Anda di halaman 1dari 5

Penyusunan laporan merupakan tingkat terakhir di dalam suatu proyek penelitian,

bahkan bisa dikatakan, bahwa apabila laporan dari suatu penelitian belum dibuat,
maka penelitian tersebut belum dianggap selesai. Penafsiran dan pembuatan laporan
tidaklah mungkin dilakukan tanpa perhatian yang saksama dari setiap langkah di
dalam penelitian yang telah dikerjakan.[1]
Hasil penelitian akan ditulis ke dalam sebuah laporan penelitian. Dalam hal ini
penyajian laporan kita dikatakan seperti sedang bercerita.[2] Agar apa yang kita
ceritakan dapat dipahami oleh pembaca, maka harus diperhatikan bagaimana pembuatan
laporan penelitian tersebut.
Laporan yang lengkap tidak hanya menyajikan hasil penelitian, tapi juga proses
penelitian itu sebagai keseluruhan. Degna demikian sarjana sosial yang membacanya
dapat menempatkannya kedalam konteks ilmiah secara umum dan menilai apakah metode,
data dan kesimpulannya memadai. Akhirnya pembacalah yang memberikan penilaian
terakhir tentang validitas dan pentingnya hasil penelitian itu.[3]
Sebagaimana dikutip, Penelitian adalah Suatu proses penyelidikan secara sistematis
yang ditujukan pada penyediaan informasi untuk menyelesaikan masalah-masalah
(Cooper & Emory, 1995). Pendapat lain penelitian adalah Usaha yang secara sadar
diarahkan untuk mengetahui atau mempelajari fakta-fakta baru dan juga sebagai
penyaluran hasrat ingin tahu manusia (Suparmoko, 1991).[4]
Karena itu lah, untuk memulai proses penulisan laporan hasil penelitian, terlebih
dahulu peneliti merancang sebuah garis besar laporan, bersamaan waktu ia mengajukan
desain penelitian. Sehingga pada saat penelitian sudah selesai dilakuakan, peneliti
tidak mengalami kesulitan, baik dalam hal penyajian ataupun pemberian pemahaman
kepada pembaca.
Atas aspek inilah, penulis akan membahas sebuah makalah yang mengungkapkan
bagaimana membuat sebuh penulisan laporan penelitian. Sehingga diharapkan bisa
memberikan gambaran spesifik terhadap apa yang telah di teliti. Dan apa yang kita
sampaikan dapat dengan mudah di pahami oleh para pembaca umumnya. Maka dari itu,
penulis memberijudul makalah ini dengan judul “Teknik Penulisan Laporan
Penelitian”.
B. Cara Penulisan Laporan
Baik tidaknya kualitas penulisan laporan penelitian akan ditentukan oleh saksama
tidaknya penulisan laporan penelitian. Cara penulisan yang baik akan mudah dicapai
apabila terlebih daulu dibuat garis besar (outline) dari laporan. Apa yang akan
diceritakan dan bagaimana hubungan logis antara bagian yang satu dengan bagian
lainnya, hendaknya dipikirkan sebelum melangkah lebih jauh.
Cara penulisan laporan yang baik dapat dicapai dengan memerhatikan petunjuk
dibahwah ini:
1. Tulislah sejelas mungkin. Rangkaian kalimat harus sesederhana mungkin.
Jangan menulis paragrap yang terlalu panjang.
2. Berhati-hatilah dalam mengajukan terminologi. Istilah harus diberi batasan
secara jelas dan konsisten. Penulisan laporan harus disesuakan dengan pembaca.
Gunakan istilah-istilah yang mudah dimengerti apabila sasarannya adalah golongan
masyarakat umum.
3. Berilah perhatian secukupnya dalam hal tata bahasa, tata tulis, dan tanda
baca. Dengan begitu, adanya kemungkian salah pengertian dapat dihindari.
4. Sebisa mungkin gunakan kalimat langsung dan positif, hindari penggunaan
kalimat yang berbelit-belit. Jangan menggunnakan kata-kata yang tidak biasa atau
lokal.
5. Berilah nomor untuk setiap bab, subbab, seksi, sbseksi, tabel, dan diagram
secara memadai dan konsisten.
