PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang dari praktikum pengukuran waktu kerja,
tujuan praktikum pengukuran waktu kerja, manfaat praktikum pengukuran waktu kerja,
batasan praktikum pengukuran waktu kerja serta asumsi dari praktikum pengukuran waktu
kerja.
1
Dengan stopwatch time study baik untuk diaplikasikan pada pekerjaan yang singkat dan
berulang (repetitive). Dari hasil pengukuran akan diperoleh waktu baku untuk
menyelesaikan suatu siklus pekerjaan yang akan dipergunakan sebagai waktu standar
penyelesaian suatu pekerjaan bagi semua pekerja. Pada praktikum work measurement kali
ini menggunakan metode snap –back method. Untuk metode snap-back method), jarum
penunjuk stop watch akan selalu dikembalikan (snap-back) lagi ke posisi nol pada setiap
akhir dari elemen kerja yang diukur. Keuntungan metode ini adalah pengamat akan dapat
mengetahui variasi data waktu selama proses kerja berlangsung untuk setiap elemen kerja.
Sedangkan untuk metode pengukuran waktu secara akumulatif memungkinkan pembaca
data waktu secara langsung untuk masing-masing eleman kerja yang ada. Metode ini
memberikan keuntungan pembacaan yang lebih mudah dan lebih teliti.
Dalam pengukuran performansi kerja, dapat dilakukan dengan empat metode, yaitu
Skill and Effort Rating, Speed Rating, Westing House System’s Rating, Synte\hetic Rating.
Pada praktikum kali ini menggunakan Westing House System Rating karena pengukur
mempunyai sistematika yang jelas. Westing House System Rating diimplmentasikan
dengan cara membuat tabel tingkat performa (Performance Rating Table). Yakni tabel
yang berisikan nilai angka yang didasarkan pada tingkat masing-masing 4 faktor. Pada
bagian akhir, untuk menormalkan waktu, maka dilakukan pengalian waktu yang diperoleh
dari pengukuran kerja dengan jumlah ke 4 (empat) faktor rating yang dipilih. Skill
(Keterampilan): kemampuan mengikuti cara kerja yang ditetapkan. Effort (Usaha):
kesungguhan yang ditunjukkan operator ketika bekerja. Condition (Kondisi kerja): kondisi
lingkungan fisik lingkungan (pencahayaan, temperatur, dan kebisingan ruangan)
Consistency (Konsistensi): kenyataan bahwa setiap hasil pengukuran waktu menunjukkan
hasil yang berbeda-beda.
Praktikum pengukuran waktu kerja ini dilakukan untuk memahami pengukuran waktu
kerja dan konsep kerja, melakukan pengamatan waktu untuk didapatkan waktu tertentu
dalam proses perakitan dari awal hingga akhir untuk pengukuran waktu kerja. Dari
perhitungan waktu yang telah didapatkan maka kita bisa menganalisa tentang waktu
normal untuk melakukan pekerjaan tersebut.
2
1. Mampu memahami konsep kerja, sistem kerja dan perannya dalam meningkatkan
efisiensi dan produktivitas.
2. Mampu menjalankan prosedur pengamatan kerja untuk keperluan pengukuran waktu
kerja.
3. Mampu memahami pengukuran waktu kerja.
4. Mampu membuat rencana peta proses operasi dan output standar.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai operation process chart, stopwatch time study,
westing house system’s rating, pengujian data, dan waktu standar serta output standar.
5
Tabel 2. 1
Simbol ASME
Nama
Simbol Definisi Kegiatan
Kegiatan
Kegiatan operasi yang terjadi apabila benda kerja mengalami
perubahan sifat baik fisik maupun kimiawinya. Operasi merupakan
Operasi kegiatan yang paling banyak terjadi dalam suatu proses yang
biasanya terjadi di suatu mesin atau stasiun kerja.*)
Kegiatan pemeriksaan terhadap benda kerja atau peralatan, baik dari
segi kualitas maupun kuantitas. Lambang ini digunakan untuk
Inspeksi melakukan pemeriksaan terhadap suatu objek tertentu agar sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan. *)
Kegiatan menyimpan benda kerja untuk waktu yang cukup lama.
Jika benda kerja tersebut akan diambil kembali biasanya melakukan
Menyimpan
prosedur perizinan tertentu. *)
6
2.2 Stopwatch Time Study
Pengukuran waktu kerja menggunakan jam henti diperkenalkan Frederick W. Taylor
pada abad ke-19. Metode ini baik untuk diaplikasikan pada pekerjaan yang singkat dan
berulang (repetitive). Dari hasil pengukuran akan diperoleh waktu baku untuk
menyelesaikan suatu siklus pekerjaan yang akan dipergunakan sebagai waktu standar
penyelesaian suatu pekerjaan bagi semua pekerja.
Metode pengukuran waktu yang digunakan untuk mengukur waktu elemen kerja metode
stopwatch time study antara lain:
1. Pengukuran Waktu Secara Terus Menerus (Continuous Timing)
Tombol stopwatch ditekan pada saat awal elemen kerja dan terus dibiarkan berjalan
selama periode studi. Waktu setiap elemen kerja akan diperoleh dengan cara
pengurangan dan dilakukan setelah studi pengukuran kerja selesai dilaksanakan.
