Anda di halaman 1dari 15

NAMA : KHAIRUN ANISA

KELAS : IX E
TUGAS KLIPING PPKN
1. Banyak tokoh-tokoh bangsa yang telah memberikan keteladanan bagi masyarakat
Indonesia. Berikut identifikasi beberapa tokoh-tokoh bangsa serta bentuk keteladanannya,
antara lain :

K. H. Wahid Hasyim

Bentuk Keteladanan :

 Aktif berorganisasi di organisasi positif terutama dalam bidang keagamaan.


 Bersikap patriotisme dan nasionalisme, terbukti dari beliau yang dianugerahi sebagai
pahlawan nasional.
 Menjadi pribadi yang jujur, cerdas, amanah, serta dapat dipercaya.

Prof. Mr. Mohammad Yamin, S.H

Bentuk Keteladanan :

 Totalitas dalam menjadi pribadi yang cinta dan siap membela tanah air.
 Semangat menempuh pendidikan guna merubah bangsanya kearah yang lebih baik.
 Menjadi pribadi yang jujur dan tegas dalam menegakan keadilan, hal ini dibuktikan
ketika ia menjabat sebagai Menteri Kehakiman.
 Memberikan dan memperlakukan Negaranya sebaik mungkin.
 Aktif dalam organisasi yang memiliki orientasi positif bagi pribadi serta bangsanya.
 Amanah dalam mengemban tugas sebagai pejabat negara.

Ir. Soekarno

Bentuk Keteladanan :

 Bersifat Nasionalisme dan Patriotisme yang sangat tinggi.


 Menerapkan nilai-nilai keislaman dalam dunia berpolitiknya demi kemaslahatan
bangsanya.
 Idealisme Perjuangan yang sangat kental dan sangat tinggi.
 Jiwa yang menggelora untuk mencapai kemerdekaan bangsanya.
 Tegas dalam menolak setiap iming-iming bangsa Asing.

Mohammad Hatta.

Bentuk Keteladanan :

 Semangat persatuan dan kesatuan.


 Pejuang Hak Asasi Manusia.
 Cinta tanah air.
 Mengutamakan kepentingan umum.
 Berjiwa kepahlawanan

MR. SOEPOMO

 Mr. Soepomo dikenal sebagai pelajar tangguh


 Mr. Soepomo dikenal sebagai pelajar tangguh, ia bahkan melanjutkan sekolah hingga ke
negeri Belanda. Semangatnya dalam mengejar pendidikan perlu diteladani siapapun.
 Meskipun dekat dengan Belanda dan bahkan bekerja di kantor Belanda, namun Mr.
Soepomo tetap berani mengkritik belanda di dalam disertasinya. Sikapnya yang selalu
memihak pada kebenaran perlu untuk diteladani.
 Meski Mr. Soepomo memberi kritik, namun ia dikenal dengan etika bahasanya yang
sangat sopan sehingga kritikan yang sampaikan tidak ditanggapi secara keras namun
membekas. Ini membuktikan bahwa Mr. Soepomo selain cerdas juga berkepala dingin,
sikap ini tentu perlu juga kita teladani.
 Saat merumuskan dasar Negara, Mr. Soepomo dan pendiri bangsa lainnya berdiskusi
saling memberi pendapat untuk kepentingan bersama dengan mengenyampingkan ego
untuk mencapai musyawarah mufakat. Ini nilai teladan yang perlu kita terapkan dalam
kehidupan sehari-hari.

2. IR SOEKARNO

PadaTahun 1938 soekarno di asingkan ke Bengkulu, dari sinilah Soekarno berjumpa dengan
moh.hattayang kelak menjadi teman seperjuangan dan sebagai proklamator bangsa Indonesia.
saat di Bengkulu soekarno juga berkenalan dengan Fatmawati.
kekuasaan Belanda berakhir pada tahun 1942 yakni, setelah Jepang masuk menyerbu
Indonesia. Soekarno sempat akan dipindahkan Belanda ke Australia tapi gagal karena di halangi
oleh Jepang. Kemudian jepang memanfaatkan Soekarno untuk menarik simpati warga Indonesia

Jepang memilih Soekarno untuk mengatur persiapan kemerdekaan bangsa Indonesia yakni
tentang BPUPKI dan PPKI. Sesudah jepang berjanji kepada soekarno mengenai akan
memberikan kemerdekaan.

Soekarno berusaha melakukan pendekatan dengan Jepang dengan maksud agar Indonesia
secepatnya diberi kemerdekaan. Segala persiapan telah dilakukannya seperti merumuskan
Pancasila dan UUD 45. Sebelum memproklamasikan kemerdekaan Indonesia Soekarno bersama
Mohammad Hatta pergi ke Dalat, Vietnam untuk menemui Marsekal Terauchi.

