairness, tolerance, respect, leadership with good categories.The
conclusion of this study, that the majority of high school students in Wonosobo district have been able to apply
the positive values of sport in their social interactions in the school environment well.

© 2015 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2252-6773
Gedung F1 Lantai 2 FIK Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: anggar.aditia@yahoo.com

2251
Desy Anggar Aditia / Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation 4 (12) (2015)

PENDAHULUAN Quran dengan harapan agar kelak bayi yang


lahir itu akan menjadi sosok yang orang tua
Secara umum pengertian olahraga idamkan sesuai dengan kandungan-
adalah sebagai salah satu aktivitas fisik kandungan yang ada di dalam ayat-ayat suci
maupun psikis seseorang yang berguna untuk Al Quran. Kemudian ketika telah lahir dan
menjaga dan meningkatkan kualitas tumbuh, oleh orang tua kita diajarkan banyak
kesehatan seseorang tersebut setelah hal mulai dari hal-hal kecil yang berguna
melakukan olahraga. Berbicara tentang untuk diri kita sendiri, dan hal-hal yang dapat
olahraga, akan dijumpai banyak hal, mulai berguna bagi masyarakat luas. Tidak hanya
dari kemenangan, kejuaraan, piala, berhenti di kalangan keluarga saja, dari
kebanggaan, bahkan sampai kekecewaan, teman bermain, lingkungan sekitar, dan
kegagalan, pertikaian, kerusuhan, dan masih masyarakat pada umunya mengajarkan
banyak lagi. Semua hal itu saling berkaitan banyak hal tentang pendidikan.
dan berbaur menjadi satu berupa hasrat yang Menurut KI Hajar Dewantara (Bapak
besar terhadap olahraga. Pendidikan Nasional Indonesia) menjelaskan
Banyak kita ketahui dari media-media pengertian pendidikan yaitu tuntutan di
sosial yang beredar banyak di kalangan kita, dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun
mulai dari kerusuhan pada pertandingan maksutnya, pendidikan yaitu menuntun
sepak bola di tanah air yang melibatkan segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-
pertikaian antar suporter baik di dalam anak itu, agar mereka sebagai manusia dan
stadion maupun di luar stadion. Tidak sebagai anggota masyarakat dapatlah
berhenti sampai di situ saja, bahkan sampai mencapai keselamatan dan kebahagiaan
terjadi tindakan kriminal berupa setinggi-tingginya.
pembunuhan, dan yang lebih parah lagi Menurut UU No. 20 tahun 2003
adalah perusakan fasilitas umum dan fasilitas tentang Sisdiknas, pasal 1 ayat (1) dalam
warga yang tidak ada sangkut pautnya Achmad Paturusi (2011:3) dijelaskan bahwa
dengan pertandingan tersebut. pendidkan adalah usaha sadar dan terencana
Untuk menanggulangi hal-hal tersebut untuk mewujudkan suasana belajar dan
adalah dengan membenahi diri menjadi proses pembelajaran agar peserta didik secara
manusia yang lebih baik. Tentunya perlu aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
usaha yang lebih untuk membenahi diri memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
menjadi pribadi yang baik. Banyak hal yang pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
dapat dilakukan, salah satunya adalah ahlak mulia, serta keterampilan yang
melalui jalur pendidikan. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
Pendidikan pada dasarnya merupakan Negara.
rekonstruksi aneka pengalaman dan peristiwa Kemudian dijelaskan oleh Achmad
yang dialami individu agar segala sesuatu Paturusi (2011:3), ilmu pendidikan disebut
yang baru menjadi lebih terarah dan pedagogik yang merupakan terjemahan dari
bermakna. Bahasa Inggris yaitu pedagogics. Pedagogics
Kebanyakan mungkin ketika sendiri berasal dari Bahasa Yunani yaitu pais
mendengar kata pendidikan, orientasinya yang artinya anak dan again yang artinya
akan tertuju ke tempat yang bernama sekolah. membimbing. Dari arti tersebut dapat
Padahal sebenarnya kita tahu dimanapun kita dipahami bahwa pendidikan mengandung
berada selalu berkaitan dengan yang pengertia “bimbingan yang diberikan kepada
namanya pendidikan. Bahkan sebelum kita anak”. Orang yang memberikan bimbingan
lahir saja sudah ada yang namanya kepada anak disebut pembimbing atau
pendidikan. Ketika masih di dalam perut ibu, pedagog. Dalam perkembangannya, istilah
oleh ibu kita dilantunkan ayat-ayat suci Al pendidikan (pedagogi) berarti bimbingan atau
2252
Desy Anggar Aditia / Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation 4 (12) (2015)