2. Pengukuran Waktu Secara Berulang (Snap-Back Method)
Jarum penunjuk stopwatch selalu dikembalikan ke posisi nol setiap kali satu elemen
kegiatan selesai dilaksanakan. Waktu yang diamati dan dicatat merupakan waktu yang
sebenarnya.
3. Pengukuran Waktu Secara Penjumlahan (Accumulative Timing)
Merupakan kombinasi cara pengukuran dengan metode continuous dan snap-back
(pengukuran dilaksanakan dengan menggunakan dua atau lebih stopwatch yang bekerja
secara bergantian).
7
kondisi kerja adalah kondisi fisik lingkungan seperti keadaan pencahayaan, temperatur dan
kebisingan ruangan. konsistensi adalah waktu penyelesaian yang selalu tetap dari waktu ke
waktu (Sritomo, 1992).
Menurut Sutalaksana (2012), klasifikasi dari kategori tiap faktor yang ada di Westing
House System’s Rating adalah sebagai berikut. Commented [DS2]: Disamain semua penulisannya
Westing House System’s rating
1. Skill merupakan suatu cara untuk mengikuti tata cara kerja yang diterapkan, untuk itu
Commented [DS3]: Italic2 nya dibenerin lagi (yg lain2
keterampilan dibagi menjadi 6 kelas dengan ciri ciri dan definisi sebagai berikut. nya juga)
a. Super Skill
Secara bawaan cocok dengan pekerjaannya
Bekerja dengan sempurna
Tampak seperti telah berlatih secara baik
Gerakan gerakannya halus dan sangan cepat sehingga sangat sulit untuk diikuti
Kadang kadang terkesan tidak berbeda dengan gerakan gerakan mesin
Perpindahan darisatu elemen pekerjaan ke elemen pekerjaan lainnya tidak
terlampau terlihat karena lancarnya
Tidak terkesan adanya gerakan gerakan berfikir dan merencana tentang apa
yang dikerjakan (sudah sangat otomatis)
Secara umum dapat dikatakan bahwa pekerja yang bersangkutan merupakan
pekerja yang terbaik.
b. Excellent Skill
Percaya pada diri sendiri.
Tampak cocok dengan pekerjaannya
Terlihat telah terlatih baik
Bekerja teliti dengan tidak banyak melakukan pengukuran pengukuran atau
pemeriksaan pemeriksaan
Gerakan gerakannya kerjanya beserta urutan urutan kerjanya dijalankan tanpa
kesalahan
Menggunakan peralatan dengan baik
Bekerjanya cepat tanpa mengorbankan mutu
Bekerjanya cepat tetapi halus
Bekerja berirama dan terkoordinasi
c. Good Skill
8
Kualitas hasil baik
Bekerjanya tampak lebih baik dari pada kebanyakan pekerja umumnya
Dapat memberi petunjuk petunjuk pada pekerja lain yang keterampilannya
lebih rendah
Tampak jelas sebagi pekerja yang cakap
Tidak memerlukan banyak pengawasan
Tiada keragu raguan
Bekerjanya stabil
Gerakan gerakannya terkoordinasi dengan baik
Gerakan gerakannya cepat
d. Average Skill
Tampak adanya kepercayaan pada diri sendiri
Gerakan gerakannya tidak cepat tetapi tidak lambat
Terlihat adanya perencanaan perencanaan pekerjaan
Gerakan gerakannya cukup menunjukkan tiadanya keragu raguan
Mengkorrdinasi tangan dan pikiran dengan cukup baik
Tampak cukup terlatih dan karenanya mengetahui seluk beluk pekerjaannya
Bekerja cukup teliti
Secara keseluruhan cukup memuaskan
e. Fair Skill
Tampak terlatih tapi belum cukup baik
Mengenal peralatan dan lingkungan secukupnya
Terlihat adanya perencanaan perencanaan sebelum melakukan gerakan.
Tidak mempunyai kepercayaan diri yang cukup
Tampaknya seperti tidak cocok dengan pekerjaannya tetapi telah ditempatkan
dipekerjaan itu sejak lama
Mengetahui apa yang dilakukan dan harus dilakukan tetapi tampak tidak selalu
yakin
Sebagian waktu terbuang karena kesalahan kesalahan sendiri
Jika tidak bekerja sungguh sungguh outputya akan sangat rendah
Biasanya tidak ragu ragu dalam menjalankan gerakan gerakannya.
