Anda di halaman 1dari 15

STANDAR 7 : “PENGELOLAAN DINI HIPERTENSI PADA

KEHAMILAN”

Tujuan :
Mengenali dan menemukan secara dini Hipertensi pada kehamilan dan melakukan tindakan yang
diperlukan.

Pernyataan Standar Hasil


Bidan menemukan secara dini setiap  Ibu hamil dengan tanda
kenaikan tekanan darah pada preeklamsia mendapat
kehamilan dan mengenali tanda serta perawatan yang memadai dan
gejala preeklamsia lainnya, serta tepat waktu.
mengambil tindakan yang tepat dan  Penurunan angka kesakitan
merujuknya. dan kematian akibat eklamsia.

Prasyarat :
1. Bidan melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur termasuk pengukuran tekanan
darah.
2. Bidan mampu :
2.1. Mengukur tekanan darah dengan benar, berat badan dengan benar (oedem)
2.2. Mengenali tanda – tanda preeklamsia
2.3. Mendeteksi hipertensi pada kehamilan, dan melakukan tindaklanjut sesuai dengan
ketentuan.
3. Tersedianya tensimeter air raksa dan stetoskop yang berfungsi baik.
4. Menggunakan KMS Ibu Hamil atau buku KIA, Kartu Ibu.
5. Alat pemeriksaan protein urin
Proses :
Bidan harus :
1. Memeriksa tekanan darah secara tepat pada setiap pemeriksaan kehamilan, termasuk
pengukuran tekanan darah dengan tehnik yang benar.
2. Melakukan pemeriksaan pada setiap pagi hari.
3. Ukur tekanan darah pada lengan kiri. Posisi ibu hamil duduk atau terbaring dengan posisi
yang sama pada tiap kali pengukuran.
3.1. Letakan tensimetr di tempat yang datar, setinggi jantung ibu hamil
3.2. Gunakan ukuran manset yang sesuai.
4. Catat tekanan darah.
5. Jika tekanan darah di atas 140/90 mmHg atau peningkatan diastole 15 mmHg atau lebih
(sebelum 20 minggu), ulangi pengukuran tekanan darah dalam 1 jam. Bila tetap, wajah
atau pada tungkai bawah atau tulang kering dan daerah sakral (pembengkakan jari dan
pergelangan kaki mungkin bersifat fisiologis, terutama karena cuaca panas atau karena
berjalan atau berdiri lama).
6. Bila ditemukan hipertensi pada kehamilan, lakukan pemeriksaan urin terhadap albumin
pada setiap kali kunjungan.
7. Segera rujuk ibu hamil ke rumah sakit jika : bahas lagi
7.1.Tekanan darah sangat tinggi (misalnya diatas 160/110 mmHg), atau lebih
7.2.Kenaikan tekanan darah terjadi secara tiba – tiba, atau
7.3.Berkurangnya air seni (sedikit dan berwarna gelap), atau
7.4.Edema berat yang timbul mendadak khususnya pada wajah atau daerah sacral atau
punggung bawah atau proteinurina.
Catatan : jika ibu tidak dirujuk berikan bonus MgSO4 2gram IV dilanjutkan dengan
MgSO4 4gram IM setiap 4 jam dan Nifedipin 10mg/oral dilanjutkan 100 mg setiap
jam.
8. Jika tekanan darah naik namun tidak ada edema, sedangkan dokter tidak mudah dicapai,
maka pantaulah tekanan darah, periksa urin terhadap proteinuria dan denyut jantung janin
dengan seksama pada keesokan harinya atau sesudah 6jam istirahat.
9. Jika tekanan darahnya tetap naik, rujuk untuk pemeriksaan lanjutan, walaupun tidak ada
edema atau proteinuria.
10. Jika tekanan darah kembali normal, kenaikannya kurang dari 15mHg :
10.1. Beri penjelasan pada ibu hamil, suami atau keluarganya tentang tanda – tanda
eklamsia yang mengancam, khususnya sakit kepala, pandangan kabur, nyeri
uluhati dan pembengkakakan mendadak pada kaki atau punggung atau wajah.
10.2. Jika tanda tersebut ditemukan, segera rujuk ke rumah sakit
11. Bicarakan seluruh temuan dengan ibu hamil dan suami atau keluarganya.
12. Catat semua temuan pada KMS ibu hamil atau Buku KIA, kartu ibu.