pertolongan yang diberikan kepada anak oleh hal yang kadang menjenuhkan di dalam
orang dewasa secara sadar dan bertanggung kelas.
jawab, baik mengenai aspek jasmaniah Salah satu hal yang dapat menghambat
maupun aspek rohaniahnya menuju tingkat proses pendidikan jasmani adalah kurangnya
kedewasaan anak. hubungan interaksi sosial antar peserta didik.
Dari berbagai pengertian tersebut Sebab pada proses interaksi sosial ini
adalah bahwa tujuan utama dari pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting.
adalah supaya menciptakan seseorang yang Proses sosial tersebut merupakan proses
berkualitas dan berkarater sehingga sosialisasi yang menempatkan anak-anak
mempunyai pandangan yang luas ke depan sebagai insan yang secara aktif melakukan
untuk mencapai cita-cita yang diharapkan proses sosialisasi, internalisasi, dan
dan mampu beradaptasi secara cepat dan enkulturasi. Karena kita tahu bahwa manusia
tepat di dalam berbagai lingkungan. Karena tumbuh dan berkembang di dalam konteks
pendidikan itu sendiri memotivasi diri kita lingkungan sosial budaya. Lingkungan itu
untuk lebih baik dalam segala aspek dapat dibedakan atas lingkungan fisik,
kehidupan. lingkungan sosial, dan lingkungan budaya.
Pendidikan jasmani yang merupakan Dan lingkungan sosial memberikan banyak
bagian pendidikan keseluruhan pada pengaruh terhadap pembentukan kepribadian
hakekatnya adalah proses pendidikan yang anak, terutama kehidupan sosiopsikologis.
melibatkan interaksi antara anak didik Siswa Sekolah Menegah Atas (SMA)
dengan lingkungan yang dikelola melalui pada umumnya berusia diantara 16 sampai
aktivitas jasmani secara sistemik untuk 18 tahun. Menurut Mappiere dalam
meningkatkan keterampilan motorik dan Mohammad Ali dan Asrori (2008:9) masa
nilai-nilai fungsional yang mencakup aspek remaja berlangsung antara 12 tahun samapai
koqnitif, afektif, dan sosial. Pendidikan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai 22
jasmani pada dasarnya merupakan tahun bagi pria. Rentang Usia remaja ini
pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu usia
dijadikan sebagai media untuk mencapai 12/13 tahun sampai 17/18 tahun adalah
perkembangan individu secara menyeluruh remaja awal, dan 17/18 tahun sampai 21/22
baik dari segi jasmaninya, tentu juga dari segi tahun adalah remaja akhir.
rohaninya. Sikap disiplin, jujur, sportif, mau Ketika di kalangan teman
mengakui keunggulan lawan dan mau sepantarannya di SMA, akan terjadi banyak
menerima kekurangan pada diri sendiri sekali kejadian-kejadian yang akan dialami
adalah beberapa tujuan dari proses para remaja tersebut, khususnya adalah
pendidikan melalui aktivitas jasmani. tentang hubungan sosial dengan lingkungan
Selanjutnya mempunyai semangat daya juang sekitarnya. Kebayakan di masa-masa SMA
yang tinggi untuk mempersiapkan permainan itu sering terjadinya suatu pengelompokan
yang akan datang agar tampil lebih baik. dengan teman yang dirasa cocok saja, juga
Melalui pendidikan jasmani ini membatasi diri dengan orang lain. Semua hal
diharapkan bahwa proses pembentukan itu dapat berpengaruh dengan tumbuh
karakter bangsa melalui pendidikan di kembangnya remaja tersebut. Apabila tidak
sekolah ini bisa berlangsung dengan lancar. dapat bergaul dengan baik, maka dia akan
Karena diketahui bahwa kegiatan sekolah itu terasingkan oleh teman-teman lainnya. Selain
akan lebih terasa bebas dan ringan ketika itu, masalah yang terjadi di masa-masa SMA
berlangsungnya pembelajaran di luar kelas, adalah perbedaan pendapat dengan teman,
salah satunya adalah pelajaran penjas. Di situ persaingan antar teman baik dalam hal
siswa-siswa dapat bergerak bebas tanpa masalah sekolah bahkan kebanyakan
terhalangi oleh bangku, tembok, dan semua menyangkut masalah pribadi, salah satunya
2253
Desy Anggar Aditia / Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation 4 (12) (2015)