f. Poor Skill
9
Tidak bisa mengkoordinasi tangan dan pikiran
Gerakan gerakannya kaku
Kelihatan tidak adanya keyakinan keyakinan pada urutan urutan pekerjaan
Seperti yang tidak terlatih untuk pekerjaan yang bersangkutan
Tidak terlihat adanya kecocokan pada pekerjaannya
Ragu ragu dalam menjalankan gerakan gerakan kerja
Sering melakukan kesalahan kesalahan
Tidak adanya kepercayaan pada diri sendiri
Tidak bias mengambil inisiatif sendiri
2. Effort merupakan kesungguhan yang ditunjukkan atau diberikan operator ketika
melakukan pekerjaannya
a. Excessive Effort
Kecepatannya sangat berlebihan
Usahanya sangat sungguh sungguh tetapi dapat membahayakan kesehatannya
Kecepatan yang ditibulkan tidak dapat dipertahankan sepanjang hari kerja
b. Excellent Effort
Jelas terlihat kecepatan kerjanya yang tinggi
Gerakan gerakannya lebih “ekonomis” dari pada operator operator biasa
Penuh perhatian pada pekerjaannya
Banyak memberi saran saran
Menerima saran saran dan petunjuk petunjuk dengan senang
Percaya kepada kebaikan maksud pengukuran waktu
Tidak dapat bertahan lebih dari beberapa hari
Bangga atas kelebihannya
Gerakan gerakan yang salah terjadi sangat jarang sekali. Bekerjanya sistematis
Karena lancarnya, perpindahan darisatu elemen ke elemen yang lain tidak
terlihat
c. Good Effort
Bekerja berirama
Saat saat menganggur sangat sedikit, bahkan tidak ada
Penuh pehartian pada pekerjaannya
Kecepatannya baik dan dapat dipertahankan sepanjang hari
10
Percaya pada kebaikan maksud pengukuran waktu
Memberi saran saran dan petunjuk petunjuk dengan senang
Dapat memberikan saran saran untuk perbaikan kerja
Tempat kerjanya diatur baik dan rapih
Menggunakan alat alat yang tepat dengan baik
Memelihara dengan baik kondisi peralatan.
d. Average Effort
Tidak sebaik good, tetapi lebih baik dari poor
Bekerja dengan stabil
Menerima saran saran tetapi tidak melaksanakannya
Set up dilaksanakan dengan baik
Melakukan kegiatan kegiatan perencanaan
e. Poor Effort
Banyak membuang buang waktu
Tidak memperlihatkan adanya minat kerja
Tidak mau menerima saran saran
Tampak malas dan bekerja lambat
Melakukan gerakan gerakan yang tidak perlu untuk mengambil alat alat dan
bahan bahan
Tempat kerjanya tidak diatur dengan rapih
Tidak peduli pada cocok / baik tidaknya peralatan yang dipakai
Mengubah ubah tata letak tempat kerja yang telah diatur
Set up kerjanya terlihat tidak baik.
3. Condition atau kondisi fisik dalam Westing House System’s Rating yang dibagi menjadi
5 kelas diantaranya Excellent, Good, Average, Fair dan Poor. kondisi kerja menurut
Westing House System’s Rating adalah kondisi fisik lingkungan meliputi keadaan
pencahayaan, temperatur dan kebisingan ruangan. Faktor kondisi kerja merupakan
faktor yang ada diluar kondisi operator, sehingga dalam mengubahnya, pihak
management-lah yang dapat mengubahnya. Kondisi fisik yang ideal tidak selalu sama
antara kondisi fisik proses kerja satu dengan prose kerja yang lainnya. Hal ini
dikarenakan menyesuaikan proses kerja yang terjadi guna mendukung performance
11
kerja operator yang bersangkutan. Sehingga dalam proses penilaiannya peneliti harus
mengetahui kondisi seperti apa untuk mendukung performance kerja operator tersebut.
4. Consistency atau konsistensi, hal ini karena pada saat pengukuran waktu, waktu
penyelesaian operator selalu berubah-ubah. Sebagaimana dengan hal tersebut,
konsistensi dibagi menjadi 6 kelas yaitu: perfect, excellent, good, average, fair dan poor.
Operator dapat dikatakan perfect apabila dapat bekerja dengan waktu yang dapat
dikatakan tetap dari saat ke saat. Sebaliknya operator dapat dikatakan memiliki
konsistensi poor apabila waktu penyelesaiannya berselisih jauh dari rata-rata secara
acak.
Berikut ini merupakan tabel parameter Westing House System’s Rating.
Tabel 2. 2
Westing House System's Rating
SKILL EFFORT
+ 0,15 A1 – Superskill 0,00 D1 – Average + 0,13 A1 – Excessive 0,00 D1 – Average
+ 0,13 A2 - 0,05 E1 – Fair + 0,12 A2 - 0,04 E1 – Fair
+ 0,11 B1 – Excellent - 0,10 E2 + 0,10 B1 – Excellent - 0,08 E2
+ 0,08 B2 - 0,16 F1 – Poor + 0,08 B2 - 0,12 F1 – Poor
+ 0,06 C1 – Good - 0,22 F2 + 0,05 C1 – Good - 0,17 F2
+ 0,03 C2 + 0,02 C2
CONDITIONS CONSISTENCY
+ 0,06 A – Ideal + 0,04 A – Perfect
+ 0,04 B – Excellent + 0,03 B – Excellent
+ 0,02 C – Good + 0,01 C – Good
0,00 D – Average 0,00 D – Average
- 0,03 E – Fair - 0,02 E – Fair
- 0,07 F – Poor - 0,04 F – Poor
Sumber: Wignjosoebroto (2008)
Keterangan:
PR = 1 + Total Westing House System’s Rating
12
𝑘
√𝑁.∑ 𝑥𝑖 2 −(∑ 𝑥𝑖)2
𝑁′ = [𝑠 ∑ 𝑥𝑖
] (2-1)
𝑋̅ = Rata-rata
k= Nilai indeks pada tabel distribusi normal yang besarnya tergantung tingkat
kepercayaan yang diambil.
