1
2.3 Teori Penatalayanan (Stewardship Theory)
Teori penatalayanan mengasumsikan bahwa manajer adalah pelayanan yang baik bagi
perusahaan. Teori ini dibangun di atas asumsi filosofis mengenai sifat manusia yakni manusia
pada hakekatnya dapat dipercaya, mampu bertindak dengan penuh tanggung jawab, memiliki
integritas dan kejujuran terhadap pihak lain.
Implikasi stewardship theory terhadap corporate governance yaitu salah satunya
adalah terbitnya Undang-Undang perseroan terbatas di Indonesia yang didalamnya
menetapkan kewajiban bagi setiap anggota direksi dan komisaris untuk dengan itikad baik dan
penuh tanggung jawab menjalankan tugas ini untuk kepentingan dan usaha perseroan (pasal
997 dan 114 ayat (2) Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas).
2
Teori ekuitas dana dapat dinyatakan dalam persamaan akutansi berikut:
Aset = pembatasan penggunaan aset
3
seseorang secara ilmiah tidak akan mampu meprediksikan dengan sempurna kejadian di masa
depan.
Sifat oportunisme individu juga mempengaruhi kontrak terutama sebelum terjadi
kontrak dan sesudah terjadi kontrak. Sifat oportunisme yang muncul sebelum kontrak disebut
perilaku menghindari resiko (adverse selection) dan sifat oportunisme yang muncul setelah
kontrak disebut perilaku menyimpang secara etis (moral hazard). Keduanya muncul karena
adanya asimetri informasi.
Implikasi teori ini untuk mengatasi keterbatasan rasionalitas dan asimetri informasi
yang dapat menimbulkan perilaku adverse selection dan moral hazard adalah dengan
mengadakan biaya transaksi.
4
perusahaan yang baik. Selain aspek fundamental dan teknis perusahaan, GCG perusahaan juga
terbukti menjadi salah satu pertimbangan para pelaku pasar saat akan mengalokasikan dananya
di saham suatu perusahaan. GCG atau tata kelola perusahaan yang baik akan berpengaruh pada
kinerja perusahaan, termasuk efisiensi biaya dan memberikan rasa aman kepada investor.
b. Berdasarkan berbagai analisis ternyata ada indikasi keterkaitan antara terjadinya krisis
financial dan krisis berkepanjangan di Asia denngan lemahnya tata kelola perusahaan.
d. Kalau GCG bukan obat mujarab untuk keluar dari krisis sistem ini dapat menjadi dasar
bagi beberkembangnya sistem nilai baru yang lebih sesuai dengan lanskap bisnis yang
kini telah banyak berubah.
e. Secara teoris, praktik GCG dapat meningkatkan nilai perusahaan. Menurut Ahmad
Daniri (2005;14) jika perusahaan menerapkan mekanisme penerapan Good Corporate
Governance (GCG) secara konsisten dan efektif maka akan dapat memberikan manfaat
antara lain: (1) mengurangi agency cost, yaitu suatu biaya yang harus ditanggung oleh
pemegang saham akibat pendelegasian wewenang kepada pihak manajemen; (2)
mengurangi biaya modal (Cost of Capital); (3) meningkatkan nilai saham perusahaan
di mata publik dalam jangka panjang; (4) menciptakan dukungan para stakeholder
dalam lingkungan perusahaan terhadap keberadaan perusahaan dan berbagai strategi
dan kebijakan yang ditempuh perusahaan.
5
DAFTAR PUSTAKA
Asri Dwija & Agung Ulupui. 2017. Pengantar Corporate Governance. Denpasar: CV Sastra
Utama.
Binus University Faculty of Economic & Communication:2017.Good Corporate Governance.
https://accounting.binus.ac.id/2017/06/20/good-corporate-governance-gcg/ (diakses pada 16
September 2019)