adalah masalah percintaan, dan itu banyak Dalam Interaksi Sosial Di Sma Negeri Se-
sekali terjadi di kalangan remaja SMA. Kabupaten Wonosobo” untuk mengetahui
Olahraga merupakan salah satu sejauh mana siswa memahami nilai-nilai
kegiatan yang mengajarkan banyak hal, mulai positif yang terkandung dalam olahraga yang
dari kejujuran dalam bermain, menghargai diajarkan melalui pendidikan jasmani yang
kawan maupun lawan, menerima kekalahan dapat diterapkan dalam hubungan sosial
dengan lapang dada, memberi ucapan siswa dengan lingkungannya.
selamat kepada sang pemenang, bersikap fair
play dalam bermain, dan masih banyak lagi METODE
hal positif yang sebenarnya terkandung di
dalam olahraga itu. Tetapi pada Jenis penelitian yang dilaksanankan
kenyataannya saat terjadi pertandingan antar dalam penelitian ini adalah survei. Survei
SMA dalam bidang olahraga, baik menurut Winarno dalam Suharsimi Arikunto
pertandingan yang diselenggarakan khusus (2006:110) merupakan cara mengumpulkan
untuk SMA ataupun yang mempertemukan data dari sejumlah unit atau individu dalam
antar SMA yang berbeda, sering terjadi waktu (atau jangka waktu) yang bersamaan.
kekerasan, hilangnya fair play, dan bahkan Yang menjadi titik perhatian dari penelitian
terjadi kerusuhan. Bahkan pernah dijumpai ini adalah bagaimana penerapan nilai-nilai
gara-gara sebuah pertandingan persahabatan positif yang terkandung di dalam olahraga
antar SMA berakhir dengan tawuran. Tidak dalam interaksi sosial antar siswa di SMA.
hanya itu, bahkan saat terjadi pertandingan Populasi dalam penelitian ini adalah
sepak bola antar kelas dalam satu sekolahan siswa SMA Negeri yang ada di Kabupaten
saja, tidak jarang yang berakhir dengan Wonosobo, yaitu sejumlah 3.463 siswa.
pertikaian, mulai dari yang bertanding, Penelitian ini menggunakan penelitian
bahkan sampai ke penonton pertandingan sampel, cara penarikan sampelnya
juga terjadi kericuhan. menggunakan teknik . teknik ini digunakan
Untuk menenggulangi hal-hal yang untuk menentukan sampel dengan obyek
tidak baik di kalangan siswa, sekolah yang diteliti luas (sugiyono, 2010:121), selain
menyediakan wadah berupa ekstrakurikuler, itu menggunakan teknik stratified random
yang mana di dalam ekstrakurikuler sampling dikarenakan sampel yang terdapat
khususnya di bidang olahraga ini diharapkan dalam populasi itu berstrata (tidak sama),
siswa dapat menjadi insan yang baik, sesuai yaitu dilihat dari kualitas sekolah, guru
dengan nilai-nilai luhur yang di ajarkan pengajar, juga siswanya yang berbeda-beda
melalui aktivitas olahraga. Begitu banyaknya antara SMA yang satu dengan yang lain.
kegiatan yang terdapat di SMA, mulai dari Sampel yang digunakan sejumlah 323 sesuai
ekstrakurikuler, intrakurikuler, dan juga dengan penarikan sampel dengan tabel Isaac
classmeting. Kegiatan tersebut mempunyai dan Michael (Sugiyono, 2010:128).
dampak yang cukup besar dalam interaksi Prosedur dalam penelitian ini adalah :
sosial. Khususnya di bidang olahraga, kita 1. Membuat Instrumen Penelitian,
bisa menjumpai banyak hal yang terjadi baik instrumen dalam penelitian ini
yang bersifat positif maupun yang adalah kuisioner (angket), yaitu
negatif.btentu saja harapannya hal yang berupa angket langsung dan tertutup.
dihasilkan dari kegiatan-kegiatan olahraga 2. Melakukan uji validitas dan
tersebut dapat berdampak positif bagi reliabilitas terhadap instrumen yang
perkembangan moral siswa. akan digunakan dalam penelitian.
Berdasarkan uraian diatas maka Dari 80 butir pernyataan angket
disusunlah skripsi dengan judul “Survei penelitian, 74 butir dinyatakan valid,
Penerapan Nilai-Nilai Positif Olahraga dan untuk uji reliabilitas angket
2254
Desy Anggar Aditia / Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation 4 (12) (2015)