Golongan Tua mengharapkan supaya kemerdekaan dipersiapkan dengan matang berbeda


dengan golongan muda. yang mengharapkan agar kemerdekaan diproklamasikan segera
mungkin. Karena perbedaan pendapat inilah sehingga golongan muda melakukan aksi
penculikan terhadap Soekarno dan Mohammad Hatta.
Peristiwa penculikan ini disebut dengan nama Peristiwa Rengasdengklok.

mendengar berita sang proklamator dibawa ke Rengasdengklok menjadikan Ahmad Soebardjo


berangkat untuk menjemput Soekarno dan Mohammad Hatta. Sutan Syahrir yang memiliki beda
pendapat dengan Soekarno merasa marah mengetahui para golongan muda menculik soekarno
dan hatta.

setiba di Jakarta, Soekarno dan Muhammad Hatta serta ketua lainnya berjumpa dengan
Laksamana Maeda di rumahnya di Jl. Imam Bonjol. Laksamana Maeda berjanji akan menjamin
keselamatan Soekarno mempersilahkan Soerkarno dan hatta untuk merumuskan teks
proklamasi kemerdekaan. dengan dibantu sayuti melik akhirnya perumusan text proklamasi
bisa terselesaikan. Memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia
Soekarno dan Juga Moh Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia Tepat Pada tanggal
17 Agustus 1945. dimana pada tanggal itu juga merupakan Hari kemerdekaan bangsa Indonesia
dimana pancasila sudah dibentuk. Akibat peristiwa Proklamasi inilah yang menjadikan Ir.
Soekarno bersama dengan moh hatta menjadi Presiden dan Wakil Presiden Pertama Republik
Indonesia.

namun, tidak banyak yang tahu bahwasanya Soekarno sempat menikah sebanyak 9 kali.
Karakter Beliau ialah wanita yang sederhana dan juga berpenampilan sopan.

Fatmawati sempat mengajukan pertanyaan kepada presiden Soekarno tentang wanita yang
berpenampilan seksi tetapi beliau mengatakan bahwa wanita dengan pakaian yang sopan dan
sederhana lebih menarik disbanding dengan wanita yang berpakaian seksi. Wanita idaman
Soekarno yakni, wanita yang setia serta juga bisa menjaganya. Beliau sangat suka saat wanita
dapat melayaninya dan menjaganya.
Selama Pemerintahan Presiden Soekarno
Selama kepemimpinan Soekarno, Indonesia saat itu bertahan dari berbagai permasalahan selalu
menggoyahkan keseimbangan negara Indonesia. Salah satunya yakni adanya agresi militer yang
dilancarkan oleh Belanda setelah Jepang menyerah.

timbulnya pemberontakan PKI yang di ketuai oleh Muso, Pemberontakan Permesta, serta
pemberontakan lainnya.Meskipun banyak dirundung masalah ketika lahirnya negara, dibawah
kepemimpinan Soekarno membuat Indonesia mulai terkenal di berbagai negara. Banyak
pemimpin dunia menaruh hormat pada Presiden Soekarno.
saat itu Indonesia dikenal dengan negara non blok, dan pernah menjalin hubungan dengan
Rusia. Bukti dari hubungan itu yakni, pembelian senjata dari Rusia serta menentang Belanda
saat sedang menggencarkan upaya pembebasan Irian Barat.

Indonesia pernah beralih sistem pemerintahan yakni, dari sistem parlementer menjadi system
presidensil dari tahun 1945 hingga 1960an. Dan tepat pada tahun 1960an goyahnya politik
terjadi di Indonesia. salah satu penyababnya adalah munculnya pemberontakan besar oleh PKI
atau bisa disebut dengan peristiwa G30-S/PKI.

Salah satu tanda dari peristiwa itu yaitu “Supersemar” atau Surat Perintah Sebelas Maret di
tahun 1966. yang masih menjadi permasalahan dikarenakan naskah aslinya tidak ada yang tahu
keberadaannya. Supersemar dicetuskan oleh Presiden Soekarno dengan berisikan petunjuk
dari Presiden Soekarno kepada Soeharto supaya dapat mengendalikan Keamanan dan juga
ketertiban Negara. Serta berisi mandat bahwa kelak Soeharto sebagai Presiden yang baru bagi
bangsa Indonesia

Berakhirnya kepresidenan soekarno yakni ditandai dengan diangkatnya Soeharto menjadi


Presiden. Ir Soekarno kemudian menghabiskan sisa masa tuanya di istana Bogor. Pada tanggal
21 juni 1970 kesehatannya melemah hingga mendapatkan perawatan dokter kepresidenan. Dan
pada akhirnya presiden kita atau Bung Karno meninggal di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.
meninggalnya Bapak Bangsa Indonesia meninggalkan luka yang sangat mendalam bagi rakyat
Indonesia pada saat itu. Jenazah soekarno kemudian dibawa di Wisma Yaso, Jakarta dan setelah
itu dibawa ke Blitar, Jawa Timur. untuk dimakamkan dekat makam ibunya Ida Ayu Nyoman Rai.

3. Biografi IR SOEKARNO
Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno yang biasa dipanggil Bung Karno, lahir di
Surabaya, Jawa Timur, 6 Juni 1901 dan meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970. Ayahnya bernama
Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibunya Ida Ayu Nyoman Rai. Semasa hidupnya, beliau
mempunyai tiga istri dan dikaruniai delapan anak. Dari istri Fatmawati mempunyai anak
Guntur, Megawati, Rachmawati, Sukmawati dan Guruh. Dari istri Hartini mempunyai Taufan
dan Bayu, sedangkan dari istri Ratna Sari Dewi, wanita turunan Jepang bernama asli Naoko
Nemoto mempunyai anak Kartika..

