Anda di halaman 1dari 4

ABUISA ROYANUDIN

(17 SI C)

PANCASILA DAN MASYARAKAT RESIKO


Pengertian Pancasila sebagai Dasar Negara, Ideologi Negara dan Pandangan Hidup - Dasar Negara
Indonesia adalah Pancasila. Ideologi Negara kita juga Pancasila. Pandangan hidup kita pun juga
pancasila. Pancasila sudah menjadi tuntunan hidup bangsa dan Negara Indonesia. Apalagi fungsi
Pancasila dalam kehidupan Negara Indonesia? Sepertinya memang begitu banyak fungsi Pancasila
bagi bangsa Indonesia. Apakah maksud dari semua fungsi tersebut? Kita akan bahas satu persatu.
Pengertian Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia

Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia. Pancasila adalah dasar Negara Indonesia yang
digunakan untuk pedoman bangsa Indonesia dalam berperilaku dan bercita –cita. Pancasila terse-
but dicetuskan agar supaya bangsa Indonesia memiliki fondasi yang kuat untuk berdiri hingga saat
ini dan tidak lagi dijajah oleh bangsa lain. Ada beberapa macam fungsi pancasila yang dari dulu
hingga sekarang dianut oleh bangsa Indonesia. Fungsi – fungsi tersebut ada 10. Tiga diantaranya
adalah pancasila sebagai dasar Negara, pancasila sebagai ideologi Negara, dan pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa Indonesia.
Mengapa pancasila dijadikan sebagai dasar Negara? Negara tanpa dasar, bagaikan rumah
tanpa fondasi. Maksudnya adalah ketika Negara tidak mempunyai dasar mengapa Negara itu ter-
bentuk, maka akan mudah runtuh atau dijajah oleh bangsa lain. Dasar Negara merupakan kaki
untuk berpijak, dimana kaki tersebut harus kuat dan kokoh. Pancasila mempunyai peran penting
dalam pembangunan bangsa Indonesia. Pancasila adalah dasar Negara yang menjadi sebuah sum-
ber dari segala sumber hukum yang yang mengatur seluruh pemerintahan, wilayah dan masyarakat
Indonesia. Pancasila terlibat secara langsung dalam hukun Indonesia, yang terikat dengan formal
oleh struktur kekuasaan dan cita – cita hukum yang menjadi seluruh dasar Negara Indonesia.
Pengertian
Pancasila sebagai ideology Negara Indonesia, Pancasila sebagai Ideologi Negara Indonesia.
Apakah itu ideologi? Sebelum kita mngetahui penjelasan terkait Pancasila sebagai Ideologi Negara
Indonesia, maka kita harus mengetahui terlebih dahulu tentang definisi Ideologi. Ideology berasal
dari dua kata yaitu Idea dan Logos. Kata “Idea” yang mempunyai arti gagasan atau konsep. Dasar
yang dimaksud di dalam kata ini adalah cita – cita. Kata “Logos” mempunyai arti ilmu. Jadi dari
dua makna dua kata tersebut dapat disimpulkan bahwa arti ideology adalah ilmu pengertian –
pengertian dasar. Pancasila sebagai ideologi Negara Indonesia adalah pancasila sebagai ilmu dasar
yang digunakan bangsa Indonesia dalam melakukan, menjalani, memikirkan nilai – nilai, norma –
norma, adat istiadat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia. Sehingga apa yang masyarakat
lakukan untuk negaranya tidak keluar atau melanggar ideology tersebut, sehingga dapat berjalan
danberkembangdenganterarah.

