Anda di halaman 1dari 5

A.

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA KELUARGA


1. PENGERTIAN

Komunikasi keluarga adalah komunikasi yang terjadi dalam sebuah keluarga, yang
merupakan cara seorang anggota keluarga untuk berinteraksi dengan anggota lainnya, sekaligus
sebagai wadah dalam membentuk dan mengembangkan nilai-nilai yang dibutuhkan sebagai
pegangan hidup. Agar anak dapat menjalani hidupnya ketika berada dalam lingkungan masyarakat,
apa yang terjadi jika sebuah pola komunikasi keluarga tidak terjadi secara harmonis tentu akan
mempengaruhi perkembangan anak.
Dalam keluarga ada pula dibagi menjadi beberapa bentuk. Bentuk keluarga menggambarkan
perbedaan social, tingkah laku dan kultur, serta gaya hidup. Dalam asuhan keperawatan, bentuk
keluarga inti perlu diperhatikan, terutama dalam hal pelaksanaan asuhan keperawatan.
2. KARAKTERISTIK
1. Hubungan batin dg status perkawinan
2. Terbentuk secara sengaja
3. Memiliki garis keturunan
4. Memiliki fungsi sitem ekonomi sama
5. Mempunyai fungsi reproduksi
6. Mempunyai tempat tinggal bersama
3. FUNGSI
1. Fungsi efektif, berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan dasar kekuatan
keluarga. Fungsi efektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Anggota keluarga
mengembangkan gambaran diri yang positif, peran dijalankan dengan baiak, dan penuh rasa
kasih sayang.
2. Fungsi sosialisai. Proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu menghasilkan
interaksi social, dan individu tersebut melaksanakan perannya dalam lingkungan social.
Keluarga merupakan tempet individu melaksanakan sosialisai dengan anggota keluarga dan
belajar disiplin, norma budaya, dan perilaku melalui interaksi dalam keluarga, sehingga
individu mampu berperan di dalam masyarakat.
3. Fungsi reproduksi. Fungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber
daya manusia.
4. Fungsi ekonomi. Fungsi unruk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti makanan, pakaian,
perumahan, dan lain-lain.
5. Fungsi perawatan keluarga. Keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan, dan
asuhan kesehatan/keperawatan
4. PENERAPAN STRATEGI KOMUNIKASI TRAMPEUTIK KELUARGA
1. Respek
Komunikasi harus diawali dengan sikap saling menghargai (respectfull attitude). Adanya
penghargaan biasanya akan menimbulkan kesan serupa (timbal balik) dari si lawan diskusi.
Orangtua akan sukses berkomunikasi dengan anak bila ia melakukannya dengan penuh respek.
Bila ini dilakukan maka anak pun akan melakukan hal yang sama ketika berkomunikasi dengan
orangtua atau orang di sekitanya.
2. Empati
Empati adalah kemampuan untuk menempatkan diri kita pada situasi dan kondisi yang dihadapi
orang lain. Syarat utama dari sikap empati adalah kemampuan untuk mendengar dan mengerti
orang lain, sebelum didengar dan dimengerti orang lain.
Orangtua yang baik tidak akan menuntut anaknya untuk mengerti keinginannya, tapi ia akan
berusaha memahami anak atau pasangannya terlebih dulu. Ia akan membuka dialog dengan
mereka, mendengar keluhan dan harapannya. Mendengarkan di sini tidak hanya melibatkan
indra saja, tapi melibatkan pula mata hati dan perasaan. Cara seperti ini dapat memunculkan rasa
saling percaya dan keterbukaan dalam keluarga.
3. Audibel
Audibel berarti “dapat didengarkan” atau bisa dimengerti dengan baik. Sebuah pesan harus dapat
disampaikan dengan cara atau sikap yang bisa diterima oleh si penerima pesan. Raut muka yang
cerah, bahasa tubuh yang baik, kata-kata yang sopan, atau cara menunjuk, termasuk ke dalam
komunikasi yang audibel ini.
4. Jelas
Pesan yang disampaikan harus jelas maknanya dan tidak menimbulkan banyak pemahaman,
selain harus terbuka dan transparan. Ketika berkomunikasi
dengan anak, orangtua harus berusaha agar pesan yang disampaikan bisa jelas maknanya. Salah
satu caranya adalah berbicara sesuai bahasa yang mereka pahami (melihat tingkatan usia).
5. Tepat Dalam membahas suatu masalah hendaknya proporsi yang diberikan tepat baik waktunya,
tema maupun sasarannya. Waktu yang tepat untuk membicarakan masalah anak misalnya pada
waktu makan malam. Pada waktu sarapan pagi, karena ketergesaan maka yang dibicarakan
umumnya masalah yang ringan saja.
6. Rendah Hati