Masa kecil Soekarno hanya beberapa tahun hidup bersama orang tuanya di Blitar. Semasa SD
hingga tamat, beliau tinggal di Surabaya, indekos di rumah Haji Oemar Said Tokroaminoto,
politisi kawakan pendiri Syarikat Islam. Kemudian melanjutkan sekolah di HBS (Hoogere
Burger School). Saat belajar di HBS itu, Soekarno telah menggembleng jiwa nasionalismenya.
Selepas lulus HBS tahun 1920, pindah ke Bandung dan melanjut ke THS (Technische
Hoogeschool atau sekolah Tekhnik Tinggi yang sekarang menjadi IT.Ia berhasil meraih gelar “Ir”
pada 25 Mei 1926.
Kemudian, beliau merumuskan ajaran Marhaenisme dan mendirikan PNI (Partai Nasional
lndonesia) pada 4 Juli 1927, dengan tujuan Indonesia Merdeka. Akibatnya, Belanda,
memasukkannya ke penjara Sukamiskin, Bandung pada 29 Desember 1929. Delapan bulan
kemudian baru disidangkan. Dalam pembelaannya berjudul Indonesia Menggugat, beliau
menunjukkan kemurtadan Belanda, bangsa yang mengaku lebih maju itu.

Pembelaannya itu membuat Belanda makin marah. Sehingga pada Juli 1930, PNI pun
dibubarkan. Setelah bebas pada tahun 1931, Soekarno bergabung dengan Partindo dan
sekaligus memimpinnya. Akibatnya, beliau kembali ditangkap Belanda dan dibuang ke Ende,
Flores, tahun 1933. Empat tahun kemudian dipindahkan ke Bengkulu.
Setelah melalui perjuangan yang cukup panjang, Bung Karno dan Bung Hatta
memproklamasikan kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Dalam sidang BPUPKI tanggal 1
Juni 1945, Ir.Soekarno mengemukakan gagasan tentang dasar negara yang disebutnya
Pancasila. Tanggal 17 Agustus 1945, Ir Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia. Dalam sidang PPKI, 18 Agustus 1945 Ir.Soekarno terpilih secara
aklamasi sebagai Presiden Republik Indonesia yang pertama.

Sebelumnya, beliau juga berhasil merumuskan Pancasila yang kemudian menjadi dasar
(ideologi) Negara Kesatuan Republik Indonesia. Beliau berupaya mempersatukan nusantara.
Bahkan Soekarno berusaha menghimpun bangsa-bangsa di Asia, Afrika, dan Amerika Latin
dengan Konferensi Asia Afrika di Bandung pada 1955 yang kemudian berkembang menjadi
Gerakan Non Blok.Pemberontakan G-30-S/PKI melahirkan krisis politik hebat yang
menyebabkan penolakan MPR atas pertanggungjawabannya. Sebaliknya MPR mengangkat
Soeharto sebagai Pejabat Presiden. Kesehatannya terus memburuk, yang pada hari Minggu, 21
Juni 1970 ia meninggal dunia di RSPAD. Ia disemayamkan di Wisma Yaso, Jakarta dan
dimakamkan di Blitar, Jatim di dekat makam ibundanya, Ida Ayu Nyoman Rai. Pemerintah
menganugerahkannya sebagai “Pahlawan Proklamasi”.

Biografi MUHAMMAD HATTA

Dr. (H.C.) Drs. H. Mohammad Hatta (populer sebagai Bung Hatta, lahir di Bukittinggi, Sumatera
Barat, 12 Agustus 1902 – meninggal di Jakarta, 14 Maret 1980 pada umur 77 tahun) adalah
pejuang, negarawan, dan juga Wakil Presiden Indonesia yang pertama. Ia mundur dari jabatan
wakil presiden pada tahun 1956, karena berselisih dengan Presiden Soekarno.
Hatta dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia. Bandar udara internasional Jakarta
menggunakan namanya sebagai penghormatan terhadap jasanya sebagai salah seorang
proklamator kemerdekaan Indonesia.

Hatta lahir dari keluarga ulama Minangkabau, Sumatera Barat. Ia menempuh pendidikan dasar
di Sekolah Melayu, Bukittinggi, dan pada tahun 1913- 1916 melanjutkan studinya ke
Europeesche Lagere School (ELS) di Padang. Saat usia 13 tahun, sebenarnya ia telah lulus ujian
masuk ke HBS (setingkat SMA) di Batavia (kini Jakarta), namun ibunya menginginkan Hatta
agar tetap di Padang dahulu, mengingat usianya yang masih muda. Akhirnya Bung Hatta
melanjutkan studi ke MULO di Padang.
Baru pada tahun 1919 ia pergi ke Batavia untuk studi di Sekolah Tinggi Dagang “Prins Hendrik
School”. Ia menyelesaikan studinya dengan hasil sangat baik, dan pada tahun 1921, Bung Hatta
pergi ke Rotterdam, Belanda untuk belajar ilmu perdagangan/bisnis di Nederland
Handelshogeschool (bahasa inggris: Rotterdam School of Commerce, kini menjadi Universitas
Erasmus). Di Belanda, ia kemudian tinggal selama 11 tahun.

Saat berusia 15 tahun, Hatta merintis karir sebagai aktivis organisasi, sebagai bendahara Jong
Sumatranen Bond (JSB) Cabang Padang. Di kota ini Hatta mulai menimbun pengetahuan perihal
perkembangan masyarakat dan politik, salah satunya lewat membaca berbagai koran, bukan
saja koran terbitan Padang tetapi juga Batavia. Lewat itulah Hatta mengenal pemikiran
Tjokroaminoto dalam surat kabar Utusan Hindia, dan Agus Salim dalam Neratja.

