Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH ASUHAN KEPEWATAN KEGAWATDARURATAN PADA PASIEN

HIPERTENSI KRITIS

PEMBIMBING :

Ns. ANITA MIRAWATI

OLEH KELOMPOK 8 KELAS 3B

1. ASRA HUSNI

2. FARA AZIZAH

3. NOVITA SARI

4. SONYA ADISThY

POLITEKNIK KESEHATAN RI PADANG

JURUSAN KEPERAWATAN

PRODI DIII KEPERAWATAN SOLOK

TAHUN 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
beserta karunia-Nya kepada kami, sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini
yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hipertensi Kritis”

Salawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW,
beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah membimbing kita dari jalan kegelapan
menuju jalan yang terang benderang.

Kami menyadari di dalam makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena
itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Dan kami mengharapkan
makalah ini dapat bermanfaat umumnya bagi para pembaca dan khususnya bagi penulis
sendiri.

Solok, 20 Agustus 2019

Kelompok 8

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2

DAFTAR ISI....................................................................................................................................3

BAB I.............................................................................................................................................4

PENDAHULUAN............................................................................................................................4

A. LATAR BELAKANG..............................................................................................................4

B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................4

C. TUJUAN MASALAH............................................................................................................5

BAB II............................................................................................................................................6

KAJIAN TEORITIS...........................................................................................................................6

A. PENGERTIAN.....................................................................................................................6

B. ETIOLOGI..........................................................................................................................7

C. PATOFISIOLOGI.................................................................................................................8

D. MANIFESTASI KLINIS.........................................................................................................8

E. PENATALAKSANAAN.........................................................................................................9

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG...........................................................................................10

BAB III.........................................................................................................................................11

ASUHAN KEPERAWATAN.............................................................................................................11

A. PENGKAJIAN PRIMER......................................................................................................11

B. PENGKAJIAN SEKUNDER.................................................................................................12

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN.............................................................................................15

D. INTERVENSI KEPERAWATAN............................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................22

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Hipertensi merupakan suatu penyakit kronis yang sering disebut silent killer
karena pada umumnya pasien tidak mengetahui bahwa mereka menderita penyakit
hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Selain itu penderita hipertensi
umumnya tidak mengalami suatu tanda atau gejala sebelum terjadi komplikasi
(Chobanian dkk., 2004). Penderita hipertensi di Amerika Serikat diperkirakan sekitar
77,9 juta atau 1 dari 3 penduduk pada tahun 2010. Prevalensi hipertensi pada tahun
2030 diperkirakan meningkat sebanyak 7,2% dari estimasi tahun 2010.

Data tahun 2007-2010 menunjukkan bahwa sebanyak 81,5% penderita


hipertensi menyadari bahwa bahwa mereka menderita hipertensi, 74,9% menerima
pengobatan dengan 52,5% pasien yang tekanan darahnya terkontrol (tekanan darah
sistolik <140 mmHg dan diastolik <90 mmHg) dan 47,5% pasien yang tekanan
darahnya tidak terkontrol. Persentase pria yang menderita hipertensi lebih tinggi
dibanding wanita hingga usia 45 tahun dan sejak usia 45-64 tahun persentasenya sama,
kemudian mulai dari 64 tahun keatas, persentase wanita yang menderita hipertensi lebih
dari pria (Go dkk.,2014).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari hipertensi kritis?

2. Apa saja penyebab dari hipertensi kritis?

3. Bagaimana patofisiologi dari hipertensi kritis?

4. Apa saja manifestasi klinis hipertensi kritis

5. Bagaimana penatalaksaan hipertensi kritis?

6. Apa saja pemeriksaan penunjang dari hipertensi kritis?

7. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada pasien dengan hipertensi kritis?

4
C. TUJUAN MASALAH
a. Tujuan umum

Untuk mengetahui konsep tindakan kegawatdaruratan pada kasus pasien


dengan hipertensi kritis serta menambah wawasan tentang konsep teori dari
hipertensi kritis

b. Tujuan khusus

o Untuk mengetahui pengertian dari hipertensi kritis?

o Untuk mengetahui penyebab dari hipertensi kritis?

o Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi dari hipertensi kritis terjadi?

o Untuk mengetahui apa saja manifestasi klinis hipertensi kritis

o Untuk mengetahui apa saja penatalaksaan dilakukan pasien hipertensi


kritis?

o Untuk mengetahui apa saja pemeriksaan penunjang dari hipertensi kritis?

o Untuk mengetahui serta dapat menerapkan bagaimana konsep asuhan


keperawatan pada pasien dengan hipertensi kritis di ruang KGD.

