Standar 7
Standar 7
KEHAMILAN”
Tujuan :
Mengenali dan menemukan secara dini Hipertensi pada kehamilan dan melakukan tindakan yang
diperlukan.
Prasyarat :
1. Bidan melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur termasuk pengukuran tekanan
darah.
2. Bidan mampu :
2.1. Mengukur tekanan darah dengan benar, berat badan dengan benar (oedem)
2.2. Mengenali tanda – tanda preeklamsia
2.3. Mendeteksi hipertensi pada kehamilan, dan melakukan tindaklanjut sesuai dengan
ketentuan.
3. Tersedianya tensimeter air raksa dan stetoskop yang berfungsi baik.
4. Menggunakan KMS Ibu Hamil atau buku KIA, Kartu Ibu.
5. Alat pemeriksaan protein urin
Proses :
Bidan harus :
1. Memeriksa tekanan darah secara tepat pada setiap pemeriksaan kehamilan, termasuk
pengukuran tekanan darah dengan tehnik yang benar.
2. Melakukan pemeriksaan pada setiap pagi hari.
3. Ukur tekanan darah pada lengan kiri. Posisi ibu hamil duduk atau terbaring dengan posisi
yang sama pada tiap kali pengukuran.
3.1. Letakan tensimetr di tempat yang datar, setinggi jantung ibu hamil
3.2. Gunakan ukuran manset yang sesuai.
4. Catat tekanan darah.
5. Jika tekanan darah di atas 140/90 mmHg atau peningkatan diastole 15 mmHg atau lebih
(sebelum 20 minggu), ulangi pengukuran tekanan darah dalam 1 jam. Bila tetap, wajah
atau pada tungkai bawah atau tulang kering dan daerah sakral (pembengkakan jari dan
pergelangan kaki mungkin bersifat fisiologis, terutama karena cuaca panas atau karena
berjalan atau berdiri lama).
6. Bila ditemukan hipertensi pada kehamilan, lakukan pemeriksaan urin terhadap albumin
pada setiap kali kunjungan.
7. Segera rujuk ibu hamil ke rumah sakit jika : bahas lagi
7.1.Tekanan darah sangat tinggi (misalnya diatas 160/110 mmHg), atau lebih
7.2.Kenaikan tekanan darah terjadi secara tiba – tiba, atau
7.3.Berkurangnya air seni (sedikit dan berwarna gelap), atau
7.4.Edema berat yang timbul mendadak khususnya pada wajah atau daerah sacral atau
punggung bawah atau proteinurina.
Catatan : jika ibu tidak dirujuk berikan bonus MgSO4 2gram IV dilanjutkan dengan
MgSO4 4gram IM setiap 4 jam dan Nifedipin 10mg/oral dilanjutkan 100 mg setiap
jam.
8. Jika tekanan darah naik namun tidak ada edema, sedangkan dokter tidak mudah dicapai,
maka pantaulah tekanan darah, periksa urin terhadap proteinuria dan denyut jantung janin
dengan seksama pada keesokan harinya atau sesudah 6jam istirahat.
9. Jika tekanan darahnya tetap naik, rujuk untuk pemeriksaan lanjutan, walaupun tidak ada
edema atau proteinuria.
10. Jika tekanan darah kembali normal, kenaikannya kurang dari 15mHg :
10.1. Beri penjelasan pada ibu hamil, suami atau keluarganya tentang tanda – tanda
eklamsia yang mengancam, khususnya sakit kepala, pandangan kabur, nyeri
uluhati dan pembengkakakan mendadak pada kaki atau punggung atau wajah.
10.2. Jika tanda tersebut ditemukan, segera rujuk ke rumah sakit
11. Bicarakan seluruh temuan dengan ibu hamil dan suami atau keluarganya.
12. Catat semua temuan pada KMS ibu hamil atau Buku KIA, kartu ibu.
INGAT !
