Anda di halaman 1dari 4

Kajian Aspek Teknis Pemeliharaan Kerbau Lokal Di Kabupaten

Gayo Lues
(Study on the technical aspect management of local buffalo in Gayo Lues District)

Eka Meutia Sari1, Mohd. Agus Nashri Abd1 dan Sulaiman1


1
Fakultas Pertanian, Jurusan Peternakan, Universitas Syiah Kuala,
Darussalam-Banda Aceh

ABSTRACT The objective of this research to guideline of buffalo management from the
study on the technical aspect management of local Directorate General of Livestock Service (DGLS).
buffalo in Gayo Lues district. Forty local buffalo Result showed that management practices of local
farmers located in three selected sub district of Rikit buffalo applied by farmers in Gayo Lues were
Gaib, Pantan Cuaca and Dabun Gelang in Gayo found very low, only 40.16% of the standard
Lues were visited and data or informations were management from DGLS. Application of health
collected through interview of the farmers. Data (64.57%), and housing (74.78%), while application
collected included: breed and breeding of breeding and reproduction, rearing practices and
performance, feed and feeding practices, rearing feed and feeding were 41.76%, 46.50%, and
practices, health aspect and marketing. The data 17.67% of the standard, respectivel
were tabulated and compared with the standard

Keywords: Local buffalo, management practices, Gayo Lues district.

2015 Agripet : Vol (15) No. 1 : 57-60

PENDAHULUAN1 dengan keterbatasan sumberdaya (lahan,


modal, inovasi, dan teknologi). Keadaan
Usaha ternak kerbau merupakan salah
demikian menunjukkan bahwa pola usaha
satu komponen penting dalam pengembangan
ternak kerbau hanya sebagai usaha sampingan
sektor peternakan untuk menunjang usaha tani
dengan skala usaha relatif kecil dan tatalaksana
masyarakat pedesaan. Kerbau (Bubalus
pemeliharaan secara tradisional (Muhammad,
bubalis) merupakan salah satu jenis ternak
2002; Muthalib, 2006).
ruminansia yang memiliki kemampuan khusus
Kabupaten Gayo Lues merupakan
dalam mencerna makanan yang berkualitas
salah satu wilayah populasi ternak kerbau di
rendah untuk dapat bertahan hidup.
Provinsi Aceh yang cukup potensial. Ternak
Keberadaan ternak ini telah bersatu dalam
kerbau di daerah ini telah dikenal sejak lama
kehidupan sosial budaya di beberapa daerah di
dalam budaya masyarakat dengan sistem
Indonesia.
pemeliharaannya masih bersifat tradisional dan
Pengembangan ternak di negara
turun-temurun. Tujuan pemeliharaan kerbau
sedang berkembang dilakukan oleh petani
bagi masyarakat adalah sebagai tenaga kerja,
kecil, dengan tujuan utama sebagai tenaga
penghasil daging dan tabungan keluarga. Oleh
kerja untuk mengolah lahan pertanian, sumber
karena itu, perlu suatu penelitian aspek teknis
pupuk dan tabungan keluarga (Bandiati, 2005;
pemuliaan dan pemeliharaan kerbau di
Kusnadi, 2004). Namun demikian, sampai saat
Kabupaten Gayo Lues yang dapat memberikan
ini usaha pemeliharaan ternak kerbau di
gambaran dasar untuk memperbaiki mutu
pedesaan belum banyak mempertimbangkan
genetik, produktivitas dan pengembangannya.
aspek keuntungan. Pemeliharaan kerbau belum
Dalam upaya peningkatan produktivitas ternak
diupayakan oleh peternak agar dapat
kerbau juga perlu diperhatikan pemilihan bibit,
berproduksi secara optimal. Sistem
penyediaan pakan bermutu, perkandangan,
pemeliharaan masih diusahakan oleh petani
penanggulangan penyakit, reproduksi,
breeding dan pemasaran ternak kerbau
Corresponding author : ekasari865@yahoo.com

