Anda di halaman 1dari 7

UI

SISTEM & KOMPONEN IMUN

Tubuh manusia dilengkapi dengan sederetan mekanisme pertahanan


yang bekerja untuk mencegah masuk dan menyebarnya agen infeksi yang
disebut sebagai sistem imun.6 Sistem imun diperlukan tubuh untuk
mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan
berbagai bahan dalam lingkungan hidup. Sistem imun dapat dibagi menjadi
sistem imun alamiah atau non spesifik (natural/innate/native) dan didapat atau
spesifik (adaptive/acquired). 2 Respon imun diperantarai oleh berbagai sel dan
molekul larut yang disekresi oleh sel-sel tersebut. Sel-sel utama yang terlibat
dalam reaksi imun adalah limfosit (sel B, sel T, dan sel NK), fagosit
(neutrofil,eosinofil, monosit, dan makrofag), sel asesori (basofil,sel mast, dan
trombosit), sel-sel jaringan, dan lain-lain. Bahan larut yang disekresi dapat
berupa antibodi, komplemen, mediator radang, dan sitokin. Walaupun bukan
merupakan bagian utama dari respon imun, sel-sel lain dalam jaringan juga
dapat berperan serta dengan memberi isyarat pada limfosit atau berespons
terhadap sitokin yang dilepaskan oleh limfosit dan makrofag.
Repository USU

1. FLORA NORMAL
Menurut Syarif dan Halid (1993), identifikasi jenis bakteri berdasarkan sifat morfologi, biokimia,
fisiologi dan serologi adalah seperti berikut:

• Bakteri Gram positif


1. Kokus
a) Katalase positif: Staphylococcus
b) Katalase negatif: Streptococcus

2. Batang
a) Anaerobik: Clostridium botulinum, Lactobacillus
b) Aerobik: Bacillus

• Bakteri Gram negatif


2. Fermentatif (batang): Proteus, Eschericia coli, Enterobacter
3. Non Fermentatif (spiral/batang): Pseudomonas, Alcaligenes
2.2.3. Ciri-ciri Bakteri

• Uniselular (bersel tunggal), prokariotik (tidak mempunyai membrane inti/membrane)


• Ukuranya sangat kecil, lebar 0,5–1,0 milimikron dan panjang 1,0– 6,0 milimikron, tetapi ada bakteri
yang berukuran 100 mikron.
• Hidupnya ada yang soliter (secara sendiri-sendiri) dan ada yang koloni (berkelompok), serta ada
yang bersimbiosis, parasit, dan saprofitik.
• Pada umumnya tidak mempunyai kloroplas, kecuali bakterioklorofil dan bakteriopurpurin.
• Berkembang biak secara vegetative dengan pembelahan binner dan generative (paraseksual) dengan
konjugasi, transformasi dan transduksi.
• Hidupnya kosmopolit, artinya bakteri dapat hidup dan ditemukan dimana saja. Akan tetapi, dalam
kondisi ekstrem bakteri akan membentuk endospora. Pembentukkan endospora diawali dengan sel
mulai mereplikasikan DNAnya dan satu salinan DNAnya dikelilingi oleh dinding sel yang tebal dan
kuat. Selanjutnya, dinding sebelah luar hancur, tetapi endospora tetap bertahan hidup melewati segala
jenis trauma yang meliputi kekurangan makanan dan air, panas atau dingin esktrim, dan sebagian
besar racun. Jika linkungan sudah berubah menjadi normal kembali endospora akan mengalami
hidrasi dan hidup kembali secara vegetative untuk membentuk koloni.

1.1 JENIS – JENIS


Berdasarkan bentuk dan sifat kehadirannya dapat digolongkan menjadi 2 jenis,
I. Mikroorganisme tetap/normal (resident flora/ indigenous)
 yaitu mikroorganisme tertentu yang biasanya ditemukan pada bagian tubuh
tertentu dan pada usia tertentu.
 Keberadaan nya selalu tetap, jika ada perubahan akan kembali seperti
semula. merupakan organisme komensal.
 Ada yang bersifat mutualisme.: mendapatkan makanan dari sekresi dan
produk-produk buangan tubuh manusia, dan tubuh memperoleh vitamin
atau zat hasil sintesis dari flora normal
2. Mikroorganisme sementara (transient flora)
 mikroorganisme nonpatogen atau potensial patogen yang berada di kulit
dan selaput lendir/mukosa selama kurun waktu beberapa jam, hari, atau
minggu.
 Keberadaan mikroorganisme ini ada secara tiba-tiba (tidak tetap) dapat
disebabkan oleh pengaruh lingkungan, tidak menimbulkan penyakit .
 Flora sementara biasanya sedikit.
 Jika flora residen berubah, maka mikroba ini akan melakukan kolonisasi,
berbiak dan menimbulkan penyakit.

