Anda di halaman 1dari 6

Pemanfaatan Sampah Tusuk Makanan Sebagai Alat Peraga Matematika di SDN

Bleberan

Tujuan : Meningkatkan kebersihan lingkungan sekolah serta kesadaran pemanfaatan sampah


sebagai alat peraga matematika.

Sasaran :

 Meningkatkan kesadaran siswa terkait pemanfaatan sampah sebagai media pembelajaran.


 Guru dapat menggunakan hasil daur ulang sampah tusuk sate dalam pembelajaran matematika.
 Siswa lebih mudah memahami materi bilangan bulat dengan menggunakan alat peraga.

Intansi / Lembaga yang terlibat : SDN Bleberan yang berada di Dusun Losari Desa Bleberan
Kecamatan Jatirejo Kabupaten Mojokerto.

Periode Kegiatan : 13-14 Agustus 2019

Profil :

Sampah merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat indonesia.
Jumlah sampah dalam setiap tahunnya semakin bertambah seiring dengan pertumbuhan penduduk.
Permasalahan sampah tidak hanya terjadi di lingkungan rumah tangga saja, akan tetapi juga di
lingkungan sekolah. Permasalahan sampah yang terjadi di lingkungan sekolah adalah kurangnya
pemahaman warga sekolah tentang daur ulang sampah sehingga mengakibatkan sampah menumpuk
di tempat pembuangan sampah.

Pada saat tim KKN 13 UNIM menjalankan program kerja “Implementasi Mengajar di
Sekolah” di SDN Bleberan menemukan komponen sampah yang paling dominan adalah tusuk
makanan. Selain hal tersebut berdasarkan informasi dari dewan guru SDN Bleberan bahwa siswa
kelas II SDN Bleberan ada beberapa siswa yang tidak memehami konsep bilangan bulat hanya
dengan metode ceramah.

Kegiatan ini dilaksanakan untuk melatih kesadaran siswa terhadap pemanfaatan sampah
agar tidak menumpuk sia-sia di tempat pembuangan sampah. Banyak sekali ditemui sampah tusuk
makanan di sekitar lingkungan SDN Bleberan. Warga sekolah masih belum paham mengenai daur
ulang sampah yang dapat dimanfaatkan menjadi sebuah alat peraga.

Fokus kegiatan ini adalah pemanfaatan sampah tusuk makanan menjadi alat peraga
matematika pada materi bilangan bulat. Subjeknya adalah siswa kelas II di SDN Bleberan.
Pengumpulan sampah tusuk makanan dilakukan pada pukul 09.00-12.00 saat jam istirahat dan
sepulang sekolah. Setelah tusuk makanan terkumpul, siswa akan membersihkan tusuk makanan
tersebut lalu siswa melihat cara menggunakan alat peraga tersebut dan menirukannya dengan arahan
guru. Pada materi bilangan bulat, tusuk makanan dapat digunakan sebagai media belajar untuk
berhitung. Misalnya, menghitung operasi penjumlahan maupun pengurangan pada bilangan positif
dan negatif. Alat peraga ini dirasa efektif dan tidak memakan biaya, karena hampir di setiap sudut
halaman sekolah terdapat sampah tusuk makanan.

Alat peraga pembelajaran diharapkan dapat menjadi alat peraga yang yang menarik minat
siswa, mendorong aktivitas, mengembangkan kreatifitas dan membantu siswa untuk lebih
memahami materi bilangan bulat yang disampaikan oleh guru. Dengan demikian tujuan
pembelajaran di kelas dapat tercapai dan semua aspek pengembangan yang direncanakan dapat
terlaksana.

Gambar 1 dan 2 : pembelajaran matematika menggunakan alat peraga.


Kegiatan Bimbel Pada Siswa SD di Dusun Losari Desa Bleberan Kecamatan
Jatirejo Kabupaten Mojokerto

Tujuan : Menambah wawasan dan pengetahuan siswa SD di Dusun Losari agar lebih cepat
memahami pelajaran yang mereka terima di sekolah.

Sasaran :

 Meningkatkan kemampuan siswa agar bisa lebih memahami mata pelajaran dengan cara yang
benar dan tepat.
 Membantu siswa dalam memahami pentingnya cara belajar yang benar untuk mempermudah
pekerjaan atau tugas mereka.

Intansi / Lembaga yang terlibat : SDN Bleberan yang berada di Dusun Losari Desa Bleberan
Kecamatan Jatirejo Kabupaten Mojokerto.

Periode Kegiatan : 24 Juli – 22 Agustus 2019

Profil :

Dalam kesempatan ini kelompok kuliah kerja nyata (KKN) menemukan beberapa
persoalan utama mengenai bagaimana siswa dapat lebih menambah wawasan atau ilmu mengenai
beberapa mata pelajaran yang belum mereka pahami sepenuhnya. Sehingga kelompok KKN
memberikan tips belajar dan cepat memahami dalam setiap mata pelajaran yang mereka pelajari di
sekolah.