6. Gunakan footnote untuk kutipan-kutipan yang ada dan beri nomor secara
berurutan.[5]
C. Teknik Penulisan Laporan Penelitian
Dalam membuat sebuah laporan penelitian, ada hal-hal yang perlu di perhatikan oleh
seorang peneliti, sebagai berikut:
1. Aturan Penulisan
Di dalam menulis sebuah laporan kita dituntut untuk bisa memberikan pemahaman
kepada pembaca. Oleh karena itu kita harus memperhatikan aturan-aturan tertentu
dalam membuat sebuah laporan penelitian. Aturan-aturan itu adalah:[6]
a. Penulis laporan harus tahu betul kepada siapa laporan itu ditujukan.
b. Penulis laporan harus menyadari bahwa pembaca laporan tidak mengikuti
kegiatan proses penelitian. Namun dalam hal ini, pelapor mengajar orang lain untuk
mencoba mengikuti apa yang telah ia lakukan.
c. Pelapor menyadari bahwa latar belakang pengetahuan, pengalaman, dan minta
pembaca laporan tidak sama. Barangkali seseorang menganggap bahwa masalah yang
dibahas merupakan hal yang sangat penting, tetapi sebagian lagi menangkap
sebaliknya.
d. Laporan penelitian merupakan elemen yang pokok dalam proses kemajuan ilmu
pengetahuan. Namun tidak semua penelitian yang dikerjakan dapat dilaporkan. Oleh
karena itu, dalam menulis laporan penelitian, yang dipentingkan adalah jelas dan
meyakinkan.
2. Kapan Menulis Laporan
Untuk memulai menulis sebuh laporan penulis harus memulai proses penulisan dari
awal penelitian. Maka, yang harus di lakukan adalah penulis terlebih dahulu
merancang sebuah garis besar laporan, bersamaan waktunya, dengan pada waktu ia
mengajukan desain penelitian. Namun, kadang-kadang setiap fakultas atau perguruan
tinggi mempunyai aturan-aturan tersendiri mengenai format laporannya. Oleh karena
itu, perlu dikumpulkan informasi dari berbagai pihak, dari mana aturan format itu
diperoleh.
Apabila sudah memiliki format yang manntap, maka peneliti mulai menuliskan apa yang
perlu dituliskan, walaupun masih dalam kertas lepas-lepas. Juga yang harus
disiapkan adalah map untuk setiap bab laporan yang akan disusun, adalah suatu cara
yang bijaksana. Dengan demikian, maka peneliti menyediakan map sebanyak bab yang
akan termuat di laporan. Dengan cara ini maka, begitu terlewati suatu proses
penelitian, segera map yang sudah disediakan diisi degnan catatan atau tulisan yang
berkaitan dengan babnya.[7]
3. Format Laporan
Telah disebutkan bahwa banyak sekali format laporan yang dapat digunakan, yang
sebenarnya ini yang dicakupnya sama. Yang menyebabkan adanya perbedaan adalah:
a. Urutan penyajian
b. Penekanan materi yang dilaporkan
c. Pandangan perlu tidaknya bagian disampaikan kepada pembaca.
Sehubungna dengan format, Burroughs mengatakan bahwa perbedaan format bukanlah hal
begitu penting untuk dimasalahkan. Yang penting diperhatikan adalah:
a. Bahwa pembaca dapat memahami dengan jelas apa yang telah dilakukan oleh
peneliti, apa tujuannya dan bagaimana hasilnya.
b. Bahwa langkah dan medannya jelas, sehingga pembaca dapat mengulangi proses
penelitian itu apabila ia menghendaki.
S. Margono mengungkapkan dalam penulisan laporan penelitian, utamanya yang harus
diperhatikan adalah sistematika tulisannya, yaitu:[8]
a. Halaman Judul
b. Kata Pengantar
c. Daftar Isi
d. Pengalaman
e. Identifikasi, Pemilihan dan Formulasi Masalah
f. Rancangan Penelitian dan Pengumpulan Data
g. Pengolah dan Analisis Data
h. Penemuan-Penemuan
i. Kesimpulan
j. Lampiran
k. Daftar Kepustakaan
Berikut contoh format laporan penelitian yang diajukan oleh Borg & Gall.[9]
Contoh Format:
