Anda di halaman 1dari 22

INDIKATOR PERMASALAHAN EKONOMI MAKRO INDONESIA DAN

PEMECAHANNYA PADA TAHUN 2013


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomika Makro pada Program Studi
Akuntansi S1

Dosen Pembina

Asfia Murni, Hj., S.E., M.Pd.

Disusun Oleh:

Aditya Falah Nugraha 0115101032

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS WIDYATAMA

BANDUNG

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami tunjukan kepada Tuhan Yang Maha Esa sebab dengan karunia-Nya
kami dapat menyusun makalah yang berjudul “Indikator Permasalahan Ekomoni Makro
Indonesia Dan Pemecahannya Pada Tahun 2013”.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak-pihak yang telah membantu
kami dalam memyusun makalah ini.
Diharapkan makalah ini dapat memberikan manfaat dan informasi kepada semua pihak,
serta kritik dan saran sangat kami butuhkan untuk penyusunan makalah selanjutnya. Untuk itu
kami ucapkan terima kasih.

Bandung, Juni 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Masalah ekonomi merupakan masalah mendasar yang terjadi disemua negara. Oleh
karena itu, dalam menyikapi permasalahan ekonomi tiap negara, masing-masing negara
menganut sistem ekonomi yang sesuai dengan kondisi dan ideologi negara yang
bersangkutan. Peranan pemerintah sebagai regulator di dalam perekonomian suatu negara
di bagi menjadi dua, yaitu jangka panjang dan jangka pendek. Dimana pada jangka panjang
pemerintah harus menghantarkan masyarakat kepada kemakmuran, kesejahteraan lahir dan
batin, serta harus menghadapi masalah jangka panjang seperti masalah pertumbuhan
ekonomi. Sedangkan dalam jangka pendek pemerintah di tuntut untuk selalu dapat
membantu menciptakan iklim usaha yang kondusif mendukung semua pihak. Sistem
Ekonomi sangat berpengaruh besar pada keberhasilan pemerintah dalam mencapai misi
memakmurkan dan menyejahterakan perekonomian masyarakatnya. Bahkan tidak hanya
pemerintah, pihak swasta pun menggunakan sistem ekonomi demi tercapainya
kemakmuran dan kesejahteraan baik untuk diri sendiri ataupun pihak-pihak lainnya.
Persoalan-persoalan ekonomi pada hakekatnya adalah masalah transformasi atau
pengolahan alat-alat / sumber pemenuh / pemuas kebutuhan, yang berupa faktor- faktor
produksi yaitu tenaga kerja, modal, sumber daya alam dan keterampilan (skill) menjadi
barang dan jasa. Dewasa ini, masalah ekonomi di Indonesia dan dunia tertuju pada
pengangguran, stabilitas ekonomi, pertumbuhan ekonomi, dan neraca pembayaran
internasional. Semuanya itu merujuk pada pemilihan sistem ekonomi mana yang akan
dipakai oleh suatu negara untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Pembahasan sistem
ekonomi di dunia maupun yang diterapkan Indonesia saat ini sangat menarik untuk dibahas
karena menyangkut falsafah yang dipakai tiap-tiap negara untuk mencapai kemakmuran.
Topik tentang sistem ekonomi yang disajikan oleh penulis diharapakan bisa menambah
pemahaman tentang sistem ekonomi, cara kerja sistem tersebut dan hasil yang
direalisasikan dari sistem yang diterapkan oleh negara-negara di dunia. bisa menambah
pemahaman tentang sistem ekonomi, cara kerja sistem tersebut dan hasil yang
direalisasikan dari sistem yang diterapkan oleh negara-negara di dunia.
BAB II
TUJUAN PUSTAKA

A. Pengertian Sistem Ekonomi

Sistem perekonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk
mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi di
negara tersebut. Perbedaan mendasar antara sebuah sistem ekonomi dengan sistem
ekonomi lainnya adalah bagaimana cara sistem itu mengatur faktor produksinya. Dalam
beberapa sistem, seorang individu boleh memiliki semua faktor produksi. Sementara dalam
sistem lainnya, semua faktor tersebut di pegang oleh pemerintah. Kebanyakan sistem
ekonomi di dunia berada di antara dua sistem ekstrim tersebut.