5
BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. PENGERTIAN
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia,
hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90
mmHg. (Smeltzer, 2001).
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi
diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh
pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg
didefinisikan sebagai "normal". Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan
tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan darah 140/90
mmHg atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga kali dalam jangka beberapa minggu.

Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa menurut JNC VII [1]


Tekanan Darah
Kategori Tekanan Darah Diastolik
Sistolik
Normal < 120 mmHg (dan) < 80 mmHg
Pre-hipertensi 120-139 mmHg (atau) 80-89 mmHg
Stadium 1 140-159 mmHg (atau) 90-99 mmHg
Stadium 2 >= 160 mmHg (atau) >= 100 mmHg

Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih,
tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih dalam
kisaran normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut.
Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan
tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan
diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan
atau bahkan menurun drastis.

Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2 jenis :

6
1. Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak / belum diketahui
penyebabnya (terdapat pada kurang lebih 90 % dari seluruh hipertensi).
2. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan/ sebagai akibat dari
adanya penyakit lain.
3. Hipertensi darurat (emergency hypertension) : kenaikan tekanan darah mendadak
(sistolik ≥180 mm Hg dan / atau diastolik ≥120 mm Hg) dengan kerusakan
organ target yang bersifat progresif, sehingga tekanan darah harus diturunkan
segera, dalam hitungan menit sampai jam. Tekanan darah yang sangat tinggi dan
terdapat kerusakan organ, sehingga tekanan darah harus diturunkan dengan
segera (dalam menit atau jam) agar dapat membatasi kerusakan yang terjadi.
Tingginya tekanan darah untuk dapat dikategorikan sebagai hipertensi darurat
tidaklah mutlak, namun kebanyakan referensi di Indonesia memakan patokan
>220/140.

B. ETIOLOGI
Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke dan gagal ginjal.
Disebut juga sebagai “pembunuh diam-diam” karena orang dengan hipertensi sering
tidak menampakkan gejala, penyakit ini lebih banyak menyerang wanita dari pada pria
Penyebab hipertensi yaitu gangguan emosi, obesitas, konsumsi alcohol yang berlebihan
dan rangsangan kopi serta obat-obatan yang merangsang dapat berperan disini, tetapi
penyakit ini sangat dipengaruhi factor keturunan.

C. PATOFISIOLOGI
Bentuk manapun dari hipertensi yang menetap, baik primer maupun sekunder,
dapat dengan mendadak mengalami percepatan kenaikan dengan tekanan diastolik
meningkat cepat sampai di atas 130 mmHg dan menetap lebih dari 6 jam. Hal ini dapat
menyebabkan nekrosis arterial yang lama dan tersebar luas, serta hiperplasi intima
arterial interlobuler nefron-nefron. Perubahan patologis jelas terjadi terutama pada
retina, otak dan ginjal. Pada retina akan timbul perubahan eksudat, perdarahan dan
7
udem papil. Gejala retinopati dapat mendahului penemuan klinis kelainan ginjal dan
merupakan gejala paling terpercaya dari hipertensi maligna. Otak mempunyai suatu
mekanisme otoregulasi terhadap kenaikan ataupun penurunan tekanan darah. Batas
perubahan pada orang normal adalah sekitar 60-160 mmHg. Apabila tekanan darah
melampaui tonus pembuluh darah sehingga tidak mampu lagi menahan kenaikan
tekanan darah maka akan terjadi udem otak. Tekanan diastolik yang sangat tinggi
memungkinkan pecahnya pembuluh darah otak yang dapat mengakibatkan kerusakan
otak yang irreversible. Pada jantung kenaikan tekanan darah yang cepat dan tinggi akan
menyebabkan kenaikan after load, sehingga terjadi payah jantung. Sedangkan pada
hipertensi kronis hal ini akan terjadi lebih lambat karena ada mekanisme adaptasi.