menunjukan angket reliabel dan bisa Hasil penelitian ini merupakan hasil
digunakan dalam penelitian. pengukuran tentang penerapan nilai-nilai
3. Melakukan penelitian di lapangan. positif olahraga dalam interaksi sosial antar
Olah data penelitian, olah data yang siswa di SMA Negeri Se-Kabupaten
digunakan dalam penelitian yaitu Wonosbo dengan sampel sebanyak 323
menggunakan deskriptif persentase. Hasil yang responden. Dalam penelitian ini, peneliti
diperoleh di konsultasikan dengan skor ideal hanya ingin mengetahui seberapa jauh
yang terdapat dalam tabel kriteria deskriptif penerapan nilai-nilai positif olahraga dalam
persentase. Berikut adalah kriteria Analisis interaksi sosial siswa di SMA Negeri Se-
Deskriptif Persentase: Kabupaten Wonosobo. Adapun aspek yang
diteliti dalam penelitian ini adalah Kejujuran,
No. Persentase Kriteria Kerjasama, Fair play, Tanggung jawab,
1. 81,26% - 100% Sangat baik Keadilan, Toleransi, Respek, dan
2. 62,51% - 81,25% Baik Kepemimpinan.
3. 43,76% - 62,50% Cukup Gambaran dari hasil penelitian
4. 25% - 43,75% Kurang tentang penerapan nilai-nilai positif olahraga
dalam interaksi sosial antar siswa di SMA
HASIL PENELITIAN Negeri Se-Kabupaten Wonosobo adalah
sebagai berikut :

Kriteria
Nilai-nilai
No Sangat
. Olahraga Baik Cukup Kurang
Baik
1 Kejujuran 1.55% 64.71% 33.75% 0%
2 Kerjasama 19.2% 74.92% 5.88% 0%
3 Fair play 22.29% 67.49% 10.22% 0%
4 Tanggung 16.41% 74.3% 9.29% 0%
Jawab
5 Keadilan 2.48% 67.49% 29.1% 0.93%
6 Toleransi 10.53% 69.35% 19.81% 0.31%
7 Respek 13.62% 74.92% 11.15% 0.31%
8 Kepemimpin 2.48% 66.25% 31.27% 0%
an

Sumber : Penelitian 2014

Kegiatan di sekolah merupakan bagian Di pendidikan tingkat SMA khususnya


dari kehidupan siswa setelah lingkungan di daerah Wonosobo, salah satu hal yang
keluarga dan masyarakat. Banyak hal yang dilakukan untuk mengarahkan siswa selain
terjadi di lingkungan sekolah, hal-hal tersebut untuk mengembangkan bakat dan
tidak sedikit yang dapat mempengaruhi keterampilannya, yaitu sekolah menyediakan
perkembangan dan cara berpikir siswa. Untuk fasilitas berupa ekstrakurikuler olahraga
mengarahkan siswa ke arah yang baik, tentu untuk menjadi sarana mengembangkan dan
perlu dilakukan sebuah usaha yang berkaitan memberi wadah kepada siswa untuk
dengan kegiatan-kegiatan positif yang dapat menyalurkan kegemarannya. Hal tersebut
menarik minat siswa mengikuti hal tersebut. memiliki tujuan supaya siswa-siswa tersebut
Salah satu kegiatan tersebut adalah olahraga. lebih banyak melakukan aktivitas yang lebih
berguna dibandingkan hanya sekedar
2255
Desy Anggar Aditia / Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation 4 (12) (2015)