INGAT !

 Tekanan darah harus diukur dengan seksama, sebaiknya pada lengan kiri,
dalam posisi duduk atau berbaring dengan punggung kiri ditinggikan
dengan bantal
 JANGAN membaringkan ibu hamil terlentang pada punggungnya karena
dapat menyebabkan pingsan atau hasil pengukuran tekanan darah yang
salah
 baca angka pada tensimeter setinggi mata bila menggunakan tensimeter air
raksa
 gunakan ukuran manset yang tepat, sedikitnya 80% manset dapat
melingkari lengan, dengan selang manset bagian dalam, tepi bawah manset
2cm diatas lipatan siku
 gunakan setetoskop dengan benar, bagian telinga harus terpasang dengan
baik
 periksa apakah semua peralatan bekerja dengan baik
 catat tekanan sistol dan diastol
HASIL ANALISA

Dalam standar 7, yang termasuk kedalam standar persyaratan minimal, yaitu


A. Standar masukan (input) terdiri dari:
1. Personal atau SDM
 Bidan mampu :
a. Mengukur tekanan darah dengan benar, berat badan dengan benar (oedem)
b. Mengenali tanda – tanda preeklamsia
c. Mendeteksi hipertensi pada kehamilan, dan melakukan tindaklanjut sesuai dengan
ketentuan

2. Fasilitas
1. Tersedianya tensimeter air raksa dan stetoskop yang berfungsi baik.
2. Menggunakan KMS Ibu Hamil atau buku KIA, Kartu Ibu
3. Alat pemeriksaan protein urin

3. Standar Lingkungan
Lingkungan(Manajemen)
1. Jika tekanan darahnya tetap naik, rujuk untuk pemeriksaan lanjutan dengan menggunakan
sistem rujukan yang tepat dan memadai, walaupun tidak ada edema atau proteinuria
2. Segera rujuk ibu hamil ke rumah sakit jika : bahas lagi
a. Tekanan darah sangat tinggi (misalnya diatas 160/110 mmHg), atau lebih
b. Kenaikan tekanan darah terjadi secara tiba – tiba, atau
c. Berkurangnya air seni (sedikit dan berwarna gelap), atau
d. Edema berat yang timbul mendadak khususnya pada wajah atau daerah sacral atau
punggung bawah atau proteinurina.
Catatan : jika ibu tidak dirujuk berikan bonus MgSO4 2gram IV dilanjutkan dengan
MgSO4 4gram IM setiap 4 jam dan Nifedipin 10mg/oral dilanjutkan 100 mg setiap jam.
3. Jika tekanan darah kembali normal, kenaikannya kurang dari 15mHg :
a. Jika tanda tersebut ditemukan, segera rujuk ke rumah sakit.
B. Standar Proses
 Standar Proses (Tindakan Medis)
1. Bidan melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur termasuk pengukuran tekanan
darah.
2. Memeriksa tekanan darah secara tepat pada setiap pemeriksaan kehamilan, termasuk
pengukuran tekanan darah dengan tehnik yang benar.
3. Melakukan pemeriksaan pada setiap pagi hari
4. Ukur tekanan darah pada lengan kiri. Posisi ibu hamil duduk atau terbaring dengan posisi
yang sama pada tiap kali pengukuran
a. Letakan tensimeter di tempat yang datar, setinggi jantung ibu hamil
b. Gunakan ukuran manset yang sesuai
5. Jika tekanan darah di atas 140/90 mmHg atau peningkatan diastole 15 mmHg atau lebih
(sebelum 20 minggu), ulangi pengukuran tekanan darah dalam 1 jam. Bila tetap, wajah
atau pada tungkai bawah atau tulang kering dan daerah sakral (pembengkakan jari dan
pergelangan kaki mungkin bersifat fisiologis, terutama karena cuaca panas atau karena
berjalan atau berdiri lama).
6. Bila ditemukan hipertensi pada kehamilan, lakukan pemeriksaan urin terhadap albumin
pada setiap kali kunjungan.
7. Jika tekanan darah naik namun tidak ada edema, sedangkan dokter tidak mudah dicapai,
maka pantaulah tekanan darah, periksa urin terhadap proteinuria dan denyut jantung janin
dengan seksama pada keesokan harinya atau sesudah 6 jam istirahat.
8. Tekanan darah harus diukur dengan seksama, sebaiknya pada lengan kiri, dalam posisi
duduk atau berbaring dengan punggung kiri ditinggikan dengan bantal
9. Baca angka pada tensimeter setinggi mata bila menggunakan tensimeter air raksa.
10. Periksa apakah semua peralatan bekerja dengan baik.
11. Gunakan ukuran manset yang tepat, sedikitnya 80% manset dapat melingkari lengan,
dengan selang manset bagian dalam, tepi bawah manset 2 cm diatas lipatan siku gunakan
stetoskop dengan benar, bagian telinga harus terpasang dengan baik
12. JANGAN membaringkan ibu hamil terlentang pada punggungnya karena dapat
menyebabkan pingsan atau hasil pengukuran tekanan darah yang salah.
 Standar Proses(Tindakan Non Medis)
1. Beri penjelasan pada ibu hamil, suami atau keluarganya tentang tanda – tanda eklamsia
yang mengancam, khususnya sakit kepala, pandangan kabur, nyeri uluhati dan
pembengkakan mendadak pada kaki atau punggung atau wajah.
2. Bicarakan seluruh temuan dengan ibu hamil dan suami atau keluarganya.
3. Catat semua temuan pada KMS ibu hamil atau buku KIA, kartu ibu
4. Catat tekanan darah.
5. Catat tekanan sistol dan diastole

