Anda di halaman 1dari 9

LILIK TAUFIQ ABDURRAHMAN

SEMINAR SKRIPSI
UNIVERSITAS ALMA ATA
JUDUL
SISTEM DAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN UNTUK CALON PENGANTIN
WANITA DI KECAMATAN SEDAYU KABUPATEN BANTUL
PEMBIMBING & PENGUJI
1. Dr. SITI HELMIYATI, M.Kes
2. YHONA PARATMANITYA, S.Gz, RD, MPH
3. DEWI ASTITI, S.Gz, MPH
PEMBIMBING & PENGUJI
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam meningkatkan
derajat kesehatan. Melalui sistem ini, tujuan pembangunan kesehatan dapat
tercapai dengan efektif, efisien dan tepat sasaran. Keberhasilan sistem pelayanan
kesehatan tergantung dengan komponen yang masuk dalam pelayanan kesehatan
di antaranya dokter, ahli gizi, fisioterapi, bidan, perawat dan lain-lain.
PUSKESKMAS
PUSKESKMAS
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu sarana pelayanan
kesehatan masyarakat yang amat penting di Indonesia yang memberikan
pelayanan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan kepada
masyarakat dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha
kesehatan pokok dan langsung berada dalam pengawasan administratif maupun
teknis dari Dinas Kesehatan Kabupaten (Entjang, 2000 dalam Konli, 2014).
PELAYANAN PRA NIKAH
PELAYANAN PRA NIKAH
Pelayanan Kesehatan Pra Nikah merupakan salah satu program yang
dilaksanakan di puskesmas, bahkan menjadi salah satu program unggulan di
suatu wilayah puskesmas, yang mana program ini sangat penting bagi calon
pengantin karena dapat memastikan kesehatan calon pengantin baik secara
psikis maupun fisik. Calon pengantin khususnya wanita akan menjadi penghasil
generasi bangsa yang sehat dan cerdas.
HASIL PENGAMATAN
Berdasarkan pengamatan saat studi pendahuluan didapatkan beberapa kendala
yang terjadi dilapangan antara lain pemberian konsultasi gizi dilakukan oleh
tenaga kesehatan lain dan juga terdapat beberapa calon pengantin yang
memalsukan urin pada saat pemeriksaan kehamilan. Hal ini dipegaruhi karena
tenaga kesehatan yang melaksanakan program pelayanan ini masih merangkap
jabatan lain di puskesmas, yang berakibat pada kosongnya beberapa tahapan
dalam pelayanan pra nikah ini.
HASIL PENGAMATAN
Rumusan Masalah, Tujuan, Dan Manfaat
Tujuan
Manfaat
Bertitik tolak dari latar belakang masalah, masalah pokok, dan
tujuan penelitian, adapun yang menjadi manfaat dilakukannya penelitian ini
terdiri atas dua manfaat yaitu manfaat terhadap kepentingan akademik dan
manfaat terhadap kepentingan dunia praktis.
Berdasarkan uraian di dalam latar belakang di atas, maka perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Sistem dan Kualitas Pelayanan Kesehatan
Pada Calon Pengantin Wanita di Puskesmas Kecamatan Sedayu Kabupaten
Bantul?”
1. Tujuan Umum
“Untuk mengetahui Sistem dan Kualitas Pelayanan Kesehatan Pada Calon
Pengantin Wanita di Puskesmas Kecamatan Sedayu Kabupaten Bantul”.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui sistem pelayanan khusus calon pengantin di Puskesmas
Kecamatan Sedayu.
b. Untuk mengetahui kualitas pelayanan khusus calon pengantin di Puskesmas
Kecamatan Sedayu Pada tahap input, proses, dan output.
Rumusan Masalah
KEASLIAN PENELITIAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TELAAH PUSTAKA
1. PENGERTIAN SISTEM KESEHATAN DI INDONESIA
2. PELAYANAN KESEHATAN DI INDONESIA
3. KONSEP PELAYANAN KESEHATAN
4. TINGKAT PELAYANAN KESEHATAN
5. LEMBAGA PELAYANAN KESEHATAN
6. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAYANAN KESEHATAN
7. KUALITAS PELAYANAN PUBLIK
8. DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUBLIK
9. SISTEM PELAYANAN KESEHATAN
10. PENGERTIAN CALON PENGANTIN
KERANGKA TEORI
 Untuk mengetahui keterkaitan komponen masukan, proses, keluaran dan
dampak program pelayanan kesehatan pranikah di kecamatan sedayu,
kerangka teori yang dapat dipergunakan dalam penelitian ini, teori dari
Wijono (2000), yang memiliki unsur input (masukan), proses, output
(keluaran), outcomes (dampak jangka pendek), impact (dampak jangka
panjang).

GAMBAR KERANGKA TEORI


GAMBAR KERANGKA TEORI
GAMBAR KERANGKA KONSEP
GAMBAR KERANGKA KONSEP
PERTANYAAN PENELITIAN
PERTANYAAN PENELITIAN
1. BAGAIMANA SISTEM PELAYANAN KESEHATAN PRANIKAH DI WILAYAH
KECAMATAN SEDAYU?
2. BAGAIMANA KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN OLEH TENAGA
KESEHATAN DI WILAYAH KECAMATAN SEDAYU?
BAB III
METODE PENELITIAN
BAB III
METODE PENELITIAN
PENGUMPULAN DATA
LOKASI DAN WAKTU
DESAIN PENELITIAN
SUBJEK PENELITIAN
Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan wawancara mendalam /
indepth interview (memakai pedoman wawancara mendalam yang telah
disiapkan, tape recorder, kamera) dan lembar observasi dengan
mengadakan pengamatan terhadap dokumentasi yang ada.
Adapun jenis data yang akan dikumpulkan adalah data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh melalui wawancara
mendalam, sedangkan data sekunder diperoleh melalui dokumentasi
pelaporan pelayanan kesehatan calon pengantin wanita.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif melalui pendekatan kualitatif
dengan desain studi kasus eksploratif. Penelitian kualitatif digunakan
karena dapat mengeksplorasi dan memahami makna individu atau kelompok
dan bersifat induktif. Studi eksploratif dipilih karena memungkinkan peneliti
untuk mempertahankan karakteristik holistik, bermakna dari peristiwa-
peristiwa kehidupan nyata, dan terfokus pada peristiwa kontemporer. Jenis
dan desain penelitian yang digunakan bermaksud untuk memperoleh
informasi mendalam dengan mengeksplor tenaga kesehatan dalam
memberikan pelayanan kesehatan calon pengantin wanita di Puskesmas.
Penelitian ini rencanya dilakukan pada bulan april di wilayah kerja Dinas
Kesehatan Kabupaten Bantul yakni di 2 Puskesmas yaitu Puskesmas Sedayu
I dan Puskesmas Sedayu II. Adapun terpilihnya dua lokasi puskesmas
tersebut berdasarkan teknik Purposive Sampling yang mana terpilih
kecamatan sedayu. Adapun terpilihnya Kabupaten Bantul dikarenakan data
status anemia dan status gizi pada wus yang masih cukup tinggi yaitu
sebesar 44,1% dan 45,6%.
Adapun subjek dalam penelitian ini adalah Kepala Puskesmas, Bidan, Ahli
Gizi di Puskesmas Sedayu I dan Puskesmas Sedayu II, maupun tenaga
kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul sebagai informan lain yang
memberikan informasi tentang Pelaksanaan Program pelayanan kesehatan
calon pengantin wanita di puskesmas. Selain informan dari tenaga
kesehatan juga terdapat informan non tenaga kesehatan yaitu kepala kantor
urusan agama kecamatan sedayu dan calon pengantin wanita.
Dalam melakukan penelitian kualitatif ini peneliti dibantu oleh Rekan Tim
penelitian dan menggunakan peralatan pengumpulan data. Rekan Tim penelitian
yang berjumlah satu orang dan akan melakukan pengumpulan data melalui
wawancara mendalam.
BAB III LANJUTAN
- PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
- UPAYA MENJAGA VALIDITAS
- ETIKA PENELOTIAN
- JALANNYA PENELITIAN
PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
Teknik analisis data kualitatif menggunakan proses berfikir induktif, artinya dalam
pengujian hipotesis bertitik tolak dari data yang terkumpul kemudian disimpulkan.
Proses berfikir induktif dimulai dari keputusan khusus (data yang terkumpul)
Kemudian diambil kesimpulan secara umum.
Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh.
dengan tahapan sebagai berikut :
a. Mencatat hasil wawancara mendalam (indepth interview) dan observasi secara
teliti dan rinci.
b. Melakukan reduksi data dengan pemilihan data yang penting, melakukan
pengkodean pada aspek-aspek tertentu.
c. Melakukan display data sehingga terorganisir, tersusun dalam pola hubungan
berdasarkan hasil temuan wawancara dan observasi.
d. Penarikan kesimpulan dan verifikasi.
UPAYA MENJAGA VALIDITAS
UPAYA MENJAGA VALIDITAS
Upaya untuk menjaga validitas yang digunakan dalam penelitian adalah dengan
metode triagulasi data, yaitu pengecekan data dari berbagai sumber dengan
berbagai cara dan berbagai waktu. Dalam hal ini peneliti menggunakan triangulasi
sumber dan triangulasi metode. Triangulasi sumber dilakukan dengan mencari
data dari beragam sumber yang berkaitan, dan peneliti melakukan eksplorasi
untuk mengecek kreadibilitas dari berbagai sumber. Triangulasi metode dengan
menggunakan metode wawancara mendalam (indepth interview).
JALANNYA PENELITIAN
-TAHAP PERSIAPAN
-TAHAP PELAKSANAAN
TAHAP PENGOLAHAN DATA DAN PENYUSUNAN LAPORAN
Informan dalam penelitian ini berjumlah 13 orang, 7 diantaranya adalah Informan
inti yaitu Tenaga Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul yang menjadi
Penanggungjawab Program Kesehatan Untuk Wanita Usia Subur Pra Nikah, Kepala
Puskesmas Sedayu 1 dan Kepala Puskesmas Sedayu 2, Ahli Gizi Puskesmas
Sedayu 1 dan Puskesmas Sedayu 2, Bidan Puskesmas Sedayu 1 dan Puskesmas
Sedayu 2, Sedangkan Informan Pendukung adalah Kepala Kantor Urusan Agama
Kecamatan Sedayu, Dan 5 Orang pengantin wanita di Kecamatan Sedayu.
Hasil Penelitian
BAB IV
HASIL & PEMBAHASAN
 Pada penelitian ini peneliti menemukan tidak adanya pelayanan terstandar
terkait pelayanan calon pengantin di Puskesmas Sedayu 1 maupun di
Puskesmas Sedayu 2. Pelayanan Kesehatan di kedua Puskesmas bukan
merupakan program khusus yang dibuat untuk palayanan kesehatan calon
pengantin akan tetapi merupakan pelayanan terpadu antar bidang KIA,
Laboratorium, dan Gizi sehingga Standar pelayanan adalah sesuai unit
kerja. Ini merupakan hasil pengembangan dan inovasi dari Puskesmas.

Sistem Pelayanan Kesehatan


Pada penelitian ini peneliti menemukan tidak adanya pelayanan terstandar terkait
pelayanan calon pengantin di Puskesmas Sedayu 1 maupun di Puskesmas Sedayu
2. Pelayanan Kesehatan di kedua Puskesmas bukan merupakan program khusus
yang dibuat untuk palayanan kesehatan calon pengantin akan tetapi merupakan
pelayanan terpadu antar bidang KIA, Laboratorium, dan Gizi sehingga Standar
pelayanan adalah sesuai unit kerja. Ini merupakan hasil pengembangan dan
inovasi dari Puskesmas.
Alur pelayanan kesehatan calon pengantin di kedua Puskesmas sudah dibuat
tertulis sehingga memudahkan calon pengantin untuk mendapatkan pelayanan.
Disamping itu ketika pendaftaran petugas akan mengarahkan kembali bagaimana
alur pelayanan yang harus dijalani oleh calon pengantin.
Alur Pelayanan
Alur pelayanan pendaftaran pernikahan dimulai dari pengurusan surat di
RT/RW/Dukuh tempat tinggal calon pengantin, yang setelah itu dibawa ke
Kelurahan, kemudian periksa kesehatan di Puskesmas dan ke KUA untuk
pendaftaran dan kelengkapan berkas.
Komponen Input
Komponen Proses
Komponen Output
Kualitas Pelayanan Kesehatan
Input
Komponen Input dalam pelayanan kesehatan calon pengantin di Kecamatan
Sedayu adalah tenaga, dana, sarana, bahan, dan metode yang mendukung
pelaksanaan program.
Pelaksanaan pelayanan kesehatan calon pengantin tidak terlepas dari sumber
daya tenaga, baik secara kuantitas maupun kualitas. Petugas adalah orang yang
bertanggung jawab dan mengkoordinir pelayanan kesehatan pada calon pengantin
wanita. Hasil penelitian melalui wawancara mendalam diperoleh informasi
tentang beberapa komponen yang tidak sejalan. Secara kualitas, petugas
pengelola gizi di Puskesmas Sedayu 1 dan Puskesmas Sedayu 2 dapat dikatakan
kurang, karena hanya terdapat satu petugas gizi di masing-masing Puskesmas
yang menyebabkan kinerja pelayanan gizi menjadi tidak maksimal.
Tenaga
Pada dasarnya semua pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
Puskesmas sudah sesuai dengan bidangnya masing-masing, hanya saja
keterbatasan tenaga gizi membuat konsultasi gizi pada calon pengantin biasanya
dilakukan oleh tenaga kesehatan lain seperti bidan. Konsultasi dilakukan dengan
menggunakan leaflet calon pengantin yang telah disediakan.
...
Dilihat dari kualitas tenaga, Petugas Gizi Puskesmas Sedayu 1 dan Puskesmas
Sedayu 2 pernah mendapatkan pelatihan/workshop terkait pelayanan calon
pengantin beberapa tahun lalu namun bidan tidak ada yang mendapat pelatihan
khusus terkait pelayanan kesehatan calon pengantin, hal ini dikarenakan
Puskesmas tidak menyelenggarakan pelatihan dan pelayanan ini juga bukan
program pelayanan khusus calon pengantin, sehingga apa yang dikerjakan adalah
bagian dari profesi masing-masing tenaga kesehatan.
...
Dana
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, pelayanan kesehatan calon
pengantin tidak terdapat pendanaan karena bukan merupakan program khusus,
pendanaan yang terdapat dalam pelayanan ini merupakan bagian dari program
suntik TT dan kelas calon pengantin. Dana program suntik TT merupakan dana
Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang melalui Kementrian Kesehatan
sedangkan dana kelas calon pengantin merupakan dana dari APBD Kabupaten
Bantul yang melalui dinas kesehatan, hal ini sudah sesuai dengan kebijakan yang
berlaku.
Dana
Sarana dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan calon pengantin berupa SOP
disetiap unit pelayanan. Di dalam SOP ini sudah mencakup pelaksanaan dan
pelayanan. Dan prasarana yang digunakan dalam pelayanan kesehatan calon
pengantin melingkupi perlengkapan suntik TT dan Laboratorium serta leaflet gizi
telah tersedia.
Sarana
Metode
Metode pelayanan kesehatan calon pengantin terdiri dari metode pemeriksaan
laboratorium, metode imunisasi, metode konseling dan metode penyuluhan yang
dilakukan baik di Puskesmas maupun di KUA.
Metode
Berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian ditemukan perencanaan yang tidak
detail terhadap pelayanan kesehatan calon pengantin di kedua Puskesmas di
Kecamatan Sedayu. Pelaksanaan terkait pemeriksaan kesehatan dan suntik TT
sudah dilakukan sesuai dengan SOP pada masing-masing Unit pelaksana.
Ketersediaan tenaga gizi yang kurang disetiap Puskesmas menyebabkan beban
kerja ganda untuk bidan maupun tenaga kesehatan lainnya ketika ahli gizi tidak di
tempat. Akan tetapi hal ini sudah menjadi kesepakatan yang tidak tertulis dan
merupakan kebijakan dari kepala Puskesmas. Namun begitu pelayanan terkait gizi
menjadi tidak maksimal dikarenakan bukan dilakukan oleh tenaga gizi.
Pelaksanaan
Proses
Pada penelitian ini peneliti menemukan terdapat pelaporan yang seharusnya
dilaporkan namun tidak dilaporkan atau tidak disebutkan dalam wawancara
apakah dilaporkan arau tidak seperti jumlah calon pengantin yang anemia, KEK,
dan status gizi kurang. Dengan dilakukannya pelaporan mengenai hal ini ke dinas
kesehatan dapat menjadi tambahan informasi dan bisa menjadi awal dalam
pengambilan kebijakan atau pembuatan program selanjutnya.
Pelaporan
Pada penelitian ini peneliti menemukan bahwa tidak dilakukannya monitoring
karena bukan merupakan program pelayanan khusus sedangkan evaluasi yang
dilakukan hanya sebatas waktu pelayanan, dan bukan evaluasi terhadap
efektivitas pelayanannya, karena calon pengantin yang kebanyakan setelah
menikah ikut suami pindah ke luar wilayah Kecamatan Sedayu menyebabkan
tidak dapat dilakukannya evaluasi terhadap pelayanan atau peningkatan
kesehatan calon pengantin tersebut.
Monitoring Evaluasi
Monitoring
Evaluasi
Output
Pelayanan kesehatan calon pengantin yang dilaksanakan dikedua Puskesmas
Kecamatan Sedayu sudah tepat sasaran, setiap calon pengantin yang datang di
Puskesmas selalu mendapatkan pelayanan sesuai dengan yang disyaratkan oleh
KUA. Manfaat dari pelayanan yang diberikan kepada calon pengantin sangat
banyak, di harapkan dari pelayanan ini mampu berdampak jangka panjang pada
kesehatan calon pengantin dan generasinya.
Output 1
Berdasarkan Pengakuan dari calon pengantin terdapat peningkatan pengetahuan
mengenai kesehatan pada calon pengantin dalam waktu beberapa saat setelah
dilakukannya konseling maupun penyuluhan, akan tetapi peningkatan tidak dapat
diukur karena tidak adanya tindak lanjut atau evaluasi apakah ada peningkatan
kesehatan atau tidak. Hal ini juga berdampak pada pengetahuan calon pengantin
terhadap persiapan kehamilan. Dan peningkatan kesehatan calon pengantin hanya
dapat diukur ketika sudah menikah dan hamil.
Output 2
Secara keseluruhan pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan Puskesmas
Sedayu 1 maupun Puskesmas Sedayu 2 sudah cukup baik serta dirasakan
manfaatnya oleh calon pengantin, akan tetapi masih tetap perlu perbaikan dan
peningkatan kualitas.
Output 3
1. Sistem Pelayanan Kesehatan Calon Pengantin
- Pelayanan kesehatan calon pengantin di Puskesmas Kecamatan Sedayu bukan
merupakan Program yang di khususkan untuk pelayanan calon pengantin tetepi
merupakan pelayanan terpadu dari beberapa Unit Pelayanan di Puskesmas.
- Alur pelayanan calon pengantin telah tersedia didepan setiap ruang unit
pelayanan.
BAB V
KESIMPULAN
2. Kualitas Pelayanan Kesehatan Calon Pengantin
- Ketersediaan tenaga pegelola pelayanan calon pengantin di Puskesmas Sedayu
1 dan Puskesmas Sedayu 2 secara kuantitas dan kualitas masih kurang.
- Tidak terdapatnya dana khusus pelayanan calon pengantin.
- Standar Operasional Prosedur (SOP) maupun Petunjuk Teknis (Juknis) Pelayanan
calon pengantin tidak ada, yang ada hanyalah Standar Pelayanan Minimun (SPM)
pada setiap unit pelayanan.
- Setiap calon pengantin sudah mendapatkan pelayanan akan tetapi karena
petugas gizi yang kurang dan informasi terkait gizi yang diberikan tidak
terstandar.
- Pelaksanaan pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan calon pengantin
wanita dilakukan setiap bulan oleh tenaga kesehatan Puskesmas namun tidak
dilaporkan secara keseluruhan.
- Kelas calon pengantin yang hanya dilakukan dua kali dalam setahun
menyebabkan banyak calon pengantin yang tidak terjaring.
- Monitoring evaluasi tidak dilakukan secara maksimal dikarenakan bukan
program khusus dan banyaknya calon pengantin wanita yang pindah setelah
menikah.
1. Puskesmas di Kecamatan Sedayu sebaiknya menambah jumlah tenaga
kesehatan Gizi agar pelayanan dapat optimal.
2. Tetap meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan yang sudah ada.
3. Tetap mempertahankan keramah-tamahan dalam pelayanan.
4. Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul dapat membuat program khusus terkait
pelayanan calon pengantin wanita yang terstandar sehingga pelayanan kesehtan
calon pengantin di Kabupaten Bantul sama.
Saran
BAB V
SARAN
Sekian,
Terima Kasih
n_n
^_^

Anda mungkin juga menyukai