Jurnal 8 PDF
Jurnal 8 PDF
(Askurrahman)
Askurrahman
Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo
Korespondensi : Jl. Raya Telang PO BOX 2 Kamal-Bangkalan, Email: s_coer@yahoo.com
ABSTRACT
The purpose of this research was to know the optimum condition of linamarase
enzymatic reaction from bitter cassava. These studies are designed in several stages of inter-
related. Starting with the determination of cyanide content of cassava tubers, Isolation and
characterization linamarase on cassava tuber. The research result showed that linamarase had
optimum condition in some activities; pH for about 6, temperature for about 40OC, incubation
period for about 3 hours, and Km for about 0.012% and Vmaks for about 0.296 unit.
Key Words: Isolation, Characterization, Linamarase, Cassava (Manihot esculenta Crantz)
(konstanta hubungan antara laju reaksi antara Supernatan yang dihasilkan merupakan enzim
tahap-tahap reaksi enzim dan merupakan kasar (crude enzim).
jumlah konsentrasi substrat untuk mencapai Enzim kasar kemudian diendapkan
aktivitas enzim setengah maksimum) dan dengan Ammonium Sulfat Jenuh (SAS) 40%.
Vmaks (kecepatan aktivitas enzim Sebanyak 50 ml larutan ekstrak kasar enzim
maksimum). dimasukkan ke dalam gelas beker 250 ml,
Tujuan dari penelitian ini adalah ditambah ammonium sulfat 12.15 g.
sebagai berikut; Mengetahui kandungan Penambahn dilakukan sedikit demi sedikit
sianida pada umbi singkong, Mengetahui disertai pengadukan perlahan-lahan, larutan
kondisi optimum reaksi enzimatis linamarase dipertahankan pada suhu 4-25OC selama 30
hasil isolasi dari singkong pahit. menit. Kemudian disentrifuse dengan
kecepatan 10.000 rpm selama 10 menit.
Supernatan yang diperoleh dipisahkan dari
METODE PENELITIAN endapan.
Endapan dilarutkan ke dalam 5 ml
Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam larutan buffer sitrat fosfat pH 7. Masing-
penelitian ini adalah singkong pahit varietas masing larutan enzim dimasukkan ke dalam
lokal yang berumur 1 tahun diperoleh dari kantong selofan, kemudian direndam dalam
Desa Kertagena Tengah, Kecamatan Kadur, 300 ml larutan buffer sitrat fosfat 0,05 M pH 7
Kabupaten Pamekasan. Bahan kimia yang selama semalam. Dialisis dilakukan sampai
digunakan adalah aquades, NaOH 2.5%, garam terpisah. Untuk mengujinya, 5 ml
Na2CO3, asam pikrat, Kloroform, asam sitrat, buffer diambil dan dimasukkan tabung reaksi,
kalium dihidrogen fosfat, asam borat, NaOH kemudian ditambah 1 ml HCl 0,1 M dan
0.2 M, PMSF, Ammonium Sulfat, HCl, beberapa tetes BaCl2 0,1 M. Apabila tidak
BaCL2, Metanol (99.5%), KCN, TCA 4%, terbentuk endapan, maka dialisis dihentikan.
BSA, Reagen Biuret. Penentuan Aktivitas Linamarase
Dicampur 1,25 ml ekstrak kasar
Penentuan Kadar Sianida
Singkong diparut kemudian linamarin dengan konsentrasi 12%, 1 ml
ditimbang 20 g singkong, dimasukkan dalam larutan buffer sitrat fosfat pH 7; 1 ml
labu Kjedahl, selanjutnya ditambahkan 100 ml linamarase, 0,01 ml kloroform dan 1 ml
aquades. Dimaserasi selama (0, 2, 4, 6, 8, 10 larutan natrium pikrat lalu diinkubasi selama 3
dan 12 jam). Kemudian distilasi secara steam jam pada suhu 33oC. Larutan ditambah 2,5 ml
destilation. Distilat ditampung dalam larutan TCA 4% (b/v) dan didiamkan selama
erlenmeyer yang telah diisi dengan 20 ml 30 menit pada suhu kamar. Kemudian
NaOH 2,5%, dan distilasi dihentikan setelah disentrifuse dengan kecepatan 4000 rpm
dipastikan destilat hingga ± 150 ml. Diambil 5 selama 5 menit, untuk pemisahan filtrat dan
ml distilat, dimasukkan ke dalam tabung endapan yang terbentuk. Filtrat diambil 1 ml
reaksi, ditambahkan 5 ml Natrium Pikrat dan dan diencerkan sampai 10 ml lalu diukur
0.5 ml kloroform. Kemudian dihomogenizer absorbansinya pada λmaks komplek sianida.