Bahan Pendahuluan (Preliminary Materials)
a. Halaman Judul
b. Pengantar Kata
c. Daftar Isi
d. Daftar Tabel
e. Daftar Gambar/ ilustrasi atau diagram-diagram
Gambar laporan (body of the paper)
Bab I. Pendahuluan
A. Permasalahan
B. Rumusan Permasalahan
C. Tujuan Penelitian
Bab II. Penelaahan Kepustakaan/ Kasjian Pustaka
A. Penemuann yang Lalu
B. Teori yang mendasari
C. Ringkasan dan Kerangka Pikir Peneliti
D. Hipotesis
Bab III. Metodologi
A. Pemilihan Subjek (Populasi, Sampel (cuplikan) dan teknik sampling
B. Desain dan Pendekatan Penelitian
C. Pengumpulan Data
Bab IV. Pelaksanaan Penelitian
A. Validasi Instumen
B. Pengumpulan dan Penyajian Data
C. Analisi Data
D. Hasil Analisis
Bab V. Hasil Penelitian dan Pembahasan
A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan
C. Diskusi
Bahan Penunjang
A. Kepustakaan
B. Indeks
Untuk memperoleh gambaran selintas sebelum Bab I biasanya disajikan abstrak atau
ringkasan laporan.
D. Tata Cara Penulisan
Konsep penulisan laporan akhir dalam kegiatan penelitian selalu diikuti dengan
penulisan yang sistematis untuk menunjang penyajian yang runtun, baik dan rapi.
Dalam hal ini, tata cara penulisan yang berkaitan dengan kegiatan ilmiah seperti
misalnya: laporan hasil penelitian, skripsi, paper, makalah dan sebagainya,
dimaksudkan untuk memudahkan bagi para pembacanya, mencegah pencampur adukan antara
materi dan analisa materi, serta antara hasil penelitian dengan teori-teori yang
mendukung atau sebaliknya.
Di dalam penulisan teori yang telah ada sebagai penunjang penunulisan laporan
penelitian, maka penulisan teori sebagai sumber tersebut dapat dilakukan berbagai
cara sebagai berikut:
1. Catatan Kaki (footnote)
2. Daftar Pustaka (daftar bacaan)
Penulisan catatan kaki, dapat berpegang pada beberapa hal sebagai berikut:
1. Catatan kaki ditulis pada bagian bawah setelah akhir konsep pada halaman
tersebut.
2. Dengan catatan kode yang berupa angka urut dalam hal yang bersangkutan.
3. Catatan kaki ditulis dengan diawali pemberian nomor dalam bentuk angka
arab, misalnya: 1, 2, 3, dan seterusnya. Pemberian angka dalam catatan kaki dapat
dilakukan dengan dua cara:
a) Diurutkan terus dalam nomor urut sampai akhir.
b) Didalam setiap bab selalu diawali dengan 1 (satu).
4. Catatan kaki dimulai setelah garis memanjang sebagai pemisah dengan konsep,
garis tersebut dibuat sepanjang kira-kira 5 cm dan dibuat dalam jarak 3 spasi
setelah akhir konsep. Dari garis footnote tersebut dalam jarak 3 spasi baru dimulai
penulisan catatan kaki.
5. Catatan kaki dibuat dalam jarak 1 spasi dan apabila dalam halaman yang sama
terdapat lebih dari satu catatan kaki, maka jarak antara catatan kaki tersebut
dibuat dalam 2 spasi.
6. Penulisan catatan kaki yang diawali dengan angka arab dimulai dengan tujuh
ketukan. Dan apabila dalam garis tersebut tidak mencukupi dilanjutkan pada baris
berikutnya.[10]
Beberapa contoh penulisan Footnote: [11]
1. 1 Bahrudin Lopa, Al-Qur’an dan hak-hak Asasi Manusia, Yogyakarta:
Dana Bhakti Prima Yasa, 1996, h. 38
2. 2 Bagir Manan dan Kuntana Magnar, Peranan Peraturan Perundang-undangan
dalam Pembinaan Hukum Nasional, Bandung: Armico Bandung, 1987, h. 30
3. 3 Robert K. Carr, dkk., American Democracies in Theory and Practice, New
York: Holt-Rinehart and Wingston, 1986, h. 7o
Cara penyusunan/ penulisan daftar pustaka:
1. Untuk daftar pustaka yang berasal dari buku
a) Penulisan nama pengarang dengan urutan nama: nama keluarga/ family (kalau
