Anda di halaman 1dari 13

1. Bagaimana anatomi dari jantung ?

2. Bagaimana fisiologi dari jantung dan menimbulkan kontraksi dan memompa darah ?
3. Bagaimana sistem sirkulasi pada jantung
4. Jelaskan bagaimana terjadinya siklus jantung
5. Apa maksud dari tekanan darah yang didapatkan 170/80 mmHg dan anaknya 160/100 mmHg
Sistol sama diastol naik kenapa masalahnya ?
1. Mengapa dokter menganjurkan pasien untuk diet rendah garam?
Sistem renin angiotensin dan aldosteron berperan dalam timbulnya hipertensi. Renin berperan
pada konversi angiotensin I menjadi angiotensin II yang mempunyai efek vasokonstriksi.
Angiotensin II menyebabkan sekresi aldosteron yang berakibat pada retensi natrium.
Garam menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh, karena menarik cairan di luar sel agar
tidak keluar, sehingga akan meningkatkan volume dan tekanan darah.
6. Mengapa pemeriksaan pada pemeriksaan tekanan darah didapatkan 170/80 mmHg dan
anaknya 160/100mmHg dan keluhan kepala pusing dan pegal dengan tengkuk Hubungannya
sistem hormon dan saraf dengan jantung
Perbedaan tekanan darah karena :
 Mekanisme dasar peningkatan tekanan sistolik sejalan dengan peningkatan usia terjadinya
penurunan elastisitas dan kemampuan meregang pada arteri besar. Tekanan aorta meningkat sangat
tinggi dengan penambahan volume intravaskuler yang sedikit menunjukan kekakuan pembuluh darah
pada lanjut usia. Secara hemodinamik hipertensi sistolik ditandai penurunan kelenturan pembuluh
arteri besar resistensi perifer yang tinggi pengisian diastolik abnormal dan bertambah masa ventrikel
kiri. Penurunan volume darah dan output jantung disertai kekakuan arteri besar menyebabkan
penurunan tekanan diastolik. Lanjut usia dengan hipertensi sistolik dan diastolik output jantung, volume
20 intravaskuler, aliran darah keginjal aktivitas plasma renin yang lebih rendah dan resistensi perifer.
Perubahan aktivitas sistem syaraf simpatik dengan bertambahnya norepinefrin menyebabkan
penurunan tingkat kepekaan sistem reseptor beta adrenergik pada sehingga berakibat penurunan fungsi
relaksasi otot pembuluh darah.
7. Apakah faktor usia berpengaruh dari hipertensi ?
Hipertensi erat kaitannya dengan umur, semakin tua seseorang semakin besar risiko terserang
hipertensi. Umur lebih dari 40 tahun mempunyai risiko terkena hipertensi (Yundini, 2006).
Dengan bertambahnya umur, risiko terkena hipertensi lebih besar sehingga prevalensi
hipertensi di kalangan usia lanjut cukup tinggi yaitu sekitar 40% dengan kematian sekitar 50% di
atas umur 60 tahun.
Bedanya aterosklerosis sama atriosklerosis
8. Apa hubungan diet rendah garam dengan hipertensi
Sistem renin angiotensin dan aldosteron berperan dalam timbulnya hipertensi. Renin berperan
pada konversi angiotensin I menjadi angiotensin II yang mempunyai efek vasokonstriksi.
Angiotensin II menyebabkan sekresi aldosteron yang berakibat pada retensi natrium. Garam
menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh, karena menarik cairan di luar sel agar tidak
keluar, sehingga akan meningkatkan volume dan tekanan darah.
9. Apa saja kerusakan organ target yang dimaksud di skenario ?
a. Otak : strok atau transient ischemic attack (TIA), demensia vaskuler
b. Ginjal : Nefropati hipertensif, albuminuria, penyakit ginjal kronik
c. Arteri perifer : klaudikasio intermitten
d. Mata : Retinopati hipertensif
e. Jantung : penyakit jantung hipertensif, hipeprtrofi ventrikel kiri, penyakit jantung
koroner
Pembesaran jantung ventrikel kiri :
Jantung mengalami hipertrofi dalam usaha kompensasi akibat beban tekanan (pressure over load) atau
beban volume (volume overload) yang mengakibatkan peningkatan tegangan dinding otot jantung.
Hipertrofi Ventrikel Kiri dimulai dengan peningkatan kontraktilitas miokard yang dipengaruhi oleh
sistem saraf adrenergik sebagai respon neurohumoral, kemudian diikuti dengan peningkatan aliran
darah balik vena karena vasokontriksi dipembuluh darah perifer dan retensi cairan oleh ginjal.
Bertambahnya volume darah dalam vaskuler akan meningkatkan beban kerja jantung, kontraksi otot
jantung akan menurun karena suplai aliran darah yang menurun dari aliran koroner akibat
arteriosclerosis dan berkurangnya cadangan aliran pembuluh darah koroner. Dengan peningkatan
tahanan perifer dan beban sistolik ventrikel kiri, jantung mengalami hipertrofi karena aktifasi simpatis
untuk meningkatkan kontraksi miokard (Malik, 2000)