Hatta mengawali karir pergerakannya di Indische Vereeniging pada 1922, lagi-lagi, sebagai
Bendahara. Penunjukkan itu berlangsung pada 19 Februari 1922, ketika terjadi pergantian
pengurus Indische Vereeniging. Ketua lama dr. Soetomo diganti oleh Hermen Kartawisastra.
Momentum suksesi kala itu punya arti penting bagi mereka di masa mendatang, sebab ketika
itulah mereka memutuskan untuk mengganti nama Indische Vereeniging menjadi Indonesische
Vereeniging dan kelanjutannya mengganti nama Nederland Indie menjadi Indonesia. Sebuah
pilihan nama bangsa yang sarat bermuatan politik. Dalam forum itu pula, salah seorang anggota
Indonesische Vereeniging mengatakan bahwa dari sekarang kita mulai membangun Indonesia
dan meniadakan Hindia atau Nederland Indie.

Pada tahun 1945, Hatta secara aklamasi diangkat sebagai wakil presiden pertama RI, bersama
Bung Karno yang menjadi presiden RI sehari setelah ia dan bung karno memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia. Oleh karena peran tersebut maka keduanya disebut Bapak
Proklamator Indonesia

Biografi MOH. YAMIN

Muhammad Yamin lahir di Talawi, Sawahlunto, Sumatera Barat, 24 Agustus 1903 – meninggal
di Jakarta, 17 Oktober 1962 pada umur 59 tahun, adalah terpelajar hukum dan pujangga yang
lihai meracik sajak. Sebagai seorang Meester in de Rechten pada tahun 1932 di
Rechtshoogeschool te Batavia, ia juga menulis banyak puisi, skrip drama, novel, dst yang
menyuarakan kebesaran peradaban bangsa ini. Ia telah membuat, hukum tak hanya sederetan
pasal, melainkan sajak yang berdialog dengan rasa keadilan. Ia juga membuat bernegara
bukanlah birokrasi yang kering.

Meski kiprahnya seringkali diliputi oleh kontroversi. Kehadirannya dalam sejarah dihujat sebab
penyulapan naskah pidato di Dokuritsu Zyunbi Tyoosokai atau Badan Penyelidik Usaha-Usaha
Kemerdekaan (BPUK). Bait-bait Pancasila yang dituduh telah direkayasa membekaskan cibiran.
Meski kiprahnya pada bangsa ini—lepas dari kesalahannya—begitu besar kontribusinya.
Baginya, sebuah sumpah adalah kesucian dari jiwa. Dalam sebuah goresan penanya, ‘Sumpah
Indonesia Raja,’ ia berdalih. Bahwa tiga kali bersumpah telah berkumandang. Sumpah
dilantunkan pada tahun 683, 1331 dan 1928. Sebuah sumpah yang berakar pada sejarah dan
peradaban puncak. Sriwijaya, Majapahit dan Indonesia.

Ia yakin suatu saat, pasti Indonesia akan sampai pada titik puncak keemasan. Seperti
peradaban-peradaban sebelumnya nusantara. Imajinasi itu dibangun. Dibubuhkan dalam sajak,
tulisan, dan teks-teks lain dengan apik. Memang sejak muda, Yamin sudah gemar menulis.
Sebuah keunggulan tokoh nasional zaman dulu, mereka menggoreskan penanya, disamping
mengelola birokrasi dan aktivismenya.

Maka tak heran, karya-karya bercita-rasa seni tingkat tinggi ditorehkannya. Karya-karya
dipahatnya seperti : ‘Kalau Dewa Tara Sudah Berkata’ (1932), ‘Ken Arok dan Ken Dedes’ (1934),
‘Gadjah Mada’ (1948), ‘Sapta Dharma’ (1948), dst. Dari sekian banyak buku-bukunya, termasuk
buku serius membahas tentang teori hukum, umpamanya ‘Proklamasi dan Konstitusi Indonesia’
dan ‘Konstituante Indonesia dalam Gelanggang Demokrasi’, tak jarang diwarnai ornamen kata-
kata sastra di sudut-sudut kalimatnya. Dengan demikian, ia sebenarnya layak disebut sebagai
pujangga hukum.

Sebagai seorang pujangga hukum, produktivitasnya tak semulus yang dibayangkan. Tak
selamanya, ia bebas menulis. Lantaran mahlumat yang dituliskannya, ia harus mendekam di
penjara selama dua tahun. Maklumat itu dipandang oleh pemerintah Soekarno sebagai sebentuk
makar pada rejim status quo. Negeri tempatnya mengabdi, juga menitikan cerita pahit dalam
perjalanan Yamin.

Menulis perjalanan hidup Yamin dan pemikiran hukumnya adalah salah satu pekerjaan
membangun sejarah peradaban hukum di Indonesia. Majalah Tempo, pada tanggal 18 Agustus
2014, berjudul ‘Muhammad Yamin 1903-1962 Menciptakan Banyak Mitos tentang Indonesia, ia
pecinta Republik yang Keras Kepala. Bung Hatta Menudingnya Licik. Ia Dipuja dan Dicela.’
Nyaris tak ada yang tersisa dari cerita tentang Yamin. Semuanya sudah ditulis secara detail dan
punya nilai jurnalisme yang enak dibaca oleh majalah Tempo.

