LANDASAN TEORI
2.2 Metamorfisme
Bucher dan Frey membagi metamorfisme menjadi 2 berdasarkan tatanan
geologinya atau penyebarannya, yaitu metamorfisme regional dan lokal.
Metamorfisme regional merupakan metamorfisme yang daerah
cakupannya luas. Didalamnya terbagi lagi menjadi 3, yaitu :
1. Metamorfosa orogenik
Merupakan metamorfora yang menyebabkan rekristalisasi, hal ini
dikarenakan prosesnya berlangsung pada daerah sabuk orogenik.
Memerlukan waktu yang lama sehingga terciptanya batuan metamorf
dengan proses ini. Butiran mineralnya pun terorientasi dan membentuk
sabuk berkilo-kilometer.
2
3
2. Metamorfosa burial
Metamorfosa yang terjadi pada area geosinklin yang mengalami
sedimentasi secara berulang lalu terlipat. Suhu dan tekanan yang semakin
meningkat juga menunjang proses ini.
3. Metamorfora dasar
Metamorfosa lokal adalah metamorfosa yang berlangsung pada daerah /
wilayah yang relatif kecil, berkisar beberapa kilometer saja. Metamorfosa
ini terbagi menjadi 3, yaitu :
a. Metamorfosa contact
Metamorfosa yang diakibatkan pemancaran panas selama proses
pembentukan batuan beku
b. Metamorfosa impact
Metamorfosa yang disebabkan oleh benturan dengan hujan meteor pada
zaman mesozoikum.
c. Metamorfosa retrogade
Merupakan kumpulan mineral metamorfosa tingkat tinggi yang mengalami
pendinginan sehingga kumpulan mineral tersebut menjadi stabil.
Berdasarkan pengaruh tekanan dan temperature, batuan metamorf terbagi
menjadi 3, yaitu :
1. Metamorf termal (disebabkan suhu yang domoninan)
2. Metamorf dynamo (disebabkan tekanan yang dominan)
3. Metamorf regional (disebabkan suhu dan tekanan yang dominan)
2. Phyllitic
Serupa dengan slaty cleavage, hanya saja mineral dan kesajajarannya
agak mengasar.
2. Milonitic
Memiliki ciri butiran mineralnya yang halus. Terjadi karena tergerus pada
metamorfosa kataklastik.