10. Bagaimana hubungan dari DM, displidemia, KB suntik dengan hipertensi ?


Dislipidemia
Kasus dislipidemia ini secara sederhana dapat menjadi faktor risiko infark miokard akut
karena pada proses terganggunya profil lipid dalam darah terjadi penimbunan lemak pada
lapisan pembuluh darah yang akhirnya mengurangi diameter lumen pembuluh darah
akibatnya terjadi iskemia dengan manisfestasi lanjutannya adalah terjadi infark miokard.
Diabetes Melitus
KB
Efek hormone estrogen adalah menginhibisi sekresi FSH dan progesterone menginhibisi
pelepasan LH  Gangguan pada tingkat pembuluh darah 
Kemampuan mempermudah retensi ion Na+ dan sekresi air akibat kenaikn aktivitas renin
plasma dan pembentukan angiotensin yang menyertainya

11. Bagaimana terjadinya hipertensi


12. Apa saja klasifikasi dari hipertensi ?
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat dibedakan menjadi dua golongan besar, yaitu :
1. Hipertensi esensial (hipertensi primer), yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya.
Golongan hipertensi ini terdapat pada lebih dari 90% penderita hipertensi.
2. Hipertensi sekunder, yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain. Menurut Patel
(1995), penyebab dari hipertensi sekunder antara lain penyakit ginjal, pre-eclamptic toxaemia
atau pre-eklampsia yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah pada kehamilan diatas 20
minggu, pil kontrasepsi dan obat-obatan lain seperti obat depresi, pertumbuhan pada kelenjar
penghasil hormon seperti tumor pada kelenjar adrenal atau kelenjar pituitari yang bisa
mengakibatkan hipertensi sebagai hasil dari adanya sekresi hormon yang berlebihan dari
kelenjar-kelenjar tersebut, keracunan timah dan kadmium, malformasi kongenital atau cacat
bawaan pada beberapa pembuluh darah.

13. Apa saja faktor resiko dari hipertensi


2. Faktor resiko dari hipertensi
Faktor yang tidak dapat diubah/dikontrol
1. Umur
Hipertensi erat kaitannya dengan umur, semakin tua seseorang semakin besar risiko terserang
hipertensi. Umur lebih dari 40 tahun mempunyai risiko terkena hipertensi (Yundini, 2006). Dengan
bertambahnya umur, risiko terkena hipertensi lebih besar sehingga prevalensi hipertensi di kalangan
usia lanjut cukup tinggi yaitu sekitar 40% dengan kematian sekitar 50% di atas umur 60 tahun.
2. Jenis kelamin
Pria lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan wanita dengan rasio sekitar 2,29 mmHg untuk 18
peningkatan darah sistolik.
3. Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga dekat yang menderita hipertensi (faktor keturunan) juga mempertinggi risiko terkena
hipertensi terutama pada hipertensi primer.
4. Genetik
Peran faktor genetik terhadap timbulnya hipertensi terbukti dengan ditemukannya kejadian bahwa
hipertensi lebih banyak pada kembar monozigot (satu sel telur) daripada heterozigot (berbeda sel telur).

Faktor yang dapat diubah/dikontrol


1. Merokok
Merokok lebih dari satu pak rokok sehari berisiko 2 kali lebih rentan mengalami hipertensi dari pada
mereka yang tidak merokok (Price & Wilson, 2006). Nikotin dan karbon monoksida yang diisap
melalui rokok, masuk ke dalam aliran darah dan merusak lapisan endotel pembuluh darah arteri serta
mengakibatkan proses aterosklerosis dan hipertensi (Nurkhalida, 2003).
2. Konsumsi garam
Garam menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh, karena menarik cairan di luar sel agar tidak
keluar, sehingga akan meningkatkan volume dan tekanan darah.
3. Konsumsi lemak jenuh
Konsumsi lemak jenuh meningkatkan risiko aterosklerosis yang berkaitan dengan kenaikan tekanan
darah
4. Konsumsi alkohol
Mekanisme peningkatan tekanan darah akibat alkohol masih belum jelas. Namun diduga, peningkatan
kadar kortisol dan peningkatan volume sel darah merah serta kekentalan darah merah berperan dalam
menaikkan tekanan darah (Nurkhalida, 2003).
5. Kurang Olahraga
Olahraga banyak dihubungkan dengan pengelolaan hipertensi, karena olahraga teratur dapat
menurunkan tahanan perifer yang akan menurunkan tekanan darah. Kurangnya aktifitas fisik
meningkatkan risiko menderita hipertensi karena meningkatkan risiko kelebihan berat badan. Orang
yang tidak aktif juga cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi sehingga otot
jantungnya harus bekerja lebih keras pada setiap kontraksi. Makin keras dan sering otot jantung harus
memompa, makin besar tekanan yang dibebankan pada arteri (Sheps, 2005).
6. Stres
Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatis, yang dapat
meningkatkan tekanan darah secara bertahap. Stres dapat merangsang kelenjar adrenal 21 melepaskan
hormon adrenalin dan memacu jantung berdenyut lebih cepat serta lebih kuat, sehingga tekanan darah
akan meningkat.
7. Obesitas
Pada obesitas tahanan perifer berkurang atau normal, sedangkan aktivitas saraf simpatis meninggi
dengan aktivitas renin plasma yang rendah. Obesitas meningkatkan risiko terjadinya hipertensi karena
beberapa sebab. Makin besar massa tubuh, makin banyak darah yang dibutuhkan untuk memasok
oksigen dan makanan ke jaringan tubuh. Ini berarti volume darah yang beredar melalui pembuluh
darah menjadi meningkat sehingga memberi tekanan lebih besar pada dinding arteri. Kelebihan berat
badan juga meningkatkan frekuensi denyut jantung dan kadar insulin dalam darah. Peningkatan insulin
menyebabkan tubuh menahan natrium dan air (Sheps, 2005; Yundini, 2006).

14. Apa saja pemeriksaan penunjang untuk skenario ?


a. Memeriksa komplikasi yang telah/sedang terjadi :
- Pemeriksaan Lab : darah lengkap, kreatinin, kadar ureum, gula darah, lemak darah,
elektrolit, kalsium, dan asam urat
- Pemeriksaan fungsi jantung
- USG ginjal dan foto torax
b. Untuk kecurigaan klinis hipertensi sekunder :
- Hipertiroidisme/hipotiroidisme : fungsi tiroid
- Hiperparatiroidism : kadar PTH, Ca 2+
- Sindrom cushing : kadar kortisol urin 24 jam
- Hipertensi renovaskular : CT-angiografi arteri renalis, USG ginjal
15. Bagaimana cara penatalaksanaan dari skenario
Farmakologi : obat diuretika, b-bloker, ACE inhibitor, ARB ( angiotensin reiotensin
- Terapi Non Farmakologi
Diet : mengkonsumi buah – buahan, sayur – sayuran, serta produk susu rendah lemak
jenuh/lemak total

Aktivitas fisik : aktivitas fisik yang disarankan minimal 30menit/hari. Dilakukan paling tidak 3
hari dalam seminggu

Pembatasan konsumsi alkohol

Penurunan asupan garam : konsumsi NaCl yang disarankan adalah <6g/hari

Bukti manfaat dari terapi non farmakologi pada lansia hanya didapatkan sedikit data. TONE
(The Trial of Non Pharmacological Intervension in the Elderly) adalah penelitian multisenter acak
terkontrol yang mengevaluasi efek penurunan natrium dan pengurangan berat badan (pada
penderita obese) pada penderita hipertensi antara usia 60-80 tahun. Pengamatan selama 29 bulan,
ternyata pengurangan konsumsi natrium dapat menurunkan kebutuhan obat anti hipertensi 31 %
dan pengurangan berat badan dapat menurunkan kebutuhan obat anti hipertensi 36 %. Kombinasi
keduanya dapat menurunkan kebutuhan obat anti hipertensi 53 %. Penelitian ini membuktikan
bahwa modifikasi gaya hidup merupakan bagian yang penting dari penanganan hipertensi pada
populasi lansia (1,5).

3. Mengapa dokter harus memberikan kombinasi 2 obat?


Alasan mengapa pengobatan kombinasi pada hipertensi dianjurkan adalah karena mempunyai
efek yang aditif, mempunyai cara kerja yang saling mengisi 4 pada organ target tertentu,
mempunyai efek sinergisme, menurunkan efek samping masing-masing obat, sifat saling
mengisi dan adanya “fixed-dose combination” yang akan meningkatkan kepatuhan pasien
(Depkes, 2006).
Kombinasi dua obat dosis rendah direkomendasikan untuk kondisi TD >20/10 mmHg di atas
target dan tidak terkontrol dengan monoterapi. Secara fisiologis konsep kombinasi 2 obat
(dual therapy) cukup logis, karena respon terhadap obat tunggal sering dibatasi oleh
mekanisme counter aktivasi. Sebagai contoh kehilangan air dan sodium oleh thiazide akan
dikompensasi oleh RAAS sehingga akan membatasi efektivitas thiazide dalam menurunkan
tensi. Kombinasi 2 golongan obat dosis rendah yang direkomendasikan adalah penghambat
RAAS+diuretic dan penghambat RAAS+CCB. Penting harus diingat jangan menggunakan
kombinasi ACEI dan ARB pada 1 pasien yang sama. Jika target TD tidak bisa dicapai
menggunakan 2 macam obat antihipertensi dalam rekomendasi di atas atau karena kontra
indikasi atau dibutuhkan lebih dari 3 obat untuk mencapai target TD, obat antihipertensi dari
kelas lain dapat digunakan. Rujukan ke spesialis hipertensi dapat diindikasikan untuk pasien
yang target TD tidak dapat dicapai dengan menggunakan strategi di atas atau untuk
pengelolaan pasien yang kompleks yang memerlukan tambahan konsultasi. 4 Umur < 55 thn
Umur > 55 thn atau orang kulit hitam atau Afrika atau Karibia pada semua umur A C 1 A +
C1 A + C + D Resistant hypertension A + C + D + pertimbangkan pemberian diuretic lebih
lanjut atau -blocker atau -blocker Pertimbangkan untuk mencari saran dari ahlinya
Langkah 1 Langkah 2 Langkah 4 Langkah 3 Keterangan : A = ACE inhibitor atau
angiotensin II receptor blocker (ARB) C = Calcium Channel Blocker (CCB) D = Thiazide-
like diuretic Guideline JNC VIII merekomendasikan kombinasi ACE-inhibitor atau ARB
dengan CCB dan atau thiazid. Konsep ini sama dengan guideline UK. yang pertama
merekomendasikan kombinasi ACE-inhibitor atau ARB dengan CCB (A+C).
Mengkombinasikan Penghambat Renin-Angiotensin-Aldosterone System (RAAS)
Kombinasi beberapa jenis obat dari golongan penghambat RAAS dewasa ini sudah tidak
direkomendasikan. Data dari trial ONTARGET(3) (ACE inhibitor+ARB) dan ALTITUDE
(ARB+Direct Renin Inhibitor) (4) mendapatkan jika kombinasi ini tidak lebih efektif jika
dibandingkan ACE inhibitor tunggal dalam menurunkan risiko penyakit kardiovaskuler pada
populasi berisiko tinggi termasuk dengan diabetes. Di lain pihak kombinasi tersebut
meningkatkan efek samping seperti gangguan fungsi ginjal.
Apa saja respon
16. Bagaimana mendiagnosis hipertensi
Anamnesis :pasien mengalami sakit kepala, rasa seperti berputar atau penglihatan kabur, hal yang dapat
mengundang kecurigaan ke hipertensi sekunder seperti penggunaan obat – obatan (kontrasepsi
hormonal, kortikosteroid, dekongestan, OAINS), sakit kepala, berkeringat, atau takikardi, dan riwayat
penyakit ginjal sebelumnya
Pemeriksaan fisik : nilai tekanan darah diambil daru rerata dua kali pengukuran pada tiap kali
kunjungan ke dokter. Apabila tekanan darah >140/90mmHg pada dua atau lebih kunjungan maka
hipertensi dapat ditegakkan. Pemeriksaan darah dilakukan dengan alat yang berfungsi dengan baik.
17. Prinsip penatalksanaan hipertensi
Dimulai dengan modifikasi gaya hidup, namun terapi antihipertensi dapat langsung dimulai
untuk derajat 1 dengan penyerta dan hipertensi derajat 2. Penggunaan anti hipertensi harus
tetap disertai dengan modifikasi gaya hidup

Anda mungkin juga menyukai