dan didiamkan selama 30 menit dan Blangko yang digunakan dibuat dengan
selanjutnya dibaca absorbansinya dengan terlebih dahulu menambahkan TCA ke dalam
menggunakan spektronik 20. larutan enzim, kemudian ditambahkan ekstrak
kasar linamarin dan larutan yang lainnya
Isolasi Linamarase dari Singkong sesuai dengan prosedur penentuan aktivitas
Singkong diparut, kemudian enzim. Nilai aktivitas enzim diukur dari kadar
ditimbang sebanyak 100 g, ditambahkan 100 sianida yang diperoleh hasil plot terhadap
ml 0,1 M buffer sitrat fosfat pH 7 dan 0.25 ml kurva baku komplek sianida. Satu unit
PMSF (phenylmethenesulfonyl fluoride), di aktivitas enzim dinyatakan sebagai μmol
blender pada suhu dingin, disonikator selama sianida yang dibebaskan atau dihidrolisis
kurang lebih 5 menit dan selanjutnya disaring. setiap 1 ml volume enzim per menit pada
Filtrat dimasukkan ke dalam beker, dan kondisi tertentu. Pengukuran aktivitas enzim
disentrifugasi 4.000 rpm selama 10 menit. dilakukan dengan mengkonversi nilai serapan
140 Isolasi dan Karakterisasi Linamarase...(Askurrahman)
250.000
mempunyai stabilitas yang tinggi. Winarno
(1996) mengatakan enzim menunjukkan
Kadar Sianida (ppm)
200.000
aktivitas maksimum pada suatu kisaran pH
150.000
yang disebut pH optimum, dimana enzim
100.000 pada kondisi ini mempunyai stabilitas yang
50.000 tinggi. Karlson (1979) menambahkan bahwa
0.000
struktur ruang tiga dimensi yang stabil yang
0 2 4 6 8 10 12 14 dimiliki oleh enzim pada kondisi pH
Maserasi (jam) optimum.
Semakin jauh dari pH optimum
Gambar 1. Pengaruh Lama Maserasi terhadap
menunjukkan aktivitas linamarase hasil isolasi
Kadar Sianida Pada Sampel singkong.
dari umbi singkong semakin tidak stabil
sehingga aktivitasnya semakin rendah. Hal ini
Karakterisasi Linamarase dari Singkong karena enzim merupakan protein yang
tersusun atas asam-asam amino yang memiliki
pH Optimum kepekaan terhadap perubahan pH
lingkungannya. Saat pH berada di atas pH
0.305
optimum, aktivitas linamarase mengalami
penurunan (Gambar 5.6). Menurut Muhtadi
0.285
(1992) mengatakan di luar kisaran pH
Aktivitas (unit)
0.265
optimum enzim menjadi inaktif. Hal ini,
0.245 disebabkan perubahan pH mengakibatkan
0.225 perubahan intramolekuler dari enzim. Apabila
0.205 perubahan terlalu besar akan mengakibatkan
0.185
denaturasi enzim sehingga aktivitas enzim
4.5 5.0 5.5 6.0 6.5 7.0 7.5 8.0 akan hilang.
pH di atas pH optimum juga diduga
pH
dapat menyebabkan denaturasi protein enzim
Gambar 2. Pengaruh pH terhadap Aktivitas yang mengubah susunan ruang tiga demensi
Linamarase dari Singkong molekul protein enzim. Menurut Naz (2002),
perubahan keaktifan enzim akibat perubahan
Gambar 2 menunjukkan bahwa pH lingkungan menyebabkan terjadinya
berpengaruh terhadap aktivitas linamarse hasil perubahan ionisasi enzim. Wong (1995)
isolasi dari umbi singkong. Pada pH di bawah menambahkan, pH ekstrim berpengaruh
6.0 menunjukkan bahwa aktivitas linamarase terhadap struktur enzim dan muatan substrat.
lebih kecil. Hal itu disebabkan perubahan pH Kelebihan atau kekurangan ion H+
mengakibatkan perubahan intramolekular menyebabkan perubahan konformasi sisi aktif
linamarase. Disamping itu, pH dibawah 6 enzim sehingga substrat tidak lagi berikatan
diduga terjadi perubahan muatan listrik dengan enzim, selanjutnya berakibat pula
substrat atau enzim, yaitu perubahan muatan pada pembentukan produk. Poedjiadi (1994)
residu asam amino yang mengikat substrat menambhakan pada pH tinggi selain
atau katalisis. berpengaruh terhadap struktur ion pada enzim,
Whiteker (1994) menyebutkan pH tinggi dapat pula menyebabkan denaturasi
pengaruh pH terhadap katalitik enzim yang mengakibatkan menurunnya aktivitas
terutama disebabkan oleh perubahan ionisasi enzim.
