Anda di halaman 1dari 7

PENANGGULANGAN GIZI BURUK

Dr. Suparyanto, M.Kes

PENANGGULANGAN GIZI BURUK

UPAYA KESEHATAN MENGATASI MASALAH GIZI


 Upaya Kesehatan Kuratif dan Rehabilitatif
1. Penemuan aktif dan rujukan kasus gizi buruk.
2. Perawatan balita gizi buruk
3. Pendampingan balita gizi buruk pasca perawatan
 Upaya Kesehatan Promotif dan Preventif
1. Pendidikan (penyuluhan) gizi melalui promosi kadarzi
2. Revitalisasi posyandu.
3. Pemberian suplementasi gizi.
4. Pemberian MP – ASI bagi balita gakin
KERANGKA KERJA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN GIZI BURUK
 Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi
 Komponen SKPG:
1. Keluarga
2. Masyarakat dan Lintas Sektor
3. Pelayanan Kesehatan

Peran Keluarga:
1. Penyuluhan/Konseling Gizi: a. ASI eksklusif dan MP-ASI; b. Gizi seimbang; c. Pola asuh ibu dan anak
2. Pemantauan pertumbuhan anak
3. Penggunaan garam beryodium
4. Pemanfaatan pekarangan
5. Peningkatan daya beli keluarga miskin
6. Bantuan pangan darurat: a. PMT balita, ibu hamil, b. Raskin

Peran Masyarakat dan Lintas Sektor


1. Mengaktifkan Posyandu: SKDN
2. Semua balita mempunyai KMS,
3. Penimbangan balita (D),
4. Konseling,
5. Suplementasi gizi,
6. Pelayanan kesehatan dasar
7. Berat badan naik (N) sehat dikembalikan ke peran keluarga
8. BB Tidak naik (T1), Gizi kurang diberikan PMT Penyuluhan dan Konseling
9. Berat badan Tidak naik (T2), BGM, Gizi buruk, sakit, dirujuk ke RS atau Puskesmas

Peran Pelayanan Kesehatan


1. Mengatasi masalah medis yang mempengaruhi gizi buruk
2. Balita yang sembuh dan perlu PMT, perlu dikembalikan ke Pusat Pemulihan Gizi untuk diberikan PMT
3. Balita yang sembuh, dan tidak perlu PMT, dikembalikan kepada masyarakat

TUJUAN PENANGGULANGAN GIZI BURUK

Tujuan Umum:
 Menurunnya prevalensi Kurang Energi Protein (KEP) menjadi setinggi-tingginya 15 % dan gizi buruk
menjadi setinggi-tingginya 2,5 % pada tahun 2014.

Tujuan Khusus:
1. Meningkatnya cakupan deteksi dini gizi buruk melalui penimbangan balita di Posyandu, Puskesmas dan
jaringannya.
2. Meningkatnya cakupan suplementasi gizi terutama pada kelompok penduduk rawan dan keluarga miskin.
3. Meningkatnya jangkauan dan kualitas tata laksana kasus gizi buruk di Rumah Tangga, Puskesmas dan
Rumah Sakit.
4. Meningkatnya kemampuan dan ketrampilan keluarga dalam menerapkan Keluarga Sadar Gizi
(KADARZI).
5. Berfungsinya Sistem Kewaspadaan Pangan Dan Gizi (SKPG).

KEBIJAKAN OPERASIONAL PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN GIZI BURUK

1. Merupakan Program Nasional: Perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dilaksanakan secara
berkesinambungan antara pusat dan daerah
2. Pendekatan komprehensif: Mengutamakan upaya pencegahan dan upaya peningkatan, yang didukung
upaya pengobatan dan pemulihan.
3. Semua kabupaten/kota secara terus menerus melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan gizi buruk,
dengan koordinasi lintas instansi/dinas dan organisasi masyarakat.
4. Menggalang kemitraan antara pemerintahan, dunia usaha dan masyarakat di berbagai tingkat.
5. Pendekatan Pemberdayaan masyarakat serta keterlibatan dalam proses pengambilan keputusan.

STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN GIZI BURUK


 Mengembalikan fungsi posyandu dan meningkatkan kembali partisipasi masyarakat dan keluarga dalam
memantau, mengenali dan menanggulangi secara dini gangguan pertumbuhan pada balita utamanya baduta.
 Meningkatkan kemampuan dan keterampilan SDM puskesmas beserta jaringannya dalam tatalaksana gizi
buruk dan masalah gizi lain, manajemen laktasi dan konseling gizi.
 Menanggulangi secara langsung masalah gizi yang terjadi pada kelompok rawan termasuk keadaan darurat
melalui suplementasi zat gizi mikro, MP-ASI, makanan tambahan dan diet khusus.
 Mewujudkan keluarga sadar gizi melalui advokasi, sosialisasi dan KIE gizi seimbang.
 Mengoptimalkan surveilans berbasis masyarakat melalui SKDN, Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar
Biasa (SKD-KLB) Gizi Buruk, dan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG), untuk meningkatkan
manajemen program perbaikan gizi.
 Mengembangkan model intervensi gizi tepat guna yang evidence based.
 Menggalang kerjasama lintas sektor dan kemitraan dengan masyarakat beserta swasta/dunia usaha dalam
memobilisasi sumberdaya untuk penyediaan pangan di tingkat rumah tangga, peningkatan daya beli
keluarga, dan perbaikan pola asuhan gizi keluarga.
Gizi Baik Dimulai dari Kelahiran
setahun yang lalu | 191 Komentar | 105
Asupan zat gizi yang cukup akan menjamin tumbuh kembang yang optimal untuk fisik maupun otak anak di
kemudian hari. Pada saat lahir, kadar lemak esensial pada plasenta dapat memberikan indikasi kecepatan berpikir
seorang anak pada saat dia berusia 8 tahun demikian pula dengan kadar homosistein dalam darah (jenis asam amino
yang dapat menginformasikan apakah seorang anak kekurangan atau kelebihan vitamin B). Seorang remaja yang
mengkonsumsi mineral seng dua kali lebih banyak dari angka kecukupan gizi yang dianjurkan dapat membantu
meningkatkan konsentrasi yang cukup.

Pada semua golongan usia, konsumsi lemak dan karbohidrat yang berlebih dapat memberikan pengaruh buruk
terhadap kemampuan belajar dan tingkah laku.
Lemak Otak
Otak manusia tersusun oleh 60% lemak. Konsumsi lemak tepat, seperti Omega 3 dan Omega 6 yang banyak
ditemukan pada ikan dan biji-bijian, akan membantu meningkatkan kecerdasan, sementara konsumsi lemak buruk
seperti pada gorengan, makanan yang diproses dan daging berlemak akan membuat otak lebih sukar bekerja. Jika
balita Anda jarang mengkonsumsi lemak esensial dari makanan alami, sebaiknya Anda memberikan makanan
tambahan lain yang diperkaya oleh lemak esensial Omega 3 dan Omega 6, seperti yang terdapat pada susu
pertumbuhan.
Energi Otak
Energi otak tergantung dari glukosa yaitu salah satu jenis gula sederhana hasil pemecahan karbohidrat. Walaupun
demikian asupan karbohidrat juga harus sesuai dengan komposisi yang disarankan yaitu 55%-60% dari total energi.
Kelebihan karbohidrat di dalam tubuh dapat menganggu kadar gula di dalam darah. Sumber karbohidrat yang baik
adalah karbohidrat kompleks seperti yang terdapat pada nasi, mie dan roti. Hindari penggunaan karbohidrat
sederhana berlebihan seperti gula pasir atau sirup.
Protein – Si Pembawa Pesan
Neuron berkomunikasi dengan neuron lainnya dengan cara menghantarkan pesan yang dibantu oleh
neurotransmitter yang dibuat oleh protein. Oleh sebab itu, protein merupakan zat gizi penting untuk otak seperti
tyrosine dan tryptophan. Pesan dibawa dari dendrit dan diterima oleh sel penerima yang disebut reseptor yang
dibentuk oleh phospolipid (umumnya banyak terdapat di telur dan daging) dan asam amino olahan. Untuk
membentuk neurotransmitter dari protein bukanlah hal yang mudah, peranan enzim di otak sangat tergantung dari
asupan vitamin yang akan membantu proses tersebut.
Makanan Penting Untuk Otak
Asupan gizi otak yang optimal artinya tubuh mendapatkan semua zat gizi penting yang dibutuhkan untuk tumbuh
kembang otak seperti:
 Asam lemak esensial seperti Omega 3, Omega 6, DHA, dan AA
1. Jenis lemak tepat membantu otak menjadi lebih pintar. Omega 3 banyak terdapat di minyak ikan,
minyak kapas, dan biji labu parang. Walaupun tubuh dapat membentuk DHA dari Omega 3 di
dalam tubuh, akan tetapi asupan DHA dalam bentuk siap pakai seperti yang ditambahkan ke dalam
susu atau makanan lainnya lebih dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan DHA.
2. Omega 6 banyak terdapat pada minyak yang berasal dari biji-bijian seperti minyak bunga matahari
dan wijen. Bentuk aktif dari Omega 6 disebut dengan asam gamma linolenik (GLA). Selain itu
tubuh juga butuh akan AA yang didapat dari GLA . Omega 6 banyak terdapat pada ikan, daging,
telur dan produk olahan susu. Untuk hasil yang optimal, sebaiknya konsumsi Omega 6 bersamaan
dengan Omega 3.
 Vitamin dan mineral, zat gizi penting yang menbantu otak selalu dalam kondisi siap berpikir.
 Protein dan asam amino, si pembawa pesan.
 Phospolipid seperti sphingomyelin, molekul pengingat yang membantu otak anak berpikir lebih cepat.

Makanan Yang Harus Dihindari


Makanan berikut sebaiknya dihindari dalam konsumsi sehari – hari:
 Lemak buruk yang berasal dari makanan yang digoreng terlalu kering dan lemak hidrogenasi yang banyak
ditemukan pada margarin, biskuit, cake, maupun pastry.
 Gula sederhana seperti yang terdapat dalam gula, roti putih dan sirup.
 Zat kimia pada makanan seperti pewarna dan pengawet buatan.
 Makanan penyebab alergi, makanan yang dapat menimbulkan alergi pada anak Anda.
Sumber: Frisian Flag's booklet 'Kunci Gizi Balita Cerdas'
Balita Anda susah makan?

Berikut dr Soeroyo Machfudz SpA(K) MPH dari Yogyakarta memberikan beberapa kiat yang bisa dimanfaatkan:

1. Bagi ibu yang bekerja, luangkan waktu sebentar saja tetapi berkualitas untuk menyuapi anaknya. Sebab,
sebenarnya anak-anak sangat mengerti bila ibunya bekerja.
2. Berikanlah kepuasan psikis kepada anak yang sesuai dengan usianya, dan buatlah agar suasana hatinya senang,
misalnya anak makan sambil jalan-jalan, melihat kereta api, dan lain-lain. Problem utama anak susah makan itu 6
bulan sampai 2 tahun. ''Asal usia itu terlewati dengan bagus, Insya Allah ke depannya tidak ada masalah.'', tutur
Soeroyo.
3. Pada saat orang tua baik ibu maupun ayahnya pulang kerja, pertama kali yang harus dipegang atau disapa adalah
anaknya. Jangan yang lain.
4. Jangan memaksa anak makan sampai mencekoki, mencubit atau bahkan memelototi. Bagaimana bila anak tidak
mau sayur, tahu-tempe, dan makanan bergizi lainnya? Soeroyo menyarankan sebaiknya anak 'dilaparkan' dulu.
''Tetapi, kita siapkan makanan yang sudah kita programkan, nanti berangsur-angsur dia akan mau, tetapi memang
perlu telaten, disiplin.'',
jelas dia.
5. Sebaiknya sedini mungkin kita menerapkan penghargaan dan hukuman yang edukatif. Misalnya, pada waktu anak
mau makan dipuji, diajak jalan-jalan, ciuman, pelukan. Bila tidak mau makan, katakan, misalnya, ibu atau ayah
tidak mau lihat televisi bersama-sama, tidak mau jalan-jalan lagi.
6. Pada anak berusia setelah empat bulan-enam bulan, baik diberi bubur instan asalkan anak tak alergi susu. Setelah
anak berusia enam bulan, lebih bagus membuat bubur sendiri, karena ada macam-macam pilihan sayuran dan lauk-
pauk yang bisa mengurangi kejenuhan rasa. Misalnya, hati dengan bayam, kemudian wortel dengan tempe,
kangkung dengan tahu, dan sebagainya. Namun, bila dengan makanan tersebut anak mengalami diare atau muntah
maka menu harus dievaluasi.
7. Pada saat bayi mengalami perubahan makanan seperti enam bulan, sembilan bulan satu tahun, dia akan merasa-
rasakan karena rasanya aneh sehingga kadang dimain-mainkan seperti dimuntahkan, ini harus dimasukkan lagi.
Prinsipnya bila makanan tersebut dimuntahkan, harus sedikit-sedikit dan makanannya harus lebih cair lagi.
8. Pada kasus anak yang mengalami gangguan psikis yang manifestasinya pada lambung dengan muntah bisa
teratasi kira-kira setelah tiga tahun. Tetapi, kasus seperti itu jarang dan tidak menjadi masalah asal kebutuhan gizi,
kalori, lemak, proteinnya tercukupi.

Tumbuh Kembang Balita


Pertumbuhan otak atau masa cepat tumbuh otak terjadi ketika bayi masih dalam kandungan hingga hingga bayi
berusia 18 bulan. Karenanya ibu hamil juga harus memperhatikan asupan nutrisi yang dimakan.
Perkembangan otak berlanjut di masa balita, merupakan suatu periode penting bagi proses tumbuh kembang. Pada
masa pertumbuhan dan perkembangan di usia balita menjadi penentu keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan
anak di periode selanjutnya..
Pertumbuhan dan perkembangan balita yang optimal sangat dipengaruhi oleh asupan zat gizi makanan yang
dikonsumsi. Begitu juga dengan pertumbuhan dan perkembangan otak yang berhubungan erat dengan tingkat
kecerdasan anak.

Masa Pertumbuhan Emas Otak Anak


Otak janin mengalami periode pertumbuhan cepat (brain growth spurt) pertama kali pada saat kehamilan trimester
ketiga. Pada trimester ketiga ini, sel neuron (sel-sel otak) pada otak besar membelah dan membagi dengan cepat.
Berbagai nutrisi berperan penting dalam pembentukan dan perkembangan otak janin yang telah dimulai pada awal
kehamilan. Kebutuhan zat gizi yang penting ditingkatkan selama kehamilan adalah karbohidrat (energi), protein,
kalsium (Ca), fosfor (P), zat besi (Fe), magnesium (Mg), Seng (Zn), Iodium (I), Vitamin A, Vitamin B1, Vitamin B3,
Vitamin B6, Vitamin B9 (Asam folat), Vitamin C, dan Vitamin D.
Pada trimester ketiga usia kehamilan, sangat penting mengonsumsi bahan makanan yang mengandung zat gizi,
seperti vitamin B6, seng, kalsium, zat besi, protein dan B9 (asam folat).
Masa pertumbuhan emas otak (brain growth spurt) tahapan kedua terjadi saat bayi baru lahir sampai usia 30 bulan.
Usia bayi 0-6 bulan sangat disarankan untuk diberikan ASI eksklusif. ASI mengandung nutrisi yang cukup hingga
bayi berusia 6 bulan. Menginjak usia 6 -30 bulan bayi mulai diberi makanan sesuai kebutuhan tubuhnya.

Kebutuhan Nutrisi Otak


Pada awal kehamilan atau 17 hari setelah hamil, otak mulai terbentuk. Asupan zat gizi adalah faktor utama yang
berperan meningkatkan kecerdasan otak secara optimal. Otak dibentuk oleh lemak, sedangkan sel saraf dibentuk
oleh protein. Beberapa nutrisi sangat berperan penting dalam menentukan tingkat kecerdasan anak.

Protein. Protein berfungsi untuk pertumbuhan sel dan fungsi otak serta perlindungan terhadap infeksi. Sedangkan
asam amino berperan sebagai neurotransmitter atau bahan zat pengantar ransang saraf, dan mempengaruhi perilaku,
seperti emosi, kontrol diri dan konsentrasi.
Asam amino esensial adalah jenis asam amino yang dibutuhkan tubuh namun tubuh justru tidak dapat memproduksi
sendiri dan diperoleh dari asupan makanan, contohnya antara lain adalah cystine dan lysine.

Lemak. Secara kimia, otak yang banyak mengandung lapisan membrane lemak. Agar otak dapat berfungsi dengan
baik diperlukan asam lemak omega 3 dan omega 6. Penelitian dari Bagian Gizi Masarakat Universita Indonesia juga
memberikan kesimpulan bahwa asam lemak omega 3 dan omega 6 yang terapat di dalam ASI, minyak ikan, dan
ikan mempunyai perannan penting dalam meningkatkan kecerdasan anak.

Omega 3. Asam alfa linoleat termasuk dalam kelompok asam lemak tidak jenuh ganda rantai panjang (Long Chain
Polyunsaturated Fatty Acid = LCPUFA) . LCPUFA merupakan pembuat utama sistem saraf. Kekurangan (defisiensi)
Omega 3 akan menyebabkan adanya gangguan pada sistem penglihatan, daya ingat, gangguan perilaku dan
kekebalan tubuh. Omega 3 terdapat pada brokoli, bayam, daun selada, unggas, dan beberapa jenis ikan, seperti tuna,
salmon, sardin, mackerel, dan herring.
Omega 6. Merupakan LCPUFA. Omega 6 diubah menjadi asam arakhidonat (AA). AA berfungsi sebagai pengantar
rangsang antarsel saraf dan membantu perkembangan otak. Omega 6 dapat ditemui pada minyak kedelai.

Karbohidrat. Karbohidrat merupakan sumber zat tenaga atau energi. Energi sangat dibutuhkan otak sebagai sumber
energi sel-sel otak dan pembentukan kabel saraf otak untuk proses berpikir. Karbohidrat juga berperan untuk
menangkap dan menyimpan data dalam memori otak. Sumber karbohidrat mudah ditemui di bahan makanan pokok,
seperti nasi, roti, gandum, dan biskuit.

Vitamin. Vitamin berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan otak bayi dan balita serta pembentukan dan
pengembangan fungsi sel-sel otak, seperti peran Vitamin A dalam membantu pembentukan dan pertumbuhan sel
saraf. Vitamin A banyak terdapat pada wortel, hati sapi, hati ayam, jeruk, dan bayam.

Begitu juga dengan Vitamin B6 yang berperan dalam membantu proses metabolisme asam amino (protein) yang
merupakan salah satu komponen pembentuk otak. Proses pembentukan neurotransmitter juga dibantu oleh vitamin
ini.

Vitamin B9 atau yang lebih dikenal dengan asam folat juga sangat berperan mencegah kelainan seperti otak tidak
berkembang (anensefali). Beberapa bahan makanan yang mengandung asam folat adalah hati sapi, bayam, brokoli,
pisang, susu, gandum, kuning telur ayam, jus jeruk dan kacang almond. Vitamin lainnya yaitu vitamin c juga
berperan sebagai pembentuk neurotransmitter.

Mineral. Mineral adalah unsur pelengkap yang membantu pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita. Jenis-
jenis mineral yang dibutuhkan untuk perkembangan otak adalah sodium, potasium, kalsium, besi, seng, yodium dan
klorida. Sebut saja sodium, potasium dan kalsium berperan dalam proses neurotransmitter antara satu sel dengan sel
saraf lain, termasuk sel otak.
Mineral lain, yaitu zat besi (Fe) berfungsi untuk pembentukan myelin (selaput lemak pelindung akson). Zat besi juga
berguna untuk kecepatan penghantar saraf, pemrosesan informasi dan kecerdasan. Teks & Foto: Budi Sutomo.

KEP berat tipe Kwasiorkor


- edema, umumnya diseluruh tubuh terutama pada kaki
- wajah membular dan sembab
- pandangan mata sayu
- rambut tipis kemerahan seperti warna rambut jagung, mudah dicabut tampa rasa sakit, dan korot
- perugahan status mental, kejang, rewel, kadang apatis
- pembesaran hati
- otot mengecil, lebih nyata jika doperiksa pada posisi berdiri atau duduk
- kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berunah warna menjadi coklat kehitaman dan
terkelupas
- sering disertai infeksi anemia diare
B. KEP berat tipe Marasmus
- tampak sangat kurus, hingga tulang berbalut kulit
- wajah seperti orang tua
- cengeng rewel
- kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada
- perut cekung
- disertai penyakit kronik, diare kronik

C. KEP berat Tipe Marasmik-Kwasiorkor


- gambarang klinis merupakan campuran dari beberapa gejala klinis marasmik dan Kwasiorkor, dengan BB/U
<60% baku median WHO-NCHS disertai edema yang tidak mencolok

pada setiap penderita KEP berat selalu diperiksa adanya gejala defisiensi nutrien mikro yang sering menyertai
seperti Xeroflamia ( devisiensi Vitamin A) anemia ( defisiensi Fe, Cu, Vitamin B12,asam folat) stomatitis ( Vitain
B , C)
Penatalaksanaan
Pasien dengan KEP berat dirawat inip dengan pengobatan rutin sebagai berikut:
1. Atasi / cegah hipoglikemia
Periksa kadar gula darah jika ada hipotermia, pemberian makanan yang lebih sering penting untuk mencegah kedua
kondisi tersebut, bila kadar gula darah dibawah 50 mg/dl, berikan:
a. 50 mg bolus gula glukosa 10% atau larutan sukrosa 10% ( 1 sendokteh gula dalam 5 sendok makan air)
secara oral atau per sonde
b. Selanjutnya berikan larutan tersebut seriap 30 menit secara 2jam ( setiap kali berikan ¼ bagian )
c. Berikan anti biotik
d. Secepatnya berikan makan setiap 2 jam siang dan malam
2. Atasi/ cegah hipotermia
Bila suhu rektal <35 derajat celcius
- Segera beri makanan cair/ formula khusus( mulai dengan rehidrasi bila perlu)
- Hangatkan anan dengan pakaian atau selimut sampai menutup kepala, letakkan dekat lampu peluk anak dekat
ibu
- Berikan antibiotik
- Suhu diperiksa sampai mencapai >36 derajat celcius
3. Atasi / cegah dehidrasi
Jangan menggunakan jalur inta vena untuk rehidrasi kecuali adanya syok atau renjatan. Lakukan pemberian cairan
infus dengan hati-hati, tetesan pelan-pelan untuk menghindari beban sirkulasi dan jantung. Gunakan larutan gula
garan khusus yaitu resomal ( Rehidrasion Solution for Malnutrision) anggap semua anak KEP berat dengan diare
encer mengalami dehidrasi sehinga harus diberi:
- Cairan Resomal / pengganti sebanyak 5ml/KgBB setiap 30 menit selama 2 jam secara oral dan IV
Sebaiknya beri 5-10 ml/kgbb/ jam selama 4-10 jam berikutnya: jumlah yang tepat banyaknya kehilangan cairan
melalui tinja dan urin dan muntah
- ganti resomal pada jam ke 6 dan ke10 dengan formula khusus sejumlah yang sama bila keadaan rehidrasi
menetap / stabil
- Selanjtnya mulai beri formula khusus
4. Koreksi gangguan keseimbangan elektrolit
Pada semua KEP berat terjadi kelebihan natrium tubuh walaupun kadar Na plasma rendah. Defisiensi
kalium (K) danmagnesium ( Mg) sering terjadi dan paling sedikit perlu 2mingu untuk memulihkannya. Ketidak
seimbangan ini ikut andil pada terjadinya edema ( jangan diobati dengan pemberian diuritik)
Berikan:
- tambahan K 2-4 mEq/KgBB/Hari
- tambahan Mg 0,3-0,6 mEq/KgBB/Hari
- setiap makan tanpa diberi garam
Tambahan K dan Mg dapat disiapkan dalam bentuk cairan dan ditambah langsung pada makanan, penambahan 20ml
larutan pada 1liter formula
5. Obati/ Cegah infeksi
Antibiotik spektrum luas dengan pilihan
a. Bila tanpa komplikasi kotrimosazol 5ml suspensi pediatri secara oral, 2xsehari selama 5 hari
b. Bila anak sakit berat ( apatis, letargi) atau adanya komplikasi ( hipoglikemi, hipotensi,infeksi kulit) beri
ampicilin 50mg/kgBB setiap 6jam secara oral.
6. Koreksi defisiensi nutrien mikro
Berikan setiap hari:
- Tambahan multivitamin
- Asam folat 1 mg/hari
- Seng (Zn) 2mg/KgBB
- Tembaga( Cu) 0,2 mg/KgBB/hari
- Bila BB mulai naik Fe 3mg/kgbb/hari atau sulfas ferous 10 mg/KgBB/Hari
- Vitamin A oral pada hari 1,2 dan 14
o Umur >1th : 200.000SI
o Umur 6-12bulan : 100.000 SI
o Umur <6 bulan : 50.000 SI
- Bila terjadi ulserasi pada mata ditambah perawatam nata untuk mencegah prolaps lensa
- Beri cloramphenikol atau tertasiklin tetes mata setiap 2-3 jam selama 7-10 hari
- Teteskan atropon tetes mata tiga kali satu selama 5 hari
- Tutup mata dengan kasa yang dibasahi larutan garam saali
7. Mulai pemberian makan
Pada fase awal stabilisasi perlu pendekatan yang sangat hati-hati karena kadaan faali anak sangat lemah dan
kapasitas homeostatik berkurang. Pemberian nutrisi harus dimulai segera setelah anak dirawat dan harus dirancang
sedemikian rupa sehingga cukup energi dan protein untuk memenuhi metabolisme basal.
Prinsip pemberian nutrisi pada fase initial/ stabilsasi adalah:
- porsi kecil, sering, rendah serat dan laktosa
- oral atau parenteral
- energi 100kkal/kgbb/hari
- protein 1-1,5 kkal/hari
- cairan 130ml/kg bb/hari ( 100 ml / kgBB bila ada edema berat)
- bila anakmendapat asi teruskan tetapi berikan formula khusus lebih dulu

Anda mungkin juga menyukai