berkumpul-kumpul yang tidak ada interaksi sosial antar siswa di SMA negeri se-
manfaatnya. Selain itu melalui Kabupaten Wonosobo bahwa sebagian besar
ekstrakurikuler olahraga, sekolah mempunyai pada aspek kejujuran sebanyak 209 siswa
tujuan untuk membentuk karakter siswa masuk dalam kategori baik. Hal ini
menjadi insan yang unggul berguna bagi nusa menunjukan bahwa banyak siswa telah
dan bangsa. Melalui olahraga, selain untuk mempraktikan nilai kejujuran dalam
mengembangkan potensi jasmaninya, lebih hubungan pergaulan mereka baik dalam
dari itu sekolah ingin mengembangkan tingkah laku, sikap, dan perkataan mereka.
potensi rohani dan sosial siswa, atau dengan Dengan semakin tingginya nilai kejujuran
kata lain bahwa tujuan dari ekstrakurikuler diantara siswa, khususnya dalam kaitannya
itu adalah pengembangan peningkatan dengan interaksi sosial, meminimalisasi
kualitas moral siswa melalui aktivitas terjadinya perselisihan antar siswa, dan juga
jasmani. Semua hal tersebut sesuai dengan semakin menguatkan rasa percaya terhadap
slogan men sana in corpora sano, yaitu di dalam teman, sehingga kehidupan di sekolah
tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. menjadi semakin nyaman.
Diketahui bahwa di dalam olahraga itu Berdasarkan hasil penelitian tentang
sendiri mengandung nilai-nilai yang banyak nilai kerjasama, diperoleh bahwa sebagian
diaplikasikan ke kehidupan nyata. Khususnya besar siswa sebanyak 242 anak masuk dalam
nilai-nilai yang berkaitan dengan moral, kategori baik, bahkan 62 siswa yang lain
dimana olahraga juga mengajarkan banyak masuk dalam kategori sangat baik, dan hanya
hal tentang pembentukan moral melalui beberapa yang masih dikategorikan cukup.
aktivitas-aktivitas olahraga. Dari penelitian tersebut menunjukan bahwa
Hal-hal tersebut diberikan oleh sekolah kerjasama antar siswa di SMA Negeri se-
melalui kegiatan olahraga di sekolah, mulai Kabupaten Wonosobo telah berjalan dengan
dari pembelajaran penjas, kemudian baik, sikap saling menolong, membantu
ekstrakurikuler yang berkaitan dengan teman yang membutuhkan, itu membuktikan
olahraga, dan juga kegiatan-kegiatan olahraga bahwa interksi sosial antar siswa telah
yang di fasilitasi sekolah untuk siswa, seperti berjalan dengan baik.
membuatkan agenda pertandingan olahraga Berdasarkan hasil penelitian tentang
antarkelas. Hal ini ditujukan supaya siswa nilai fair play dalam interaksi sosial antar
selain bersemangat dan tidak jenuh dengan siswa, sebanyak 218 siswa masuk kategori
aktivitas pembelajaran di sekolah, juga baik, dan 78 siswa masuk dalam kategori
menanamkan sikap ke dalam diri siswa-siswa sangat baik. Hal ini menunjukan bahwa
tersebut. Dengan kegiatan olahraga yang penerapan nilai fair play dalam interaksi sosial
melibatkan kekompakan antarkelas, hal siswa di sekolah sudah berjalan dengan baik.
tersebut dapat menjadikan siswa-siswa bisa Siswa-siswa telah memahami betapa
saling bekerjasama, menghargai, saling pentingnya bersikap adil dan mengikuti tata
mendorong dan menguatkan teman- aturan dalam berhubungan sosial antar siswa
temannya, sehingga terjadi sebuah ikatan khususnya di lingkungan sekolah, selain itu
yang lebih dalam diantara teman-teman siswa juga telah menegakkan hak teman, mau
sekolahnya. Hal-hal semacam itulah yang menerima kesalahan yang dilakukannya dan
diusahakan pihak sekolah supaya siswa itu juga menanggung apa yang telah
memiliki karakter moral yang baik di diperbuatnya.
lingkungan sekolah, dan pada umumnya Berdasarkan hasil penelitian tentang
ditujukan untuk kehidupannya dengan nilai tanggung jawab dalam interaksi sosial di
masyarakat yang lebih luas. sekolah, sebanyak 240 siswa masuk dalam
Berdasarkan hasil analisis data kategori baik. Jadi sebagian besar siswa telah
penerapan nilai-nilai positif olahraga dalam memahami arti dari tanggung jawab itu
2256
Desy Anggar Aditia / Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation 4 (12) (2015)