enzim pada gugus ionik pada sisi aktif atau pH optimum aktivitas linanamarase
sisi yang lain yang secara tidak langsung yang dihasilkan, sama dengan pH optimum
mempengaruhi sisi aktif. Gugus ionik linamarase hasil isolasi dari Leuconostoc
berperan dalam menjaga konformasi sisi aktif Mesenteroides (Glieguen et al., 1997),
dalam mengikat substrat menjadi produk. Linamarase hasil isolasi dari yest Endomyces
pH optimum linamarase dari singkong fibuliger (Brimer, et al., 1998) dan linamarase
berkisar 6 dengan nilai aktivitas sebesar 0.287 hasil isolasi dari singkong (Ampe dan
unit. Pada pH 6 linamarase diduga Brauman, 1995) yaitu memiliki pH optimum
142 Isolasi dan Karakterisasi Linamarase...(Askurrahman)
6. Sedangkan hasil peneitian Mkpong (1990) suhu optimum terjadi karena kenaikan energi
menyebutkan linamarase yang diisolasi dari kinetik molekul-molekul yang bereaksi.
daun singkong mempunyai pH optimum 7 dan Menurut Arteaga and Nakai (1990),
linamarase yang diisolasi dari kacang koro pada suhu tinggi di atas suhu optimal akan
mempunyai pH optimum 5.6. terjadi kerusakan protein yang disebut
denaturasi, sehingga terjadi penurunan
Suhu Optimum
aktivitas. Robyt and White (1987)
0.290 menambahkan apabila suhu dinaikkan terus-
0.270 menerus, energi kinetik kolekul enzim
0.250 menjadi besar sehingga mencapai energi
Aktivitas (unit)
55OC dan linamarase yang diisolasi dari enzimatis sebanding dengan produk yang
kacang koro meliki suhu optimum 62OC. dihasilkan.
Waktu inkubasi optimum adalah 180
menit (3 jam) dengan jumlah aktivitas
Waktu Inkubasi Optimum
linamarase sebesar 0.2791unit. Sedangkan di
Semakin lama waktu reaksi enzimatik
atas dan di bawah waktu inkubasi 180 menit
(pada waktu inkubasi 1-3 jam) maka semakin
(3 jam) aktivitas linamarase mengalami
tinggi aktivitas linamarase. Hal itu disebakan
penurunan.
karena terjadi pembentukan produk hasil
hidrolisis semakin meningkat. Pengaruh Konsentrasi Substrat
Kecepatan reaksi, akan meningkat
0.305
0.285 dengan meningkatnya konsetrasi substrat.
0.265 Akan tetapi penambahan substrat yang terus-
Aktivitas (unit)
0.270
Semakin lama waktu reaksi 0.260
0.250
enzimatik maka semakin banyak produk yang 0.240
terbentuk, yang juga berarti aktivitas 0.230
0.220
linamarase semakin besar. Aktivitas 0.210
0.200
linamarase terus meningkat hingga dicapai 0 3 6 9 12 15 18 21
waktu reaksi enzimatik optimum. Waktu
Konsentrasi Substrat (%)
reaksi enzimatik optimum linamarase adalah
180 menit. Gambar 5. Pengaruh Konsentrasi Substrat
Setelah 180 menit, linamarase telah Terhadap Aktivitas Linamarase dari
jenuh berikatan dengan substrat, sehingga Singkong.
pertambahan reaksi enzimatik tidak akan
menambah pembentukan produk dan Gambar 5. menunjukkan bahwa
akibatnya aktivitas linamarase menurun. semakin tinggi konsentrasi substrat maka
Penurunan nilai aktivitas enzim karena semakin tinggi pula aktivitas linamarase
melibatkan waktu inkubasi sebagai faktor sampai pada titik konstan. Meningkatnya
pembagi, sehingga bila faktor pembaginya aktivitas linamarase ditunjukkan pada
semakin besar, maka aktivitas yang dihasilkan konsentrasi 3% sampai 15%, sedangkan pada
akan semakin kecil. Menurut Aulani’am konsentrasi 18% aktivitas linamarase terjadi
(2005), waktu yang digunakan enzim titik konstan. Konsnterasi substrat Optimum
berikatan dengan substrat secara tetap disebut yaitu pada konsentrasi 15% dengan aktivitas
reaksi enzimatis. Dimana waktu reaksi 0.286 unit.
