Dosen Pembina
Disusun Oleh:
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami tunjukan kepada Tuhan Yang Maha Esa sebab dengan karunia-Nya
kami dapat menyusun makalah yang berjudul “Indikator Permasalahan Ekomoni Makro
Indonesia Dan Pemecahannya Pada Tahun 2013”.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak-pihak yang telah membantu
kami dalam memyusun makalah ini.
Diharapkan makalah ini dapat memberikan manfaat dan informasi kepada semua pihak,
serta kritik dan saran sangat kami butuhkan untuk penyusunan makalah selanjutnya. Untuk itu
kami ucapkan terima kasih.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Masalah ekonomi merupakan masalah mendasar yang terjadi disemua negara. Oleh
karena itu, dalam menyikapi permasalahan ekonomi tiap negara, masing-masing negara
menganut sistem ekonomi yang sesuai dengan kondisi dan ideologi negara yang
bersangkutan. Peranan pemerintah sebagai regulator di dalam perekonomian suatu negara
di bagi menjadi dua, yaitu jangka panjang dan jangka pendek. Dimana pada jangka panjang
pemerintah harus menghantarkan masyarakat kepada kemakmuran, kesejahteraan lahir dan
batin, serta harus menghadapi masalah jangka panjang seperti masalah pertumbuhan
ekonomi. Sedangkan dalam jangka pendek pemerintah di tuntut untuk selalu dapat
membantu menciptakan iklim usaha yang kondusif mendukung semua pihak. Sistem
Ekonomi sangat berpengaruh besar pada keberhasilan pemerintah dalam mencapai misi
memakmurkan dan menyejahterakan perekonomian masyarakatnya. Bahkan tidak hanya
pemerintah, pihak swasta pun menggunakan sistem ekonomi demi tercapainya
kemakmuran dan kesejahteraan baik untuk diri sendiri ataupun pihak-pihak lainnya.
Persoalan-persoalan ekonomi pada hakekatnya adalah masalah transformasi atau
pengolahan alat-alat / sumber pemenuh / pemuas kebutuhan, yang berupa faktor- faktor
produksi yaitu tenaga kerja, modal, sumber daya alam dan keterampilan (skill) menjadi
barang dan jasa. Dewasa ini, masalah ekonomi di Indonesia dan dunia tertuju pada
pengangguran, stabilitas ekonomi, pertumbuhan ekonomi, dan neraca pembayaran
internasional. Semuanya itu merujuk pada pemilihan sistem ekonomi mana yang akan
dipakai oleh suatu negara untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Pembahasan sistem
ekonomi di dunia maupun yang diterapkan Indonesia saat ini sangat menarik untuk dibahas
karena menyangkut falsafah yang dipakai tiap-tiap negara untuk mencapai kemakmuran.
Topik tentang sistem ekonomi yang disajikan oleh penulis diharapakan bisa menambah
pemahaman tentang sistem ekonomi, cara kerja sistem tersebut dan hasil yang
direalisasikan dari sistem yang diterapkan oleh negara-negara di dunia. bisa menambah
pemahaman tentang sistem ekonomi, cara kerja sistem tersebut dan hasil yang
direalisasikan dari sistem yang diterapkan oleh negara-negara di dunia.
BAB II
TUJUAN PUSTAKA
Sistem perekonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk
mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi di
negara tersebut. Perbedaan mendasar antara sebuah sistem ekonomi dengan sistem
ekonomi lainnya adalah bagaimana cara sistem itu mengatur faktor produksinya. Dalam
beberapa sistem, seorang individu boleh memiliki semua faktor produksi. Sementara dalam
sistem lainnya, semua faktor tersebut di pegang oleh pemerintah. Kebanyakan sistem
ekonomi di dunia berada di antara dua sistem ekstrim tersebut.