Upaya berikutnya adalah melacak jejak pemikirannya dan peninggalannya di bidang hukum.
Melalui karya-karya yang telah dituliskannya, penelitian akan ditujukan bagaimana menafsirkan
dan menteoritisasikan karya Yamin itu. Usaha yang lain adalah menulis tentang apa-apa saja
yang belum diuraikan oleh majalah Tempo. Seperti saat ia mengusulkan penguatan institusi
parlemen.

Saat Indonesia sedang ditempa oleh sisa-sisa politik etis, pada tahun 1939, ia bersuara lantang.
Ia ingin demokrasi dijalankan. Salah satunya menguatkan kelembagaan parlemen. Tak pelak
juga, bisa dikatakan ia mengamankan posisinya sebagai anggota Volksraad. Namun dalil Yamin
cukup rasional dan masuk akal.
Ia berkata bahwa ‘maka boleh dikatakan pada waktoe ini seloeroeh pergerakan soedah hidoep
kembali dan teroes berdiri menghadapi tjita-tjita jang sama dan djelas, jaitoe menoedjoe satoe
Parlement.’ Parlemen sebagai lembaga yang menyalurkan ‘oesaha rakjat’ bagi Yamin. Cita-cita
parlemen sudah menggelinding semenjak Rafles dan John Leyden (1811). Maka tak akan disia-
siakan saluran parlemen yang ada untuk sarana perjuangan rakyat.

Pengalaman di parlemen pada masa kolonial, membuat Yamin tampil sebagai sosok yang
dinamis. Sedinamis tulisan-tulisannya, menjadikannya sebagai pujangga hukum yang punya ciri
yang makin berwarna. Pahit asam manisnya kehidupan telah dilaluinya, di dunia birokrasi dan
politik. Di bidang birokrasi, ia berturut-turut menjadi menteri, seperti Menteri Kehakiman
(1951-1952), Menteri Pengajaran, Pendidikan dan Kebudayaan (1953-1955), Menteri Urusan
Sosial dan Budaya (1959-1960), dan Menteri Penerangan (1962-1963).

Pujangga hukum pun berkiprah di dunia politik dengan cukup gemilang di eranya. Pada tanggal
21 Juli 1939, ia mendirikan Partai Persatoean Indonesia. Ia sendiri menjabat sebagai ketuanya.
Partai yang punya program di wilayah politik, sosial dan ekonomi. Partai ini mempunyai
beberapa cabang, seperti: cabang Djakarta, cabang Soekabumi, cabang Sibolga, cabang Medan,
dan cabang Bogor.

Jejak pemikiran dan pengalaman Yamin akan membawa banyak inspirasi bagi generasi saat ini.
Bagaimana dialektika hukum, kasusteraan, sejarah, politik, dst membaur dengan harmonis
dalam tubuh seorang negawaran. Yamin punya saripati ketauladanan dalam bernegara,
berhukum dan berpolitik.
Biografi MR SOEPOMO

Prof. Mr. Dr. Soepomo dikenal sebagai arsitek UUD 1945. Beliau adalah ketua dari Panitia Kecil
Perancang Undang-undang Dasar yang beranggotakan, Mr. KRMT Wongsonegoro , Mr. Raden
AchmadSoebardjo Djojoadisoerjo, Mr. Alexander Andries Maramis, Mr. Raden Panji
Singgih, Haji Agus Salim, Dr. Soekiman Wirjosandjojo. Pada tanggal 14 Juli 1945, sidang pleno
BPUPKI menerima laporan hasil pembahasan panitia pimpinan Soepomo ini. Berikut hasil kerja
panitia kecil tersebut:
 Pernyataan Indonesia Merdeka.
 Pembukaan Undang-Undang Dasar (Preambul).
 Undang-Undang Dasar (Batang Tubuh) yang kemudian dinamakan sebagai "Undang-
Undang Dasar 1945"
Soepomo kecil dilahirkan di Sukoharjo, daerah Surakarta pada tanggal 22 Januari 1903. Ia
adalah keturunan priyayi. Ayahnya adalah Raden Tumenggung Wignyodipuro, menjabat
sebagai Bupati Anom, Inspektur Penghasilan Negeri Kasunanan Surakarta. Soepomo adalah
anak tertua dari 11 bersaudara.
Pendidikan dasar Soepomo diselesaikan di Europesche Lagere School (ELS), lalu melanjut ke
MULO, setingkat SMP, di kota Solo. Selepas dari MULO Soepomo berangkat ke Jakarta untuk
meneruskan pendidikannya. Ia masuk ke Bataviasche Rechtsschool, sebuah sekolah kejuruan
hukum pada saat itu. Ia lulus tahun 1923 dan menjadi salah seorang pelajar terbaik.

Setelah lulus Soepomo diangkat menjadi pegawai negeri di Pengadilan Negeri di Sragen, daerah
Surakarta. Karena prestasinya yang membanggakan, Soepomo mendapat kesempatan untuk
melanjutkan pendidikannya ke Rijksuniversiteit Leiden di Belanda, di bawah bimbingan
Cornelis van Vollenhoven, seorang antropolog juga seorang profesor Hukum Adat Hindia-
Belanda.