BKA = Batas Kendali Atas
BKB = Batas Kendali Bawah
13
2.6 Uji Normalitas Data
Uji normalitas adalah pengujian data untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi
normal atau tidak (Imam Ghazali, 2011:29). Data yang berdistribusi normal akan
memperkecil kemungkinan terjadinya bias. Dalam penelitian ini, untuk mengetahui
kenormalan distribusi data menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test melalui program SPSS
21 for windows. Apabila nilai Asymp. Sig. suatu variabel lebih besar dari level of significant
5% (> 0.050) maka variabel tersebut terdistribusi normal, sedangkan jika nilai Asymp. Sig.
suatu variabel lebih kecil dari level of significant 5% (< 0.050) maka variabel tersebut tidak
terdistribusi dengan normal. (Apriyono, 2013)
Berikut rumus untuk melakukan perhitungan uji normalitas data
(01 − 𝐸1 )
𝑋2 = Σ 𝐸1
(2-5)
Sumber: Handayani, 2016 Commented [DS6]: format
Waktu standar adalah jumlah waktu yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu
pekerjaan dalam kondisi standar, yakni dengan memperhitungkan penyesuaian dan
kelonggaran yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut. Berikut merupakan
penjelasan dari waktu siklus, waktu normal, waktu standar, dan output standar.
Σ𝜒
𝑊𝑠𝑖𝑘𝑙𝑢𝑠 = Σ 𝑁 𝑖 (2-6)
Sumber: Wignjosoebroto (2008)
Keterangan:
𝜒𝑖 = Waktu untuk mengamati (detik)
𝑁 = Jumlah pengamatan
2.7.2 Waktu Normal
Waktu normal adalah waktu penyelesaian pekerjaan yang diselesaikan oleh pekerja
dalam kondisi wajar dan kemampuan rata-rata.
𝑊𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙= 𝑊𝑠𝑖𝑘𝑙𝑢𝑠 × 𝑃 (2-7)
Sumber: Wignjosoebroto (2008)
14
Keterangan:
𝑊𝑠𝑖𝑘𝑙𝑢𝑠 = Waktu siklus (detik)
P = Performance rating
15
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Pada bab ini akan dibahas mengenai diagram alir praktikum, alat dan bahan, dan
prosedur pelaksanaan praktikum yang terdiri dari proses perakitan benda kerja yang
nantinya akan menjadi suatu produk.
17
Digunakan untuk menyambungkan kabel dengan lampu LED
12. Stopwatch
Digunakan untuk mengetahui waktu kerja operator
13. Worksheet
Digunakan untuk mencatat hasil pengamatan
14. Jarum suntik
Digunakan sebagai alat bantu untuk menempelkan benda kerja
18
3.2 Diagram Alir
Berikut ini merupakan diagram alir pada modul Work Measurement
Mulai A
Tinjauan Pustaka
Ya
Menentukan Performance
Breakdown elemen
Rating
kerja
Menentukan Allowance
Pengambilan data
waktu
Apakah data
Tidak Penambahan data Menghitung waktu standar
mencukupi?
Ya
Menganalisa hasil
pengamatan
Apakah data sudah
Tidak Eliminasi data
seragam?
Uji normalitas
A Selesai
19
3.3 Prosedur Pelaksanaan Praktikum
Berikut ini prosedur praktikum pada modul Work Measurement.
1. Mulai
2. Mempelajari tinjauan pustaka Commented [DS8]: Di flowchart masih belum pake input
ya
3. Mengidentifikasi masalah
4. Breakdown elemen kerja
5. Melakukan pengambilan data waktu pengerjaan setiap langkah menggunakan
stopwatch
6. Melakukan uji kecukupan data
7. Apakah data mencukupi? Jika Ya, lanjut ke langkah 9, jika Tidak lanjut ke langkah 8
8. Melakukan penambahan data
9. Melakukan uji keseragaman data
10. Apakah data sudah seragam? Jika Ya lanjut ke langkah 12, jika Tidak lanjut ke
langkah 11
11. Melakukan eliminasi data
12. Melakukan uji normalitas
13. Apakah data normal? Jika Ya lanjut ke langkah 15, jika Tidak lanjut ke langkah 14
14. Melakukan uji statistik Non-Parametrik
15. Menentukan Performance Rating dari operator
16. Menentukan Allowance
17. Menghitung waktu siklus
18. Menghitung waktu normal
19. Menghitung waktu standar
20. Membuat Operation Process Chart (OPC)
21. . Commented [DS9]: Output: Waktu observasi, Normal,
Standar, Output standar, mini clock, Performance rating,
22. Menganalisa hasil pengamatan Operation Process Chart (OPC)
20
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan membahas tentang gambaran umum praktikum, operation process
chart, rekap waktu proses pembuatan produk, uji kecukupan data, uji keseragaman data, uji
normalitas, menentukan performance rating dan allowance, perhitungan waktu observasi,
waktu normal, dan waktu standar serta analisis hasil pengukuran kerja dari praktikum Work
Measurement.