Selain faktor produksi, sistem ekonomi juga dapat dibedakan dari cara sistem
tersebut mengatur produksi dan alokasi. Sebuah perekonomian terencana (planned
economies) memberikan hak kepada pemerintah untuk mengatur faktor-faktor produksi
dan alokasi hasil produksi. Sementara pada perekonomian pasar (market economic), pasar
lah yang mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi barang dan jasa melalui penawaran
dan permintaan. (id.wikipedia.org)

B. Macam-Macam Sistem Ekonomi

1. Sistem ekonomi tradisional

Sistem perekonomian tradisional adalah sistem ekonomi yang masih sangat


terikat dengan adat istiadat, kebiasaan, dan nilai budaya setempat (Sidik, et al,
2007). Sistem ini terdapat pada masyarakat yang mempunyai cara hidup yang juga
tradisional. Masyarakat seperti ini adalah masyarakat terpencil dan terisolasi
peradabannya juga taraf hidup yang masih rendah dan belum mengenal teknologi.
Sistem ini biasa digunakan oleh negara-negara terbelakang. Sistem ekonomi ini
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1) Teknologi produksi sangat sederhana secara turun-temurun.

2) Hanya sedikit menggunakan modal.

3) Pertukaran dilakukan dengan sistem barter.

4) Belum mengenal pembagian kerja atau spesialisasi.

5) Masih terikat dengan tradisi atau kekeluargaan.

6) Tanah merupakan tumpuan kegiatan produksi dan sumber kemakmuran.

7) Rumah tangga konsumsi dan produksi masih menyatu.

8) Jenis produksi disesuaikan dengan kebutuhan.

9) Pola hubungan masyarakat masih tradisional.

10) Hasil produksi maupun distribusi terbentuk karena kebiasaan (Hidayati,


2010).

2. Sistem ekonomi terpusat/sosialis/etatisme (government planned economy)

Sistem ini disebut juga dengan sistem ekonomi komando. Sistem ekonomi
ini merupakan sistem ekonomi dimana pemerintah memiliki kendali yang ketat
dalam menentukan kepemilikan bisnis, laba, dan alokasi sumber daya untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan pemerintah (Hidayati, 2010). Dumairy
menjelaskan, sistem ekonomi sosialis adalah adanya berbagai distorasi dalam
mekanisme pasar menyebabkan tidak mungkin bekerja secara efisien, dan bahwa
sistem ini bukanlah sistem ekonomi yang tidak memandang penting peranan kapital
(Hendrojogi, 2004). Tokoh yang memopulerkan sistem ekonomi terpusat adalah
Karl Marx. Ia adalah seorang ahli filsafat berkebangsaan Jerman. Bukunya yang
terkenal berjudul Das Capital. Sistem ekonomi ini banyak dianut oleh negara-
negara di Eropa Timur dan Cina.
Dalam sistem ekonomi ini, pemerintah berperan dominan dalam mengelola
dan mengatur perekonomian (mulai dari produksi, distribusi, dan konsumsi). Pihak
swasta dan perseorangan tidak diberi hak untuk bebas berusaha dan memiliki
sejumlah faktor produksi. Ciri-ciri sistem ini adalah :

1) Alat-alat dan faktor produksi dikuasai negara secara terpusat.


2) Kegiatan perekonomian sepenuhnya diatur oleh negara.
3) Harga barang dan jasa ditetapkan oleh pemerintah.
4) Hak milik perseorangan tidak diakui (Sidik, et al, 2007).

3. Sistem ekonomi pasar/liberal/kapitalis (market system/price system)

Sistem perekonomian liberal merupakan suatu sistem ekonomi yang


memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk memilih dan melakukan usaha
sesuai keinginan dan keahliannya (Sidik, et al, 2007). Istilah sistem ekonomi pasar
disebut juga sebagai laissez-faire. Kata laissez-faire berasal dari bahasa Perancis
yang artinya “biarlah mereka melakukan pekerjaan yang sesuai dengan mereka”.
Selain di istilahkan laissez-faire, Sistem ekonomi pasar disebut sebagai sistem
ekonomi kapitalis. Istilah ini muncul dikarenakan dalam sistem ekonomi kapitalis
berlaku “Free Fight Liberalism” (sistem persaingan bebas), artinya siapa yang
memiliki dan mampu menggunakan kekuatan modal secara efektif dan efisien akan
dapat memenangkan pertarungan dalam bisnis.