D. MANIFESTASI KLINIS
Gejala hipertensi emergency ini bervariasi, mulai dari gejala ringan sampai berat
1. Gejala ringan :
a. Mual, muntah
b. Sakit Kepala
c. Kaku pada tengkuk
d. Nyeri Dada
e. Sesak Napas
2. Gejala yang lebih berat
a. Gangguan kesadaran sampai pingsan
b. Kejang
c. Nyeri Dada hebat

E. PENATALAKSANAAN
Penurunan tekanan darah harus dilakukan dengan segera namun tidak terburu-buru.
Penurunan tekanan darah yang terburu-buru dapat menyebabkan iskemik pada otak dan
ginjal. Tekanan darah harus dikurangi 25% dalam waktu 1 menit sampai 2 jam dan
diturunkan lagi ke 160/100 dalam sampai 6 jam. Medikasi yang diberikan sebaiknya per
parenteral (Infus drip, BUKAN INJEKSI). Obat yang cukup sering digunakan adalah
Nitroprusid IV dengan dosis 0,25 ug/kg/menit. Bila tidak ada, pengobatan oral dapat
diberikan sambil merujuk penderita ke Rumah Sakit. Pengobatan oral yang dapat

8
diberikan meliputi Nifedipinde 5-10 mg, Captorpil 12,5-25 mg, Clonidin 75-100 ug,
Propanolol 10-40 mg. Penderita harus dirawat inap.
Obat-Obat Parenteral Untuk Penanganan Hipertensi Emergensi menurut standart
pelayanan medis.

Obat Golongan Dosis Onset Masa Kerja Efek Samping


Kerja
Sodium Vasodilator 0,25 – 10 Segera 1 – 2 menit Mual, hipotensi,
Nitroprusid Arteri mg/kg/mnt keracunan
&Vena tiosianat, sianida,
Methemoglob,
ulinemia
Nitrogliserin Vasodilator 5 – 100 1 – 5 mnt 3 – 5 mnt Sakit kepala,
Arteri mg/mnt mual, takikardi,
&Vena muntah
Nikardipin Antagonis 5 – 15 5 – 15 mnt 30 – 40 mnt Hipotensi,
Kalsium mg/jam takikardi, mual,
muntah, muka
merah
Hidralazin Vasodilator 1- 20 mg 5 – 30 mnt 3 – 9 jam Peningkatan
IV/50 mg curah
IM, ulang jantung&laju
Setiap 4 – 6 jantung Sakit
jam kepala, angina.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Laboratorarium
1) Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti :
hipokoagulabilitas, anemia.
2) BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.
3) Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan
oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
4) Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan ada
DM.
9
b. CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
c. EKG : Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang
P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
d. IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : Batu ginjal,perbaikan
ginjal.
e. Photo dada : Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup,pembesaran
jantung.

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN PRIMER
1. Airway
a. Yakinkan kepatenan jalan napas
b. Berikan alat bantu napas jika perlu (guedel atau nasopharyngeal)
c. Jika terjadi penurunan fungsi pernapasan segera kontak ahli anestesi dan
bawa segera mungkin ke ICU
2. Breathing
a. Kaji saturasi oksigen dengan menggunakan pulse oximeter, untuk
mempertahankan saturasi >92%.
b. Berikan oksigen dengan aliran tinggi melalui non re-breath mask.
c. Pertimbangkan untuk mendapatkan pernapasan dengan menggunakan
bag-valve-mask ventilation.
10
d. Lakukan pemeriksaan gas darah arterial untuk mengkaji PaO2 dan
PaCO2.
e. Kaji jumlah pernapasan / Auskultasi pernapasan.
f. Lakukan pemeriksan system pernapasan.
g. Dengarkan adanya bunyi krakles / Mengi yang mengindikasikan kongesti
paru
3. Circulation
a. Kaji heart rate dan ritme, kemungkinan terdengan suara gallop.
b. Kaji peningkatan JVP.
c. Monitoring tekanan darah.
d. Pemeriksaan EKG mungkin menunjukan:
 Sinus tachikardi
 Adanya Suara terdengar jelas pada S4 dan S3
 Right bundle branch block (RBBB)
 Right axis deviation (RAD)
 Lakukan IV akses dekstrose 5%
 Pasang Kateter
 Lakukan pemeriksaan darah lengkap
 Jika ada kemungkina KP berikan Nifedipin Sublingual
 Jika pasien mengalami Syok berikan secara bolus
Diazoksid,Nitroprusid
4. Disability
a. Kaji tingkat kesadaran dengan menggunakan AVPU.
b. Penurunan kesadaran menunjukan tanda awal pasien masuk kondisi
ekstrim dan membutuhkan pertolongan medis segera dan
membutuhkan perawatan di ICU.
5. Exposure
a. Selalu mengkaji dengan menggunakan test kemungkinan KP.
b. Jika pasien stabil lakukan pemeriksaan riwayat kesehatan dan
pemeriksaan fisik lainnya.
c. Jangan lupa pemeriksaan untuk tanda gagal jantung kronik

