Anda di halaman 1dari 9

A.

RIWAYAT ALAMIAH PERJALANAN PENYAKIT

Jika ditinjau proses yang terjadi pada orang sehat, menderita penyakit dan
terhentinya penyakit tersebut dikenal dengan nama riwayat alamiah perjalanan penyakit
(natural history of disease) terutama untuk penyakit infeksi.

Riwayat alamiah suatu penyakit adalah perkembangan penyakit tanpa campur


tangan medis atau bentuk intervensi lainnya sehingga suatu penyakit berlangsung secara
natural.

B. MANFAAT
Manfaat riwayat mempelajari alamiah perjalanan penyakit :
 Untuk diagnostik : masa inkubasi dapat dipakai pedoman penentuan jenis
penyakit, misal dalam KLB (Kejadian Luar Biasa)
 Untuk Pencegahan : dengan mengetahui rantai perjalanan penyakit dapat
dengan mudah dicari titik potong yang penting dalam upaya pencegahan
penyakit.
 Untuk terapi : terapi biasanya diarahkan ke fase paling awal. Pada tahap
perjalanan awal penyakit, adalah waktu yang tepat untuk pemberian terapi, lebih
awal terapi akan lebih baik hasil yang diharapkan.
C. TAHAPAN
Tahapan Riwayat alamiah perjalanan penyakit :
A. Tahap Pre-Patogenesa
Pada tahap ini telah terjadi interaksi antara pejamu dengan bibit penyakit.
Tetapi interaksi ini masih diluar tubuh manusia, dalam arti bibit penyakit berada
di luar tubuh manusia dan belum masuk kedalam tubuh pejamu.
Pada keadaan ini belum ditemukan adanya tanda – tanda penyakit dan daya
tahan tubuh pejamu masih kuat dan dapat menolak penyakit. Keadaan ini
disebut sehat.
B. Tahap Patogenesa
1)Tahap Inkubasi
Tahap inkubasi adalah masuknya bibit penyakit kedalam tubuh pejamu,
tetapi gejala- gejala penyakit belum nampak.
Tiap-tiap penyakit mempunyai masa inkubasi yang berbeda, ada yang bersifat
seperti influenza, penyakit kolera masa inkubasinya hanya 1- 2 hari, penyakit
Polio mempunyai masa inkubasi 7 - 14 hari, tetapi ada juga yang bersifat
menahun misalnya kanker paru-paru, AIDS dan sebagainya.Jika daya tahan tubuh
tidak kuat, tentu penyakit akan berjalan terus yang mengakibatkan terjadinya
gangguan pada bentuk dan fungsi tubuh.Pada suatu saat penyakit makin
bertambah hebat, sehingga timbul gejalanya. Garis yang membatasi antara
tampak dan tidak tampaknya gejala penyakit disebut dengan horison klinik.

2) Tahap Penyakit Dini

Tahap penyakit dini dihitung mulai dari munculnya gejala-gejala penyakit,


pada tahap ini pejamu sudah jatuh sakit tetapi sifatnya masih ringan. Umumnya
penderita masih dapat melakukan pekerjaan sehari-hari dan karena itu sering tidak
berobat. Selanjutnya, bagi yang datang berobat umumnya tidak memerlukan
perawatan, karena penyakit masih dapat diatasi dengan berobat jalan.

Tahap penyakit dini ini sering menjadi masalah besar dalam kesehatan
masyarakat, terutama jika tingkat pendidikan penduduk rendah, karena tubuh masih
kuat mereka tidak datang berobat, yang akan mendatangkan masalah lanjutan, yaitu
telah parahnya penyakit yang di derita, sehingga saat datang berobat sering talah
terlambat.

3) Tahap Penyakit Lanjut

Apabila penyakit makin bertambah hebat, penyakit masuk dalam tahap


penyakit lanjut. Pada tahap ini penderita telah tidak dapat lagi melakukan pekerjaan
dan jika datang berobat, umumnya telah memerlukan perawatan.
4) Tahap Akhir Penyakit

Perjalanan penyakit pada suatu saat akan berakhir. Berakhirnya perjalanan


penyakit tersebut dapat berada dalam lima keadaan, yaitu :