Soepomo menyelesaikan pendidikannya hingga ke jenjang doktor hanya dalam rentang waktu
tiga tahun, tahun 1924- 1927. Thesis doktornya yang berjudul Reorganisatie van het Agrarisch
Stelsel in het Gewest Soerakarta (Reorganisasi sistem agraria di wilayah Surakarta) tidak saja
mengupas sistem agraria tradisional di Surakarta, tetapi juga secara tajam menganalisis hukum-
hukum kolonial yang berkaitan dengan pertanahan di wilayah Surakarta. Dalam masa studinya
di Belanda, , Soepomo bergabung dalam organisasi mahasiswa bernama Perhimpunan
Indonesia (Indonesische Vereeniging), yang bertujuan Indonesia Merdeka.
Sekembalinya dari negeri Belanda, Soepomo langsung mengabdikan hidupnya pada pekerjaan.
Ia pun terpaksa harus berpindah-pindah karena tugas. Soepomo pernah di tempatkan di
Sragen,Yogyakarta, Jakarta, dan Purworejo. Saat bertugas di Jakarta ia melakukan penelitian
hukum adat (privaatrecht der Inheemse bevolking) di daerah hukum (rechtskring) Jawa Barat.

Saat pemerintah Jepang berkuasa, Soekarno membentuk Panitia Kecil Perancang Undang-
undang Dasar yang diketuai oleh Soepomo.

Beberapa jabatan penting yang pernah diemban oleh Soepomo yaitu: Menteri Kehakiman
Republik Indonesia yang pertama, salah satu utusan menghadiri Konperensi Meja Bundar
(KMB) di Den Haag, sebagai Duta Besar RI di Inggris (London) tahun 1954-1956, Guru Besar
pada Universitas Gajah Mada, Akademi Ilmu Politik, pada Fakultas Hukum dan Pengetahuan
Masyarakat Universitas Indonesia dan Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian. Soepomo juga adalah
Rektor kedua Universitas Indonesia, saat itu masih bernama Presiden Universiteit Indonesia.

Soepomo juga pernah memimpin berbagai lembaga internasional, misalnya International


Insstitute of Differing Civilization di Brusel, dan International Commission for a Scientific and
Cultural History of Mankind and Indonesian Institute of World Affairs.

Soepomo meninggal akibat serangan jantung pada tanggal 12 September 1958 di


Jakarta. Jenazahnya dikebumikan di makam keluarga di kampung Yosoroto, Solo.

Atas jasa-jasanya, Soepomo dianugerahi gelar Pahlawan Nasional berdasarkan SK Presiden


Republik Indonesia No. 123 Tahun 1965 tanggal 14 Mei 1965

Biografi K.H. A.WAHID HASYIM


Abdul Wahid Hasyim lahir di Jombang Jawa Timur pada 1 Juni 1914, dari pasangan K.H. Hasyim
Asy`ari d an Nyai Nafiqah binti K Ilyas. Ayahnya merupakan pendiri dari organisasi keagamaan
Nahdlotul Ulama. Kecerdasan Wahid Hasyim sudah Nampak sejak usianya masih sangat belia.
Pada usia 7 tahun ia sudah khatam Al-Qur`an dengan mendapat bimbingan langsung dari
ayahnya. Pendidikan lainnya ia peroleh di Pesantren Tebu Ireng. Pada usia 15 tahun ia sudah
mengenal huruf latin, menguasai bahasa belanda dan Inggris tanpa pernah mengenyam
pendidikan dari sekolah colonial sedikitpun. Pada Buku Biografi abdul Wahid
Hasyim disebutkan bahwa pada usia 18 tahun ia menunaikan ibadah Haji sekaligus bermukim
selama 2 tahun di Makah untuk memperdalam ilmu agama.

Sepulang dari tanah suci, putra kelima dari K.H. Hasyim as`ari ini aktif diorganisasi yang
didirikan oleh Ayahnya. Pada tahun 1938 ia menjadi pengurus NU ranting Cukir dan terus
menanjak, pada tahun 1940 menjadi pengurus tingkat pusat PBNU dengan memimpin
Departemen Ma`arif yang membidangi pendidikan. Beliau, seorang tokoh agama yang
berpikiran luas jauh kedepan melintasi batas formal keagamaan. Kepemimpinannya terus
terasah, dan terbukti dipercayanya beliau untuk menjadi ketua Majelis Syuro Muslimin
Indonesia (Masyumi) pada 24 Oktober 1943. Pada bidang pendidikan, belai mendirikan sekolah
Tinggi Islam di jakarta pada tahun 1944 yang pengelolaannya diserahkan kepada KH. A Kahar
Muzakkir. Dalam biografi Abdul Wahid Hasyim tercatat, bahwa menjelang kemerdekaan pada
tahun 1945, beliau menjadi anggota BPUPKI dan PPKI.

Ayah dari mendiang Presiden Republik Indonesia ke 4, K.H. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur
ini merupakan seorang ulama yang dikenal moderat, substantive dan inklusif. Rumusan teks
pancasila sila pertama `` Ketuhanan Yang Maha Esa`` merupakan bagian dari buah
pemikirannya untuk menggantikan kalimat ``Kewajiban Menjalankan Syariat Islam bagi
Pemeluknya. `Membaca Biografi Abdul Wahid Hasyim, kita akan menemukan betapa pada usia
yang masih muda, beliau memiliki wawasan yang sangat luas mengenai pemikiran agama,
Negara, pendidikan, politik, kemasyarakatan dan tentunya pula tentang pesantren yang menjadi
basis dari NU.