B. PENGKAJIAN SEKUNDER
1. Identitas pasien
Nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan, status perkawinan
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat penyakit keluarga hipertensi, diabetes mellitus, dislipidemia,
penyakit jantung koroner, stroke atau penyakit ginjal.
b. Lama dan tingkat tekanan darah tinggi sebelumnya dan hasil serta efek
sampinng obat antihipertensi sebelumnya.
11
c. Riwayat atau gejala sekarang penyakit jantung koroner dan gagal
jantung, penyakit serebrovaskuler, penyakit vaskuler perifer, diabetes
mellitus, pirai, dislipidemia, asma bronkhiale, disfungsi seksual,
penyakit ginjal, penyakit nyata yang lain dan informasi obat yang
diminum.
d. Penilaian faktor risiko termasuk diet lemak, natrium, dan alcohol,
jumlah rokok, tingkat aktifitas fisik, dan peningkatan berat badan sejak
awal dewasa.
e. Riwayat obat-obatan atau bahan lain yang dapat meningkatkan tekanan
darah termasuk kontrasepsi oral, obat anti keradangan nonsteroid,
liquorice, kokain dan amfetamin. Perhatian juga untuk pemakaian
eritropoetin, siklosporin atau steroid untuk penyakit yang bersamaan.
f. Faktor pribadi, psikososial, dan lingkungan yang dapat mempengaruhi
hasil pengobatan antihipertensi termasuk situasi keluarga, lingkungan
kerja, dan latar belakang pendidikan.
3. Pola fungsional
a. Aktivitas/ Istirahat
1) Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
2) Tanda :Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,
takipnea.
b. Sirkulasi
1) Gejala :Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung
koroner/katup dan penyakit cebrocaskuler, episode palpitasi.
2) Tanda :Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis,
jugularis,radialis, tikikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena
jugularis,kulit pucat, sianosis, suhu dingin (vasokontriksi perifer)
pengisiankapiler mungkin lambat/ bertunda.
c. Integritas Ego
1) Gejala :Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress
multiple(hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan.
2) Tanda :Letupan suasana hat, gelisah, penyempitan continue
perhatian,tangisan meledak, otot muka tegang, pernafasan
menghela, peningkatan pola bicara.

12
d. Eliminasi
1) Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau
riwayatpenyakit ginjal pada masa yang lalu).
e. Makanan/cairan
1) Gejala: Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi
garam, lemak serta kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB
akhir akhir ini(meningkat/turun) Riowayat penggunaan diuretic
2) Tanda: Berat badan normal atau obesitas,, adanya edema,
glikosuria.
f. Neurosensori
1) Genjala: Keluhan pening pening/pusing, berdenyu, sakit
kepala,subojksipital (terjadi saat bangun dan menghilangkan secara
spontansetelah beberapa jam) Gangguan penglihatan (diplobia,
penglihatan kabur,epistakis).
2) Tanda: Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi
bicara,efek, proses piker, penurunan keuatan genggaman tangan.
g. Nyeri/ ketidaknyaman
1) Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan
jantung),sakitkepala.
h. Pernafasan
1) Gejala: Dispnea yang berkaitan dari kativitas/kerja
takipnea,ortopnea,dispnea, batuk dengan/tanpa pembentukan
sputum, riwayat merokok.
2) Tanda: Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan
bunyinafas tambahan (krakties/mengi), sianosis.
i. Keamanan
1) Gejala: Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Pengukuran tinggi dan berat serta kalkulasi BMI (Body Mass Index)
yaitu berat dalam kg dibagi tinggi dalam m².
b. Pengukuran tekanan darah

13
c. Pemeriksaan system kardiovaskuler terutama ukuran jantung, bukti
adanya gagal jntung, penyakit arteri karotis, renal, dan perifer lain serta
koarktasio aorta.
d. Pemeriksaan paru adanya ronkhi dan bronkhospasme serta bising
abdomen, pembesaran ginjal serta tumor yang lain.
e. Pemeriksaan fundus optikus dan system syaraf untuk mengetahui
kemungkinan adanya kerusakan serebrovaskuler.

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b/d peningkatan afterload,
vasokonstriksi, hipertrofi/rigiditas ventrikuler, iskemia miokard
2. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan, ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan
oksigen.
3. Nyeri akut : sakit kepala b/d peningkatan tekanan vaskuler serebral
4. Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b/d masukan berlebihan

D. INTERVENSI KEPERAWATAN
N Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
o Keperawatan
1 Resiko tinggi NOC : NIC :
terhadap · Cardiac Pump Cardiac Care
penurunan curah effectiveness a. Evaluasi adanya nyeri
jantung b/d · Circulation Status dada
peningkatan · Vital Sign Status b. ( intensitas,lokasi, durasi).
afterload, c. Monitor adanya
vasokonstriksi, perubahan tekanan darah.
hipertrofi/rigidita d. Atur periode latihan dan
s ventrikuler, istirahat untuk
iskemia miokard menghindari kelelahan.
e. Pertahankan catatan intake
dan output yang akurat.
f. Pasang urin kateter jika
diperlukan.
g. Kolaborasi dengan dokter
untuk pemberian terapi
14
cairan sesuai program
h. Monitor status nutrisi
2 Intoleransi NOC : NIC :
aktivitas b/d a. Energy conservation Activity Therapy
kelemahan, b. Activity tolerance a. Kolaborasikan dengan
ketidakseimbanga c. Self Care : ADLs Tenaga Rehabilitasi
n suplai dan Kriteria Hasil : Medik
kebutuhan a. Berpartisipasi dalam dalammerencanakan
oksigen. aktivitas fisik tanpa progran terapi yang tepat.
Definisi : disertai peningkatan b. Bantu klien untuk
Ketidakcukupan tekanan darah, nadi mengidentifikasi aktivitas
energu secara dan RR yang mampu dilakukan
fisiologis maupun b. Mampu melakukan c. Bantu untuk memilih
psikologis untuk aktivitas sehari hari aktivitas konsisten
meneruskan atau (ADLs) secara yangsesuai dengan
menyelesaikan mandiri kemampuan fisik,
aktifitas yang psikologi dan social
diminta atau d. Bantu untuk
aktifitas sehari mengidentifikasi dan
hari. mendapatkan sumber yang
Batasan diperlukan untuk aktivitas
karakteristik : yang diinginkan
a. melaporkan e. Bantu untuk mendpatkan
secara verbal alat bantuan aktivitas
adanya kelelahan seperti kursi roda, krek
atau kelemahan. f. Bantu untu
b. Respon mengidentifikasi aktivitas
abnormal dari yang disukai
tekanan darah g. Bantu klien untuk
atau nadi membuat jadwal latihan
terhadap aktifitas diwaktu luang
c. Perubahan h. Bantu pasien/keluarga
EKG yang untuk mengidentifikasi
menunjukkan kekurangan dalam
15
aritmia atau beraktivitas
iskemia i. Sediakan penguatan
d. Adanya positif bagi yang aktif
dyspneu atau beraktivitas
ketidaknyamanan j. Bantu pasien untuk
saat beraktivitas. mengembangkan motivasi
Faktor factor diri dan penguatan
yang k. Monitor respon fisik,
berhubungan : emoi, social dan spiritual
· Tirah
Baring atau
imobilisasi
· Kelemahan
menyeluruh
· Ketidaksei
mbangan antara
suplei oksigen
dengan kebutuhan
· Gaya hidup
yang
dipertahankan.
3 Nyeri NOC : NIC :
Definisi : a. Pain Level, Pain Management
Sensori yang b. Pain control, a. Lakukan pengkajian
tidak c. Comfort level nyeri secara
menyenangkan Kriteria Hasil : komprehensif termasuk
dan pengalaman a. Mampu mengontrol lokasi, karakteristik,
emosional yang nyeri (tahu penyebab durasi, frekuensi,
muncul secara nyeri, mampu kualitas dan faktor
aktual atau menggunakan tehnik presipitasi
potensial nonfarmakologi untuk b. Observasi reaksi
kerusakan mengurangi nyeri, nonverbal dari
jaringan atau mencari bantuan) ketidaknyamanan
menggambarkan b. Melaporkan bahwa nyeri c. Gunakan teknik
16
adanya kerusakan berkurang dengan komunikasi terapeutik
(Asosiasi Studi menggunakan untuk mengetahui
Nyeri manajemen nyeri pengalaman nyeri
Internasional): c. Mampu mengenali nyeri pasien
serangan (skala, intensitas, d. Monitor vital sign
mendadak atau frekuensi dan tanda sebelum dan sesudah
pelan nyeri) pemberian analgesik
intensitasnya dari d. Menyatakan rasa pertama kali
ringan sampai nyaman setelah nyeri e. Berikan analgesik
berat yang dapat berkurang tepat waktu terutama
diantisipasi e. Tanda vital dalam saat nyeri hebat
dengan akhir rentang normal
yang dapat
diprediksi dan
dengan durasi
kurang dari 6
bulan.
Batasan
karakteristik :
a. Gangguan
tidur
(mata
sayu,
tampak
capek,
sulit atau
gerakan
kacau,
menyering
ai)
b. Terfokus
pada diri
sendiri