Tekanan darah harus diukur dengan seksama, sebaiknya pada lengan kiri,
dalam posisi duduk atau berbaring dengan punggung kiri ditinggikan
dengan bantal
JANGAN membaringkan ibu hamil terlentang pada punggungnya karena
dapat menyebabkan pingsan atau hasil pengukuran tekanan darah yang
salah
baca angka pada tensimeter setinggi mata bila menggunakan tensimeter air
raksa
gunakan ukuran manset yang tepat, sedikitnya 80% manset dapat
melingkari lengan, dengan selang manset bagian dalam, tepi bawah manset
2cm diatas lipatan siku
gunakan setetoskop dengan benar, bagian telinga harus terpasang dengan
baik
periksa apakah semua peralatan bekerja dengan baik
catat tekanan sistol dan diastol
HASIL ANALISA
2. Fasilitas
1. Tersedianya tensimeter air raksa dan stetoskop yang berfungsi baik.
2. Menggunakan KMS Ibu Hamil atau buku KIA, Kartu Ibu
3. Alat pemeriksaan protein urin
3. Standar Lingkungan
Lingkungan(Manajemen)
1. Jika tekanan darahnya tetap naik, rujuk untuk pemeriksaan lanjutan dengan menggunakan
sistem rujukan yang tepat dan memadai, walaupun tidak ada edema atau proteinuria
2. Segera rujuk ibu hamil ke rumah sakit jika : bahas lagi
a. Tekanan darah sangat tinggi (misalnya diatas 160/110 mmHg), atau lebih
b. Kenaikan tekanan darah terjadi secara tiba – tiba, atau
c. Berkurangnya air seni (sedikit dan berwarna gelap), atau
d. Edema berat yang timbul mendadak khususnya pada wajah atau daerah sacral atau
punggung bawah atau proteinurina.
Catatan : jika ibu tidak dirujuk berikan bonus MgSO4 2gram IV dilanjutkan dengan
MgSO4 4gram IM setiap 4 jam dan Nifedipin 10mg/oral dilanjutkan 100 mg setiap jam.
3. Jika tekanan darah kembali normal, kenaikannya kurang dari 15mHg :
a. Jika tanda tersebut ditemukan, segera rujuk ke rumah sakit.
B. Standar Proses
Standar Proses (Tindakan Medis)
1. Bidan melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur termasuk pengukuran tekanan
darah.
2. Memeriksa tekanan darah secara tepat pada setiap pemeriksaan kehamilan, termasuk
pengukuran tekanan darah dengan tehnik yang benar.
3. Melakukan pemeriksaan pada setiap pagi hari
4. Ukur tekanan darah pada lengan kiri. Posisi ibu hamil duduk atau terbaring dengan posisi
yang sama pada tiap kali pengukuran
a. Letakan tensimeter di tempat yang datar, setinggi jantung ibu hamil
b. Gunakan ukuran manset yang sesuai
5. Jika tekanan darah di atas 140/90 mmHg atau peningkatan diastole 15 mmHg atau lebih
(sebelum 20 minggu), ulangi pengukuran tekanan darah dalam 1 jam. Bila tetap, wajah
atau pada tungkai bawah atau tulang kering dan daerah sakral (pembengkakan jari dan
pergelangan kaki mungkin bersifat fisiologis, terutama karena cuaca panas atau karena
berjalan atau berdiri lama).
6. Bila ditemukan hipertensi pada kehamilan, lakukan pemeriksaan urin terhadap albumin
pada setiap kali kunjungan.
7. Jika tekanan darah naik namun tidak ada edema, sedangkan dokter tidak mudah dicapai,
maka pantaulah tekanan darah, periksa urin terhadap proteinuria dan denyut jantung janin
dengan seksama pada keesokan harinya atau sesudah 6 jam istirahat.
8. Tekanan darah harus diukur dengan seksama, sebaiknya pada lengan kiri, dalam posisi
duduk atau berbaring dengan punggung kiri ditinggikan dengan bantal
9. Baca angka pada tensimeter setinggi mata bila menggunakan tensimeter air raksa.
10. Periksa apakah semua peralatan bekerja dengan baik.
11. Gunakan ukuran manset yang tepat, sedikitnya 80% manset dapat melingkari lengan,
dengan selang manset bagian dalam, tepi bawah manset 2 cm diatas lipatan siku gunakan
stetoskop dengan benar, bagian telinga harus terpasang dengan baik
12. JANGAN membaringkan ibu hamil terlentang pada punggungnya karena dapat
menyebabkan pingsan atau hasil pengukuran tekanan darah yang salah.