Pada Biografi Abdul Wahid Hasyim disebutkan pula, bahwa beliau merupakan anggota termuda
dari 62 orang anggota BPUPKI. Beliau juga tokoh termuda dari Sembilan tokoh nasional yang
menandatangani piagam Djakarta, sebuah kesepakatan yang membidani lahirnya proklamasi
dan konstitusi Negara. Setelah kemerdekaan, pada September 1945, beliau ditunjuk menjadi
menteri Negara. Berlanjut pada Kabinet Syahrir pada tahun 1946 beliau juga menjadi Menteri.
Pada tahun 1950 dalam Kabinet Hatta, Natsir dan Sukiman Beliau ditunjuk menjadi Menteri
Agama. Perhatiannya pada pendidikan sangatlah besar dan pada tahun 950 Beliau
mengeluarkan peraturan berdirinya Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAIN) yang menjadi cikal
bakal IAIN atau UIN.

Pada tahun 1953, tepatnya pada 18 April, Beliau melakukan perjalanan menuju Sumedang
untuk menghadiri rapat NU dengan ditemani puteranya Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Sesampainya di Cimindi, mobil yang ditumpangi selip dan tidak dapat dikendalikan oleh sopir
hingga menabrak truk yang mengakibatkan K.H. Wahid Hasyim terlempar keluar. Kecelakaan
tersebut membuat beliau koma, dan akhirnya wafat pada 19 april 1953 dalam usia yang masih
muda 39 tahun. Jenazahnya dimakamkan di Pesantren Tebu Ireng Jombang. Dalam
ulasan Biografi Abdul Wahid Hasyim dijelaskan, beliau mendapat anugerah sebagai Pahlawan
Nasional sesuai darma bakti terbaiknya pada Negara Republik Indonesia.

4.

Naskah Drama Sidang BPUPKI

Babak I

Setelah berhasil meluluhlantahkan pangkalan militer Amerika di Pearl Harbour, Jepang melebarkan
gurita militernya ke Asia Tenggara. Tanpa menghadapi rintangan, Jepang berhasil menduduki
kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia.

Pada akhir 1944, kedudukan Jepang dalam Perang Asia Timur Raya semakin terdesak. Pada keadaan
seperti ini, Perdana Menteri Jenderal Kuniako Koiso mengeluarkan janji kemerdekaan pada bangsa
Indonesia pada 9 September 1944 guna menarik simpati bangsa Indonesia. Dihadapan Ir. Soekarno
dan dan militer Jepang Perdana Menteri Kaiso mewakilkan pernyataan kemerdekaan untuk
Indonesia kepada Tenno Haika.

Tenno Haika : “Koiso the Prime Minister of Japan declare to the people of Indonesia that they will be
set free in the future. I am happy and very touched by the power of infinite mind. Well as expressed
gratitude for discretion and sincerity of government employees along with armies were has been
furiously fulfill its obligations. And those who for years have been waiting for the independence.

Ir.Soekarno : “Paduka yang mulia Tenno Haika dengan hati yang terharu kami menerima
pengumuman bahwa kerajaan Nippon memperkenankan kemerdekaan bangsa Indonesia di
kemudian hari. Hati dan jiwa kami meluap rasa terima kasih yang sekhidmat-khidmatnya pada yang
mulia Tenno Haika yang bermurah hati memperkenankan terkabulnya cita-cita kami yang telah
berpuluh-puluh tahun itu. Saya atas nama segenap rakyat Indonesia meminta kepada paduka tuan
supaya mempersembahkan rasa terima kasih kami”.
Babak II

Pada 1 Maret 1945, Jepang telah meresmikan terbentuknya BPUPKI yang dipimpin oleh Radjiman
Wedyodiningrat dan memiliki anggota 60 orang. Dalam BPUPKI, terjadi siding 1 (29 Mei- 1 Juni
1945) digedung Cuo Sangi In. Dalam sidang tersebut membahas mengenai dasar Negara Indonesia.

29 Mei 1945

Mr. Moh. Yamin : ”Dalam sidang hari ini, saya mengajukan usulan mengenai dasar Negara yang
berwujud tulisan maupun dalam bentuk lisan. Berikut rumusan secara lisan :

 Peri Kebangsaan
 Peri Kemanusiaan
 Peri Ketuhanan
 Peri Kerakyatan
 Peri Kesejahteraan Rakyat

Secara tertulis :

 Ketuhanan Yang Maha Esa


 Kebangsaan Persatuan Indonesia
 Rasa kemanusiaan yang Adil dan Beradab
 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan
 Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia

Keesokan harinya, sidang dilanjutkan (31 Mei 1945)

Prof. Dr. Soepomo : “Sidang hari kedua ini, saya ingin menyumbangkan ide pikiran saya. Usulan
tersebut antara lain :

 Persatuan
 Kekeluargaan
 Keseimbangan Lahir dan Batin
 Musyawarah
 Keadilan Rakyat

Hari terakhir sidang 1 Juni 1945

Ir. Soekarno : “Saya selaku anggota BPUPKI, ingin turut serta dalam perumusan dasar Negara. Saya
mengusulkan :