sendiri. Bertanggung jawab atas semua yang yang menghormati hak dan kewajiban teman
menjadi tanggungannya, serta memberikan yang berbeda sudut pandang ataupun
yang terbaik terhadap tugas yang diberikan keyakinan dengan menerima perbedaan
kepadanya. Dan ketika gagal dalam tersebut dalam hubungan pertemanan
melakukan sesuatu, tidak mencari alasan mereka. Selian itu sikap saling menghormati
untuk menutupi kegagalannya dan mau dan bersikap baik dengan orang lain dengan
bertanggung jawab. Tanggung jawab adalah cara memperlakukan orang lain dengan
salah satu nilai moral penting yang dalam bagaimana baiknya diperlakukan, berbicara
kehidupan. Sebagai siswa tanggung jawab dengan ramah, juga menghormati tata aturan
dengan sekolahnya adalah tugas yang harus yang telah dibuat. Hal tersebut juga
dikerjakan dengan sungguh-sungguh, dan merupakan beberapa sikap respek yang telah
umumnya akan sangat berlaku dalam tataran dijalankan siswa di SMA Negeri se-
masyarakat luas. Kabupaten Wonosobo.
Berdasarkan hasil penelitian tentang Berdasarkan hasil penelitian tentang
nilai keadilan, diperoleh 218 siswa masuk nilai kepemimpinan dalam interaksi sosial di
dalam kategori baik. Hal ini menunjukan sekolah, sebanyak 214 siswa masuk dalam
bahwa sebagian besar siswa telah bisa kategori baik. Hal ini diketahui dari cara
bersikap adil dalam banyak hal, khususnya antar siswa saling bertukar pendapat dalam
dalam kaitannya dengan interaksi sosial di memecahkan suatu masalah, dan saling
sekolahan, yaitu dengan dengan bersikap dan mencarikan jalan keluar untuk memecahkan
berperilaku adil terhadap orang lain. Hal itu masalah. Selain itu sikap kepemimpinan juga
tercermin dari kesahiran siswa seperti tidak di lihat dari bagaimana cara siswa dalam
membeda-bedakan dalam berteman, dan mengambil keputusan dalam suatu masalah,
tidak memihak satu sisi jika terjadi selain itu juga kerendahan hati ketika
kesalahpahaman antar teman, serta mencari pendapatnya tidak diterima tanpa harus
jalan keluar yang adil dalam mengatasi marah-marah. Serta sikap kepimpinan juga
masalah yang terjadi di antara teman di tercermin dari sikap siswa yang dapat
sekolah. memberikan motivasi kepada rekannya ketika
Berdasarkan hasil penelitian tentang temannya mempunyai masalah.
nilai toleransi dalam interaksi sosial antar Berdasarkan penelitian yang telah
siswa di sekolah, menunjukan bahwa 224 dilakukan di SMA Negeri se-Kabupaten
siswa sudah masuk dalam kategori baik, dan Wonosobo terkait dengan penerapan nilai-
34 siswa masuk dalam kategori sangat baik. nilai positif olahraga dalam interaksi sosial
Jadi sebagian besar siswa telah menjalankan siswa, yaitu dilihat bahwa siswa secara baik
nilai toleransi dalam kehidupan si sekolah telah memahami secara keseluruhan tentang
mereka, yaitu dengan menerima perbedaan penerapan nilai-nilai positif yang terkandung
prinsip antar teman dan juga bergaul dengan dalam olahraga. Hal itu diwujudkan dalam
teman-teman yang berbeda prinsip berbagai aktivitas yang terdapat di sekolahan,
dengannya. Hal ini juga telah diajarkan seperti berkata dan berperilaku jujur terhadap
dalam olahraga bahwa sikap toleransi itu teman, menghormati hak dan kewajiban
ditujukan tidak hanya kepada teman satu tim teman, bertanggung jawab terhadap apa yang
kita, melainkan kepada lawanpun sikap menjadi tugasnya, memberikan yang terbaik
tersebut tetap berjalan. atas apa yang dipasrahkan terhadapnya,
Berdasarkan hasil penelitian tentang bersikap adil terhadap setiap permasalahan
nilai respek dalam interaksi sosial siswa di yang dijumpai, olahraga juga mampu
sekolah, menunjukan 242 siswa kategori baik membentuk sikap kepemimpinan atau
dan 44 siswa masuk kategori sangat baik. kemampuan dalam mengambil suatu
Sikap respek ini tercermin dari cara siswa
2257
Desy Anggar Aditia / Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation 4 (12) (2015)