ada) dikuti tanda koma kemudian nama kecil dan diakhiri dengan tanda koma.
b) Judul buku dengan diikuti tanda koma, yang ditulis dengan huruf miring atau
dengan digarisbawahi.
c) Tempat penerbitannya dengan diikuti tanda titik dua.
d) Nama penerbit dikuti dengan tanda koma dan tahun penerbitan, serta cetakan,
jilid atau seri yang diakhiri tanda titik.
Contoh Penulisan:
- Andi Hamzah, SH, Dr, Korupsi Di Indonesia Masalah dan Pemecahannya,
Jakarta: Gramadia, 1984.
- , Korupsi dalam Pengelolaan Proyek Pembangunan,
Jakarta: CV. Akademi Presindo, 1984.
2. Untuk daftar pustaka yang berasal dari peraturan perundang-undangan.
a) Diawali dengan sebutan Indonesia diikuti tanda koma.
b) Bentuk peraturannya, nomor dan tahunnya serta diikuti tentang hal yang
diaturnya dengan digarisbawahi diikuti tanda koma.
c) Lembaga Negara tahun dan nomor serta nomor Tambahan Lembaran Negara dikuti
danda titik.
Contoh:
- Indonesia, Undang-Undang Nomor: 14 tahun 1970 tentang
ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman, LNRI tahun… Nomor… TLN.RI Nomor….
- , Undang-Undang Nomor 5 tahun 1974 tentang
Pokok-Pokok Pemerintah di Daerah, LN.RI tahun 1974 Nomor: 38, TLN.RI Nomor: 3037.
[12]
E. Penutup
Sebagai mana yang telah penulis paparkan di atas, maka makalah ini dapat penulis
simpulkan sebagai berikut:
1. Cara Penulisan Laporan
Cara penulisan laporan yang baik dapat dicapai dengan memerhatikan beberapa
petunjuk berikut:
a. Tulislah sejelas mungkin. Rangkaian kalimat harus sesederhana mungkin.
Jangan menulis paragraph yang terlalu panjang.
b. Berhati-hatilah dalam mengajukan terminology. Istilah harus diberi batasan
secara jelas dan konsisten. Penulisan laporan harus disesuakan dengan pembaca.
Gunakan istilah-istilah yang mudah dimengerti apabila sasarannya adalah golongan
masyarakat umum.
c. Berilah perhatian secukupnya dalam hal tata bahasa, tata tulis, dan tanda
baca. Dengan begitu, adanya kemungkian salah pengertian dapat dihindari.
d. Sebisa mungkin gunakan kalimat langsung dan positif, hindari penggunaan
kalimat yang berbelit-belit. Jangan menggunnakan kata-kata yang tidak biasa atau
lokal.
e. Berilah nomor untuk setiap bab, subbab, seksi, sbseksi, tabel, dan diagram
secara memadai dan konsisten.
f. Gunakan footnote untuk kutipan-kutipan yang ada dan beri nomor secara
berurutan.
2. Teknik Penulisan Laporan Penelitian
Dalam membuat sebuah laporan hasil penelitian, ada beberapa hal yang perlu di
perhatikan oleh seorang peneliti, sebagai berikut:
a. Aturan Penulisan
b. Kapan Menulis Laporan
c. Format Laporan
3. Tata Cara Penulisan
Di dalam penulisan teori yang telah ada sebagai penunjang penunulisan laporan
penelitian, maka penulisan teori sebagai sumber tersebut dapat dilakukan berbagai
cara sebagai berikut:
3. Catatan Kaki (footnote)
4. Daftar Pustaka (daftar bacaan)

DAFTAR PUSTAKA

J. Suprapto, Metode Riset (Aplikasinya dalam Pemasaran), Jakarta: PT Rineka Cipta,


2003.

P. Joko Subagyo, Metode Penelitian (dalam Teori dan Praktek), Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2004.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik), Jakarta: PT


RINEKA CIPTA, 2006.

Singaribun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei, Jakarta: LP3ES, 1989.

Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan (Teori-Aflikasi),


Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006.

Sekolah TInggi Agama Islam Negeri Palangka Raya, Pedoman Penulisan Skripsi,
Palangka Raya: STAIN Palangka Raya Press, 2007.

Anda mungkin juga menyukai