Pada praktikum Work Measurement ini dilakukan pengukuran kerja pada tahap
pembuatan produk dan tahap perakitan produk. Bertujuan agar dapat memahami dan
menerapkan konsep serta sistem kerja untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
Waktu yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan operator dalam menyelesaikan setiap
elemen kerja yang ada dalam proses. Terdapat 5 workstation yaitu Meja, Mesin Engraver, Commented [DS11]: Kata asing ya dibenerin semuaaaa
Mesin Scroll Saw, Mesin gerinda dan Assembling. Dengan masing masing elemen kerja
didalamnya. Masing masing kelompok akan membagi jobdesk diantaranya adalah 1 orang
operator yang akan membuat produk sesuai dengan elemen-elemen kerja yang sudah
ditentukan, 1 orang pemegang stopwatch, 2 orang pengamat untuk menentukan performance
rating berdasarkan kondisi – kondisi operator, 1 orang pemegang worksheet untuk mencatat
waktu dan 1 orang dokumentasi.
Praktikum ini menggunakan beberapa alat bantu atau metode analisis untuk
mendapatkan hasil yang diharapkan. Diantaranya adalah Operation Process Chart sebagai
penggambaran urutan kerja secara rinci, pengukuran kerja menggunakan jenis metode jam
henti yaitu Snap-Back Method. Dimana jarum penunjuk stopwatch selalu dikembalkan ke
posisi nol setiap satu elemen kerja selesai dilaksanakan. Kemudian pengukuran performansi
kerja mengunakan metode Westing House System’s Rating yang digunakan untuk mengukur
performansi kerja operator dengan acuan 4 kriteria yaitu kecakapan, usaha, kondisi kerja,
dan konsistensi. Kemudian alat bantu untuk menguji data, diantaranya adalah uji kecukupan
data, uji keseragaman data, dan uji normalitas. Kemudian alat bantu untuk menentukan
waktu standar dan output standar yaitu dengan penentuan waktu siklus, waktu normal, waktu
standar dan output standar.
22
4.2 Operation Process Chart
Berikut merupakan peta proses operasi dari pembuatan 3D Polaroid LED Frame.
Gambar 4. 1 Operation Process Chart Polaroid LED Frame Commented [DS12]: Benerin opc
Pada Operation Process Chart diatas dapat disimpulkan bahwa dalam pembuatan
produk Polaroid LED frame dilakukan dengan 17 proses operasi dan 4 proses operasi &
inspeksi. Dengan total waktu 3435 detik atau 57 menit 25 detik.
23
4.3 Rekap Waktu Proses Keseluruhan Pembuatan Produk
Dalam subbab ini akan dijelaskan mengenai rekap waktu proses keseluruhan pembuatan
produk polaroid LED frame dalam bentuk tabel berdasarkan workstation-nya. Berikut
merupakan rekap waktu proses keseluruhan pembuatan produk pada 5 workstation dengan
6 kali replikasi. Commented [DS13]: Dibikin poin2
1.Workstation 1
Tabel 4. 1 Rekap Waktu Proses Elemen Kerja Workstation 1 (Meja) Berikut ini merupakan rekap waktu prosesn elemen
Elemen Kerja kerja pada ws 1
Mengukur rel dan membagi garis (tabel)
1
88 detik 2.Workstation 2
Mengukur alas akrilik dan membagi garis
2 3.dst
210 detik
Mengukur frame belakang akrilik dan membagi garis
3
90 detik
Membuka bungkus akrilik pada alas akrilik
4
7 detik
Membuka bungkus akrilik pada frame belakang akrilik
5
8 detik
Memasang double tape pada bagian belakang frame depan akrilik
6
108 detik
Membuka bungkus depan akrilik pada frame depan akrilik
7
15 detik
Membuka double tape pada bagian belakang frame depan akrilik
8
53 detik
Tabel 4. 2 Rekap Waktu Proses Elemen Kerja Workstation 2 (Mesin Engraver)
Elemen Kerja
Menempelkan badan akrilik pada Mesin Engraver
9
14 detik
Insert garis pembatas dan desain ukuran
10
15 detik
Menentukan titik nol pada Mesin Engraver
11
115 detik
Melakukan pengukiran garis pembatas dan desain ukiran
12
705 detik
Mengambil benda kerja
13
9 detik
Mengembalikan dan membersihkan Mesin Engraver sesuai kondisi awal
14
34 detik
Tabel 4. 3 Rekap Waktu Proses Elemen Kerja Workstation 3 (Mesin Scroll Saw)
Elemen Kerja
Memotong rel akrilik
15
135 detik
Memotong alas akrilik
16
359 detik