keputusan dalam mencari sebuah jawaban ditransformasikan ke dalam struktur dasar


atau jalan keluar. penalaran peserta didik. Tanpa itu, sulit
Walaupun ada sebagian kecil yang rasanya mengharapkan olahraga sebagai
masih dikategorikan cukup dalam penerapan instrumen untuk menanamkan nilai.
nilai-nilai positif olahrga dalam interaksi Pendidikan nilai juga tidak dapat terjadi
sosial antar siswa, hal tersebut masih bisa hanya dengan sekadar berdiskusi tentang
dibenahi dan ditingkatkan menjadi lebih baik nilai-nilai selama beberapa menit atau dengan
melalui pembelajaran disekolah khususnya slogan-slogan tertentu, melainkan perlu
dengan mata pelajaran pendidikan jasmani. komitmen kolektif, terutama pada guru dan
Pada saat anak mulai masuk dalam orang tua, untuk mengedukasi peserta didik
lingkungan sekolah maka sudah menjadi terkait dengan nilai-nilai, mempraktekkannya
tanggung jawab pendidik di lingkungan secara terus menerus, mengkorekasi jika
sekolah untuk mengajarkan nilai-nilai moral terjadi kesalahan, dan memberikan
dalam kaitannya dengan kehidupan sosial. penghargaan bagi yang menunjukkan
Dan pendidikan moral salah satunya perilaku yang diinginkan. Dan harus
diajarkan melalui penjasorkes di sekolah, diketahui bahwa tujuan akhir dari olahraga
selain sebagai tempat untuk aktivitas untuk dan pendidikan jasmani itu tidak hanya
meningkatkan kualitas tubuh, juga terdapa sebatas pada aktivitas jasmani, pertandingan,
banyak nilai-nilai positif yang terkandung atau hanya masalah menang dan kalah.
dalam olahraga itu sendiri. Melainkan lebih pada peranannya sebagai
Dengan adanya nilai-nlai moral yang wadah penyempurnaan watak, dan sebagai
tertanam secara baik pada diri setiap siswa wahana untuk memiliki dan membentuk
melalui berbagai aktivitas olahraga di tingkat kepribadian yang kuat, watak yang baik dan
SMA, juga menciptakan hubungan sosial sifat yang mulia.
yang baik yang terjalin diantara siswa dengan
siswa lain serta siswa dengan masyarakat DAFTAR PUSTAKA
yang ada di sekolahan.
Abdul Kadir Ateng. 1989. Pengantar Azas-Azas dan
SIMPULAN Landasan Pendidikan Jasmani dan Rekreasi.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Dari hasil penelitian pada tanggal 14- Kebudayaan.
Achmad Paturusi. 2012. Manajemen Pendidikan
19 Juli 2014 dapat ditarik suatu simpulan dari
Jasmani dan Olahraga. Jakarta: PT Rinrka
penelitian ini, bahwa sebagian besar siswa
Cipta
SMA Negeri di Kabupaten Wonosobo telah Alexandra Indriyanti Dewi. 2008. Etika dan Hukum
mampu menerapkan nilai-nilai positif Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka Book
olahraga dalam interaksi sosial mereka di Publisher
lingkungan sekolah dengan baik. Tercatat Enung Fatimah. 2010.Psikologi Perkembangan
dari nilai kejujuran, kerjasama, fair play, (Perkembangan Peserta Didik). Bandung: CV
tanggung jawab, keadilan, toleransi, respek, Pustaka Setia
dan kepemimpinan telah diterapkan oleh Harsuki. 2003. Perkembangan Olahraga Terkini:
Kajian Para Pakar. Jakarta: PT Rajagrafindo
siswa pada interaksi sosial mereka dengan
Persada
baik.
Hurlock, E.B., 1990. Psikologi Perkembangan Suatu
Nilai-nilai moral yang terkandung Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan.
dalam olahraga khususnya pada Jakarta: Erlangga
pembelajaran penjasorkes di sekolah tidak Husdarta dan Yudha M.S., 2000. Perkembangan
dengan sendirinya akan langsung membentuk Peserta Didik. Departemen Pendidikan
moral siswa. Akan tetapi nilai-nilai moral Nasional, Direktorat Jenderal pendidikan
tersebut harus diorganisasi, dikonstruksi, dan Dasar dan Menengah