Standar Proses(Tindakan Non Medis)
1. Beri penjelasan pada ibu hamil, suami atau keluarganya tentang tanda – tanda eklamsia
yang mengancam, khususnya sakit kepala, pandangan kabur, nyeri uluhati dan
pembengkakan mendadak pada kaki atau punggung atau wajah.
2. Bicarakan seluruh temuan dengan ibu hamil dan suami atau keluarganya.
3. Catat semua temuan pada KMS ibu hamil atau buku KIA, kartu ibu
4. Catat tekanan darah.
5. Catat tekanan sistol dan diastole
Tujuan :
Untuk memastikan bahwa persalinan direncanakan dalam lingkungan yang aman dan memadai
dengan pertolongan bidan terampil.
Prasyarat :
1. Semua ibu harus melakukan kunjungan 2 kali antenatal pada trimester terakhir
kehamilannya.
2. Adanya kebijakan dan protokol nasional/setempat tentang indikasi persalinan yang harus
dirujuk dan berlangsung di rumah sakit.
3. Bidan terlatih dan terampil dalam melakukan pertolongan persalinan yang aman dan
bersih..
4. Peralatan penting untuk melakukan pemeriksaan antenatal tersedia dan dalam keadaan
berfungsi, termasuk : air mengalir, sabun, handuk bersih untuk mengeringkan tangan,
beberapa pasang sarung tangan bersih dan DTT/steril, fetoskop/Doppler pita pengukur
yang bersih, stetokop dan tensimeter.
5. Perlengkapan penting yang diperlukan untuk melakukan pertolongan persalinan yang
bersih dan aman tersedia dalam keadaan desinfeksi tingkat tinggi.
6. Adanya persiapan tranportasi untuk merujuk ibu hamil dengan cepat, jika terjadi
kegawat-daruratan ibu dan janin.
7. Menggunakan KMS ibu hamil/Buku KIA, kartu ibu dan patograf.
8. System rujukan yang efekif untuk ibu hamil yang mengalami komplikasi selama
kehamilan.
Proses :
Bidan harus :
1. Mengatur pertemuan dengan ibu hamil dan suami/keluarganya pada trimester III untuk
membicarakan tempat persalinan dan hal – hal yang perlu diketahui dan dipersiapkan.
(lihat buku Pedoman Pelayanan Kebidanan Dasar. Untuk persalinan yang akan dilakukan
di rumah, pertemuan sebaiknya dilakukan di rumah tersebut).
2. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir, kemudian keringkan hingga
betul – betul kering dengan handuk bersih (kuku harus dipotong pendek dan bersih)
setiap kali sebelum dan sesudah melakukan kontak dengan pasien. Gunakan sarung
tangan bersih kapanpun mengenai benda yang terkontaminasi oleh darah atau cairan
tubuh. Gunakan sarung tangan bersih untuk semua pemeriksaan vagina. Jika dicurigai
ketuban sudah pecah atau ibu dalam proses bersalin gunakan sarung tangan DTT/steril.
3. Melakukan anamnesis dan riwayat kehamilan ibu secara rinci hingga yang tebaru dan
melaksanakan seluruh pemeriksaan antenatal (lihat standar 5), sebelum memberikan
nasehat kepada ibu hamil.
4. Memberikan informasi saat akan melahirkan, dan kapan harus mencari pertolongan,
termasuk mengenal tanda bahaya.(sakit kepala, pusing, gangguan pengelihatan, nyeri di
bagian perut, ketuban pecah sebelum waktunya dan perdarahan pada kehamilan yang
bukan darah lender normal/show perlu pertolongan secepatnya.