Paham yang mengagungkan kekuatan modal sebagai syarat dalam


memenangkan pertarungan ekonomi disebut Kapitalisme. Tokoh yang
mempopulerkan sistem ekonomi pasar adalah Adam Smith (1723-1790). Bukunya
yang terkenal berjudul An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of
Nation. Adam Smith menyatakan bahwa “perekonomian akan berjalan dengan baik
apabila pengaturannya diserahkan kepada mekanisme pasar atau mekanisme
harga”. Teori ini kemudian dikenal dengan sebutan The Invisible Hands. Sistem
ekonomi pasar merupakan suatu tata cara pengaturan kehidupan pereekonomian
yang didasarkan kepada Mekanisme pasar yaitu interaksi antara permintaan dan
penawaran suatu barang yang kegiatannya tergantung pada kekuatan modal yang
dimiliki oleh setiap individu (cynthiaprimadita.blogspot.com). sistem ekonomi ini
banyak dipakai oleh negara di Amerika, dan Eropa Barat. Ciri-ciri sistem ekonomi
pasar adalah :

1) Setiap orang bebas memiliki barang, termasuk barang modal.

2) Setiap orang bebas menggunakan barang dan jasa yang dimilikinya.

3) Aktivitas ekonomi bertujuan untuk mendapatkan laba atau keuntungan.

4) Semua aktivitas ekonomi dilakukan oleh masyarakat (swasta).

5) Pemerintah tidak melakukan intervensi (campur tangan) dalam pasar.

6) Persaingan dilakukan secara bebas.

7) Modal berperan penting dalam kegiatan ekonomi karena adanya persaingan


bebas (Hidayati, 2010).

4. Sistem ekonomi campuran (mixed economy system)

Sistem ekonomi campuran yaitu sistem ekonomi yang menghendaki


kegiatan ekonomi dilakukan secara bersama-sama antara pemerintah dan swasta
(perpaduan konsep antara sistem ekonomi pasar dan sistem ekonomi terpusat)
(Hidayati, 2010). Sanusi menjelaskan dalam sistem ekonomi campuran dimana
kekuasaan serta kebebasan berjalan secara bersamaan walau dalam kadar yang
berbeda-beda. Ada pula sistem ekonomi campuran dimana peran kekuasaan
pemerintah relatif besar (Hendrojogi, 2004). Sistem ekonomi campuran terlahir
sebagai konsekuensi logis atas upaya untuk menghapus kekurangan-kekurangan
pada sistem ekonomi pasar dan sistem ekonomi terpusat. Negara yang
menggunakannya pada umumnya berada di kawasan Afrika, Amerika Latin, dan
Asia. Ciri-ciri sistem ekonomi campuran adalah sebagai berikut :

1) Pemerintah dan swasta secara bersama-sama melakukan kegiatan ekonomi.


2) Negara menguasai sektor usaha vital dan mengendalikan perekonomian
dengan tujuan melindungi kepentingan umum.
3) Swasta/perorangan diberi kebebasan untuk berusaha pada sektor-sektor di
luar sektor usaha vital.
4) Pemerintah berperan membina dan mengawasi swasta, serta memajukan
perekonomian.
5) Hak milik perorangan diakui dan penggunaan tidak boleh bertentangan
dengan kepentingan umum (Sidik, et al, 2007).
BAB III
PEMBAHASAN

I. Sistem Perekonomian di Indonesia

Indonesia tidak menganut sistem ekonomi tradisional, sistem ekonomi terpusat,


sistem ekonomi pasar, maupun sistem ekonomi campuran. Sisten ekonomi yang diterapkan
di Indonesia adalah Sistem Ekonomi Pancasila, yang di dalamnya terkandung demokrasi
ekonomi maka dikenal juga dengan Sistem Demokrasi Ekonomi. Demokrasi Ekonomi
berarti bahwa kegiatan ekonomi dilakukan dari, oleh, dan untuk rakyat di bawah
pengawasan pemerintah hasil pemilihan rakyat. Dalam pembangunan ekonomi masyarakat
berperan aktif, sementara pemerintah berkewajiban memberikan arahan dan bimbingan
serta menciptakan iklim yang sehat guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah
satu ciri positif demokrasi ekonomi adalah potensi, inisiatif, daya kreasi setiap warga
negara dikembangkan dalam batas-batas yang tidak merugikan kepentingan umum. Negara
sangat mengakui setiap upaya dan usaha warga negaranya dalam membangun
perekonomian.

