Anda di halaman 1dari 7

RANGKUMAN PERMENKES NO.

62 TAHUN 2016
TENTNG PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI

Disusun oleh dr. Devi Aria Luthfiana (TKHI Dokter)


NR 143800005697/ RS Islam Metro Lampung
RANGKUMAN PERMENKES NOMOR 62 TAHUN 2016
TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI
Disusun oleh dr. Devi Aria Luthfiana (TKHI Dokter)
NR 143800005697/ RS Islam Metro Lampung

BAB I KETENTUAN UMUM

Penyelenggaraan Kesehatan Haji adalah rangkaian kegiatan yang meliputi (pasal 1 ayat 2)
1. Pembinaan kesehatan haji
2. Pelayanan kesehatan haji
3. Perlindungan kesehatan haji
Penyelenggaraan Kesehatan Haji bertujuan untuk (pasal 2)
a. Mencapai kondisi istithaah kesehatan jamaah haji
b. Mengendalikan faktor resiko kesehatan jamaah haji
c. Menjaga agar jamaah haji dalam kondisi sehat selama di Indonesia, selama
perjalanan dan selama di Arab Saudi.
d. Mencegah terjadinya transmisi penyakit menular yang mungkin terbawa keluar
dan atau masuk oleh jamaah haji
e. Memaksimalkan peran serta msyarakat dalam penyelenggaraan kesehatan haji.

BAB II PEMBINAAN KESEHATAN HAJI

Pembinaan kesehatan haji diselenggarakan secara terpadu, terncana, terstruktur dan terukur
melalui serangkaian kegiatan promotif dan preventif yang dimulai dari saat jamaah haji
mendaftar sampai kembali ke indonesia.(pasal 4).

Pembinaan tersebut meliputi (pasal 5)

- Pembinaan masa tunggu


- Pembinaan masa keberangkatan
- Pembinaan masa kepulangan

BAB III PELAYANAN KESEHATAN HAJI

Pelayanan kesehatan haji diselenggarakan selama di Indonesia dan di Arab Saudi untuk
mendukung pemberian pelayanan kesehatan haji. (pasal 9)

Pelayanan kesehatan haji di Indonesia di selenggarakan di (pasal 10)

- Puskesmas/ klinik
- Rumah sakit kabupaten/ kota
- Perjalanan
- Embarkasi/ debarkasi
- Rumah sakit rujukan
Pelayanan kesehatan haji di Arab Saudi meliputi (pasal 23)

- Penanganan kegawat daruratan


- Rawat jalan
- Rawat inap
- Rujukan
- Evakuasi
- Safari wukuf jamaah haji yang sakit
- Pemulangan jamaah haji sakit

Pelayanan kesehatan haji di Arab saudi di selenggarakan di perjalanan, pos kesehatan di


kloter dan atau sektor, pos kesehatan satelit, KKHI, Arafah, Muzdalifah dan Mina. Dilakukan
oleh TKHI, PPIH Arab Saudi bidang kesehatan, tenaga pendukung kesehatan serta tenaga
lainnya.

BAB IV PERLINDUNGAN KESEHATAN HAJI

Perlindungan kesehatan haji diselenggarakan selama di Indonesia dan Arab Saudi.


Dilaksanakan dalam bentuk (pasal 28)

a. Perlindungan spesifik
Merupakan upaya untuk mencegah terjadinya atau memberatnya keaaan pada
penyakit atau gangguan tertentu kepada jemaah haji meliputi vaksinsi dan penyediaan
alat pelindung diri. (pasal 29)

b. Penyelenggaraan kesehatan lingkungan


Diselenggarakan selama di indonesia (asrama haji, pesawat dan katering) dan di Arab
Saudi (pondokan, fasilitas pelayanan kesehatan dan katering) (pasal 31)

c. Penyelenggaraan gizi
Dengan memberikan rekomendasi kepada kementrian agama tentang standar menu
dan gizi makanan bagi jamaah haji dan petugas selama di embarkasi, di Arab Saudi
dan pemberian makanan kepada jamaah haji sakit (pasal 36)

d. Visitasi jamaah haji sakit


Bagi jamaah haji sakit di rumah sakit Arab Saudi, visitasi dilakukan oleh PPIH, TKHI
dan atau TPK (pasal 37)

e. Penyelenggaraan sistem kewaspadaan dini dan penanggulangan kejadian luar biasa


(KLB)/ kedaruratan kesehtan masyarakat yang meresahkan dunia (KKMD).
Dilaksanakan di indonesia dan di Arab saudi sesuai dengan ketentuan perundang
undangan yang berlaku (pasal 38)
f. Penanggulangan krisis kesehatan
Dilaksanakan di indonesia dan di Arab saudi sesuai dengan ketentuan perundang
undangan yang berlaku (pasal 39)

BAB V SURVEILANS KESEHATAN HAJI

Surveilans pada penyelenggaraan kesehatan haji dilakukan dengan cara pengumpulan,


pengolahan data, analisa, interpretasi dan diseminasi informasi terhadap kejadian penyakit
atau masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi kesehatan jamaah haji yang di
laksanakan di Indonesia dan di Arab Saudi.

Surveilans di Indonesia diperoleh melalui data:

a. Pemerikaan kesehatan pertama, kedua, dan ketiga yang bersumber dari puskesmas,
klinik, rumah sakit dan embarkasi.
b. Hasil pembinan kesehatan jamaah haji
c. Faktor resiko kesehatanlingkungan di asrama haji embarkasi/ debarkasi
d. Pengawasan alat angkut orang dan barang
e. Informasi yang bersumber dari buku kesehtan jamaah haji (BKJH)dan kartu
kewaspadaan kesehatan jamaah haji (K3JH)

Surveilans di Arab Saudi di peroleh melalui data:

a. Jamaah sakit di kloter, klinik satelit, sektor, klinik kesehatan haji indonesia dan rumah
sakit
b. Pengamatan penyakit dalam rangka deteksi dini
c. Potensi Kejadian Luar Biasa (KLB)
d. Faktor resiko kesehatan
e. Penyebab jamaah wafat

BAB VI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Pemberdayaan masyarakat dalam penyelenggaraan kesehatan haji dilaksanakan dengan


melibatkan (pasal 43)

a. Organisasi masyarakat
b. Akademisi
c. Sektor swasta.
Pemerintah melibatkan peran serta klinik dan atau rumah sakit swasta yang bekerja
sana dengan BPJS Kesehatan yang penunjukannya ditetapkan oleh Menteri Kesehatan
yang trtuang daam perjanian kerjasama yang dalam pelaksanaannya wajib
berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat. (pasal 44)

BAB VII PENGUATAN MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI

Penguatan manajemen penyelenggaraan kesehatan haji dilaksanakan melalui (pasal 45)

a. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia


Meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap sumber daya manusia dalam
penyelenggaraan kesehatan haji melalui pendidikan dan pelatihan. Yang
diselenggarakan oleh pemerintah dan pemerintah daerah.(pasal 46)

b. Pengembangan sistem informasi kesehatan


Dilakukan untuk mendukung pelaksanaan surveilans pada penyelenggaraan kesehatan
haji melalui sistem komputerisasi haji terpadu bidang kesehatan (siskohatkes) yang
terintegrasi dengan kabupaten kota, propinsi dan pusat.(pasal 47)

c. Koordinasi dan pengelolaan teknis penunjang penyelenggaraan kesehatan haji di Arab


Saudi
Dilaksanakan sejak sebelum, pada saat dans esduah masa operasional. Koordinasi
dilakukan dengan pihak KBRI melalui konsulat jenderal republik Indonesia (KJRI) di
jeddah, Kantor Urusan Haji (KUH), Kemetrian Haji Arab Saudi, Muasasah, dan pihak
lain yang terlibat.(pasal 48)

BAB VIII PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Dalam rangka peningkatan kualitas penyelenggaraan kesehatan haji dilakukan penelitian dan
pengembangan yang dapat diselelnggarakan dengan melibatkan lintassektor dan lintas
program sera dilakukan melalui kerjasama dengan akademisi dan organisasi profesi di dalam
dan di luar negeri. (pasal 49)

BAB IX KOMITE AHLI KESEHATAN HAJI

Dalam rangka memperkuat sistem penyelenggaraan kesehatan haji, menteri membentu


komite ahli kesehatan haji yang terdiri dari para ahli yang memilikikompetensi dalam
peninhkatan penyelenggaraan kesehatan haji. (pasal 50)

Tugas komite ahli antara lain Membantu merumuskan kebijakan teknis terkait dengan:

- Pembinaan,
- Pelayanan
- Perlindungan
- Peningkatan mutu penyelenggaraan kesehatan haji
- Menyusun kajian pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan kesehatan haji

BAB X PENGORGANISASIAN

Penyelenggara kesehatan haji terdiri dari penyelenggara kesehatan haji (pasal 51)

1. di Indonesia
a. Penyelenggara kesehatan haji kabupaten/kota
b. Penyelenggara kesehatan haji propinsi
c. PPIH Embarkasi/ debarkasi bidang kesehatan
2. di Arab Saudi.
a. TKHI (pasal 56)
Terdiri dari unsur dokter dan perawat yang bertugas memberikan pembinaan,
pelayanan dan perlindungan kepada jamaah haji di kloter sejak di Indonesia.

b. PPIH bidang kesehatan (pasal 57)


Bekerja di KKHI, sektor dan tempat lainnya sesuai dengan kebutuhan yang terdiri
dari tim manajerial, tim asistensi, tim promotif da preventif, tim kuratif dan
rehabilitatif dan tim gerak cepat.

c. Tenaga pendukung kesehatan (pasal 58)


Berasal dari warga negara Indonesia atau warga negara asing yang berdomisili,
belajar dan atau bekerja di Arab Saudi dan sekitarnya.diberikan pembekalan
pengetahuan dan ketrampilan yang mendukung penyelenggaraan kesehatan haji.

d. Tenaga administrasi lokal (pasal 59)


Berasal dari warga negara indonesia yang berdomisili di Arab Saudi memiliki
kemampuan berbahasa Indonesia dan berbahasa Arab

e. Tim asistensi penyelenggaraan kesehatan haji (pasal 60)


Terdiri dari unsur pimpinan di lingkungan kementrian kesehatan dan tenaga
profesional yang bertugas memberkan masukan dalam rangka penguatan
pembinaan, pelayanan dan perlindungan kesehatan haji di Arab Saudi pada saat
operasional serta memberikan informasi perbaikan penyelenggaraan kesehatan
haji di tahun berikutnya.

BAB X KOORDINASI, JEJARING DAN KEMITRAAN

Dalam rangka penyelenggaraan kesehatan haji maka pemerintah, pemerintah propinsi,


pemerintah kabupaten/ kota dan organisasi masyarakat sesuai dengan kewenangannya
membangun dan mengembangkan koordinasi, jejaring kerja dan kemitraan melalui:

(pasal 61)

a. Pengembangan kapasitas manajemen, teknis dan sumber daya


b. Pengembangan novasi dalam penyelenggaraan kesehatan haji

BAB XI PENCATATAN DAN PELAPORAN

Setiap penyelenggaran kesehatan haji di catat dan di laporkan secara berjenjang oleh
penyelenggara kesehatan haji dilakukan ke dalam BKJH dan terintegrasi dengan siskohatkes.
Dari pengelenggara kabupaten/ kota ke propinsi kemudian kepada menteri melalui satuan
kerja di kementrian kesehatan yang memiliki tugas dan tanggung jawab di bidang
penyelenggaraan kesehatan haji. (pasal 62)
BAB XII MONITORING DAN EVALUASI
Monitoring dan evaluasi dilaksanakan oleh penyelenggara kesehatan haji yang berjenjang
sesuai kewenangan melibatkan lintas program, lintas sektor, organisasi profesi dan
masyarakat.(pasal 63)

BAB XIII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN


Pemerintah, pemerintah daerah propinsi dan pemerintah daerah kabupaten/ kota memiliki
kewenangan melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan kesehatan
haji (pasal 64)

BAB XIV PEMBIAYAAN


Pembiayaan penyelenggaraan kesehatan haji bersumber pada Anggaran Pendapatan Belanja
Negara (APBN), Anggaran Belanja Pendapatan Daerah (APBD), dan sumber lainnya yang
sah sesuai dengan peraturan perundangan (pasal 65)
Pembiayaan pelayanan kesehatan haji di pskesmas/ klinik, rumah sakit di kabupaten/ kota
dan rumah sakit rujukan serta pelayanan rujukan di perjalanan dapat dilakukan melalui JKN
(pasal 66)

Anda mungkin juga menyukai