2258
Desy Anggar Aditia / Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation 4 (12) (2015)

Husdarta. 2009. Manajemen Pendidikan Jasmani. Toho Cholik Mutohir, dkk. 2011. Berkakter Dengan
Bandung: Alfabeta Olahraga Berolahraga Dengan Berkarakter,
Husdarta. 2010. Sejarah dan Filsasah Olahraga. Olahraga Membangun Karakter Bangsa.
Bandung: Alfabeta Surabaya: PT Java Pustaka Group.
Mohammad Ali dan Mohammad Asrori. 2008. Ali Maksum.2009. Konstruksi Nilai Melalui
Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Pendidikan Olahraga. Online
Jakarta: PT Bumi Aksara. http://journal.uny.ac.id/index.php/cp/art
Muhammad Al-Mighwar. 2011. Psikologi Remaja icle/view/44/pdf (accesed 07/04/2014)
Petunjuk bagi Guru dan Orangtua. Bandung: Haryanto. 2011. Pengertian interaksi sosial. Online
Pustaka Setia http://belajarpsikologi.com/pengertian-interaksi-
Rusli Lutan dan Sumardianto. 2000. Filsafah sosial/(accesed 07/04/2014)
Olahraga. Jakarta: Departemen Pendidikan Khusnul Khotimah.2007.Pengaruh Kreativitas Guru
dan Kebudayaan Dalam Proses Belajar Mengajar Dan Fasilitas
Rusli Lutan. 2002. Olahraga dan Etika Fair Play. Belajar Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran
Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Ilmu Produktif Pada SIiswa Kelas II Jurusan
Pengetahuan dan Teknologi Olahraga, Administrasi Perkantoran SMK N 2 Semarang
Direktorat Jenderal Olahraga, Departemen Tahun Pelajaran 2005/2006. Online
Pendidikan Nasional. (http://www.scribd.com/doc/31634275/2
Samsudin. 2008. Pembelajaran Pendidikan Jasmani 5/Analisis-Deskriptif-Persentase) (accesed
Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: Prenada 07/04/2014)
Media Group Shinta Tomuka. 2013. Penerapan Prinsip-prinsip
Sugiyono. 2010. Metode penelitian pendidikan Good Governance Dalam Pelayanan Publik Di
pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Kecamatan Girian Kota Bitung (Studi Tentang
Bandung: Alfabeta Pelayanan Akte Jual Beli). Online
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur penelitian suatu (http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/po
pendekatan praktik (Edisi Revisi VI). Jakarta: litico/article/view/2581)
PT Rineka Cipta (accesed 07/04/2014)
Syamsu Yusuf LN., 2001. Psikologi Perkembangan
Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja
Roesdakarya

2259

Anda mungkin juga menyukai