C. Standar Penampilan Minimal


 Standar Keluaran (Output)
1. Ibu hamil dengan tanda preeklamsia mendapat perawatan yang memadai dan tepat waktu.
Alasan:
Pernyataan tersebut termasuk dalam standar output, karena disana ibu hamil mendapat
perawatan dengan tanda preeklamsia yang memadai dan secara tepat waktu, yang
berdampak perorangan yaitu ibu hamil tersebut dan merupakan hasil jangka pendek.

 Standar Keluaran (Outcome)


1. Penurunan angka kesakitan dan kematian akibat eklamsia.
Alasan:
Pernyataan diatas termasuk dalam standar outcome, karena disana didapatkan hasil
penurunan angka kesakitan dan kematian ibu akibat eklamsia, yang mana hasil tersebut tidak
bisa diperoleh dalam waktu yang singkat, jadi ini akan berdampak global sehingga akan
terlihat dalam jangka waktu yang panjang.
STANDAR 8 : “PERSIAPAN PERSALINAN”

Tujuan :
Untuk memastikan bahwa persalinan direncanakan dalam lingkungan yang aman dan memadai
dengan pertolongan bidan terampil.

Pernyataan standar Hasil


Bidan memberikan saran yang tepat kepada  Ibu hamil, suami dan keluarga tergerak
ibu hamil, suami atau keluarganya pada untuk merencanakan persalinan yang
trimester III memastikan bahwa persiapan bersih dan aman
persalinan bersih dan aman dan suasana  Persalinan direncanakan ditempat yang
yang menyenangkan akan direncanakan aman dan memadai dengan pertolongan
dengan baik, disamping persiapan bidan terampil
transportasi dan biaya untuk merujuk, bila
 Adanya persiapan sarana transportasi
tiba – tiba terjadi keadaan gawat darurat.
untuk merujuk ibu bersalin bila perlu
Bidan hendaknya mengusahakan untuk
 Rujukan tepat waktu telah disiapkan bila
melakukan kunjungan ke setiap rumah ibu
diperlukan.
hamil untuk hal ini.