 Sembuh sempurna : penyakit berakhir karena pejamu sembuh secara


sempurna, artinya bentuk dan fungsi tubuh kembali kepada keadaan sebelum
menderita penyakit.
 Sembuh tetapi cacat : penyakit yang diderita berakhir dan penderita sembuh.
Sayangnya kesembuhan tersebut tidak sempurna, karena ditemukan cacat
pada pejamu. Adapun yang dimaksudkan dengan cacat, tidak hanya berupa
cacat fisik yang dapat dilihat oleh mata, tetapi juga cacat mikroskopik, cacat
fungsional, cacat mental dan cacat sosial.
 Karier : pada karier, perjalanan penyakit seolah-olah terhenti, karena gejala
penyakit memang tidak tampak lagi. Padahal dalam diri pejamu masih
ditemukan bibit penyakit yang pada suatu saat, misalnya jika daya tahan
tubuh berkurang, penyakit akan timbul kembali. Keadaan karier ini tidak
hanya membahayakan diri pejamu sendiri, tetapi juga masyarakat sekitarnya,
karena dapat menjadi sumber penularan
 Kronis : perjalanan penyakit tampak terhenti karena gejala penyakit tidak
berubah, dalam arti tidak bertambah berat dan ataupun tidak bertambah
ringan. Keadaan yang seperti tentu saja tidak menggembirakan, karena pada
dasarnya pejamu tetap berada dalam keadaan sakit.
 Meninggal dunia : terhentinya perjalanan penyakit disini, bukan karena
sembuh, tetapi karena pejamu meninggal dunia. Keadaan seperti ini
bukanlah tujuan dari setiap tindakan kedokteran dan keperawatan.
CONTOH RIWAYAT PENYAKIT DIARE

A. Definisi Diare
Kata diare itu sendiri berasal dari bahasa Yunani (diarrola) yang berarti
mengalir terus. Silverman dan kawan-kawan mendefinisikan diare sebagai
malabsorbsi air dan elektrolit dengan ekskresi isi usus yang dipercepat. Sementara
itu, diare secara umum adalah buang air besar dalam bentuk cairan lebih dari tiga
kali dalam sehari, dan biasanya berlangsung hingga dua hari atau lebih. Di negara
berkembang, diare adalah penyebab kematian paling umum pada balita, dan juga
membunuh lebih dari 2,6 juta orang setiap tahunnya.
B. faktor-faktor penyebab diare
Menurut Ngastiyah (1997), penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa
faktor yaitu:
a. Faktor infeksi
 Infeksi enteral
Merupakan penyebab utama diare pada anak, yang meliputi: infeksi
bakteri, infeksi virus (enteovirus, polimyelitis, virus echo coxsackie).
Adeno virus, rota virus, astrovirus, dll) dan infeksi parasit : cacing (ascaris,
trichuris, oxyuris, strongxloides) protozoa (entamoeba histolytica, giardia
lamblia, trichomonas homunis) jamur (canida albicous).
 Infeksi parenteral
adalah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti otitis media
akut (OMA) tonsilitis/tonsilofaringits, bronkopeneumonia, ensefalitis dan
sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur
dibawah dua (2) tahun.
b. Faktor malabsorbsi meliputi malabsorbsi karbohidrat, lemak dan protein.
c. Faktor makanan makanan basi, beracun, terlalu banyak lemak, sayuran dimasak
kurang matang.
d. Faktor psikologisRasa takut, cemas
C. Masa Inkubasi Diare
Virus (salmonella, shigella, E,coli , V.cholerae, ) masuk kedalam tubuh dengan
menginfeksi usus baik pada jeyenum,ileum dan colon. Setelah virus menginfeki usus
virus menembus sel dan mengadakan lisis kemudian virus berkembang dan
memproduksi enterotoksin. Masa`inkubasi biasanya sekitar 2-4hari,pasien sudah
buang air bessar lebih dari 4x tetapi belum tanpa gejala-gejala lain.
D. Gejala Diare
a. Gejala klinis yang didapat pada diare antara lain sebagai berikut:
 Buang air besar cair lebih dari tiga kali dalam sehari.
 Volume tinja banyak, warna kuning-hijau, konsisten cair, tidak ada darah,
tidak berbau, tidak berbuih.
 Lamanya sakit ± 5 - 7 hari.
 Suhu tubuh meningkat
 Nyeri perut

Penderita dengan kasus ringan gejalanya berlangsung selama 3-5 hari,


kemudian sembuh sempurna. Diare karena Adenovirus cenderung ringan dan
sembuh sendiri. Gejalanya meliputi demam ringan, tinja cair, muntah dan kadang-
kadang ada gejala-gejala pernafasan