Umm, unud

MACAM-MACAM ANTIHISTAMIN

1. Antihistamin (AH1) non sedatif.

a. Terfenidin
Merupakan suatu derivat piperidin, struktur kimia. Terfenidin diabsorbsi sangat
cepat dan mencapai kadar puncak setelah 1-2 jam pemberian. Mempunyai mula kerja
yang cepat dan lama kerja panjang. Obat ini cepat dimetabolisme dan didistribusi luas
ke berbagai jaringan tubuh. Terfenidin diekskresi melalui faeces (60%) dan urine
(40%). Waktu paruh 16-23 jam. Efek maksimum telah terlihat sekitar 3-4 jam dan
bertahan selama 8 jam setelah pemberian. Dosis 60 mg diberikan 2 X sehari.

b. Astemizol
Merupakan derivat piperidin yang dihubungkan dengan cincin benzimidazol,
struktur kimia. Astemizol pada pemberian oral kadar puncak dalam darah akandicapai
setelah 1 jam pemberian. Mula kerja lambat, lama kerja panjang. Waktu paruh 18-20
hari. Di metabolisme di dalam hati menjadi metabolit aktif dan tidak aktif dan di
distriibusi luas keberbagai jaringan tubuh. Metabolitnya diekskresi sangat lambat,
terdapat dalam faeses 54% sampai 73% dalam waktu 14 hari. Ginjal bukan alat ekskresi
utama dalam 14 hari hanya ditemukan sekitar 6% obat ini dalam urine. Terikat dengan
protein plasma sekitar 96%.

c. Mequitazin
Merupakan suatu derivat fenotiazin, struktur kimia lihat Gbr.1. Absorbsinya
cepat pada pemberian oral, kadar puncak dalam plasma dicapai setelah 6 jam
pemberian. Waktu paruh 18 jam, Onset of action cepat, duration of action lama. Dosis 5
mg 2 X sehari atau 10 mg 1 X sehari (malam hari).

d. Loratadin
Adalah suatu derivat azatadin, struktur kimia Gbr. 1. Penambahan atom C1
meninggikan potensi dan lama kerja obat loratadin. Absorbsinya cepat. Kadar puncak
dicapai setelah 1 jam pemberian. Waktu paruh 8-11 jam, mula kerja sangat cepat dan
lama kerja adalah panjang. Waktu paruh descarboethoxy-loratadin 18-24 jam. Pada
pemberian 40 mg satu kali sehari selama 10 hari ternyata mendapatkan kadar puncak
dan waktu yang diperlukan tidak banyak berbeda setiap harinya hal ini menunjukkan
bahwa tidak ada kumulasi, obat ini di distribusi luas ke berbagai jaringan tubuh.
Matabolitnya yaitu descarboetboxy-loratadin (DCL) bersifat aktif
secara farmakologi clan juga tidak ada kumulasi. Loratadin dibiotransformasi dengan
cepat di dalam hati dan di ekskresi 40% di dalam urine dan 40% melalui empedu. Pada
waktu ada gangguan fiungsi hati waktu paruh memanjang. Dosis yang dianjurkan
adalah 10 mg 1 X sehari.