 Kebangsaan Indonesia
 Internasionalisme
 Mufakat
 Kesejahteraan Sosial
 Ketuhanan Yang Maha Esa

Radjiman : Terima kasih atas usulannya, dengan ini saya menyatakan sidang pertama BPUPKI
selesai.
Narator : Pada sidang itu pula dibentuknya Panitia Kecil dengan Ir. Soekarno sebagai ketua
yang beranggotakan Drs. Moh. Hatta, Mr. Muh. Yamin, Mr. Ahmad soebardjo, Mr. A. A Maramis,
Abdulkadir Muzakir, Wachid Hasyim, H. Agus Salim, Abikusno Tjokrosujoso. Dalam persidangan yang
dilakukan panitia sembilan menghasilkan rumusan :

Ketuhanan Dengan Kewajiban Menjalankan Syariat Islam Bagi Pemeluk- Pemeluknya

(Menurut) Dasar Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab

Persatuan Indonesia

Dan) Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan

(Serta Dengan Mewujudkan Suatu) Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Rumusan tersebut disebut dengan piagam Jakarta. Pada tanggal 10 Juli 1945 diadakan sidang BPUPKI
yang kedua, hingga tanggal 16 Juli 1945.

Radjiman : Jadi, kesimpulan sidang kita kali ini adalah bentuk Negara Indonesia adalah Republik
dan wilayah Indonesia yakni seluruh wilayah kepulauan Indonesia. Selanjutnya saya persilahkan
kepada perwakilan dari Panitia Perancang UUD untuk melaporkan hasil sidangnya.

Soepomo : Terima kasih, saya akan membacakan hasil sidang yang telah kami lakukan……

Babak III

Selanjutnya BPUPKI membentuk Panitia Perancang Undang- undang, panitia kecil, dan penghalus
bahasa

Ir.Soekarno : “ Dengan suara bulat dari anggota-anggota lain, kami menyetujui secara bulat isi
pembukaan UUD tersebut.

Dr. Soepomo : “Disini kami sebagai panitia kecil akan menyempurnakan kembali rancangan UUD”.

Ir. Soekarno : “ Selaku ketua panitia, saya melaporkan hasil kerja dari panitia yang terdiri :

a. Pernyataan Indonesia Merdeka

b. Pembukaan UUD

c. Batang Tubuh UUD

Rumusan yang telah disahkan tersebut kelak dikenal sebagai UUD 1945”.

Babak IV

Pada 6 Agustus 1945, Amerika Serikat menjatuhkan sebuah bom atom diatas kota Hiroshima. Sehari
setelah pengeboman itu, tepatnya 7 Agustus 1945 BPUPKI di bubarkan dan digantikan oleh PPKI
yang diketuai oleh Soekarno dan diwakilkan oleh Bung Hatta dengan anggota 21 orang. Untuk kedua
kalinya, diatas kota Nagasaki, Jepang kembali dibom oleh Amerika Serikat. Penyerangan yang kedua
kalinya ini, membuat Jepang lemah tak berdaya. Momen ini pun dimanfaatkan oleh bangsa
Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya.
Soekarno, Hatta selaku pimpinan PPKI dan Radjiman Wedyodiningrat sebagai mantan ketua BPUPKI
diterbangkan ke Dalat, 250 km di sebelah timur laut Saigon, Vietnam untuk bertemu Marsekal
Terauchi.

Marsekal Terauchi : “Disini saya mengabarkan kepada kalian semua bahwa pasukan Jepang sedang
di ambang kekalahan dan kami akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia”.

Ir. Soekarno : “Baik, dan terima kasih atas kesediaan bangsa Jepang untuk memerdekakan kami
bangsa Indonesia. Kami akan membantu dalam persiapan kemerdekaan bangsa kami.”

Narator : Hasil sidang itu adalah :

1. Pernyataanmerdeka
2. PembukaanUUD
3. UUD itu sendiri dan batang tubuh UUD

Dengan keberhasilan dari panitia perancang UU menyusun rancangan UUD, maka tugas BPUPKI
dinyatakan SELESAI dan DIBUBARKAN

Narator : Pada tanggal 6 Agustus 1945, Hiroshima di bom atom oleh Amerika Serikat. Keadaan
itu, mendorong Jepang membentuk Docuritsu Junbi Inkai atau PPKI, tepatnya tanggal 7 Agustus
1945 dengan anggota berjumlah 21 orang. Tanggal 9 Agustus 1945 Kota Nagasaki dibom atom oleh
Amerika. Oleh karena itu, Jend. Besar Terauchi, Panglima Tentara Umum Selatan memanggil Ir.
Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Dr. Radjiman Wedyodiningrat agar datang ke markas di Dalat
(Vietnam) untuk melakukan pertemuan tanggal 12 Agustus 1945

Jend. Terauchi : Saya berjanji akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia, tapi kemerdekaan
itu diumumkan setelah segala persiapan selesai. Jadi untuk melaksanakan kemerdekaan itu
dibentuklah PPKI. Pelaksanaan kemerdekaan segera dilakukan setelah persiapan selesai dan
berangsur-berangsur dari Pulau Jawa, baru disusul pulau lainnya. Wilayah Indonesia akan meliputi
seluruh bekas wilayah Hindia-Belanda

Anda mungkin juga menyukai