5. Jika direncanakan persalinan di rumah atau di daerah terpencil :
5.1.Beritahukan kepada ibu hamil perlengkapan yang diperlukan untuk persalinan yang
bersih dan aman. Paling sedikit tersedia tempat untuk ibu berbaring sewaktu bersalin,
sabun yang baru, air bersih yang mengalir dan handuk bersih untk cuci tangan : kain
bersih dan hangat untuk membersihkan dan mengeringkan bayi serta ruangan yang
ebrsih dan sehat. 2-3 handuk/kain yang kering dan bersih untuk bayi, air matang,
pembalut wanita/kain yang bersih, sarung /selimut yang bersih untuk menyelimuti ibu
dan bayi.
5.2.System yang berjalan dengan baik dalam menyediakan obat – obatan dan
perlengkapan yang tepat pada saat persalinan (termasuk sintosinon, lidokain1%,
benang Chromic 3,0 dan jarum DTT/steril, bola karet penghisap/penghisap DeLee
DTT, klem/benang tali pusat, metergin, alat suntik sekali pakai).
5.3.Atur agar ada orang yang dipilih oleh ibu sendiri untuk membantuk proses persalinan
dan kelahiran. (harus disepakati tentang bagaimana dan ke mana merujuk, jika terjadi
kegawat-daruratan).
5.4.Beri penjelasan kepada ibu hamil kapan memamnggil bidan. (misalnyajika ketuban
pecah atau timbul rasa mulas yang teratur, dan jika tanda – tanda atau gejala
komplikasi timbul).
5.5.Harus disepakati tentang bagaimana dan ke mana merujuk, jika terjadi kegawat-
daruratan, ibu, suami dan keluarga, semuanya, harus setuju dengan perencanaan ini.
5.6.Harus ada rencana untuk mendapatkan dan membayar tranfusi darah, bila tranfusi
diperlukan.
5.7.Sebagai persiapan untuk rujukan, atur transportasi bersama inu hamil dan
suami/keluarganya. (termasuk persetujuan jenis dan biaya transportasi yang
diperlukan bila erjadi keadaan darurat).
6. Jika direncanakan persalinan di rumah sakit atau tempat lainnya :
6.1.Beri penjelasan kepada ibu hamil dan suami/keluarganya tentang kapan ke rumah
sakit dan perlengkapan yang diperlukan. Hal ini dapat berbeda tergantung keadaan,
tapi setidaknya diperlukan sabun dan handuk bersih, pakaian bersih untuk ibu dan
bayi serta pembalut wanita, 2-3 handuk/kain yang bersih untuk bayi, obat – obatan
yang penting (missal: sintosinon, lidokai 1%, dll).
6.2.Ibu hamil dengan kondidi dibawah ini harus dirujuk untuk melahirkan di rumah sakit
atau puskesmas yang memiliki perawatan kegawat-daruratan/obstetric yang penting:
Riwayat bedah sesar
Penyakit khronis, kencing manis jantung, asma berat, TBC, kesulitan bernafas
Perdarahan pervaginam
Kehamilan kurang bulan(<37 minggu)
Ketuban pecah dengan meconium yang kental
Ketuban pecah lama (>24 jam)
Ketuban pecah pada persalinan kurang bulan (<37 minggu)
Ikterus
Anemia berat
Preeklamsi berat
Tinggi fundus uteri > 40 sentimeter (makrosomi, kehamilan kembar,
polihidramnion)
Demam (suhu > 380C)
Gawat janin
Presentasi bukan belakang kepala
Tali pusat menumbung
INGAT !
1. Bidan terlatih dan terampil dalam melakukan pertolongan persalinan yang aman dan
bersih.
2. Semua ibu harus melakukan kunjungan 2 kali antenatal pada trimester terakhir
kehamilanny
2. Fasilitas
1. Peralatan penting untuk melakukan pemeriksaan antenatal tersedia dan dalam keadaan
berfungsi, termasuk : air mengalir, sabun, handuk bersih untuk mengeringkan tangan,
beberapa pasang sarung tangan bersih dan DTT/steril, fetoskop/Doppler pita pengukur
yang bersih, stetoskop dan tensimeter.
2. Perlengkapan penting yang diperlukan untuk melakukan pertolongan persalinan yang
bersih dan aman tersedia dalam keadaan desinfeksi tingkat tinggi (permasuk partus set
DTT/steril, sarung tangan DTT/steril peralatan yang memadai untuk merawat bayi baru
lahir, lihat standar 9, 10,13)
3. Adanya persiapan transportasi untuk merujuk ibu hamil dengan cepat, jika terjadi kegawat-
daruratan ibu dan janin.