144 Isolasi dan Karakterisasi Linamarase...(Askurrahman)
Whitaker (1994) mengatakan bahwa bahwa Kadar sianida pada umbi singkong
semakin meningkatnya konsentrasi substrat dengan perlakuan lama maserasi 8 jam adalah
maka semakin menigkat pula aktivitas enzim sebesar 208.511 ppm dan Linamarase
sampai pada titik konstan. Pada konsentrasi memiliki kondisi optimum untuk aktivitasnya
substrat yang rendah, tidak semua molekul- sebagai berikut; pH sekitar 6, suhu sekitar
molekul enzim akan berkombinasi dengan 40OC, waktu Inkubasi sekitar 3 jam dan Km
substrat. Jika konsentrasi ditingkatkan, sebesar 0.012% serta Vmaks sebesar 0.296
molekul-molekul enzim akan lebih banyak unit.
yang berkombinasi dengan substrat sampai
terjadi kondisi enzim jenuh dengan substrat. DAFTAR PUSTAKA
Peningkatan konsentrasi substrat lebih lanjut
tidak akan meningkatkan laju reaksi. Anwar F. 2004. Beras Singkong Semi Instan.
Penentuan nilai Km dan Vmaks Laboratorium Manajemen Pangan,
linamarase dari umbi singkong diawali Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.
dengan menghitung nilai Vo (kecepatan awal Arteaga GE. and S. Nakai. 1990.
linamarase dalam memecah substrat Tetrathionate Protect Proteolytic
linamarin). Linamarase dari umbi singkong Activity of Simultade Papaya Latex and
diinkubasikan pada berbagai level konsentrasi Crude Papain. J. Food Sci. 55(6): 1728-
linamarin (3%, 6%, 9%, 12%, 15% dan 18%) 1734.
dengan pH 6, suhu 40OC selama 180 menit. Aulanni’am. 2005. Protein dan Analisinya.
Nilai V awal dari masing-masing Citra Mentari Group. Malang
konsentrasi substrat tersebut kemudian Brimer L, MJR. Nout and G. Tuncel. 1998. -
diplotkan dalam bentuk kurva Michaelis- Glucosidase (amygdalase and
Menten. Kurva Michaelis-Menten selanjutnya Linamarase) from Endomyces fibuliger
dijadikan dasar untuk membentuk kurva (LU677): formation and crude enzyme
Lineweaver-Burk (Gambar 6) untuk properties. J. Appl Microbiol
memperoleh nilai Km dan Vmaks. Biotechnol. 49:182-188
4.800
Chalil, D. 2003. Agribisnis Ubi Kayu di
4.600 Propinsi Sumatera Utara. Jurusan Sosial
4.400
y = 0.0396x + 3.3811
Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian,
4.200 2
R = 0.9043 Universitas Sumatera Utara. Medan.
1/Vo
4.000
3.800 Djazuli M. dan H. Bradbury. 1999. Cyanogen
3.600 Content of Cassava Roots and Flour In
3.400
Indonesia. Journal of Agricultural and
3.200
-10.000 0.000 10.000 20.000 30.000 40.000
Food Chemistry. 65: 523-535.
Eksittikul T dan M. Chulavatnatol. 1988.
1/[S]
Characterization of Cyanogenic -
Gambar 6. Ploting Data Konsentrasi Substrat Glucosidase (Linamarase) from
dan Kecepatan Awal Reaksi dengan Cassava (Manihot esculenta Crantz). J.
Metode Lineweaver-Burk Archives of Biochemistry and
Biophysics. 266 (1): 263-269.
Berdasarkan grafik hubungan antara Franzl S, I. Ackermann and A. Nasrstedt.
1/[S] dengan 1/Vo menurut metode 1989. Purification and Characterization
Lineweaver-Burk, maka Vmaks dan Km of a -glukosidase (Linamarase) from
enzim dihitung (Whittaker, 1994). the haemolymph of Zygaena trifolii
Berdasarkan perhitungan tersebut dapat Esper, 1783 (Insecta, Lepidoptera).
diketahui bahwa nilai Vmaks yang diperoleh Experintia, Birkhauser Verlag, CH-
sebesar 0.296 Unit dan Km sebesar 0.012 %. 4010 Basel/Switzerland.
Glieguen Y, P. Chemardin, P. Labrot, A.
KESIMPULAN Amaud and P. Galzy. 1997. Purification
and Characterization of an Intracellular
Berdasarkan hasil penelitian yang telah -Glucosidase from a New Strain of
dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan
AGROINTEK Vol 4, No. 2 Agustus 2010 145