2. Terdapat beberapa jenis antihistamin, yang dikelompokkan berdasarkan sasaran kerjanya


terhadap reseptor histamin.

a. Antagonis Reseptor Histamin H1

Secara klinis digunakan untuk mengobati alergi. Contoh obatnya adalah:


difenhidramina, loratadina, desloratadina, meclizine, quetiapine (khasiat antihistamin
merupakan efek samping dari obat antipsikotik ini), dan prometazina.

b. Antagonis Reseptor Histamin H2

Reseptor histamin H2 ditemukan di sel-sel parietal. Kinerjanya adalah


meningkatkan sekresi asam lambung. Dengan demikian antagonis reseptor H2
(antihistamin H2) dapat digunakan untuk mengurangi sekresi asam lambung, serta dapat
pula dimanfaatkan untuk menangani peptic ulcer dan penyakit refluks gastroesofagus.
Contoh obatnya adalah simetidina, famotidina, ranitidina, nizatidina, roxatidina, dan
lafutidina.

c. Antagonis Reseptor Histamin H3

Antagonis H3 memiliki khasiat sebagai stimulan dan memperkuat kemampuan


kognitif. Penggunaannya sedang diteliti untuk mengobati penyakit Alzheimer's, dan
schizophrenia. Contoh obatnya adalah ciproxifan, dan clobenpropit.

d. Antagonis Reseptor Histamin H4

Memiliki khasiat imunomodulator, sedang diteliti khasiatnya sebagai


antiinflamasi dan analgesik. Contohnya adalah tioperamida.Beberapa obat lainnya juga
memiliki khasiat antihistamin. Contohnya adalah obat antidepresan trisiklik dan
antipsikotik. Prometazina adalah obat yang awalnya ditujukan sebagai antipsikotik,
namun kini digunakan sebagai antihistamin.
Senyawa-senyawa lain seperti cromoglicate dan nedocromil, mampu mencegah
penglepasan histamin dengan cara menstabilkan sel mast, sehingga mencegah
degranulasinya.
PENGGUNAAN UMUM

Menghilangkan gejala yang behubungan dengan alergi, termasuk rinithis, urtikaria


dan angiodema, dan sebagai terapi adjuvant pada reaksi anafilaksis. Beberapa antihistamin
digunakan untuk mengobati mabuk perjalanan (dimenhidrinat dan meklizin), insomnia
(difenhidramin), reaksi serupa parkinson (difenhidramin), dan kondisi nonalergi
lainnya.Lazimnya dengan “antihistaminika” selalu dimaksud H-1 blockers. Selain bersifat
antihistamin, obat-obat ini juga memiliki berbagai khasiat lain, yakni daya antikolinergis,
antiemetis dan daya menekan SSP (sedative), dan dapat menyebabkan konstipasi, mata
kering, dan penglihatan kabur, sedangkan beberapa di antaranya memiliki efek antiserotonin
dan local anestesi (lemah).

Berdasarkan efek ini, antihistamin digunakan secara sistemis ( oral,injeksi) untuk


mengobati simtomatis bermacam-macam gangguan alergi yang disebabkan oleh
pembebasan histamine.

Fisiologi lecture ub

1.1.1 FUNGSI ABSORPSI

Kulit tidak bisa menyerap air, tapi bisa menyerap material larut-lipid
seperti vitamin A, D, E, dan K, obat-obatan tertentu, oksigen dan karbon
dioksida. Permeabilitas kulit terhadap oksigen, karbondioksida dan uap air
memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi. Selain itu
beberapa material toksik dapat diserap seperti aseton, CCl4, dan merkuri.
Beberapa obat juga dirancang untuk larut lemak, seperti kortison, sehingga
mampu berpenetrasi ke kulit dan melepaskan antihistamin di tempat
peradangan. Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit,
hidrasi, kelembaban, metabolisme dan jenis vehikulum. Penyerapan dapat
berlangsung melalui celah antarsel atau melalui muara saluran kelenjar; tetapi
lebih banyak yang melalui sel-sel epidermis daripada yang melalui muara
kelenjar.
Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat,
tapi cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap. Permeabilitas kulit
terhadap O2, CO2 dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian
pada fungsi respirasi.