Pengertian Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, Pancasila sebagai pandangan
hidup bangsa. Manusia tanpa adanya pandangan hidup seperti manusia tanpa mimpi, bisa disebut
juga pikiran yang mati. Pikiran yang tidak bergerak maupun pikiran yang tidak berkembang.
Manusia seperti itu lebih berbahaya daripada manusia jahat, karena manusia – manusia yang sep-
erti tersebut di atas membuat bangsa Indonesia menjadi tidak berkembang dan mati, akhirnya dapat
membuat bangsa Indonesia terjajah lagi oleh bangsa lain. Orang – orang seperti itu tidak akan
dapat berpikir jika mereka terjajah. Pandangan hidup bangsa Indonesi haruslah berpedoman, jika
tidak berpedoman akan menjadi tidak terarah. Kehidupan sehari – hari bangsa Indonesia diatur
dalam Pancasila.
Kenapa bisa begitu? Nilai – nilai yang ada dalam Pancasila semuanya berasal dari budaya yang
tercipta dalam masyarakat Indonesia. Jadi inti dari nilai – nilai budaya bangsa Indonesia tersirat
dalam Pancasila, maka Pancasila juga bisa disebut sebagai cita – cita moral bangsa Indonesia. Cita
– cita tersebut adalah pedoman bangsa Indonesia untuk mencapai bangsa yang sejahtera secara
lahir dan batin. Yang dimaksud dengan pancasila sebagai pandangan hidup adalah, pancasila yang
mempunyai fungsi sebagai pedoman yang digunakan untuk mengatur hubungan antar sesame
manusia, pedoman yang mengatur tentang manusia dengan lingkungan, dan juga hubungan antara
manusia dengan Tuhannya

MASYARAKAT RESIKO

Sadar risiko dapat didefinisakan sebagai cara sistematis menangani bahaya-bahaya dan ket-
amakan-ketamakan yang disebabkan dan diperkenalkan oleh modernisasi itu sendiri. Tentu saja
bukan berarti sebelum modernisasi risiko itu tidak ada, tetapi tidak seluas dan sebesar pengaruh
risiko pasca modernisasi. Ketidakstabilan peradaban dalam masyarakat risiko ini dapat dilihat dari
beberapa rangkuman berikut:
1. Risiko terlihat dan ditinjau pada awalnya dari pengetahuan. Oleh karena itu, sebuah risiko
dapat saja didefinisakan terbuka, bahkan dimanipulasi melalui pengetahuan itu sendiri.
2. Risiko merusak tatanan hukum nasional. Risko tidak hanya akan berdampak pada masy-
rakat tertentu saja, karena risiko tidak mengenal kelasb-batas sosial. Oleh karena itu,
suatu dampak risiko yang besar akan diputuskan melalui kesepakatan internasional.
3. Risiko akan menghasilkan komersialisasi risiko yang merupakan bentuk baru kapital-
isme, dimana kebutuhan material bisa dipuaskan sedangkan risiko tidak terbatas.
4. Orang bisa saja makmur, tetapi tidak bisa lepas dari pengaruh risiko. Kesadaran akan
risiko mempengaruhi diri individu.
5. Adanya risiko menjadi sebuah potensi politik dan reorganisasi kekuasan.
Risiko dapat dipahami sebaagai sumber yang membentuk pertanyaan-pertanyaan, sedangkan
masyarakat tidak mengetahui jawabannya.maka, pengetahuanlah yang menentukan bagaimana
persepsi dan tindakan masyrakat terhadap risiko itu sendiri. Seringkali rationalitas dari penge-
tahuan sains berbentrokan dengan rasionalitas sosial(masyarakat). Sains menganggap rational-
itasnya yang menentukan risiko dan masyraakat yang menafsirkannya. Anggapan ini kelliru, ka-
rena masyarakat tidaklah bodoh untuk mempercayai segala macam yang dikatakan teknisi dan ahli
sains yang tentunya digunkan untuk menutupi atau menyederhanakan bahaya itu sendiri. Pada
kenyataanya pengetahuan memiliki hasyrat untuk mengetahui manfaat tekonologi bagi produk-
tifitas, soal dampaknya dipikirkan belakangan, atau bahkan sering kali tidak dipikirkan.Penge-
tahuan melegalisasi dan memperdaya masyrakat tentang risiko melalui berbagai macam penjelasan
yang dirasalogis namun sebenarnya parsial. Diantaranya, bahwa risiko merupakan efek samping
yang tentunya bisa saja dicegah. Selain itu, tidak jelasnya sebab akibat risiko dengan masalah ak-
tual yang terjadi, karena kompleksitas risiko lah yang bergabung menyebabkan masalah. Masih
ditambah lagi dengan logika ‘level-level yang masih bisa diterima’ yang tidak jelas apa maskudnya
‘bisa diterima?’ dan bagaimana level itu bisa diukur tidak membahayakan.
Menurut Beck, fase tersembunyi(latensi) dari risiko sedang berakhir dan akan terungkap menjadi
risiko itu sendiri dan perspektif publik terhadapnya. Dalam menanggapi ini, sebenarnya rasionali-
tas ilmiah sedang mengalami perpecahan antara yang menyembunyikan (atau istilah jawa:”nga-
yem-ayemi awake dewek”), dengan yang menggunakan rasionya untuk mengunkap risoko terse-
but. Dalam perlembangan kesadaran punlik akan risiko, menimbulkan dampak positif, Hal ini
dapat menimbulkan apa yang disebutkan beck sebagai solidertas benda hidup. Selain
itu, kesadaran akan risiko menjadi kualifikasi penting bagi masyarakat di era modern. Namun
dengan mengakui risiko ini juga memberi dampak dinamika kehidupan politik, ekonomi, dan so-
sial yang besar membagi modernitas itu sendiri. Untuk menguraikan dinamika yang sangat ruet
ini, seharusnya meurut beck kita mengkaji dampak dari modernitas dan bagaimana menyikapinya
secara menyeluruh.
Individualisasi Kesenjangan Sosial
Dalam masyarakat modern, di negaran-negara kesejahteran barat, paremter-parameter ke-
hidupan sosial seperti kelas, kesadaran kelas, gender, dsb mulai memudar. Hal ini dikarenakan
masyarakat telah dilepaskan dari ikatan komitmen kelas menjadi mengacu pada dirinya sendiri,
atau bisa disebut individualisasi. Dengan prinsip individualisme ini, seorang anggota masyarakat
dipaksa memilih opsi-opsi kelompok dan subkultur mana yang diinginkan dan sesuai dengan hara-
pan mereka, daengan kata lain, mereka mengambil suatu risiko. Karena seorang individu tidak
memiliki ikatan kelas sosial tertentu maka semuanya tergantung individu itu sendiri. Risiko akan
kehidupa yang terpuruk, atau tidak sejahtera bagi individu semakin besar.
Sebenarnya ada dampak positif dari itu semua, yaitu kebebasan individu yang lebih meya-
dari akan potensi dan kontribusi diri terhadap masa depanya. Tentunya hal ini sangat dipengaruhi
oleh bagaimana individu membekali diri dengan konsekuensi-konsekuensi pendukung kemakmu-
ran seperti pendidikan, mobilitas dan persaingan.Namun, pula membentuk pola interaksi yang
disebut Marx sebagai pasar tenaga kerja. Pola inilah yang membentuk kesenjangan sosial baru,
bukan kesenjangan antar kelas, namun kesenjangan antar individu. Kesenjangan ini, berpengaruh
pada kehidupan sosial lain selain ekonomi. Seperti dalam keluarga, masalah gender, sturktur sosial
lainnya. Khusus masalah gender, dibahas lebih dalam oleh Beck. Persoalan gender didalam mau-
pun luar keluarga merupakan warisan feodal dan pondasi masyarakat kapitalis. Pada masyarakat
risiko, persoalan ini tidak bisa dihilangkan, namun justru berkembang. Dengan individualisasi
masyarakat modern, terbukanya kesadaran akan kesejajaran untuk memiliiki fungsi ekonomi yang
sama antar kelamin baik dalam maupun luar keluarga. Dengan kata lain, wanita sudah tidak ber-
gantung pada laki-laki lagi, dan laki-laki juga sedikit melepas tanggung jawabnya atas pemenuhan
ekonomi. Namun, melalui pasar tenga kerja yang mengalami kelangkaan, dan juga masih tidak
seimbang antara laki-laki dan perempuan, justru menambah kesenjangan yang muncul diantara
mereka. Diasatu sisi mereka dilepas tanggungjawabnya, namun kesempatanya masih sulit. Untuk
itu, Beck membuat tiga skenario yang menurutnya bisa untuk perkembangan masa depan dalam
hal ini yaitu: kembali ke keluarga bentuk tradisional(inti), kesetaraan peran laki-laki dan wanita,
dan pembentukan peran diluar laki-laki dan wanita. Individualisasi pula akan menyebabkan insti-
tusionalisasi, dan standarisasi kehidupan dengan situasi yang baru. Seistem kerja penuh menjadi
sistem setengah pengangguran.

Anda mungkin juga menyukai