Gambar. Jembatan Srandakan, Kulon Progo, Yogyakarta, 2000 (foto diperoleh dari
Tito A Wicaksono, Bina Marga DIY)
Jembatan Kebonagung, Yogyakarta, 2006
Selimut bronjong di sekeliing pilar/fondasi jembatan rusak karena tidak dapat bertahan
terhadap aliran air (foto dari Tito A Wicaksono, Bina Marga DIY)
Pilar #25 dan #26 ambles pada 20-21 April 2000, jembatan darurat dipasang untuk
membuka akses kendaraan ringan melewati jembatan (foto diperoleh dari Tito A
Wicaksono, Bina Marga DIY)
Sumber : http://istiarto.staff.ugm.ac.id/index.php/page/9/
b) Erosi pada bagian bawah/hilir bendungan
Air akan selalu mengalir dari tempat yang tinggi ke yang rendah. Hal ini terjadi karena
adanya gradien hidrolik. Adanya gradien hidrolik di tanah akan menyebabkan rembesan
(seepage). Kecepatan aliran air didalam tanah pada struktur bendungan tentu tergantung dari
bentuk bendungan dan permeabilitas tanah. Semakin besar gradien hidroliknya, tentu saja
semakin besar kecepatan aliran air didalam tanah.
Saat kecepatan aliran rembesan terlalu tinggi, ini baru masalah !! Kecepatan aliran air
yang terlalu tinggi berpotensi menggerus butiran tanah hingga terbawa aliran air. Problem inilah
yang kemudian dikenal dengan nama erosi internal. Dalam jangka waktu tertentu (bisa
bertahun-tahun atau beberapa hari saja), akan terbentuk lubang seperti pipa yang diameternya
bisa makin besar dari waktu ke waktu.
Mula-mula mungkin hanya rembesan kecil, tapi lama-lama (atau tidak lama) akan
semakin besar dan menjebol badan bendungan. Salah satu contohnya yang terkenal adalah
keruntuhan Bendungan Teton pada tahun 1976 di negeri Paman Sam.
Sumber
b : https://james-oetomo.com/2016/05/09/mengenal-erosi-internal-di-bendungan/
c) Garis pembendungan karena adanya pemanfaatan bataran sungai sehingga tampang basah
sungai menjadi berkurang
Bantaran sungai berbeda dengan sempadan sungai. Bantaran sungai adalah areal
sempadan kiri-kanan sungai yang terkena/terbanjiri luapan air sungai. Fungsi bantaran sungai
adalah tempat mengalirnya sebagian debit sungai pada saat banjir (high water channel) (Yodi
Isnaini, 2006). Menurut UU No. 35 1991 tentang sungai, menyebutkan pengertian Bantaran
sungai adalah lahan pada kedua sisi sepanjang palung sungai di hitung dari tepi sampai dengan
kaki tanggul sebelah dalam. Sehubungan dengan itu maka pada bantaran sungai di larang
membuang sampah dan mendirikan bangunan untuk hunian. (Polantolo, 2008)
kondisi sungai di Indonesia mengalami berbagai permasalahan diantaranya :
1) Pendangkalan sungai yang disebabkan endapan lumpur akibat erosi.
2) Sempadan sungai menyempit karena tumbuh permikiman liar di sekitar bantaran sungai.
3) Rusaknya fungsi sempadan karena dikonversi untuk lahan pertanian, perkebunan, dan
perumahan.
4) Semakin berkembangnya permukiman di sepanjang bantaran sungai, sehingga lingkungan
rusak dan kotor.
Sumber:http://resmakurosaki12.blogspot.com/2013/04/definis-permasalahan-dan-karakteristik.html
Sungai Kekelok (meandering) adalah sungai yang alirannya berkelok-kelok atau berbelok-belok.
Pada sungai tipe ini erosi secara umum lemah sehingga pengendapan sedimen kuat. Erosi horisontalnya
lebih besar dibandingkan erosi vertikal, perbedaan ini semakin besar pada waktu banjir. Hal ini
menyebabkan aliran sungai sering berpindah tempat secara mendatar.
2) Sungai Teranyam (braided)
umumnya terdapat pada daerah datar dengan energi arus alirannya lemah dan batuan di
sekitarnya lunak. Sungai tipe ini bercirikan debit air dan pengendapan sedimen tinggi. Daerah yang rata
menyebabkan aliran dengan mudah belok karena adanya benda yang merintangi aliran sungai utama.
Sumber : https://www.trekearth.com/gallery/Asia/Russia/Far_East/Amur/photo93558.htm
https://www.google.com/search?safe=strict&biw=1366&bih=700&tbm=isch&sa=1&ei=adufW6ewIMnw
vgTf1o34Aw&q=ungai+braided&oq=ungai+braided&g
REKAYASA SUNGAI
Dosen Pengajar : Dr. Ir. Tiny Mananoma, MT
Disusun oleh :
Kenyo Sekardonya Sivanto
16021101053