Agripet Vol 15, No. 1, April 2015


57
tersebut, sehingga dapat memberikan respons menggunakan rata-rata dan persentase merujuk
yang baik dan menguntungkan. kepada “Pedoman Identifikasi Teknis
Peternakan” yang dikeluarkan oleh Direktorat
Jenderal Peternakan Indonesia (1992).
MATERI DAN METODE
Responden Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
Responden penelitian sebanyak empat
puluh yang merupakan peternak pemelihara Aspek Teknis Pemeliharaan Kerbau Lokal
kerbau lokal di desa terpilih di Kabupaten Penerapan aspek teknis pemeliharaan
Gayo Lues. Penentuan peternak responden oleh peternak secara rata-rata adalah 40.10
adalah dengan menggunakan metode persen (401.06/1000 x 100%) dari standar yang
Proporsional Random Sampling (Singarimbun, ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Peternakan.
1981), dengan ketentuan peternak minimal Persentase ini bernilai rendah, karena berbagai
memelihara dua ekor kerbau. faktor yang terdapat di daerah ini seperti cara
pemeliharaan yang masih bersifat tradisional
Waktu dan Tempat Penelitian yang dilakukan secara turun temurun, serta
Penelitian ini dilaksanakan dari tingkat pendidikan peternak yang rendah.
tanggal 15 sampai 31 Januari 2014 di Sehingga apa yang dilakukan pendahulunya,
Kabupaten Gayo Lues meliputi tiga kecamatan masih saja dilanjutkan oleh generasi
yaitu Rikit Gaib, Pantan Cuaca dan Dabun penerusnya. Penerapan aspek teknis pada hasil
Gelang. Pemilihan kecamatan tersebut penelitian ini lebih rendah dibandingan dengan
berdasarkan jumlah populasi ternak kerbau hasil penelitian yang dilaksanakan Safrizal
yang dipelihara oleh masyarakat. Penelitian ini (2002) sebesar 42.33%. Aspek teknis
dilakukan dengan menggunakan survey dan pemeliharaan kerbau lokal di Kabupaten Gayo
observasi langsung ke lokasi peternak Lues dapat dilihat pada Tabel 1.
pemelihara. Wawancara dan interview
dilakukan dengan menggunakan daftar Tabel 1. Penerapan Aspek Teknis Pemeliharaan Kerbau
pertanyaan yang telah disiapkan (kuesioner). Lokal di Kabupaten Gayo Lues
Nilai
Aspek teknis Standar Rata-rata Persentase
Pengumpulan Data Pemuliaan dan 350 146 41.71
Data yang diperlukan dalam penelitian Reproduksi
ini berasal dari perhitungan terhadap aspek- Makanan 300 53.01 17.67
Tatalaksana 175 81.39 46.50
aspek teknis pemeliharaan ternak mengacu Pemeliharaan
kepada pedoman yang dikeluarkan oleh Kesehatan 100 64.57 64.57
Direktorat Jenderal Peternakan Indonesia Kandang dan 75 56.09 74.78
Peralatan
(1992), meliputi: Total 1000 401.06 40.10
1. Bibit/reproduksi Sumber: Hasil Penelitian
2. Makanan ternak
3. Tatalaksana pemeliharaan ternak Dari Tabel 1. terlihat bahwa aspek pemuliaan
4. Tujuan pemeliharaan dan pemasaran dan reproduksi memiliki nilai yang sangat
5. Kesehatan ternak rendah yaitu 41,71%. Keadaan ini disebabkan
6. Perkandangan karena peternak di Kabupaten Gayo Lues
Selain data primer, juga diperlukan data belum menggunakan pejantan dan betina lokal
sekunder sebagai pendukung dalam penelitian hasil seleksi untuk dikembangkan, dan tidak
ini. Data sekunder dari dinas/instansi yang ada usaha untuk penggunaan kerbau pejantan
berhubungan dengan penelitian ini. yang unggul. Penerapan aspek teknis pada tiap-
tiap kecamatan yang menjadi sampel dapat
Analisa Data dilihat pada Tabel 2.
Data yang terkumpul kemudian diolah
dengan menggunakan tabel frekuensi dan
persentase. Untuk mengetahui pelaksanaan
aspek teknis secara keseluruhan, diolah dengan