Sikap rendah hati dapat diungkapkan melalui perlakuan yang ramah, saling menghargai,
tidak memandang diri sendiri lebih unggul ataupun lebih tahu, lemah lembut, sopan, dan penuh
pengendalian diri. Dengan sikap rendah hati ini maka laaawaaan diskusi kita memjadi lebih
terbuka, sehingga banyak hal yang dapat diungkapkan dari diskusi tersebut.

5. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI KELUARGA

Ada sejumlah faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi dalam keluarga, seperti berikut ini :
 Citra diri dan citra orang lain
Setiap orang mempunyai gambaran – gambaran tertentu mengenai dirinya statusnya,
kelebihan dan kekurangannya. Gambaran itulah yang menentukan apa dan bagaimana ia
berbicara, menjadi menjaring bagi apa yang dilihatnya, didengarnya, bagaimana penilaiannya
terhadap segala yang berlangsung disekitarnya. Dengan kata lain, citra diri menentukan ekspresi
dan persepsi orang.
Tidak hanya citra diri, citra orang lain juga mempengaruhi cara dan kemampuan orang
berkomunikasi. Orang lain mempunyai gambaran khas bagi dirinya. Jika seorang ayah
mencitrakan anaknya sebagai manusia yang lemah, ingusan, tak tahu apa-apa, harus di atur,
maka ia berbicara secara otoriter. Akhirnya, citra diri dan citra orang lain harus saling berkaitan,
saling lengkap-melengkapai. Perpaduan kedua citra itu menentukan gaya dancara komunikasi.
 Suasana Psikologis
Suasana Psikologis di akui mempengaruhi komunikasi. Komunikasi sulit berlangsung
bila seseorang dalam keadaan sedih, bingung, marah, merasa kecewa, merasa irihati, diliputi
prasangka, dan suasana psikologis lainnya.
 Lingkungan Fisik
Komunikasi dapat berlangsung dimana saja dan kapan saja, dengan gaya, dan cara yang
berbeda. Komunikasi yang berlangsung dalam keluarga berbeda dengan yang terjadi di sekolah.
Karena memang kedua lingkungan ini berbeda. Suasana di rumah bersifat informal, sedangkan
suasana di sekolah bersifat formal. Demikian juga komunikasi yang berlangsung dalam
masyarakat. Karena setiap masyarakat memiliki norma yang harus diataati, maka komunikasi
yang berlangsungpun harus taat norma.
 Kepemimpinan
Dalam keluarga seorang pemimpin mempunyai peranan yang sangat penting dan
strategis. Dinamika hubungan dalam keluarga dipengaruhi oleh pola kepemimpinan.
Karakteristik seorang pemimpin akan menentukan pola komunikasi bagaimana yang akan
berproses dalam kehidupan yang membentuk hubungan-hubungan tersebut.
 Bahasa
Dalam komunikasi verbal orang tua atau anak pasti menggunakan bahasa sebagai alat
untuk mengekspresikan sesuatu. Pada suatu kesempatan bahasa yang dipergunakan oleh orang
tua ketika secara kepada anaknya dapat mewakili suatu objek yang dibicarakan secara tepat.
Tetapi dilain kesempatan, bahasa yang digunakan itu tidak mampu mewakili suatu objek yang
dibicarakan secara tepat. Maka dari itu dalam berkomunikasi dituntut untuk menggunakan
bahasa yang mudah dimengerti antara komunikator dan komunikasi.
 Perbedaan Usia
Komunikasi dipengaruhi oleh usia. Itu berarti setiap orang tidak bisa berbicara
sekehendak hati tanpa memperhatikan siapa yang diajak bicara. Berbicara kepada anak kecil
berbeda ketika berbicara kepada remaja. Mereka mempunyai dunia masing-masing yang harus
dipahami.
B. KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA KELOMPOK