17
c. Fokus
menyempi
t
(penuruna
n persepsi
waktu,
kerusakan
proses
berpikir,
penurunan
interaksi
dengan
orang dan
lingkunga
n)
d. Tingkah
laku
distraksi,
contoh :
jalan-
jalan,
menemui
orang lain
dan/atau
aktivitas,
aktivitas
berulang-
ulang)
e. Tingkah
laku
ekspresif
(contoh :
gelisah,

18
merintih,
menangis,
waspada,
iritabel,
nafas
panjang/b
erkeluh
kesah)
f. Perubaha
n dalam
nafsu
makan
dan
minum

4 Ketidakseimbang NOC : NIC :


an nutrisi lebih a. Nutritional Status : Weight Management
dari kebutuhan food and Fluid Intake a. Diskusikan bersama
tubuh b/d b. Nutritional Status : pasien mengenai
masukan nutrient Intake hubungan antara intake
berlebihan c. Weight control makanan, latihan,
Definisi : Intake Kriteria Hasil : peningkatan BB dan
nutrisi melebihi a. Mengerti factor yang penurunan BB
kebutuhan meningkatkan berat b. Diskusikan bersama
metabolik tubuh badan pasien mengani kondisi
Batasan b. Mengidentfifikasi medis yang dapat
karakteristik : tingkah laku dibawah mempengaruhi BB
- Lipatan kontrol klien c. Diskusikan bersama
kulit tricep > 25 c. Memodifikasi diet pasien mengenai
mm untuk wanita dalam waktu yang kebiasaan, gaya hidup
dan > 15 mm lama untuk dan factor herediter
untuk pria mengontrol berat yang dapat
- BB 20 % badan mempengaruhi BB
di atas ideal untuk d. Menggunakan energy d. Diskusikan bersama
19
tinggi dan untuk aktivitas sehari pasien mengenai risiko
kerangka tubuh hari yang berhubungan
ideal dengan BB berlebih
- Makan dan penurunan BB
dengan respon e. Dorong pasien untuk
eksternal merubah kebiasaan
(misalnya : situasi makan
sosial, sepanjang
hari) Nutrition Management
- Dilaporka a. Kaji adanya alergi
n atau diobservasi makanan
adanya disfungsi b. Kolaborasi dengan ahli
pola makan gizi untuk menentukan
(misal : jumlah kalori dan nutrisi
memasangkan yang dibutuhkan pasien.
makanan dengan c. Anjurkan pasien untuk
aktivitas yang meningkatkan protein dan
lain) vitamin C
- Tingkat d. Yakinkan diet yang
aktivitas yang dimakan mengandung
menetap tinggi serat untuk
- Konsentra mencegah konstipasi
si intake makanan e. Ajarkan pasien bagaimana
pada menjelang membuat catatan makanan
malam harian.
Faktor yang f. Monitor jumlah nutrisi
berhubungan : dan kandungan kalori
Intake yang g. Berikan informasi tentang
berlebihan dalam kebutuhan nutrisi
hubungannya
terhadap
kebutuhan
metabolisme

20
tubuh

DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, Suzanne C & Brenda G. Bare. 2008. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Ed.8. Vol. 2. Jakarta: EGC

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta,
EGC.

Price, SA. & Wilson, LM. 2006.Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Jakarta : EGC

Syarif, Amir. 2003. Farmakologi dan Terapi. Jakarta : FKUI

Wilkinson, Judit M. 2011. Buku saku diagnosis keperawatan: Diagnosis NANDA,


intervensi NIC, kriteria hasil NOC. Ed-9. Alih bahasa Esty Wahyuningsih. Jakarta :
EGC

21

Anda mungkin juga menyukai