Selain faktor produksi, sistem ekonomi juga dapat dibedakan dari cara sistem
tersebut mengatur produksi dan alokasi. Sebuah perekonomian terencana (planned
economies) memberikan hak kepada pemerintah untuk mengatur faktor-faktor produksi
dan alokasi hasil produksi. Sementara pada perekonomian pasar (market economic), pasar
lah yang mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi barang dan jasa melalui penawaran
dan permintaan. (id.wikipedia.org)
Sistem ini disebut juga dengan sistem ekonomi komando. Sistem ekonomi
ini merupakan sistem ekonomi dimana pemerintah memiliki kendali yang ketat
dalam menentukan kepemilikan bisnis, laba, dan alokasi sumber daya untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan pemerintah (Hidayati, 2010). Dumairy
menjelaskan, sistem ekonomi sosialis adalah adanya berbagai distorasi dalam
mekanisme pasar menyebabkan tidak mungkin bekerja secara efisien, dan bahwa
sistem ini bukanlah sistem ekonomi yang tidak memandang penting peranan kapital
(Hendrojogi, 2004). Tokoh yang memopulerkan sistem ekonomi terpusat adalah
Karl Marx. Ia adalah seorang ahli filsafat berkebangsaan Jerman. Bukunya yang
terkenal berjudul Das Capital. Sistem ekonomi ini banyak dianut oleh negara-
negara di Eropa Timur dan Cina.
Dalam sistem ekonomi ini, pemerintah berperan dominan dalam mengelola
dan mengatur perekonomian (mulai dari produksi, distribusi, dan konsumsi). Pihak
swasta dan perseorangan tidak diberi hak untuk bebas berusaha dan memiliki
sejumlah faktor produksi. Ciri-ciri sistem ini adalah :
Pasal 33 UUD 1945 ayat 1,2,3 dan 4 yang diamandemen oleh MPR pada tanggal 10
Agustus 2002 dianggap sebagai pasal terpenting yang mengatur langsung sistem ekonomi
Indonesia sekaligus landasannya, yakni prinsip demokrasi ekonomi. Secara rinci pasal
menetapkan tiga hal, yaitu :
Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup
orang banyak dikuasai oleh negara;
Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara
dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi
dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan
kesatuan ekonomi nasional.
Warga memiliki kebebasan dalam memilih pekerjaan dan penghidupan yang layak;
Potensi, inisiatif, dan daya kreasi setiap warga negara dikembangkan salam batas-
batas yang tidak merugikan kepentngan umum;
Adapun ciri negatif yang harus dihindari dalam sistem perekonomian kita karena
bersifat kontradiktif dngan nilai-nilai dan kepribadian bangsa Indonesia adalah sebagai
berikut :
a) Sistem ”Free Fight Liberalism”, yang menumbuhkan eksploitau manusia dan bangsa lain;
b) Sistem “Etatisme”, negara sagat dominan serta mematikan potensi dan daya kresi unit-unit
ekonomi di luar sektor negara.
c) Pemusatan kekuatan ekonomi pada suatu keompok dalam bentuk monopoli yang
mergikan masyarakat.
Pemikiran tokoh- tokoh ekonomi yang ikut mewarnai sistem ekonomi kita, diantaranya :
Bung Hatta selain sebagai tokoh Proklamator bangsa Indonesia, juga dikenal
sebagai perumus pasal 33 UUD 1945. Bung Hatta menyusun pasal 33 didasari pada
pengalaman pahit bangsa Indonesia yang selama berabad-abad dijajah oleh bangsa asing
yang menganut sitem ekonomi liberal-kapitalistik. Penerapan sistem ini di Indonesia telah
menimbulkan kesengsaraan dan kemelaratan, oleh karena itu menurut Bung Hatta sistem
ekonomi yang baik untuk diterapkan di Indonesia harus berasaskan kekeluargaan.
Pemikiran Wilopo
Pemikiran Mubyarto
Menurut Mubyarto, SEP adalah sistem ekonomi yang bukan kapitalis dan juga
sosialis. Salah satu perbedaan SEP dengan kapitalis atau sosialis adalah pandangan tentang
manusia. Dalam sistem kapitalis atau sosialis, manusia dipandang sebagai mahluk rasional
yang memiliki kecenderungan untuk memenuhi kebutuhan akan materi saja.
