PENDAHULUAN
Ada beberapa jenis tempe yang berasal dari bahan baku yang berbeda.
Secara umum ada 3 jenis, antara lain: tempe bongkrek, tempe kedelai dan tempe
gembus. Tempe tidak hanya dihasilkan oleh kedelai, jika jenis bahan baku yang
digunakan untuk tempe berbeda, maka mikroba yang digunakan untuk proses
fermentasi juga berbeda. Pertumbuhan kapang selama proses fermentasi
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu oksigen, suhu, uap, air dan pH.
1.2 Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui cara fermentasi kedelai menjadi
tempe dan mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi selama proses
fermentasi.
II. TINJAUAN PUSTAKA
4.2 Pembahasan
Dari hasil pengamatan yang didapatkan, pengaruh konsentrasi ragi
terhadapa proses fermentasi tidak terlalu terlihat. Tempe dengan ragi 1 g
memiliki aroma khas tempe, merata, teksturnya lunak, warnanya cerah dan tidak
terkontaminasi. Sedangkan tempe dengan ragi 1,5 g juga memiliki aroma khas
tempe, merata, warnanya cerah, tidak terkontaminasi tetapi teksturnya agak keras.
Tempe dengan ragi 2 g juga memiliki aroma khas tempe, merata, teksturnya agak
keras, warnanya cerah dan terkontaminasi. Begitu juga tempe dengan ragi 2,5 g
juga memiliki aroma khas tempe, merata, teksturnya keras, warnanya cerah, dan
tidak terkontaminasi.
Selama proses fermentasi perubahan yang terjadi secara fisik, kedelai
menjadi berwarna putih yang disebabkan adanya miselia jamur yang tumbuh pada
permukaan. Teskturnya kompak (padat tapi lunak) yang juga disebabkan karena
miselia-miselia jamur yang terhubung antara biji-biji tersebut. Biasanya aroma
agak berbau asam karena terjadi degradasi komponen-komponen dalam kedelai
sehingga terbentuk rasa yang khas setelah fermentasi.
Secara kimia, jenis senyawa karbohidrat termasuk oligosakarida
mengalami degradasi (hidrolisa) oleh sistem enzimatik mikroorganisme, yaitu
enzim 𝛼-galaktosidase oleh aktivitas kapang Rhizopus oligosporus. Kemudian
gula heksosa cepat terfermentasi sementara sukrosa turun 84% sedangkan
stakhiosa, rafinosa dan melibiosa semuanya turun 65%. Pada proses fermentasi
juga terjadi pencernaan enzimatik pada protein, lemak dan karbohidrat.
Kandungan protein kasar hanya sedikit yag berubah, tetapi kelarutannya
meningkat menjadi 50%.
Bau langu pada kedelai adalah bau khas kedelai mentah yang umumnya
tidak disenangi oleh berbagai golongan masyarakat. Bau langu pada tempe
disebabkan oleh enzim lipoksigenase yang terdapat dalam biji kedelai. Enzim
tersebut bereaksi dengan lemak sewaktu dinding sel pecah oleh penggilingan,
terutama jika dilakukan secara basah dengan suhu dingin. Hasil reaksi tersebut
menghasilkan paling sedikit 8 senyawa volatile (mudah menguap) dimana
senyawa paling banyak menghasilkan bau langu yaitu etil-fenil-keton.
Pada pengamatan fermentasi kedelai ini terdapat 4 kelompok dengan
konsentrasi ragi yang berbeda-beda. Kelompok 1 menggunakan 1 gram ragi,
kelompok 2 menggunakan 1,5 gram ragi, kelompok 3 menggunakan 2 gram ragi
dan kelompok 4 menggunakan 2,5 gram ragi. Kelompok 1 (1 gram ragi)
didapatkan hasil aroma yaitu khas tempe, penampakannya merata, teksturnya
lunak, warnanya cerah dan tidak terkontaminasi. Kelompok 2 (1,5 gram ragi)
didapatkan hasil dengan aroma juga khas tempe, penampakannya merata,
teksturnya agak keras, warnanya cerah dan tidak terkontaminasi. Kelompok 3 (2
gram ragi) didapatkan hasil dengan aroma khas tempe, penampakannya merata,
bertekstur agak keras, warnanya cerah dan terkontaminasi. Kelompok 4 (2,5 gram
ragi) didapatkan hasil dengan aroma khas tempe, penampakannya merata,
bertekstur keras, warnanya cerah dan tidak terkontaminasi.
Menurut Mukhoyaroh (2015), kedelai akan mengalami perubahan fisik
terutama tekstur, yang menjadi semakin lunak karena terjadi penurunan selulosa
menjadi bentuk yang lebih sederhana. Hifa kapang juga mampu menembus
permukaan kedelai sehingga dapat menggunakan nutrisi yang ada pada biji
kedelai sehingga nilai gizi tempe lebih baik dari kacang kedelai. Perubahan fisik
lainnya adalah peningkatan jumlah hifa kapang yang menyelubungi kedelai yang
satu dengan yang lainnya menjadi satu kesatuan.
V. KESIMPULAN
A. Diagram Alir
Bahan
Dicuci bersih
Direbus 45 menit
Direndam
1 malam
(±12 jam)
Direbus 30 menit
Ditiriskan
A
A
Didinginkan
Ragi tempe
Dihamparkan diatas koran 1 g, 1,5 g, 2
g dan 2,5 g
Diaduk merata
Disimpan
dan inkubasi
selama 2 hari
Hasil
B. Dokumentasi Data Hasil Pengamatan