Kajian Aspek Teknis Pemeliharaan Kerbau Lokal Di Kabupaten Gayo Lues (Dr. Ir. Eka Meutia Sari, M.Sc., et al)
58
Tabel 2. Penerapan Aspek Teknis Pemuliaan dan Pemeliharaan Kerbau di Kecamatan Rikit Gaib, Pantan Cuaca, dan
Dabun Gelang
Rata-rata Persentase
Aspek Teknis Nilai Standar Rikit Pantan Dabun Rikit Pantan Dabun
Gaib Cuaca Gelang Gaib Cuaca Gelang
Bibit dan Reproduksi 350 140,5 143,3 154,2 40,14 40,94 44,05
Makanan 300 48,65 53.00 57,39 16,21 17,66 19,13
Tata Laksana Pemeliharaan 175 72,45 88,05 83,67 41,4 50,31 47,81
Kesehatan 100 68,67 59,39 65,67 68,67 59,39 65,67
Kandang dan Peralatan 75 58,48 56,05 53,75 77,97 74,73 71,66
Total 1000 388,75 399,79 414,66 244,39 243,03 248,32
Persentase 100 38,87 39,97 41,46 24,43 24,30 24,83

Dari Tabel 2 dapat dijelaskan bahwa memperhatikan dengan baik ketersediaan


rata-rata penerapan aspek teknis di tiap-tiap kandang dan peralatannya, karena umumnya
kecamatan tersebut adalah 38.87 persen, 39.97 kondisi pemeliharaan kerbau di Kabupaten
persen dan 41.46 persen (Rikit Gaib, Pantan Gayo Lues terletak di daerah pegunungan yang
Cuaca dan Dabun Gelang) dari standar yang jauh dari pemukiman penduduk, sehingga
ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Peternakan sangat rentan terhadap binatang buas pemangsa
Indonesia (1992). Hasil penelitian Safrizal dan gangguan hewan liar lainnya.
(2002) pada daerah yang sama (Rikit Gaib)
memiliki nilai yang rendah (37,76%) Pemasaran
dibandingkan dengan hasil penelitian ini Pada umumnya di Kabupaten Gayo
(38,87%) hal ini menunjukkan bahwa ada Lues peternak menjual ternaknya secara tunai
peningkatan pengetahuan peternak untuk dapat (97,5%) dan hanya 2,5% yang menjual secara
menerapkan aspek teknis pemeliharaan secara bertahap atau kredit. Petani peternak lebih
lebih baik. memilih menjual kerbaunya secara tunai untuk
Penerapan aspek yang paling rendah di menghindari hutang yang tertunggak. Apabila
tiga kecamatan ini adalah aspek makanan. peternak menjual ternak kerbau dengan sistem
Aspek teknis makanan dan pemberian pakan penjualan kredit, maka kepastian kelunasan
ini menyamai dengan yang dilaporkan Sari bisa saja tidak tepat waktu.
(2012) bahwa, penerapan aspek makanan di Transaksi tempat penjualan ternak
Kabupaten Gayo Lues adalah rendah yaitu kerbau di Kabupaten Gayo Lues umumnya
18,22%. Petani peternak di Kabupaten Gayo terjadi di kandang ternak. Hal ini terjadi karena
Lues pada umumnya hanya memberikan belum adanya pasar hewan di Kabupaten Gayo
hijauan berupa rumput lapangan dengan cara Lues. Padahal diketahui bahwa penjualan
melepaskan ternaknya. Belum ada usaha ternak seharusnya ada tempat pertemuan antara
penanaman rumput unggul dan pemberian penjual dan pembeli yaitu di pasar hewan.
pakan tambahan seperti konsentrat. Hal ini Ketiadaan pasar hewan menyebabkan
berpengaruh sangat besar terhadap konsumen/pembeli sedikit mengalami
pertumbuhan dan pertambahan berat badannya. kesulitan untuk mencari ternak yang sesuai
Peternak menganggap bahwa rumput lapangan dengan keinginannya, karena keterbatasan
yang tersedia di lapangan sudah sangat jumlah ternak dan pembeli harus menyediakan
memadai untuk kebutuhan ternak tersebut. waktu ekstra untuk mencari ternak kerbau ke
Rumput lapangan yang tersedia sepanjang lokasi peternakan lain.
tahun menyebabkan petani peternak enggan Umumnya peternak menjual ternak
melakukan penanaman rumput unggul dan kerbau tidak hanya pada hari-hari tertentu,
usaha pengawetan hijauan pakan ternak. tetapi ternak dijual apabila peternak
Aspek kandang dan peralatan membutuhkan uang (90%). Hanya sebagian
merupakan aspek yang paling tinggi persentase kecil saja peternak yang menjual ternaknya
penerapannya oleh peternak di Kabupaten pada hari-hari tertentu seperti hari besar
Gayo Lues. Hal ini menunjukkan bahwa petani keagamaan (10%).
peternak di Kabupaten Gayo Lues sangat