Hasil bimbingan belajar kami di Dusun Losari adalah sebagian besar siswa masih kurang
memahami mata pelajaran yang mereka pelajari di sekolah terutama dalam Mata Pelajaran Bahasa
Inggris, Matematika, Bahasa Indonesia, IPS, dan IPA. Oleh karena itu, kami sebagai mahasiswa
KKN Universitas Islam Majapahit menyelenggarakan program kerja yaitu “Kegiatan Bimbel Pada
Siswa SD di Dusun Losari Desa Bleberan Kecamatan Jatirejo Kabupaten Mojokerto”.

Program kerja ini dapat dikatakan berhasil membuat siswa mengerti dan bisa memahami
dengan mudah cara belajar yang benar dan tepat, hal ini terbukti dari siswa yang sulit mengerjakan
soal matematika menjadi lebih mudah dan mengerti tentang solusi penyelesaiannya. Siswa juga lebih
cepat dalam berhitung dan menghafal perkalian. Namun sebagian kecil siswa belum menyadari akan
pentingnya bimbingan belajar ini untuk perkembangan kemajuan kecerdasan dalam berpikir di SDN
Bleberan yang dapat membantu mereka mempermudah pekerjaannya.

Kegiatan ini perlu dilaksanakan oleh siswa SDN Bleberan secara rutin setiap Senin-Jumat
pukul 19.00 sampai selesai sesuai dengan materi yang kami berikan agar apa yang kami sampaikan
di Bimbingan Belajar tidak cepat di lupakan dan bisa berguna seterusnya.

Gambar 1 dan 2 : kegiatan bimbel oleh kelompok KKN

Gambar 3 : pembelajaran langsung ke peserta bimbel


Manfaat Cengkeh Sebagai Mata Pencaharian di Dusun Losari Desa Bleberan
Kecamatan Jatirejo Kabupaten Mojokerto

Tujuan : Menambah wawasan tentang manfaat cengkeh sebagai mata pencaharian petani di Dusun
Losari Desa Bleberan Kecamatan Jatirejo Kabupaten Mojokerto

Sasaran :

 Untuk mengetahui apa saja manfaat cengkeh di Dusun Losari Desa Bleberan Kecamatan Jatirejo
Kabupaten Mojokerto melalui pendekatan dan survey ke masyarakat Dusun Losari
 Adanya survey dan wawancara secara langsung terkait proses panen cengkeh hingga sampai ke
tangan pembeli.
 Identifikasi praktik secara langsung ke tahapan proses panen cengkeh yang berada di Dusun
Losari, termasuk pemanfaatanya secara langsung yang di rasakan masyarakat sekitar.

Intansi / Lembaga yang terlibat : Petani Cengkeh yang berada di Dusun Losari Desa Bleberan
Kecamatan Jatirejo

Periode Kegiatan : 27 Juli 2019

Profil :

Cengkeh merupakan salah satu komoditi penting bagi Indonesia, 99% merupakan areal
perkebunan cengkeh rakyat. Sebagian besar produksi cengkeh digunakan untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri. Kebutuhan nasional cengkeh diperkirakan melebihi produksi dalam
negeri, sehingga mendorong minat masyarakat untuk menanam cengkeh kembali.

Sebagai tanaman perkebunan, cengkeh dapat dipergunakan dalam berbagai macam


kebutuhan. Sebagian besar di Indonesia dipergunakan untuk bumbu rokok kretek, obat-obat
tradisional maupun obat-obatan modern. Di bidang industry minyak, cengkeh dapat dipakai
untuk obat gigi dan dipergunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan vanillin dan bahan
wangi-wangian. Selain cengkehnya, gagang atau tangkai dan daunnya dapat dipergunakan untuk
membuat rokok yang harganya murah, dan masih bisa didistilasi untuk diambil minyaknya,
walaupun mutunya tidak sebaik cengkeh asli. Kayunya yang sudah mati dapat dipergunakan
untuk perkakas rumah tangga, yang baunya dapat untuk menyimpan bahan pakaian yang anti
ngengat.

Komoditas cengkeh dalam pembangunan subsector perkebunan memberikan kontribusi


yang cukup besar dalam penyediaan kebutuhan bahan baku utamanya di industry rokok kretek
yang terbanyak penggunaannya. Produksi cengkeh mempunyai peran yang cukup besar dalam
menunjang upaya peningkatan pendapatan masyarakat di Desa Bleberan, karena sampai saat ini
cukai rokok merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang terbesar disbanding dengan
sumber pendapatan lainnya, dan penyerapan tenaga kerja yang cukup tinggi. Selain itu adanya
rokok kretek tidak hanya memberikan kehidupan bagi pekerja di industry saja, tetapi juga
memberikan kesempatan bagi tenaga musiman yang turut aktif dalam bidang pertanian
khususnya buruh pemetik cengkeh. Sebab bagi petani yang mempunyai areal produksi yang luas
tidak memungkinkan untuk bisa diselesaikan dalam satu keluarga saja. Disamping itu juga
mendorong petani untuk menanam tembakau selain tanaman cengkeh.

Gambar 1 dan 2 : proses memisahkan cengkeh dari batangnya.

Gambar 3 : proses memetik cengkeh. Gambar 4 : cengkeh siap untuk dijual

Anda mungkin juga menyukai