Memotong frame belakang akrilik
17
557 detik
Memotong frame depan akrilik
18
288 detik
24
Tabel 4. 4 Rekap Waktu Proses Elemen Kerja Workstation 4 (Mesin Gerinda)
Elemen Replikasi
Kerja 1 2 3 4 5 6
Inspeksi rel akrilik
19
30 detik 18 detik 11 detik 8 detik 26 detik 10 detik
Inspeksi alas akrilik
20
22 detik 6 detik 9 detik 10 detik 19 detik 18 detik
Inspeksi frame depan akrilik
21
11 detik 6 detik 3 detik 8 detik 6 detik 11 detik
Inspeksi frame belakang akrilik
22
6 detik 5 detik 6 detik 7 detik 10 detik 6 detik
Pengerjaan kembali rel akrilik
23
51 detik 27 detik 46 detik 38 detik 22 detik 17 detik
Pengerjaan kembali alas akrilik
24
51 detik 11 detik 9 detik 17 detik 25 detik 10 detik
Pengerjaan kembali frame depan akrilik
25
85 detik 21 detik 50 detik 11 detik 19 detik -
Pengerjaan kembali frame belakang akrilik
26
18 detik 7 detik 14 detik - - -
Tabel 4. 5 Rekap Waktu Proses Elemen Kerja Workstation 5 (Assembling)
Elemen Replikasi
Kerja 1 2 3 4 5 6
Membuka kertas pelindung akrilik pada frame belakang
27
3 detik 4 detik 1 detik 3 detik 2 detik 1 detik
Membuka kertas pelindung akrilik pada alas akrilik
28
2 detik 3 detik 1 detik 1 detik 1 detik 2 detik
Menempelkan rel pada alas akrilik
29
40 detik 29 detik 21 detik 23 detik 22 detik 24 detik
Menempelkan frame depan pada rel
30
45 detik 33 detik 17 detik 15 detik 16 detik 15 detik
Menempelkan frame belakang pada rel
31
18 detik 17 detik 16 detik 13 detik 15 detik 15detik
Membuka double tape lampu LED dan menempelkan pada alas akrilik
32
21 detik 15 detik 14 detik 11 detik 9 detik 8 detik
Menyolder kabel dengan slot pada lampu LED
33
24 detik 25 detik 30 detik 19 detik 20 detik 22 detik
Memasang baterai pada slot
34
2 detik 2 detik 1 detik 2 detik 2 detik 2 detik
25
Di rumus tersebut terdapat variabel ‘k’ dan ‘s’ yang masing masing merupakan tingkat Commented [DS14]: format rumus
sumber
kepercayaan dan derajat ketelitian dalam pengamatan. Dan pada pengukuran praktikum ini
menggunakan tingkat keyakinan 95%. Karena dalam pengukuran waktu tingkat ketelitian
seperti ini memang lazim digunakan dan keakuratannya dianggap sudah mewakili data
yang ada sehingga jika kesalahan terjadi tidak menyebabkan kesalahan fatal ataupun
beresiko. Jika hasil N’ > N maka data tidak mencukupi dan harus dilakukan pengukuran
tambahan. Sedangkan jika N’ < N maka data sudah tercukupi dan tidak perlu dilakukan
pengukuran tambahan. Berikut adalah perhitungan uji kecukupan data pada masing-masing
elemen kerja di workstation 5.
1. Elemen kerja 27:
2
2
𝑥 40 − 196
′ 0,05 √6
𝑁 = [ ] = 359,183
14
2. Elemen kerja 28: Commented [DS15]: ini masi yg salah ya? Dibenerin dulu
semuanya trus di format sama disatuin
2
2
𝑥 20 − 100
0,05 √6
𝑁′ = [ ] = 319,99
10
26
2
2
𝑥 3346 − 19600
′ 0,05 √6
𝑁 = [ ] = 18496
140
Dapat disimpulkan bahwa pada perhitungan Workstation 5 data dianggap tidak cukup
karena didapatkan hasil N’ > N. Tetapi karena keterbatasan praktikum dan diasumsikan data
cukup, maka data tidak dapat diambil ulang sesuai dengan teori seharusnya. Berikut adalah
tabel dari hasil perhitungan uji kecukupan data pada setiap elemen kerja di Workstation 5.
Tabel 4. 6 Hasil Perhitungan Uji Kecukupan Data pada Elemen Kerja Workstation 5
Elemen Replikasi 𝟐
N ∑ 𝑿𝒊 ∑ 𝑿𝟐𝒊 (∑ 𝑿𝒊 ) 𝑵′
Kerja 1 2 3 4 5 6
27 3 4 1 3 2 1 6 14 40 196 359,183
28 2 3 1 1 1 2 6 10 20 100 319,99
29 40 29 21 23 22 24 6 159 4471 25281 97,78
30 45 33 17 15 16 15 6 141 4109 19881 384,125
31 18 17 16 13 15 15 6 94 1488 8836 16,659
32 21 15 14 11 9 8 6 78 1128 6084 179,881
33 24 25 30 19 20 22 6 140 3346 19600 18496
34 2 2 1 2 2 2 6 11 21 121 330,578
27
BKA = Batas Kendali Atas
BKB = Batas Kendali Bawah
Pengujian keseragaman data dilakukan untuk mengetahui homogenitas data atau untuk
mengetahui tingkat keyakinan tertentu. Berikut adalah salah satu contoh perhitungan uji
keseragaman pada elemen kerja 27 workstation 5.