Prasyarat :
1. Semua ibu harus melakukan kunjungan 2 kali antenatal pada trimester terakhir
kehamilannya.
2. Adanya kebijakan dan protokol nasional/setempat tentang indikasi persalinan yang harus
dirujuk dan berlangsung di rumah sakit.
3. Bidan terlatih dan terampil dalam melakukan pertolongan persalinan yang aman dan
bersih..
4. Peralatan penting untuk melakukan pemeriksaan antenatal tersedia dan dalam keadaan
berfungsi, termasuk : air mengalir, sabun, handuk bersih untuk mengeringkan tangan,
beberapa pasang sarung tangan bersih dan DTT/steril, fetoskop/Doppler pita pengukur
yang bersih, stetokop dan tensimeter.
5. Perlengkapan penting yang diperlukan untuk melakukan pertolongan persalinan yang
bersih dan aman tersedia dalam keadaan desinfeksi tingkat tinggi.
6. Adanya persiapan tranportasi untuk merujuk ibu hamil dengan cepat, jika terjadi
kegawat-daruratan ibu dan janin.
7. Menggunakan KMS ibu hamil/Buku KIA, kartu ibu dan patograf.
8. System rujukan yang efekif untuk ibu hamil yang mengalami komplikasi selama
kehamilan.

Proses :
Bidan harus :
1. Mengatur pertemuan dengan ibu hamil dan suami/keluarganya pada trimester III untuk
membicarakan tempat persalinan dan hal – hal yang perlu diketahui dan dipersiapkan.
(lihat buku Pedoman Pelayanan Kebidanan Dasar. Untuk persalinan yang akan dilakukan
di rumah, pertemuan sebaiknya dilakukan di rumah tersebut).
2. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir, kemudian keringkan hingga
betul – betul kering dengan handuk bersih (kuku harus dipotong pendek dan bersih)
setiap kali sebelum dan sesudah melakukan kontak dengan pasien. Gunakan sarung
tangan bersih kapanpun mengenai benda yang terkontaminasi oleh darah atau cairan
tubuh. Gunakan sarung tangan bersih untuk semua pemeriksaan vagina. Jika dicurigai
ketuban sudah pecah atau ibu dalam proses bersalin gunakan sarung tangan DTT/steril.
3. Melakukan anamnesis dan riwayat kehamilan ibu secara rinci hingga yang tebaru dan
melaksanakan seluruh pemeriksaan antenatal (lihat standar 5), sebelum memberikan
nasehat kepada ibu hamil.
4. Memberikan informasi saat akan melahirkan, dan kapan harus mencari pertolongan,
termasuk mengenal tanda bahaya.(sakit kepala, pusing, gangguan pengelihatan, nyeri di
bagian perut, ketuban pecah sebelum waktunya dan perdarahan pada kehamilan yang
bukan darah lender normal/show perlu pertolongan secepatnya.
5. Jika direncanakan persalinan di rumah atau di daerah terpencil :
5.1.Beritahukan kepada ibu hamil perlengkapan yang diperlukan untuk persalinan yang
bersih dan aman. Paling sedikit tersedia tempat untuk ibu berbaring sewaktu bersalin,
sabun yang baru, air bersih yang mengalir dan handuk bersih untk cuci tangan : kain
bersih dan hangat untuk membersihkan dan mengeringkan bayi serta ruangan yang
ebrsih dan sehat. 2-3 handuk/kain yang kering dan bersih untuk bayi, air matang,
pembalut wanita/kain yang bersih, sarung /selimut yang bersih untuk menyelimuti ibu
dan bayi.
5.2.System yang berjalan dengan baik dalam menyediakan obat – obatan dan
perlengkapan yang tepat pada saat persalinan (termasuk sintosinon, lidokain1%,
benang Chromic 3,0 dan jarum DTT/steril, bola karet penghisap/penghisap DeLee
DTT, klem/benang tali pusat, metergin, alat suntik sekali pakai).
5.3.Atur agar ada orang yang dipilih oleh ibu sendiri untuk membantuk proses persalinan
dan kelahiran. (harus disepakati tentang bagaimana dan ke mana merujuk, jika terjadi
kegawat-daruratan).
5.4.Beri penjelasan kepada ibu hamil kapan memamnggil bidan. (misalnyajika ketuban
pecah atau timbul rasa mulas yang teratur, dan jika tanda – tanda atau gejala
komplikasi timbul).
5.5.Harus disepakati tentang bagaimana dan ke mana merujuk, jika terjadi kegawat-
daruratan, ibu, suami dan keluarga, semuanya, harus setuju dengan perencanaan ini.
5.6.Harus ada rencana untuk mendapatkan dan membayar tranfusi darah, bila tranfusi
diperlukan.
5.7.Sebagai persiapan untuk rujukan, atur transportasi bersama inu hamil dan
suami/keluarganya. (termasuk persetujuan jenis dan biaya transportasi yang
diperlukan bila erjadi keadaan darurat).
6. Jika direncanakan persalinan di rumah sakit atau tempat lainnya :
6.1.Beri penjelasan kepada ibu hamil dan suami/keluarganya tentang kapan ke rumah
sakit dan perlengkapan yang diperlukan. Hal ini dapat berbeda tergantung keadaan,
tapi setidaknya diperlukan sabun dan handuk bersih, pakaian bersih untuk ibu dan
bayi serta pembalut wanita, 2-3 handuk/kain yang bersih untuk bayi, obat – obatan
yang penting (missal: sintosinon, lidokai 1%, dll).
6.2.Ibu hamil dengan kondidi dibawah ini harus dirujuk untuk melahirkan di rumah sakit
atau puskesmas yang memiliki perawatan kegawat-daruratan/obstetric yang penting:
 Riwayat bedah sesar
 Penyakit khronis, kencing manis jantung, asma berat, TBC, kesulitan bernafas
 Perdarahan pervaginam
 Kehamilan kurang bulan(<37 minggu)
 Ketuban pecah dengan meconium yang kental
 Ketuban pecah lama (>24 jam)
 Ketuban pecah pada persalinan kurang bulan (<37 minggu)
 Ikterus
 Anemia berat
 Preeklamsi berat
 Tinggi fundus uteri > 40 sentimeter (makrosomi, kehamilan kembar,
polihidramnion)
 Demam (suhu > 380C)
 Gawat janin
 Presentasi bukan belakang kepala
 Tali pusat menumbung