Konsep Emil Salim tentang SEP sangat sederhana, yaitu sistem ekonomi pasar
dengan perencanaan. Menurut Emil Salim, di dalam sistem tersebutlah tercapai
keseimbangan antara sistem terpusat dengan sistem pasar. “lazimnya suatu sistem
ekonomi bergantung erat dengan paham/ideologi yang dianut suatu negara
Sumitro Djojohadikusumo dalam pidatonya di hadapan School of Advanced
International Studies di Wasington, AS Tanggal 22 Februari 1949, menegaskan
bahwa yang dicita-citakan bangsa Indonesia adalah suatu macam ekonomi campuran.
Lapangan-lapangan usaha tertentu akan dinasionalisasi dan dijalankan oleh pemerintah,
sedangkan yang lain-lain akan terus terletak dalam lingkungan usaha swasta.
Ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi yang berbasis pada kekuatan ekonomi
rakyat. Dimana ekonomi rakyat sendiri adalah sebagai kegiatan ekonomi atau usaha yang
dilakukan oleh rakyat kebanyakan (popular) yang dengan secara swadaya mengelola
sumberdaya ekonomi apa saja yang dapat diusahakan dan dikuasainya, yang selanjutnya
disebut sebagai Usaha Kecil dan Menegah (UKM) terutama meliputi sektor pertanian,
peternakan, kerajinan, makanan, dsb., yang ditujukan terutama untuk memenuhi kebutuhan
dasarnya dan keluarganya tanpa harus mengorbankan kepentingan masyarakat lainnya.
Secara ringkas Konvensi ILO169 tahun 1989 memberi definisi ekonomi kerakyatan
adalah ekonomi tradisional yang menjadi basis kehidupan masyarakat lokal dalam
mempertahan kehidupannnya. Ekonomi kerakyatan ini dikembangkan berdasarkan
pengetahuan dan keterampilan masyarakat lokal dalam mengelola lingkungan dan tanah
mereka secara turun temurun. Aktivitas ekonomi kerakyatan ini terkait dengan ekonomi
sub sistem antara lain pertanian tradisional seperti perburuan, perkebunan, mencari ikan,
dan lainnnya kegiatan disekitar lingkungan alamnya serta kerajinan tangan dan industri
rumahan. Semua kegiatan ekonomi tersebut dilakukan dengan pasar tradisional dan
berbasis masyarakat, artinya hanya ditujukan untuk menghidupi dan memenuhi kebutuhan
hidup masyarakatnya sendiri. Kegiatan ekonomi dikembangkan untuk membantu dirinya
sendiri dan masyarakatnya, sehingga tidak mengekploitasi sumber daya alam yang ada.
Gagasan ekonomi kerakyatan dikembangkan sebagai upaya alternatif dari para ahli
ekonomi Indonesia untuk menjawab kegagalan yang dialami oleh negara negara
berkembang termasuk Indonesia dalam menerapkan teori pertumbuhan. Penerapan teori
pertumbuhan yang telah membawa kesuksesan di negara-negara kawasan Eropa
ternyata telah menimbulkan kenyataan lain di sejumlah bangsa yang berbeda. Salah satu
harapan agar hasil dari pertumbuhan tersebut bisa dinikmati sampai pada lapisan
masyarakat paling bawah, ternyata banyak rakyat di lapisan bawah tidak selalu dapat
menikmati cucuran hasil pembangunan yang diharapkan itu. Bahkan di kebanyakan negara
negara yang sedang berkembang, kesenjangan sosial ekonomi semakin melebar. Dari
pengalaman ini, akhirnya dikembangkan berbagai alternatif terhadap konsep pembangunan
yang bertumpu pada pertumbuhan. Pertumbuhan ekonomi tetap merupakan pertimbangan
prioritas, tetapi pelaksanaannya harus serasi dengan pembangunan nasional yang
berintikan pada manusia pelakunya.