Agripet Vol 15, No. 1, April 2015


59
KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA
Hasil penelitian terhadap penerapan Bandiati, S. 2005. Karakteristik bangsa dan
aspek teknis pemeliharaan oleh peternak di pengembangan kerbau lokal.
Kabupaten Gayo Lues, diperoleh kesimpulan Disampaikan pada saresehan peternakan
bahwa penerapan aspek teknis oleh peternak 2005, revitalisasi ternak kerbau dan pola
secara umum masih rendah apabila perbibitan sapi potong. Bandung 24
dibandingkan dengan standar yang telah Desember 2005.
ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Peternakan
Direktorat Jenderal Peternakan Indonesia.
(1992). Rendahnya penerapan ini tidak terlepas
1992. Pedoman Identifikasi Faktor
dari faktor-faktor lain, seperti tingkat
Penentu Teknis Peternakan. Direktur
pendidikan yang mempengaruhi pengetahuan
Jenderal Peternakan Indonesia. Jakarta
peternak, sarana dan prasarana pendukung
dalam pemeliharaan ternak. Jauhnya jarak Kusnadi, U. 2004. Konstribusi Ternak Dalam
lokasi pemeliharaan dengan pusat-pusat Meningkatkan Pendapatan Petani di
informasi peternakan juga mempengaruhi Lahan Marginal Kabupaten Tangerang,
penerapan aspek teknis ini oleh peternak. Provinsi Banten. J. Pembangunan
Cara pemeliharaan masih tradisional Peternakan Tropis. Special Edition
dan turun temurun telah mengakibatkan Oktober 2004.
lambatnya penerimaan suatu perubahan yang Muhammad, Z. 2002. Model Pengembangan
dilakukan oleh pihak-pihak terkait. Untuk Kerbau Perah. Laporan Direktorat
memperbaiki kekurangan yang dimiliki Budidaya Peternakan, Jakarta.
peternak ini maka perlu diberikan saran-saran.
Muthalib, H. A. 2006. Potensi Sumberdaya
Ternak Kerbau di Nusa Tenggara Barat,
SARAN
Pros. Lokakarya Nasional Usaha Ternak
Untuk meningkatkan pengetahuan Kerbau Mendukung Program
peternak perlu dilakukan pelatihan, bimbingan Kecukupan Daging Sapi. Sumbawa, 4-5
dan penyuluhan, terutama yang berhubungan Agustus 2006. Puslitbang Peternakan,
dengan penerapan aspek teknis pemeliharaan Bogor. Hlm. 64-72.
ternak. Dalam memberikan petunjuk kepada
Sari, E.M., Basri, H dan Safrizal., 2012.
peternak, motivasi yang tinggi sangat
Tatalaksana pemeliharaan kerbau
berpengaruh terhadap keberhasilan program
ditinjau dari aspek teknis pemeliharaan
yang dilakukan. Kepada peternak hendaknya
di kabupaten Gayo Lues. Agripet.Vol
diberikan suatu masukan yang segera terlihat
(12) No. 2: 33-36.
dampaknya. Kekurangan yang peternak miliki
harus diperbaiki walaupun secara perlahan. Safrizal. 2002. Aspek Teknis Pemeliharaan
Namun demikian, faktor ketersediaan dana dan Kerbau di Kabupaten Gayo Lues.
tenaga menjadi pertimbangan yang perlu Jurusan Peternakan. Universitas Syiah
diperhatikan, sehingga rencana yang telah Kuala. Banda Aceh.
dibuat dapat terlaksana dengan baik. Singarimbun, M. 1981. Metode Penelitian
Survai. Pusat Penelitian dan Studi
Kependudukan. Universitas Gajah
Mada. Yogyakarta.

Kajian Aspek Teknis Pemeliharaan Kerbau Lokal Di Kabupaten Gayo Lues (Dr. Ir. Eka Meutia Sari, M.Sc., et al)
60

Anda mungkin juga menyukai