4. Menggunakan KMS ibu hamil/Buku KIA, kartu ibu dan patograf
5. Sebagai persiapan untuk rujukan, atur transportasi bersama ibu hamil dan
suami/keluarganya.
6. Harus ada rencana untuk mendapatkan dan membayar tranfusi darah, bila tranfusi
diperlukan.
7. Adanya persiapan sarana transportasi untuk merujuk ibu bersalin bila perlu
8. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir, kemudian keringkan hingga betul
– betul kering dengan handuk bersih (kuku harus dipotong pendek dan bersih) setiap kali
sebelum dan sesudah melakukan kontak dengan pasien. Gunakan sarung tangan bersih
kapanpun mengenai benda yang terkontaminasi oleh darah atau cairan tubuh. Gunakan
sarung tangan bersih untuk semua pemeriksaan vagina. Jika dicurigai ketuban sudah pecah
atau ibu dalam proses bersalin gunakan sarung tangan DTT/steril.
3. Standar Lingkungan
Lingkungan (manajemen)
1. Sistem yang berjalan dengan baik dalam menyediakan obat – obatan dan perlengkapan
yang tepat pada saat persalinan (termasuk sintosinon, lidokain1%, benang Chromic 3,0 dan
jarum DTT/steril, bola karet penghisap/penghisap DeLee DTT, klem/benang tali pusat,
metergin, alat suntik sekali pakai).
2. System rujukan yang efekif untuk ibu hamil yang mengalami komplikasi selama
kehamilan.
3. Ibu hamil dengan kondisi dibawah ini harus dirujuk untuk melahirkan di rumah sakit atau
puskesmas yang memiliki perawatan kegawat-daruratan/obstetri yang penting:
Riwayat bedah sesar
Penyakit khronis, kencing manis jantung, asma berat, TBC, kesulitan bernafas
Perdarahan pervaginam
Kehamilan kurang bulan(<37 minggu)
Ketuban pecah dengan meconium yang kental
Ketuban pecah lama (>24 jam)
Ketuban pecah pada persalinan kurang bulan (<37 minggu)
Ikterus
Anemia berat
Preeklamsi berat
Tinggi fundus uteri > 40 sentimeter (makrosomi, kehamilan kembar, polihidramnion)
Demam (suhu > 380C)
Gawat janin
Presentasi bukan belakang kepala
Tali pusat menumbung
4. Adanya kebijaksanaan dan protokol nasional/setempat tentang indikasi persalinan yang
harus dirujuk dan berlangsung di rumah sakit.
B. Standar Proses
Standar Proses (Tindakan Medis)
1. Melakukan anamnesis dan riwayat kehamilan ibu secara rinci hingga yang terbaru
melaksanakan seluruh pemeriksaan antenatal (lihat standar 5), sebelum memberikan
nasehat kepada ibu hamil (termasuk standar proses tindakan medis: karena dalam
pernyataan melakukan seluruh pemeriksaan antenatal secara menyeluruh)
2. Jika direncanakan persalinan di rumah sakit atau tempat lainnya :
Ibu hamil dengan kondisi dibawah ini harus dirujuk untuk melahirkan di rumah sakit atau
puskesmas yang memiliki perawatan kegawat-daruratan/obstetri yang penting:
Riwayat bedah sesar
Penyakit khronis, kencing manis jantung, asma berat, TBC, kesulitan bernafas
Perdarahan pervaginam
Kehamilan kurang bulan(<37 minggu)
Ketuban pecah dengan meconium yang kental
Ketuban pecah lama (>24 jam)
Ketuban pecah pada persalinan kurang bulan (<37 minggu)
Ikterus
Anemia berat
Preeklamsi berat
Tinggi fundus uteri > 40 sentimeter (makrosomi, kehamilan kembar, polihidramnion)
Demam (suhu > 380C)
Gawat janin
Presentasi bukan belakang kepala
Tali pusat menumbung