1. PENGERTIAN
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang
dalam suatu kelompok kecil masyarakat seperti dalam rapat, pertemuan, konferensi, dan
sebagainya. Definisi lain mengenai komunikasi kelompok adalah suatu iteraksi dengan
bertatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti
berbagi infomasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat
mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat.
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang
berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan
memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy Mulyana, 2005).
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang
dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan sebagainya
(Anwar Arifin, 1984).
2. KARAKTERISTIK
1. Interaksi sosial 2 orang atau lebih
2. Mempunyai pengaruh satu sama lain
3. Mempunyai struktur anggota
4. Anggota mempunyai tujuan yang sama
5. Individu dalam kelompok saling menghargai
3. FUNGSI
1) Pengembangan diri anggota dan kelompok,
2) Penyelesaian masalah,
3) Pengambilan keputusan,
4) Pencapaian tujuan keluarga/kelompok,
5) Sarana belajar.
4. PENERAPAN STRATEGI KOMUNIKASI TRAMPEUTIK KELOMPOK
1) Saling memahami antaranggota kelompok agar dapat diketahui komunikasi seperti apa
yang harus ia lakukan demi lancarnya komunikasi tersebut.
2) Pemimpin kelompok dapat mengatur dengan baik setiap anggota kelompok agar proses
komunikasi antaranggota kelompok dapat berkembang dengan baik
3) Berkomunikasi yang jelas, sopan, dan sesuai etika yang berlaku agar tidak terjadi salah
paham dan saling menyinggung antara anggota kelompok.
4) Saling menghargai anggota kelompok lain.
5) Jangan menyela pembicaraan orang lain.
6) Selalu memperhatikan orang yang mengajak bicara
7) Berikan respons yang baik, mendukung, dan tidak menyinggung ketika ada yang
mengajak bicara
5. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI KELOMPOK
1) Ukuran kelompok: kelompok yang efektif mempunyai jumlah anggota yang tidak terlalu
kecil ataupun terlalu besar.
2) Tujuan kelompok: tujuan yang telah disepakati bersama akan mudah dicapai karena
semua anggota mempunyai tujuan yang sama
3) Satukan tujuan dalam kelompok, minimalkan sifat individualisme yang dapat
mengganggu pencapaian tujuan bersama.
4) Kohesivitas anggota kelompok adalah penting karena menunjukkan kekuatan dan
kekompakan kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
5) Jaringan komunikasi (networking) diperlukan untuk mendapatkan peluang dalam
mencapai tujuan bersama.
6) Kepemimpinan kelompok diperlukan pemimpin yang bisa mengayomi seluruh anggota,
tidak berpihak, dan akomodatif sehingga bisa meningkatkan kohesivitas kelompok.
6. KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA MASYARAKAT
1) PENGERTIAN
Komunikasi kesehatan masyarakat adalah sebuah pendekatan berbagai segi dan
disiplin untuk menjangkau pendengar yang berbeda dan membagi informasi kesehatan
dengan tujuan mempengaruhi, melibatkan, dan mendukung individu, komunitas, tenaga
kesehatan, kelompok khusus, pembuat kebijakan dan masyarakat untuk
memperjuangkan, memperkenalkan, melakukan, atau mempertahankan menjadi
kebiasaan, praktis, atau kebijakan yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan
hasil-hasil kesehatan

Anda mungkin juga menyukai