Tahap 1: Menghitung rata-rata
∑ 𝑋𝑖 14
𝑋̅ = = = 2,33
𝑁 6
Tahap 2: Menghitung standar deviasi
= 1,211
Tahap 3: Menghitung Batas Kendali Atas (BKA) dan Batas Kendali Bawah (BKB)
𝐵𝐾𝐴 = 𝑋̅ + 𝑘 𝜎 = 2,33 + (2 𝑥 1,211) = 5, 966
𝐵𝐾𝐵 = 𝑋̅ − 𝑘 𝜎 = 2,33 − (2 𝑥 1,211) = −1,31
Dari tahap perhitungan diatas maka didapat rata-rata sebesar 2,33 dan standar deviasi
sebesar 1,21 serta BKA dan BKB sebesar 5,966 dan -1,31 dari elemen kerja tersebut.
28
Tabel 4. 7 Hasil Rekap Uji Keseragaman Data pada Elemen Kerja Workstation 5
Elemen Replikasi ke- Juml Standar
Mean BKA BKB Ket.
Kerja 1 2 3 4 5 6 ah Deviasi
27 3 4 1 3 2 1 14 2,333 1,211 5,966 -1,3 Seragam
28 2 3 1 1 1 2 10 1,67 0,8165 4,120 -0,780 Seragam
29 40 29 21 23 22 24 159 26,5 7,176 48.03 4.97 Seragam
30 45 33 17 15 16 15 141 23,5 12,61 61,33 -14.33 Seragam
31 18 17 16 13 15 15 94 15,67 1,751 20,92 10.42 Seragam
32 21 15 14 11 9 8 78 13 4,775 27,33 -1,33 Seragam
33 24 25 30 19 20 22 140 23,3 3,983 35,25 11,35 Seragam
34 2 2 1 2 2 2 11 1,83 0,4082 3,055 0,605 Seragam Commented [DS16]: Ga gini ☹
Dari tabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh data dari workstation 5 adalah
seragam sesuai dengan asumsi dari praktikum ini.
29
2. Pilih Probability Plot pada Graph pada MenuBar.
30
Gambar 4. 7 Distribution: Normal
6. Berikut hasil probability distribution plot dari data pada workstation 5. Commented [DS17]: Paragraf pertama kasi pengertian
dan tujuan dari uji normalitas data
Trus dijelasin tahapan uji normalitas data (di screenshot)
31
4.7.1 Menentukan Performance Rating Proses Perakitan Polaroid LED Frame
Performance Rating diperlukan untuk mengukur performansi operator dalam
melakukan pekerjaan. Performance rating yang digunakan pada praktikum ini adalah
menggunakan metode Westing House System’s Rating dengan acuan 4 kriteria yaitu
kecakapan (skill), usaha (effort), kondisi kerja (condition), dan konsistensi (consistency).
Berikut ini merupakan tabel Westing House System’s Rating.
Tabel 4. 8 Westing House System's Rating
SKILL EFFORT
+ 0,15 A1 – Superskill 0,00 D1 – Average + 0,13 A1 – Excessive 0,00 D1 – Average
+ 0,13 A2 - 0,05 E1 – Fair + 0,12 A2 - 0,04 E1 – Fair
+ 0,11 B1 – Excellent - 0,10 E2 + 0,10 B1 – Excellent - 0,08 E2
+ 0,08 B2 - 0,16 F1 – Poor + 0,08 B2 - 0,12 F1 – Poor
+ 0,06 C1 – Good - 0,22 F2 + 0,05 C1 – Good - 0,17 F2
+ 0,03 C2 + 0,02 C2
CONDITIONS CONSISTENCY
+ 0,06 A – Ideal + 0,04 A – Perfect
+ 0,04 B – Excellent + 0,03 B – Excellent
+ 0,02 C – Good + 0,01 C – Good
0,00 D – Average 0,00 D – Average
- 0,03 E – Fair - 0,02 E – Fair
- 0,07 F – Poor - 0,04 F – Poor
Berdasarkan tabel westing house di atas, performance rating operator pada proses
perakitan Polaroid LED Frame dapat ditentukan sebagai berikut:
Tabel 4. 9 Performance Rating
Klasifikasi Rating Nilai
Skill B1 + 0.11
Effort B2 + 0.08
Condition C + 0.02
Consistency B + 0.03
Total 0.24
Performance Rating 1.24
1. Excellent Skill
Operator pada saat praktikum memiliki performance rating B1 karena pada saat
perakitan Polarid LED Frame operator tampak cakap dan terlatih dengan baik, selain
itu operator menggunakan peralatan dengan baik, operator juga melakukan gerakan-
gerakan kerja beserta urutan-urutan kerjanya dijalankan tanpa kesalahan.