E. riwayat alamiah diare dan dampaknya


riwayat alamiah penyakit meliputi beberapa tahap antara lain :
a. Tahap prepatogenesis
Pada tahap ini disebabkan oleh mikroorganisme baik bakteri, parasit,
maupun virus diantaranya rotavirus, E.coli, dan shigella. Penyebaran
mikroorganisme ini dapat terjadi melalui jalan fecal dan oral. Pada tahap ini
belum di temukan tanda-tanda penyakit bila daya tahan tubuh penjamu baik
maka tubuh tidak terserang penyakit dan apabila daya tubuh penjamu lemah
maka sangat mudah bagi virus masuk dalam tubuh.
b. Tahap Patogenesis
 Tahap inkubasi
Virus (salmonella, shigella, E,coli , V.cholerae, ) masuk kedalam tubuh
dengan menginfeksi usus baik pada jeyenum,ileum dan colon. Setelah
virus menginfeki usus virus menembus sel dan mengadakan lisis
kemudian virus berkembang dan memproduksi enterotoksin.
Masa`inkubasi biasanya sekitar 2-4 atau lebih dari tiga hari,pasien sudah
buang air bessar lebih dari 4x tetapi belum tanpa gejala-gejala lain.
 Tahap penyakit dini
pada tahap ini terdapat beberapa dampak yang terjadi antara lain:

1. Kehilangan cairan 5% berat badan

2. Kesadaran baik (somnolen).

3. Mata agak cekung

4. Turgor kulit kurang dan kekenyalan kulit normal

5. Lemah dan lesu

 Tahap penyakit lanjut

1. Kehilangan cairan lebih dari 5-10% berat badan.

2. Keadaan umum gelisah

3. Rasa haus meningkat

4. Selaput lendir agak kering.

 Tahap akhir

1. Kehilangan cairan lebih dari 10% berat badan.

2. Denyut nadi cepat sekali

3. Mata cekung sekali

4. Selaput lendir kurang


Pada tahap ini bila mendapat penanganan yang baik maka pasien dapat
sembuh sempurna tetapi bila tahap ini tidak mendapat penanganan yang baik
maka dapat mengancam jiwa(kematian)

F. Cara Pengobatan Diare


Dasar pengobatan pada diare karena virus pada umumnya sama dengan
diare yang lain. Pengobatan dengan suportif yaitu memperbaiki kehilangan cairan
dan elektrolit yang dapat menimbulkan dehidrasi, asidosis, syok dan kematian.
Penatalaksanaan terdiri dari penggantian cairan dan memperbaiki keseimbangan
elektrolit secara oral atau intravena, menurut keadaan masing-masing penderita.
Selain pemberian cairan, pemberian makanan juga harus diperhatikan. Terapi
dietetik disesuaikan dengan status gizi penderita yang didasarkan pada umur dan
berat badan. Antibiotik tidak diperlukan pada diare karena virus. Karena diare ini
bersifat self limited (dapat sembuh sendiri).
Obat-obat yang berkhasiat menghentikan diare secara cepat seperti anti
spasmodik/spasmolitik tidak dianjurkan untuk dipakai, karena akan memperburuk
keadaan. Obat ini dapat menyebabkan terkumpulnya cairan di lumen usus, dilatasi
usus, gangguan digesti dan absorpsi lainnya. Obat ini hanya berkhasiat untuk
menghentikan peristaltik usus saja tetapi justru akibatnya sangat berbahaya.
Diarenya terlihat tidak ada lagi tetapi perut akan bertambah kembung dan dehidrasi
bertambah berat.
Obat-obat absorben (pengental tinja) seperti kaolin, pectin, narit, dan
sebagainya, telah terbukti tidak bermanfaat. Obat-obat stimulans seperti adrenalin,
nikotinamide dan sebagainya, tidak akan dapat memperbaiki syok atau dehidrasi
beratnya karena penyebabnya adalah kehilangan cairan (hipovolemic shock),
sehingga pengobatan yang paling tepat yaitu pemberian cairan secepatnya.
G. Cara pencegahan Diare
Mencuci tangan merupakan cara paling sederhana untuk menghindari
penyebaran kuman. Infeksi virus lainnya yang dapat menyebabkan diare adalah
virus-virus golongan enterovirus. Sedangkan bakteri penyebab infeksi diare antara
lain Salmonella, Shigella, dan E. coli. Shigella, yang sering menyebar melaui orang ke
orang, dapat merusak dinding saluran pencernaan dan menyebabkan semacam luka
yang berdarah. Sedikit saja jumlah bakteri Shigella yang diperlukan agar terjadi
infeksi.
Selain itu kamar mandi atau jamban yang bersih juga dapat membantu
mencegah penyebaran kuman. Air dan makanan juga dapat menyebarkan kuman,
karena itu buah dan sayuran harus dibersihkan dengan benar sebelum dimakan atau
diolah. Alat-alat dapur juga harus segera dibersihkan setelah selesai digunakan.
Daging juga harus diolah dengan benar akan kuman-kuman mati.
DAFTAR PUSTAKA

http://epidemiologidkn.blogspot.co.id/2008/01/riwayat-alamiah-penyakit.html

http://mariabalun.blogspot.co.id/2014/01/makalah-diare.html

Anda mungkin juga menyukai