A. Pemerintah (BUMN)
a) Kegiatan produksi
b) Kegiatan konsumsi
c) Kegiatan distribusi
B. Swasta (BUMS)
BUMS adalah salah satu kekuatan ekonomi di Indonesia. BUMS merupakan badan
usaha yang didirikan dan dimiliki oleh pihak swasta. Tujuan BUMS adalah untuk
memperoleh laba sebesar-besarnya. BUMS didirikan dalam rangka ikut mengelola
sumber daya alam Indonesia, namun dalam pelaksanaannya tidak boleh bertentangan
dengan peraturan pemerintah dan UUD 1945. BUMS dalam melakukan perannya
mengandalkan kekuatan pemilikan modal. Perkembangan usaha BUMS terus didorong
pemerintah dengan berbagai kebijaksanaan.
Badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi, sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Pengertian atau definisi tentang
koperasi di Indonesia sendiri juga mengalami perkembangan atau perubahan dari suatu
Undang-Undang Koperasi ke Undand-Undang Koperasi berikutnya. Undang-Undang
Koperasi No. 14 Tahun 1965, Bab III Pasal 3 mengatakan bahwa: Koperasi adalah
organisasi ekonomi dan alat revolusi yang berfungsi sebagai tempat persemaian insam
masyarakat serta wahana menuju sosialisme Indonesia berdasarkan Pancasila.
Berikutnya pada pasal 4 Bab III diberikan rincian asas-asasnya sebagai berikut:
1) Gotong royong
2) Bertujuan mengembangkan kesejahteraan anggota dan masyarakat dalam
rangka mencapai dan membina masyarakat sosialis Indonesia berdasarkan
Pancasila tanpa hisapan oleh manusia di atas manusia.
3) Tidak merupakan konsentrasi modal.
4) Sifat keanggotaan sukarela dalam rangka demokrasi terpimpin.
5) Anggota mempunyai kewajiban, hak dan kepentingan yang sama.
6) Keanggotaan tidak dapat dipindahkan pada orang lain atau badan hukum lain
dengan jalan apa pun.
7) Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi.
8) Tiap keputusan rapat anggota didasarkan atas musyawarah untuk mufakat.
9) Tiap-tiap anggota sesuai dengan tingkat kesadaran dan kemampuannya
menyumbangkan materi, tenaga maupun pikiran untuk koperasi dan sesuai
dengan karyanya menerima bagian dari setiap kemanfaatan koperasi dalam
batas-batas kepentingan Negara dan masyarakat.
10) Usaha ketatalaksanaannya bersifat terbuka.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan tadi dapat kita tarik kesimpulan bahwa faktor suatu negara dalam
memilih sistem ekonominya adalah sebagai berikut :
Falsafat yang dimiliki dan yang dibela oleh sebagian besar masyarakat
Uji coba yang dilakukan oleh masyarakat dalam usaha mencari alat-alat ekonomi
Karakteristik demografinya
Sistem politiknya
Dan di Indonesia sendiri sistem ekonomi yang berlaku adalah demokrasi ekonomi.
Dapat kita lihat bahwa :
1. Dilihat dari latar belakang sejarah, Indonesia menganut sistem Ekonomi yang
berasaskan kekeluargaan .
B. Saran
Dengan sistem ekonomi yang dianut Indonesia saat ini, pemerintah, swasta, dan
rakyat sebagai pelaku ekonomi harus bekerja sama untuk mensejahterakan kehidupan
bangsa Indonesia. Sebagai tambahan, Indonesia yang saat ini disebut memakai Neo
Liberalisme harusnya sadar bahwa bangsa ini sudah memiliki ideologi sendiri yang
harusnya menjadi patokan dalam menjalani kehidupan perekonomian negara.
DAFTAR PUSTAKA
Nurul Hidayati, Indrastuti Ristiyani. 2010. Fokus Ekonomi SMA/MA kelas X Semester 1. Solo: CV.
Sindunata
M. Sidik, D. Sinambela, Suyanto. 2007. IPS Ekonomi SMP/MTS kelas VIII. Jakarta: Piranti
Hendrojogi. 2004. Koperasi: Asas-asas, Teori dan Praktik. Jakarta: PT Raja Grasindo Persada