2. Excellent Effort
Operator pada saat praktikum memiliki performance rating B2 karena operator dapat
menerima saran-saran dan petunjuk-petunjuk dengan senang, menggunakan alat-alat
32
yang tepat dengan baik, waktu menganggur operator sangat sedikit bahkan tidak ada,
serta operator memelihara dengan baik kondisi peralatan yang digunakan saat praktikum.
3. Good Condition
Operator pada saat praktikum memiliki performance rating C karena kondisi
lingkungan praktikum sudah baik, dimana pencahayaan sudah sesuai untuk melakukan
proses perakitan Polaroid LED Frame dan suhu ruangan pun juga baik sehingga
operator dapat berkonsentrasi dengan baik.
4. Excellent Consistency
Operator pada saat praktikum memiliki performance rating B karena pada saat
perakitan Polaroid LED Frame waktu yang dihabiskan dalam setiap replikasi bersifat
stabil karena memiliki rentang yang sedikit.
Performance rating menggunakan Westing House System’s Rating tidak dilihat dari
satu faktor saja, melainkan dengan melihat ke-empat faktor, yaitu kecakapan (skill), usaha
(effort), kondisi kerja (condition), dan konsistensi (consistency). Operator mendapat nilai
skill B1 sehingga dikatakan Excellent Skill, nilai effort B2 sehingga dikatakan Excellent
Effort, nilai condition C sehingga dikatakan Good Condition dan nilai dari consistency B
sehingga dikatakan Excellent Consistency. Total dari performance rating sejumlah 1,24
sedangkan rata-rata performance rating dari operator kelompok lain yang melakukan proses
perakitan Polaroid LED frame diwaktu yang sama adalah 1,27. Sehingga, performance
rating operator berada dibawah rata-rata, hal ini disebabkan karena effort dan skill dari
operator masih kurang dibandingkan dengan operator kelompok lain yang melakukan proses
perakitan di waktu yang sama.
33
Dikarenakan perakitan Polaroid LED Frame dilakukan saat praktikum sehingga tidak
memungkinkan praktikan untuk ke kamar mandi.
2. Fatigue : 5%
Dikarena pada praktikum ini pekerjaan yang dilakukan oleh operator tergolong Commented [U18]: Pekerjaan yg dilakukan operator
tergolong pekerjaan yang ringan-medium yakni proses
pekerjaan yang ringan – medium yakni proses perakitan yang menyebabkan operator perakitanyang…..
Perhitungan waktu berdasarkan data pada workstation 1 diatas diperoleh waktu siklus
sebesar 76,625 detik.
34
Tabel 4. 12 Waktu Observasi Workstation 2
Elemen Kerja Waktu (detik)
1 14
2 15
3 115
4 709
5 35
6 9
Jumlah 897
Dengan rumus:
∑𝑥 897
𝑊𝑠𝑖𝑘𝑙𝑢𝑠 = = = 149,5 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑁 6
Perhitungan waktu berdasarkan data pada workstation 2 diatas diperoleh waktu siklus
sebesar 149,5 detik.
Perhitungan waktu berdasarkan data pada workstation 3 diatas diperoleh waktu siklus
sebesar 334,75 detik.
35
Menghitung waktu siklus/observasi dengan rumus:
∑𝑥 153,63
𝑊𝑠𝑖𝑘𝑙𝑢𝑠 = = = 19,204 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑁 8
Perhitungan waktu berdasarkan data pada workstation 4 diatas diperoleh waktu siklus
sebesar 19,204 detik.
Setelah diketahui waktu siklusnya lalu menghitung waktu normal dengan rumus:
𝑊𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 = 𝑊𝑠𝑖𝑘𝑙𝑢𝑠 × 𝑃 = 13,375 × 1,24 = 16,585 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Menghitung waktu baku/standar dengan rumus:
100% 100%
𝑊𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 = 𝑊𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 × 100%−%𝐴𝑙𝑙𝑜𝑤𝑎𝑛𝑐𝑒 = 16,585 × 100%−13% = 19,063𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Perhitungan waktu berdasarkan data pada workstation 5 diatas diperoleh waktu siklus
sebesar 13,375 detik, waktu normal sebesar 16,585 detik dan waktu standar sebesar 19,063
detik.
36
Berdasarkan hasil perhitungan output standar awal didapatkan 0,053 unit/detik. Hasil
tersebut harus diubah karena hasil harus ≥1 unit/satuan waktu. Hasil yang masih dalam
second diganti menjadi hours dengan cara dikalikan dengan 3600. Setelah dikalikan
didapatkan hasil ≥ 1 yaitu 1,908. Dari hasil yang telah dirubah dapat diketahui bahwa dalam
satu jam dapat dihasilkan 1 unit produk.
4.9 Analisis Hasil Pengukuran Kerja pada Proses Perakitan Polaroid LED
Frame
a
37
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy
dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the
lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy do g.
39
The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy
dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog. The quick brown fox jumps over the
lazy dog. The quick brown fox jumps over the lazy dog.
40