INGAT !

 Peringatkan ibu hamil agar memasukan/mengoleskan minyak atau bahan


lainnya kedalam vagina pada akhir kehamilan, terutama menjelang
persalinan. Hal ini dapat minimbulkan infeksi dan membahayakan bagi
ibu/janin.
 Peringatkan ibu hamil, suami/keluarganya bahwa mereka harus mencari
bidan jika ketuban telah pecah dan/atau pada saat mulai terjadi mulas pada
proses persalinan.
 Peringatkan ibu hamil bahwa setiap perdarahan pervaginam selama
kehamilan atau persalinan yang bukan darah lender normal, adalah bahwa
tanda bahaya dan harus segera dibawa ke tempat rujukan terdekat atau
memanggil bidan, meskipun perdarahannya hanya sedikit.
 Pastikan bahwa ibu hamil, suami/keluarganya mengerti tanda preeklamsi
berat. Pusing, pengelihatan kabur, sakit kepala, nyeri epigastrik,
pembengkakan pada wajah memerlukan rujukan segera
HASIL ANALISA

Dalam standar 8, yang termasuk kedalam standar persyaratan minimal, yaitu:


A. Standar masukan (input):
1. Personal atau SDM

1. Bidan terlatih dan terampil dalam melakukan pertolongan persalinan yang aman dan
bersih.
2. Semua ibu harus melakukan kunjungan 2 kali antenatal pada trimester terakhir
kehamilanny

2. Fasilitas
1. Peralatan penting untuk melakukan pemeriksaan antenatal tersedia dan dalam keadaan
berfungsi, termasuk : air mengalir, sabun, handuk bersih untuk mengeringkan tangan,
beberapa pasang sarung tangan bersih dan DTT/steril, fetoskop/Doppler pita pengukur
yang bersih, stetoskop dan tensimeter.
2. Perlengkapan penting yang diperlukan untuk melakukan pertolongan persalinan yang
bersih dan aman tersedia dalam keadaan desinfeksi tingkat tinggi (permasuk partus set
DTT/steril, sarung tangan DTT/steril peralatan yang memadai untuk merawat bayi baru
lahir, lihat standar 9, 10,13)
3. Adanya persiapan transportasi untuk merujuk ibu hamil dengan cepat, jika terjadi kegawat-
daruratan ibu dan janin.
4. Menggunakan KMS ibu hamil/Buku KIA, kartu ibu dan patograf
5. Sebagai persiapan untuk rujukan, atur transportasi bersama ibu hamil dan
suami/keluarganya.
6. Harus ada rencana untuk mendapatkan dan membayar tranfusi darah, bila tranfusi
diperlukan.
7. Adanya persiapan sarana transportasi untuk merujuk ibu bersalin bila perlu
8. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir, kemudian keringkan hingga betul
– betul kering dengan handuk bersih (kuku harus dipotong pendek dan bersih) setiap kali
sebelum dan sesudah melakukan kontak dengan pasien. Gunakan sarung tangan bersih
kapanpun mengenai benda yang terkontaminasi oleh darah atau cairan tubuh. Gunakan
sarung tangan bersih untuk semua pemeriksaan vagina. Jika dicurigai ketuban sudah pecah
atau ibu dalam proses bersalin gunakan sarung tangan DTT/steril.

3. Standar Lingkungan
Lingkungan (manajemen)
1. Sistem yang berjalan dengan baik dalam menyediakan obat – obatan dan perlengkapan
yang tepat pada saat persalinan (termasuk sintosinon, lidokain1%, benang Chromic 3,0 dan
jarum DTT/steril, bola karet penghisap/penghisap DeLee DTT, klem/benang tali pusat,
metergin, alat suntik sekali pakai).
2. System rujukan yang efekif untuk ibu hamil yang mengalami komplikasi selama
kehamilan.
3. Ibu hamil dengan kondisi dibawah ini harus dirujuk untuk melahirkan di rumah sakit atau
puskesmas yang memiliki perawatan kegawat-daruratan/obstetri yang penting:
 Riwayat bedah sesar
 Penyakit khronis, kencing manis jantung, asma berat, TBC, kesulitan bernafas
 Perdarahan pervaginam
 Kehamilan kurang bulan(<37 minggu)
 Ketuban pecah dengan meconium yang kental
 Ketuban pecah lama (>24 jam)
 Ketuban pecah pada persalinan kurang bulan (<37 minggu)
 Ikterus
 Anemia berat
 Preeklamsi berat
 Tinggi fundus uteri > 40 sentimeter (makrosomi, kehamilan kembar, polihidramnion)
 Demam (suhu > 380C)
 Gawat janin
 Presentasi bukan belakang kepala
 Tali pusat menumbung
4. Adanya kebijaksanaan dan protokol nasional/setempat tentang indikasi persalinan yang
harus dirujuk dan berlangsung di rumah sakit.
B. Standar Proses
 Standar Proses (Tindakan Medis)
1. Melakukan anamnesis dan riwayat kehamilan ibu secara rinci hingga yang terbaru
melaksanakan seluruh pemeriksaan antenatal (lihat standar 5), sebelum memberikan
nasehat kepada ibu hamil (termasuk standar proses tindakan medis: karena dalam
pernyataan melakukan seluruh pemeriksaan antenatal secara menyeluruh)
2. Jika direncanakan persalinan di rumah sakit atau tempat lainnya :
Ibu hamil dengan kondisi dibawah ini harus dirujuk untuk melahirkan di rumah sakit atau
puskesmas yang memiliki perawatan kegawat-daruratan/obstetri yang penting:
 Riwayat bedah sesar
 Penyakit khronis, kencing manis jantung, asma berat, TBC, kesulitan bernafas
 Perdarahan pervaginam
 Kehamilan kurang bulan(<37 minggu)
 Ketuban pecah dengan meconium yang kental
 Ketuban pecah lama (>24 jam)
 Ketuban pecah pada persalinan kurang bulan (<37 minggu)
 Ikterus
 Anemia berat
 Preeklamsi berat
 Tinggi fundus uteri > 40 sentimeter (makrosomi, kehamilan kembar, polihidramnion)
 Demam (suhu > 380C)
 Gawat janin
 Presentasi bukan belakang kepala
 Tali pusat menumbung

 Standar Proses(Tindakan Non Medis).


1. Mengatur pertemuan dengan ibu hamil dan suami/keluarganya pada trimester III untuk
membicarakan tempat persalinan dan hal – hal yang perlu diketahui dan dipersiapkan.
(lihat buku Pedoman Pelayanan Kebidanan Dasar. Untuk persalinan yang akan dilakukan
dirumah, pertemuan sebaiknya dilakukan dirumah tersebut).
2. Memberikan informasi saat akan melahirkan, dan kapan harus mencari pertolongan,
termasuk mengenal tanda bahaya. (sakit kepala, pusing, gangguan pengelihatan, nyeri di
bagian perut, ketuban pecah sebelum waktunya dan perdarahan pada kehamilan yang
bukan darah lendir normal/show perlu pertolongan secepatnya).
3. Jika direncanakan persalinan di rumah atau di daerah terpencil :
3.1 Atur agar ada orang yang dipilih oleh ibu sendiri untuk membantu proses persalinan
dan kelahiran. (harus disepakati tentang bagaimana dan ke mana merujuk, jika terjadi
kegawat-daruratan).
3.2 Beri penjelasan kepada ibu hamil kapan memanggil bidan. (misalnya jika ketuban
pecah atau timbul rasa mulas yang teratur, dan jika tanda – tanda atau gejala
komplikasi timbul).
4. Peringatkan ibu hamil agar tidak memasukan/mengoleskan minyak atau bahan lainnya
kedalam vagina pada akhir kehamilan, terutama menjelang persalinan. Hal ini dapat
minimbulkan infeksi dan membahayakan bagi ibu/janin.
5. Peringatkan ibu hamil, suami/keluarganya bahwa mereka harus mencari bidan jika ketuban
telah pecah dan/atau pada saat mulai terjadi mulas pada proses persalinan.
6. Peringatkan ibu hamil bahwa setiap perdarahan pervaginam selama kehamilan atau
persalinan yang bukan darah lender normal, adalah bahwa tanda bahaya dan harus segera
dibawa ke tempat rujukan terdekat atau memanggil bidan, meskipun perdarahannya hanya
sedikit.
7. Beritahukan kepada ibu hamil perlengkapan yang diperlukan untuk persalinan yang bersih
dan aman. Paling sedikit tersedia tempat untuk ibu berbaring sewaktu bersalin, sabun yang
baru, air bersih yang mengalir dan handuk bersih untuk cuci tangan : kain bersih dan
hangat untuk membersihkan dan mengeringkan bayi serta ruangan yang bersih dan sehat.
2-3 handuk/kain yang kering dan bersih untuk bayi, air matang, pembalut wanita/kain yang
bersih, sarung /selimut yang bersih untuk menyelimuti ibu dan bayi.
8. Harus disepakati tentang bagaimana dan kemana merujuk ibu jika terjadi kegawat-
daruratan, ibu, suami, dan keluarga, semuanya harus setuju dengan perencanaan ini.
3. Standar Penampilan Minimal
 Standar Penampilan Minimal ( Output )
1. Pastikan bahwa ibu hamil, suami/keluarganya mengerti tanda preeklamsi berat. Pusing,
pengelihatan kabur, sakit kepala, nyeri epigastrik, pembengkakan pada wajah memerlukan
rujukan SEGERA.
2. Ibu hamil, suami dan keluarga tergerak untuk merencanakan persalinan yang bersih dan
aman.
3. Persalinan direncanakan ditempat yang aman dan memadai dengan pertolongan bidan
terampil.
4. Rujukan tepat waktu telah disiapkan bila diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai