Anda di halaman 1dari 5

KASUS 1 ( the stage of prenatal)

3. jelaskan perkembangan zygote sampai saat implantasi.

Implantasi (0 – 2 minggu) Implantasi atau nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil
konsepsi ke dalam endometrium. Pada akhir minggu pertama (hari ke 5 sampai ke 7) zigot
mencapai kavum uteri. Pada saat itu uterus sedang berada pada fase sekresi lendir dibawah
pengaruh progesteron dari korpus luteum yang masih aktif. Sehingga lapisan endometrium
dinding rahim menjadi kaya pembuluh darah dan banyak muara kelenjar selaput lendir rahim
yang terbuka dan aktif. Kontak antara zigot stadium blastokista dengan dinding rahim pada
keadaan tersebut akan mencetuskan berbagai reaksi seluler, sehingga sel-sel trofoblast zigot
tersebut akan menempel dan infiltrasi pada lapisan epitel endometrium uterus. Embrio (2 minggu
– 8 minggu) Tahap embrio berlangsung dari hari ke-15 sampai sekitar 8 minggu setelah
konsepsi. Tahap ini merupakan masa organogenesis yaitu masa yang paling kritis dalam
perkembangan sistem organ dan penampilan luar utama janin. Daerah yang sedang berkembang,
mengalami pembelahan sel yang cepat dan sangat rentan terhadap malformasi akibat teratogen.

Beberapa jam pasca fertilisasi, penyatuan nuklei akan membentuk zigot dan selanjutnya dalam
waktu 3 – 4 hari sudah terbentuk sebuah masa solid berbentuk seperti bola yang disebut morula.
Morula dengan cepat berjalan didalam Tuba Falopii menuju rongga uterus. Selama
perjalanannya, melalui kanalikuli zona pellucida masuk sejumlah cairan membentuk rongga
cairan dalam morula sehinga terbentuk blastosis. Setelah mencapai rongga rahim, zona pellucida
mengembang dan menipis. Blastosis akan menempel dan segera masuk kedalam stroma
endometrium. Sekitar 50% bagian blastosis berada dalam endometrium. Peristiwa terpautnya
blastosis pada stroma endometrium uterus induk disebut implantasi (nidasi). Penempelan
blastosis pada dinding endometrium yang terjadi pada hari ke 6-7 (akhir minggu pertama).

Bagian yang pertama kali menyentuh endometrium uterus adalah kutub animal (kutub
embrionik), yaitu kutub tempat terdapatnya inner cell mass. Pada waktu itu sel-sel trofoblas
mensekresikan enzim-enzim proteolitik yang akan menghancurkan epitelium uterus sebagai jalan
untuk penetrasinya zigot ke dalam endometrium. Setelah terbentuk “jalan masuk”, Sel trofoblas
superfisial mengalami diferensiasi menjadi sitotrofoblas (lapisan dalam) dan sinsitiotrofoblas (
lapisan luar ).

Perkembangan embrio manusia pada hari ke-8,


blastosis tertanam di dalam stroma endometrium. Trofoblas berdiferensiasi menjadi dua lapisan
yaitu sitrotrofoblas dan sinsitrofoblas. Embrioblas juga berdiferensiasi menjadi sel kecil kuboid
berdampingan dengan rongga blastosis(hipoblas) dan satu lapisan sel silinder tinggi bersebelahan
dengan ruang amnion (epiblas). Pembentukan cakram datar (cakram mudigah bilaminer).
Rongga kecil muncul di dalam epiblas menjadi rongga amnion. Sroma endometrium tempat
implantasi dan sekitarnya tampak edema dan hipervaskuler. Kelenjarnya berkelok-kelok dan
mengeluarkan banyak glikogen dan mucus.

Perkembangan embrio manusia pada hari ke-9, blastosis semakin dalam terbenam didalam
endometrium. Trofoblas mengalami perkembangan pada kutub embrionalnya dimana vakuola-
vakuola pada sinsitrofoblas dan membentuk lacuna-lakuna (tahap lakunasi). Pada kutub
abembrional terbentuk selaput tipis (selaput eksoselom) yang melapisi sitotrofoblas. Selaput ini
bersama hipoblas membentuk rongga ekoselom (yolk sac /kantung kuning telur).

Gambar. Implantasi Blastosis Hari ke-9. Blastosis telah terbenam


seluruhnya pada hari ke-10-12. Pada saat yang sama, sel-sel sinsitrofoblas menembus lebih
dalam ke stroma dan merusak lapisan endotel kapiler ibu. Pembuluh darah ini tersumbat dan
kemudian melebar(sinusoid). Karena trofoblas terus merusak sinusoid, darah ibu mulai mengalir
melalui sistem trofoblas sehingga terjadi sirkulasi uteroplasma.Sekelompok sel baru muncul di
antara permukaan dalam trofoblas dan permukaan luar rongga eksoselom yang berasal dari yolk
sac membentuk jaringan penyambung halus dan longgar = mesoderm ekstraembrional = selom
ekstraembrional = rongga korion.

Gambar. Impantasi Blastosis hari ke 10 – 12

Sumber : https://rinaugha.wordpress.com/2015/03/17/7

(Susilawati, Maemunah, Yulianti, Rukiah, 2013, hal. 24). Embrio (2 minggu – 8 minggu

-kadek intan kartika dewi-

kasus 1 ( Tumbuh kembang orofasial)

3. apa akibat dari kelainan itu?

Cleft Lip atau Celah Bibir adalah penyakit yang disebabkan oleh kontribusi dari faktor
lingkungan serta faktor genetik. Penyebab dari sebagian besar kejadian celah bibir masih belum
diketahui hingga sekarang. Beberapa anak mengalami celah bibir karena adanya perubahan
genetik. Kasus celah bibir merupakan hal yang diturunkan secara genetik. 1 dari 5 kasus celah
bibir merupakan kasus yang terjadi akibat adanya penurunan secara genetic. 4 Faktor resiko
terjadinya celah bibir pada anak bayi sudah ada sejak bayi tersebut masih berada dalam
kandungan.

Beberapa faktor resiko bagi janin untuk mengalami celah bibir adalah : Sang ibu merokok, Sang
ibu mengidap diabetes, Konsumsi obat-obatan tertentu pada masa kehamilannya yang
meningkatkan kemungkinan anaknya untuk mengalami celah bibir, Terinfeksi virus Rubella,
Terjadi kekurangan beberapa vitamin pada masa kehamilan.

Sumber:
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/8e541bcca91163a16786934e45670cf5.p
df

-kadek intan kartika dewi-

Bahan diskusi ppt

3. sebutkan semua derivat branchial arches


Sumber : https://www.slideshare.net/Alethea/development-of-the-branchial-arches-presentation

-kadek intan kartika dewi-

KASUS 2 ( TUMBUH KEMBANG MAXILA DAN MANDIBULA)

3. Sebutkan beberapa kelainan mandibula

gangguan sendi rahang yang disebut TMJ disorder. TMJ disorder disebut juga TMD sering
ditemukan dalam praktek dokter gigi sehari-hari. TMD merupakan istilah yang digunakan
untuk mengenali sejumlah masalah klinis yang meliputi otot-otot mastikasi,
TMJ atau keduanya. Istilah ini sama dengan gangguan/kelainan kraniomandibula
(craniomandibular disorder). Selama bertahun-tahun gangguan fungsional sistem
pengunyahan telah diidentifikasi dengan berbagai istilah. TMJ dysfunction syndrome
mendatangkan istilah functional TMJ Disturbance. Beberapa istilah mendeskripsikan
sebab - sebab yang dikemukakan seperti occlusomandibular disturbance dan
myoarthropathy of the TMJ. Yang lain menekankan rasa sakit seperti
- pain - dysfunction syndrom,
- myofascial pain dysfunction syndrome
- temporomandibular pain disfunction syndrome
Karena gejala - gejala tersebut tidak selalu terbatas pada TMJ, maka digunakan istilah yang
lebih luas seperti craniomandibular disorder TMD (Temporomandibular Disorder) ini tidak
hanya mengemukakan masalah-masalah yang terbatas pada joint tetapi meliputi semua
gangguan yang berkaitan dengan fungsi sistem pengunyahan.

Sumber : https://jurnal.unej.ac.id/index.php/STOMA/article/view/2093/1697
-kadek intan kartika dewi-

Anda mungkin juga menyukai