Sebelum menggunakan sistem demokrasi ekonomi, seirama dengan perkembangan


politik di Indonesia maka di Indonesia pernah berlaku sistem ekonomi sebagai berikut :

 Pada tahun 1950-1959 merupakan masa Demokrasi Liberal, kita


menggunakan sistem ekonomi yang condong ke sistem ekonomi liberal
dengan persaingan bebas.

 Pada tahun 1959-1966 merupakan masa Demokrasi Terpimpin, kita


menggunakan sistem ekonomi yang condong ke sistem ekonomi etatisme
karena pengaruh partai komunis.

 Pada tahun 1966-1998, bangsa Indonesia menerapkan sistem ekonomi


berdasarkan Pancasila yaitu Demokrasi Ekonomi sesuai dengan pasal 33
UUD 1945, hanya saja pelaksanaannya belum maksimal.
 Tahun 1998-sekarang, bangsa Indonesia mulai menerapkan Demokrasi
Ekonomi berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 khususnya pasal 33, namun
pelaksanaannya cenderung berbentuk liberalism seiring dengan bergulirnya
era reformasi sehingga memunculkan istilah “Neo Liberalism”.

Pasal 33 UUD 1945 ayat 1,2,3 dan 4 yang diamandemen oleh MPR pada tanggal 10
Agustus 2002 dianggap sebagai pasal terpenting yang mengatur langsung sistem ekonomi
Indonesia sekaligus landasannya, yakni prinsip demokrasi ekonomi. Secara rinci pasal
menetapkan tiga hal, yaitu :

a. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.


b. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup
orang banyak dikuasai oleh negara.
c. Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara
dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
d. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengen
prinsip kebersamaan, efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
lingkungan, kemandirian, serta menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan
ekonomi nasional.

Sistem demokrasi ekonomi merupakan sistem ekonomi yang melibatkan


pemerintah, para pengusaha swasta, dan seluruh rakyat. Dengan demikian terdapat kerja
sama antara pemerintah, pengusaha swasta dan rakyat.

Ciri-ciri demokrasi ekonomi itu sendiri adalah sebagai berikut :

 Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan;

 Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup
orang banyak dikuasai oleh negara;

 Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara
dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
 Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi
dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan
kesatuan ekonomi nasional.

 Warga memiliki kebebasan dalam memilih pekerjaan dan penghidupan yang layak;

 Hak milik perseorangan diakui pemanfaatannya tidak boleh bertentangan dengan


kepentingan masyarakat;

 Potensi, inisiatif, dan daya kreasi setiap warga negara dikembangkan salam batas-
batas yang tidak merugikan kepentngan umum;

 Sumber-sumber kekayaan dan keuangan negara dgunakan dengan pemufakatan


lembaga-lembaga perwakilan rakyat;

 Fakir miskin dan anak-anka terlantar dipelihara oleh negara.

Adapun ciri negatif yang harus dihindari dalam sistem perekonomian kita karena
bersifat kontradiktif dngan nilai-nilai dan kepribadian bangsa Indonesia adalah sebagai
berikut :

a) Sistem ”Free Fight Liberalism”, yang menumbuhkan eksploitau manusia dan bangsa lain;

b) Sistem “Etatisme”, negara sagat dominan serta mematikan potensi dan daya kresi unit-unit
ekonomi di luar sektor negara.

c) Pemusatan kekuatan ekonomi pada suatu keompok dalam bentuk monopoli yang
mergikan masyarakat.

Pemikiran tokoh- tokoh ekonomi yang ikut mewarnai sistem ekonomi kita, diantaranya :

 Pemikiran Mohammad Hatta (Bung Hatta)

Bung Hatta selain sebagai tokoh Proklamator bangsa Indonesia, juga dikenal
sebagai perumus pasal 33 UUD 1945. Bung Hatta menyusun pasal 33 didasari pada
pengalaman pahit bangsa Indonesia yang selama berabad-abad dijajah oleh bangsa asing
yang menganut sitem ekonomi liberal-kapitalistik. Penerapan sistem ini di Indonesia telah
menimbulkan kesengsaraan dan kemelaratan, oleh karena itu menurut Bung Hatta sistem
ekonomi yang baik untuk diterapkan di Indonesia harus berasaskan kekeluargaan.

 Pemikiran Wilopo

Pemikiran Wilopo disampaikan pada perdebatan 23 september 1955 dengan


Wijoyo Nitisastro tentang pasal 38 UUDS (pasal ini identik dengan pasal 33 UUD 1945)
Menurut Wilopo, pasal 33 memiliki arti SEP sangat menolak sistem liberal, karena itu SEP
juga menolak sektor swasta yang merupakan penggerak utama sistem ekonomi liberal-
kapitalistik.

 Pemikiran Wijoyo Nitisastro

Pemikiran Wijoyo Nitisastro ini merupakan tanggapan terhadap pemikiran Wilopo.


Menurut Wijoyo Nitisastro, pasal 33 UUD 1945 sangat ditafsirkan sebagai penolakan
terhadap sektor swasta.

 Pemikiran Mubyarto

Menurut Mubyarto, SEP adalah sistem ekonomi yang bukan kapitalis dan juga
sosialis. Salah satu perbedaan SEP dengan kapitalis atau sosialis adalah pandangan tentang
manusia. Dalam sistem kapitalis atau sosialis, manusia dipandang sebagai mahluk rasional
yang memiliki kecenderungan untuk memenuhi kebutuhan akan materi saja.

 Pemikiran Emil Salim

Konsep Emil Salim tentang SEP sangat sederhana, yaitu sistem ekonomi pasar
dengan perencanaan. Menurut Emil Salim, di dalam sistem tersebutlah tercapai
keseimbangan antara sistem terpusat dengan sistem pasar. “lazimnya suatu sistem
ekonomi bergantung erat dengan paham/ideologi yang dianut suatu negara
Sumitro Djojohadikusumo dalam pidatonya di hadapan School of Advanced
International Studies di Wasington, AS Tanggal 22 Februari 1949, menegaskan
bahwa yang dicita-citakan bangsa Indonesia adalah suatu macam ekonomi campuran.
Lapangan-lapangan usaha tertentu akan dinasionalisasi dan dijalankan oleh pemerintah,
sedangkan yang lain-lain akan terus terletak dalam lingkungan usaha swasta.

II. Sistem Ekonomi Kerakyatan

Ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi yang berbasis pada kekuatan ekonomi
rakyat. Dimana ekonomi rakyat sendiri adalah sebagai kegiatan ekonomi atau usaha yang
dilakukan oleh rakyat kebanyakan (popular) yang dengan secara swadaya mengelola
sumberdaya ekonomi apa saja yang dapat diusahakan dan dikuasainya, yang selanjutnya
disebut sebagai Usaha Kecil dan Menegah (UKM) terutama meliputi sektor pertanian,
peternakan, kerajinan, makanan, dsb., yang ditujukan terutama untuk memenuhi kebutuhan
dasarnya dan keluarganya tanpa harus mengorbankan kepentingan masyarakat lainnya.

Secara ringkas Konvensi ILO169 tahun 1989 memberi definisi ekonomi kerakyatan
adalah ekonomi tradisional yang menjadi basis kehidupan masyarakat lokal dalam
mempertahan kehidupannnya. Ekonomi kerakyatan ini dikembangkan berdasarkan
pengetahuan dan keterampilan masyarakat lokal dalam mengelola lingkungan dan tanah
mereka secara turun temurun. Aktivitas ekonomi kerakyatan ini terkait dengan ekonomi
sub sistem antara lain pertanian tradisional seperti perburuan, perkebunan, mencari ikan,
dan lainnnya kegiatan disekitar lingkungan alamnya serta kerajinan tangan dan industri
rumahan. Semua kegiatan ekonomi tersebut dilakukan dengan pasar tradisional dan
berbasis masyarakat, artinya hanya ditujukan untuk menghidupi dan memenuhi kebutuhan
hidup masyarakatnya sendiri. Kegiatan ekonomi dikembangkan untuk membantu dirinya
sendiri dan masyarakatnya, sehingga tidak mengekploitasi sumber daya alam yang ada.

Gagasan ekonomi kerakyatan dikembangkan sebagai upaya alternatif dari para ahli
ekonomi Indonesia untuk menjawab kegagalan yang dialami oleh negara negara
berkembang termasuk Indonesia dalam menerapkan teori pertumbuhan. Penerapan teori
pertumbuhan yang telah membawa kesuksesan di negara-negara kawasan Eropa
ternyata telah menimbulkan kenyataan lain di sejumlah bangsa yang berbeda. Salah satu
harapan agar hasil dari pertumbuhan tersebut bisa dinikmati sampai pada lapisan
masyarakat paling bawah, ternyata banyak rakyat di lapisan bawah tidak selalu dapat
menikmati cucuran hasil pembangunan yang diharapkan itu. Bahkan di kebanyakan negara
negara yang sedang berkembang, kesenjangan sosial ekonomi semakin melebar. Dari
pengalaman ini, akhirnya dikembangkan berbagai alternatif terhadap konsep pembangunan
yang bertumpu pada pertumbuhan. Pertumbuhan ekonomi tetap merupakan pertimbangan
prioritas, tetapi pelaksanaannya harus serasi dengan pembangunan nasional yang
berintikan pada manusia pelakunya.

Pembangunan yang berorientasi kerakyatan dan berbagai kebijaksanaan yang


berpihak pada kepentingan rakyat. Dari pernyataan tersebut jelas sekali bahwa konsep,
ekonomi kerakyatan dikembangkan sebagai upaya untuk lebih mengedepankan
masyarakat. Dengan kata lain konsep ekonomi kerakyatan dilakukan sebagai sebuah
strategi untuk membangun kesejahteraan dengan lebih mengutamakan pemberdayaan
masyarakat. Menurut Guru Besar, FE UGM ( alm ) Prof. Dr. Mubyarto, sistem Ekonomi
kerakyatan adalah sistem ekonomi yang berasaskan kekeluargaan, berkedaulatan rakyat,
dan menunjukkan pemihakan sungguh – sungguh pada ekonomi rakyat. Dalam prakteknya,
ekonomi kerakyatan dapat dijelaskan juga sebagai ekonomi jejaring (network) yang
menghubung–hubungkan sentra–sentra inovasi, produksi dan kemandirian usaha
masyarakat ke dalam suatu jaringan berbasis teknologi informasi, untuk terbentuknya
jejaring pasar domestik diantara sentara dan pelaku usaha masyarakat. Sebagai suatu
jejaringan, ekonomi kerakyatan diusahakan untuk siap bersaing dalam era globalisasi,
dengan cara mengadopsi teknologi informasi dan system manajemen yang paling canggih
sebagaimana dimiliki oleh lembaga “ lembaga bisnis internasional, Ekonomi kerakyatan
dengan sistem kepemilikan koperasi dan publik.

Ekomomi kerakyatan sebagai antitesa dari paradigma ekonomi konglomerasi


berbasis produksi masal ala Taylorism. Dengan demikian Ekonomi kerakyatan berbasis
ekonomi jaringan harus mengadopsi teknologi tinggi sebagai faktor pemberi nilai tambah
terbesar dari proses ekonomi itu sendiri. Faktor skala ekonomi dan efisien yang akan
menjadi dasar kompetisi bebas menuntut keterlibatan jaringan ekonomi rakyat, yakni
berbagai sentra-sentra kemandirian ekonomi rakyat, skala besar kemandirian ekonomi
rakyat, skala besar dengan pola pengelolaan yang menganut model siklus terpendek dalam
bentuk yang sering disebut dengan pembeli. Berkaitan dengan uraian diatas, agar sistem
ekonomi kerakyatan tidak hanya berhenti pada tingkat wacana, sejumlah agenda konkret
ekonomi kerakyatan harus segera diangkat kepermukaan. Secara garis besar ada lima
agenda pokok ekonomi kerakyatan yang harus segera diperjuangkan. Kelima agenda
tersebut merupakan inti dari poitik ekonomi kerakyatan dan menjadi titik masuk ( entry
point) bagi terselenggarakannya sistem ekonomi kerakyatan dalam jangka panjang.

III. Pelaku-Pelaku Ekonomi dalam Sistem Perekonomian di Indonesia

Terdapat tiga pelaku utama yang menjadi kekuatan sistem perekonomian di


Indonesia, yaitu perusahaan negara (pemerintah), perusahaan swasta, dan koperasi. Ketiga
pelaku ekonomi tersebut akan menjalankan kegiatan-kegiatan ekonomi dalam sistem
ekonomi kerakyatan. Sebuah sistem ekonomi akan berjalan dengan baik jika pelaku-
pelakunya dapat saling bekerja sama dengan baik pula dalam mencapai tujuannya. Dengan
demikian sikap saling mendukung di antara pelaku ekonomi sangat dibutuhkan dalam
rangka mewujudkan ekonomi kerakyatan.

A. Pemerintah (BUMN)

a. Pemerintah sebagai Pelaku Kegiatan Ekonomi

Peran pemerintah sebagai pelaku kegiatan ekonomi berarti pemerintah


melakukan kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi.

a) Kegiatan produksi

Pemerintah dalam menjalankan perannya sebagai pelaku ekonomi,


mendirikan perusahaan negara atau sering dikenal dengan sebutan Badan Usaha
Milik Negara (BUMN). Sesuai dengan UU No. 19 Tahun 2003, BUMN adalah
badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara
melalui penyertaan secara langsung berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.
BUMN dapat berbentuk Perjan (Perusahaan Jawatan), Perum (Perusahaan Umum),
dan Persero (Perusahaan Perseroan). BUMN memberikan kontribusi yang positif
untuk perekonomian Indonesia. Pada sistem ekonomi kerakyatan, BUMN ikut
berperan dalam menghasilkan barang atau jasa yang diperlukan dalam rangka
mewujudkan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pelaksanaan peran BUMN
tersebut diwujudkan dalam kegiatan usaha hampir di seluruh sektor perekonomian,
seperti sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, manufaktur, pertambangan,
keuangan, pos dan telekomunikasi, transportasi, listrik, industri, dan perdagangan
serta konstruksi. BUMN didirikan pemerintah untuk mengelola cabang-cabang
produksi dan sumber kekayaan alam yang strategis dan menyangkut hajat hidup
orang banyak. Misalnya PT Dirgantara Indonesia, PT Perusahaan Listrik Negara,
PT Kereta Api Indonesia (PT KAI), PT Pos Indonesia, dan lain sebagainya.
Perusahaan-perusahaan tersebut didirikan untuk meningkatkan kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat, serta untuk mengendalikan sektor-sektor yang strategis dan
yang kurang menguntungkan.

b) Kegiatan konsumsi

Pemerintah juga membutuhkan barang dan jasa untuk menjalankan tugasnya.


Seperti halnya ketika menjalankan tugasnya dalam rangka melayani masyarakat,
yaitu mengadakan pembangunan gedung-gedung sekolah, rumah sakit, atau jalan
raya. Tentunya pemerintah akan membutuhkan bahan-bahan bangunan seperti
semen, pasir, aspal, dan sebagainya. Semua barang-barang tersebut harus
dikonsumsi pemerintah untuk menjalankan tugasnya. Contoh-contoh mengenai
kegiatan konsumsi yang dilakukan pemerintah masih banyak, seperti membeli
barang-barang untuk administrasi pemerintahan, menggaji pegawai-pegawai
pemerintah, dan sebagainya.

c) Kegiatan distribusi

Selain kegiatan konsumsi dan produksi, pemerintah juga melakukan


kegiatan distribusi. Kegiatan distribusi yang dilakukan pemerintah dalam rangka
menyalurkan barang-barang yang telah diproduksi oleh perusahaanperusahaan
negara kepada masyarakat. Misalnya pemerintah menyalurkan sembilan bahan
pokok kepada masyarakat-masyarakat miskin melalui BULOG. Penyaluran
sembako kepada masyarakat dimaksudkan untuk membantu masyarakat miskin
memenuhi kebutuhan hidupnya. Kegiatan distribusi yang dilakukan oleh
pemerintah harus lancar. Apabila kegiatan distribusi tidak lancar akan
memengaruhi banyak faktor seperti terjadinya kelangkaan barang, harga barang-
barang tinggi, dan pemerataan pembangunan kurang berhasil. Oleh karena itu,
peran kegiatan distribusi sangat penting.

b. Pemerintah sebagai Pengatur (Regulator) Kegiatan Ekonomi

Pemerintah dalam melaksanakan pembangunan di bidang ekonomi tidak


hanya berperan sebagai salah satu pelaku ekonomi, akan tetapi pemerintah juga
berperan dalam merencanakan, membimbing, dan mengarahkan terhadap jalannya
roda perekonomian demi tercapainya tujuan pembangunan nasional.

B. Swasta (BUMS)

BUMS adalah salah satu kekuatan ekonomi di Indonesia. BUMS merupakan badan
usaha yang didirikan dan dimiliki oleh pihak swasta. Tujuan BUMS adalah untuk
memperoleh laba sebesar-besarnya. BUMS didirikan dalam rangka ikut mengelola
sumber daya alam Indonesia, namun dalam pelaksanaannya tidak boleh bertentangan
dengan peraturan pemerintah dan UUD 1945. BUMS dalam melakukan perannya
mengandalkan kekuatan pemilikan modal. Perkembangan usaha BUMS terus didorong
pemerintah dengan berbagai kebijaksanaan.

Perusahaan-perusahaan swasta sekarang ini telah memasuki berbagai sektor


kehidupan antara lain di bidang perkebunan, pertambangan, industri, tekstil, perakitan
kendaraan, dan lain-lain. Perusahaan swasta terdiri atas dua bentuk yaitu perusahaan
swasta nasional dan perusahaan asing.
C. Koperasi

Badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi, sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Pengertian atau definisi tentang
koperasi di Indonesia sendiri juga mengalami perkembangan atau perubahan dari suatu
Undang-Undang Koperasi ke Undand-Undang Koperasi berikutnya. Undang-Undang
Koperasi No. 14 Tahun 1965, Bab III Pasal 3 mengatakan bahwa: Koperasi adalah
organisasi ekonomi dan alat revolusi yang berfungsi sebagai tempat persemaian insam
masyarakat serta wahana menuju sosialisme Indonesia berdasarkan Pancasila.
Berikutnya pada pasal 4 Bab III diberikan rincian asas-asasnya sebagai berikut:

1) Gotong royong
2) Bertujuan mengembangkan kesejahteraan anggota dan masyarakat dalam
rangka mencapai dan membina masyarakat sosialis Indonesia berdasarkan
Pancasila tanpa hisapan oleh manusia di atas manusia.
3) Tidak merupakan konsentrasi modal.
4) Sifat keanggotaan sukarela dalam rangka demokrasi terpimpin.
5) Anggota mempunyai kewajiban, hak dan kepentingan yang sama.
6) Keanggotaan tidak dapat dipindahkan pada orang lain atau badan hukum lain
dengan jalan apa pun.
7) Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi.
8) Tiap keputusan rapat anggota didasarkan atas musyawarah untuk mufakat.
9) Tiap-tiap anggota sesuai dengan tingkat kesadaran dan kemampuannya
menyumbangkan materi, tenaga maupun pikiran untuk koperasi dan sesuai
dengan karyanya menerima bagian dari setiap kemanfaatan koperasi dalam
batas-batas kepentingan Negara dan masyarakat.
10) Usaha ketatalaksanaannya bersifat terbuka.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjelasan tadi dapat kita tarik kesimpulan bahwa faktor suatu negara dalam
memilih sistem ekonominya adalah sebagai berikut :

 Sumber-sumber sejarah, kultur/tradisi, cita-cita, keinginan dan sikap masyarakat

 Sumber daya alam (SDA)

 Falsafat yang dimiliki dan yang dibela oleh sebagian besar masyarakat

 Uji coba yang dilakukan oleh masyarakat dalam usaha mencari alat-alat ekonomi

 Falsafah dan Ideologinya

 Akumulasi ilmu pengetahuan yang dimiliki masyarakat

 Karakteristik demografinya

 Nilai estetika, norma-norma, serta kebudayaan masyarakat

 Sistem hukum nasional

 Sistem politiknya

 Sub-sub sistem sosialnya

Dan di Indonesia sendiri sistem ekonomi yang berlaku adalah demokrasi ekonomi.
Dapat kita lihat bahwa :

1. Dilihat dari latar belakang sejarah, Indonesia menganut sistem Ekonomi yang
berasaskan kekeluargaan .

2. Dasar sistem ekonomi Indonesia dimuat dalam UUD 1945 pasal 33


3. Seiring perkembangan zaman, sistem ekonomi di Indonesia condong ke Barat

4. Perekonomian di Indonesia cenderung berubah-ubah dari setiap pemimpin yang


memimpin Negara.

B. Saran
Dengan sistem ekonomi yang dianut Indonesia saat ini, pemerintah, swasta, dan
rakyat sebagai pelaku ekonomi harus bekerja sama untuk mensejahterakan kehidupan
bangsa Indonesia. Sebagai tambahan, Indonesia yang saat ini disebut memakai Neo
Liberalisme harusnya sadar bahwa bangsa ini sudah memiliki ideologi sendiri yang
harusnya menjadi patokan dalam menjalani kehidupan perekonomian negara.
DAFTAR PUSTAKA

Nurul Hidayati, Indrastuti Ristiyani. 2010. Fokus Ekonomi SMA/MA kelas X Semester 1. Solo: CV.
Sindunata

M. Sidik, D. Sinambela, Suyanto. 2007. IPS Ekonomi SMP/MTS kelas VIII. Jakarta: Piranti

Hendrojogi. 2004. Koperasi: Asas-asas, Teori dan Praktik. Jakarta: PT Raja Grasindo Persada

Anda mungkin juga menyukai