1.1.2 FUNGSI EKSKRESI


Kulit juga berfungsi dalam ekskresi dengan perantaraan dua kelenjar
eksokrinnya, yaitu kelenjar sebasea dan kelenjar keringat:
 Kelenjar sebasea
Kelenjar sebasea merupakan kelenjar yang melekat pada folikel rambut dan
melepaskan lipid yang dikenal sebagai sebum menuju lumen. Sebum
dikeluarkan ketika muskulus arektor pili berkontraksi menekan kelenjar
sebasea sehingga sebum dikeluarkan ke folikel rambut lalu ke permukaan
kulit. Sebum tersebut merupakan campuran dari trigliserida, kolesterol,
protein, dan elektrolig. Sebum berfungsi menghambat pertumbuhan bakteri,
melumasi dan memproteksi keratin.
 Kelenjar keringat
Walaupun stratum korneum kedap air, namun sekitar 400 mL air dapat
keluar dengan cara menguap melalui kelenjar keringat tiap hari. Seorang
yang bekerja dalam ruangan mengekskresikan 200 mL keringat tambahan,
dan bagi orang yang aktif jumlahnya lebih banyak lagi. Selain
mengeluarkan air dan panas, keringat juga merupakan sarana untuk
mengekskresikan garam, karbondioksida, dan dua molekul organik hasil
pemecahan protein yaitu amoniak dan urea. Terdapat dua jenis kelenjar
keringat, yaitu kelenjar keringat apokrin dan kelenjar keringat merokrin.
 Kelenjar keringat apokrin terdapat di daerah aksila, payudara dan pubis,
serta aktif pada usia pubertas dan menghasilkan sekret yang kental dan bau
yang khas. Kelenjar keringat apokrin bekerja ketika ada sinyal dari sistem
saraf dan hormon sehingga sel-sel mioepitel yang ada di sekeliling kelenjar
berkontraksi dan menekan kelenjar keringat apokrin. Akibatnya kelenjar
keringat apokrin melepaskan sekretnya ke folikel rambut lalu ke permukaan
luar.
 Kelenjar keringat merokrin (ekrin) terdapat di daerah telapak tangan dan
kaki. Sekretnya mengandung air, elektrolit, nutrien organik, dan sampah
metabolisme. Kadar pH-nya berkisar 4.0 – 6.8. Fungsi dari kelenjar
keringat merokrin adalah mengatur temperatur permukaan,
mengekskresikan air dan elektrolit serta melindungi dari agen asing dengan
cara mempersulit perlekatan agen asing dan menghasilkan dermicidin,
sebuah peptida kecil dengan sifat antibiotik.
1.1.3 FUNGSI PRESEPSI
Kulit adalah organisme sensorik bagi lingkungan luar.Banyak ujung
saraf sensorik terbungkus dan bebas di dalam kulit berespons terhadap
suhu (panas dan dingin), sentuhan, nyeri, dan tekanan. Kulit mengandung
ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis.Terhadap rangsangan
panas diperankan oleh badan-badan ruffini di dermis dan
subkutis.Terhadap dingin diperankan oleh badan-badan krause yang
terletak di dermis. Badan taktil meissner terletak di papilla dermis
berperan terhadap rabaan, demikian pula badan markel ranvier yang
terletak di epidermis. Sedangkan terhadap tekanan diperankan oleh badan
paccini di epidemis. Saraf-saraf sensorik tersebut lebih banyak jumlahnya
di daerah yang erotik.
1.1.4 FUNGSI PENGATURAN SUHU TUBUH
Kulit berkontribusi terhadap pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)
melalui dua cara: pengeluaran keringat dan menyesuaikan aliran darah di
pembuluh kapiler. Pada saat suhu tinggi, tubuh akan mengeluarkan keringat
dalam jumlah banyak serta memperlebar pembuluh darah (vasodilatasi)
sehingga panas akan terbawa keluar dari tubuh. Sebaliknya, pada saat suhu
rendah, tubuh akan mengeluarkan lebih sedikit keringat dan mempersempit
pembuluh darah (vasokonstriksi) sehingga mengurangi pengeluaran panas
oleh tubuh.

1.1.5 FUNGSI PEMBENTUKAN VITAMIN D


Sintesis vitamin D dilakukan dengan mengaktivasi prekursor 7
dihidroksi kolesterol dengan bantuan sinar ultraviolet. Enzim di hati dan
ginjal lalu memodifikasi prekursor dan menghasilkan calcitriol, bentuk
vitamin D yang aktif. Calcitriol adalah hormon yang berperan dalam
mengabsorpsi kalsium makanan dari traktus gastrointestinal ke dalam
pembuluh darah.
Walaupun tubuh mampu memproduksi vitamin D sendiri, namun belum
memenuhi kebutuhan tubuh secara keseluruhan sehingga pemberian
vitamin D sistemik masih tetap diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai