Anda di halaman 1dari 2

Kisah Nabi Harun

Bercerita tentang kisah Nabi Harun, pastinya tidak bisa lepas dari kisah Nabi Musa. Beliau
adalah kakak sekaligus juru bicara dari Nabi Musa ketika menghadapi Fir’aun. Ataupun
umat Nabi Musa sendiri.Harun merupakan salah seorang Nabi yang telah diminta langsung
oleh Nabi Musa pada Allah dalam membantu memperkembangkan ajarannya. Beliau
diangkat menjadi nabi pada tahun 1450 SM dan ditugaskan untuk berdakwah kepada para
Fir’aun Mesir dan Bani Israel di Sina, Mesir.

Nabi Harun diriwayatkan fasih berbicara dan mempunyai pendirian tegas dalam mengikuti
Nabi Musa saat menyampaikan dakwah kepada raja-raja yang sesat. Nabi Musa sendiri
mengakui kelebihan saudaranya itu dan mempercayainya untuk membantunya dalam
berdakwah.

“Dan saudaraku Harun, dia lebih fasih lidahnya daripadaku, maka utuslah dia bersamaku
sebagai pembantuku untuk membenarkan (perkataan) ku, sesungguhnya aku khawatir
mereka akan berdusta.” ucap Nabi Musa.

Tibalah dimana Nabi Musa telah diperintahkan oleh Allah SWT untuk pergi ke bukit Sinai
untuk menerima wahyu. Semasa kepergian Nabi Musa, segala urusan telah diserahkan
kepada saudaranya Nabi Harun. Selama ditinggal Nabi Musa ,Nabi Harun juga diberikan
amanah untuk mengawasi dan memimpin penduduk Bani Israel dari perbuatan mungkar,
dan juga menyekutukan Allah dengan benda lain. Musa berkata kepada Harun:
“Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku dan perbaikilah, jangan kamu mengikuti jalan
orang yang melakukan kerusakan.”• Kepergian Nabi Musa selama 40 hari dan 40 malam.

Kepergian Musa lantas ternyata dimanfaatkan orang bernama Samiri. Ia berniat


memanfaatkan situasi tersebut untuk menyesatkan kaum Nabi Musa yang selama ini telah
bersusah payah membentuk keimanan mereka. Samiri ini membuat patung terbuat dari
emas untuk disembah kaum Musa. Mereka menyembah patung berbentuk hewan sapi itu
setelah terkena tipu muslihat Samiri yang menjadikannya bisa berbicara.
Nabi Harun sangat marah setelah melihat umatnya menyembah berhala. Lalu ia berusaha
mencegah umatnya yang menyekutukan Allah agar kembali ke jalan yang benar. Tapi
umatnya malah membangkang dengan memberi ancaman kepada Nabi Harun kalau ia
terus melarang mereka menyembah patung tersebut. Pada akhirnya, Nabi Harun tidak
dapat berbuat apa-apa dan mereka mereka terus menyembah patung itu.

Setelah Nabi Musa kembali, ia terkejut karena kaumnya menyembah berhala. Dalam hal ini,
Musa juga menyalahkan Nabi Harun. Dalam keadaan marah yang tidak dapat dikendalikan
Nabi Musa menarik janggut Nabi Harun dan berkata:”Wahai Harun, apa yang menghalangi
engkau dari mencegah mereka ketika engkau melihat mereka sesat? Apakah engkau tidak
mengikuti aku atau engkau menduharkai perintahku?” Harun berkata: “ Wahai saudaraku,
janganlah engkau merenggut janggutku dan janganlah engkau menarik kepalaku,
sesungguhnya aku takut engkau akan berkata, ‘engkau mengadakan perpecahan dalam
Bani Israel dan engkau tidak memelihara perkataanku.' ”

Diriwayatkan, Nabi Musa yang menarik janggut Nabi Harun saat ia melampiaskan
amarahnya membuat janggut yang dipegang oleh Nabi Musa telah bertukar menjadi putih
dan janggut yang tidak kena tangan Nabi Musa tetap berwarna hitam. Sejak itu janggut
Nabi Harun mempunyai dua warna yaitu putih dan hitam.

Pada akhirnya, Nabi Musa mengetahui siapa dalang dari semua ini. Ia mendapatkan Samiri
sebagai perusak kaumnya. Nabui Musa mengusir Samiri beserta pengikutnya dan berjanji
akan menghancurkan berhala-berhala yang dibuatnya dan akan dihanyutkan kedalam laut.
Nabi Musa pun berkata: “Samiri dan para pengikutnya yang kafir akan segera mendapat
adzab dari Allah SWT.”

Nabi Harun hidup selama 122 tahun. Beliau wafat 11 bulan sebelum kematian Musa, di
daerah al Tiih, yaitu sebelum Bani Israil memasuki Palestina. Setelah Nabi Harun dan Nabi
Musa meninggal dunia, Bani Israel dipimpin oleh Yusyaa bin Nun. Namun, setelah Yusyaa
wafat, lama-kelamaan sebagian besar mereka meninggalkan ajaran yang terkandung
dalam Taurat. Malah, ada kalangan mereka yang mengubah hukum di dalam kitab tersebut.
Sehingga menimbulkan perselisihan dan perbedaan pendapat dan akhirnya menyebabkan
perpecahan Bani Israel.

Anda mungkin juga menyukai