mutu adalah keseluruhan ciri atau karakteristik produk atau jasa dalam tujuannya untuk
memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan. Pelanggan yang dimaksud disini bukan pelanggan
atau konsumen yang hanya datang sekali untuk mencoba dan tidak pernah kembali lagi,
melainkan mereka yang datang berulang-ulang untuk membeli dan membeli. Meskipun demikian,
pelanggan yang baru pertama kali datang juga harus dilayani sebaik-baiknya, karena kepuasan
yang pertama inilah yang akan membuat pelanggan datang dan datang lagi. Secara umum dapat
dikatakan bahwa mutu produk atau jasa itu akan dapat diwujudkan bila orientasi seluruh kegiatan
organisasi tersebut berorientasi pada epuasan pelanggan (customer satisfaction).
1. Memaksimalkan kualitas
2. Memudahkan interpretasi hasil kontrol
3. Mempercepat pengerjaan sampel pasien dengan proses analisa yang lebih efisien
Sesuai dengan hukum Lambert-Beer, jika ABS ≈ [C] . Artinya absorban setara dengan konsentrasi
atau kadar analit.
Pertanyaanya kapan didapatkan faktor nih????
Di definisi diatas disebutkan nih kalau yang namanya kalibrator itu gunanya untuk mengatur kembali
nilai standar kurva.
Masih ingat dengan pelajaran kurva standar???? Masih ingat dengan slope dan intercept. Hhe ingat
lah pasti ingat kan.
Nah pada saat alat membaca kalibrator X dengan parameter kolesterol total, dia juga membutukan
yang namanya blanko. Blanko itu ya matriks pelarutnya, biasanya sih aquabidest, tapi sebenernya
blanko itu macam-macam, ah nanti saja dibahasnya nanti puyeng lagi hhe.
Kembali ke kurva standar nanti kan dibaca nih absorban blanko sama absorban si kalibrator tadi.
Dapat kan nilai absorbannya masing-masing. Nanti diplotkan lah ke sumbu X dengan nilai analit
(konsentrasi blako dan kalibrator tadi) terhadap sumbu Y dengan nilai absorban-nya, nah ini kan
nanti membentuk persamaan garis lurus alias regresi linear atau bentuk persamaan umunya gini nih
y = bx + a atau ada juga yang menulis y = mx + c.
Dan perlu tahu tapi da pasti tahu sahabat juga, kalau jenis kurva kalibrasi tuh macam-macam, ada
yang namanya one point calibration, two point calibration, dan multiple point calibration.
waaah makin rumit juga nih penjelasan singkatnya hhe. Tapi ya beginilah sebenernya dalamnya. Itu
sebabnya kenapa ATLM belajar Kimia Analitik, belajar Instrumentasi, supaya ngerti hal begini,
supaya lahan kerja kita gak diserobot orang dong (walaupun laboratorium bukan satu-satunya lahan
ATLM). Dan menginformasikan juga nih, ada wacana di kurikulum ATLM nanti katanya mata
kuliah rumpun Kimia mau dihilangkan.
Ini harus ditolak dong. Katanya ATLM ko gak belajar kimia, kan aneh.
Nah kembali-kembali nih. Dari persamaan regersi linear terebut nanti ada persamaan matematis
lainnya nih untuk mendapatkan nilai F alias faktor. Saya gak bahan disini ya masalah persamaan
matematis penetuan nilai F ini, panjang hhe.
Nah andaikan dapatkan persamaan y = bx + a, itu tidak serta merta kita bilang OK loh. Harus dikaji
nih gimana persamaan ini, linear sampai berapa, ini penting dalam analisa, linearitas analisa
berhubungan dengan hasil, berhubungan dengan keputusan klinis menetukan nilai sampel apakah
patologis apakah normal dalam rentang medical decision (stop ah, ntar gak adil juga nih bahasanya
hhe).
Nah intinya setelah dapat F nanti begini aplikasinya
Misal nih hasil Abs Kolesterol 100 mg/dL = 0.250 ABS. Nah dapat F = 15.3 setara 100 mg/dL. Nah
nanti secara automatis alat akan mengkalkulasikan jika ada sampel dengan ABS x akan otomatis
dikonversi ke dalam satuan konsentrasi dengan mengalikannya dengan F, nanti muncul deh nilai
konsentrasi sampelnya berapa yang dihasilkan.
Nah karena pentingnya kalibrasi, makannya jangan asal-asalan kalibrasi. Kalibrasi salah, semua akan
salah. BAHAYA !!! ukuran takaran timbangan kita kacau kalau salah.
2. Standar
Lanjut nih ke standar. Sahabat ATLM. Kalau kalibrator itu isinya bermacam-macam analitnya dan
matriksnya, biasanya “human serum base” (matriksnya berasal dari serum manusia) . Nah berbeda
dengan standar nih kalau standar itu hanya berisi dari satu jenis analit yang spesifik. Bukan bertujuan
untuk mengatur kembali nilai kurva standar. Tetapi bertujuan untuk kepentingan akurasi satu nilai
nih. Dan matriksnya biasanya bukan lah “human serum base”.
Kepentingan akurasi ??? maksudnya gini sahabat. Kalau kita pakai fotometer yang manual nih
pengerjaanya. Pastikan sebelum running sampel biasanya running standar, supaya kita dapat pengali
untuk rumus ini nih :
[Sampel] = (Abs Sampel : Abs Standar ) x [Standar]
Nah sekilah persis seperti proses kalibrasi kan, tapi standar berbeda dengan kalibrator.
Dan derajat kalibrator lebih tinggi dibanding standar. Karena standar tidak dihitung berdasarkan
persamaan regresi linear. Dan kadang kala tidak aada batasan nilai ABS pada standar. Berbeda
dengan kalibrator ada kriteria keterimaanya seperti recoverynya maksimal ± 5% dan ada batasan
ABS sehingga dapat terkontrol niali F yang diperbolehkannya. Jadi kalibrator lebih menjamin yang
namanya akurasi dan presisi pemeriksaan.
3. Bahan Kontrol
Nah sekarang bahan kontrol nih. Bahan kontrol adalah sampel yang bereaksi sama dengan sampe
pasien, tersusun dari banyak analit. Memiliki nilai keterimaan dalam bentuk range. Digunakan untuk
menilai kinerja analisa nih. Makannya proses pemeriksaan bahan kontrol dinamakan proses IQC.
Secara umum bahan kontrol itu ada 2 jenis nih,
· Unassayed control atau in house control
Artinya kontrol yang dibuat secara mandiri untuk intra laboratorum. Tetapi kontrol ini tidak
disaraankan karena dianggap proses quality pembuatannya belum terstandar.
· Assayed Control
Terbagi menjadi 2 bagian nih
a) Manufacture Control
Artinya bahan kontrol yang diproduksi oleh manufaktur alat dan reagen yang digunakan. Missal kita
menggunakan alat dan reagen dari produsen X, maka produsen X membuat bahan kontrol X juga.
b) 3rd party Control
Kontrol yang diproduksi pihak ketiga. Kita memalai alat X dan Reagen X tetapi menggunakan
kontrol dari manufaktur lainnya yang secara independen.
Mungkin sahabat bertanya, kenapa harus melakukan IQC memeriksa bahan kontrol?.
Sahabat ATLM, ini bukan sekedar memenuhi regulasi ISO 15189, ketentuan PERMENKES, atau
kenetuan IFCC dan CLSI saja.
Sudah disebutkan di awal tulisan ini. Kalau yang namanya jaminan mutu itu penting, karena yang
kita analisa menyangkut manusia nih. So “quality is more important”. Dengan melakukan IQC
kemudian kita melakukan ploting ke grafik Levey Jening atau grafik Younden, atau kita menghitung
CV, TE, Sigma, SDI, VIS, dsb. Kita dapat menilai kinerja analitik kita.
Aturan statistik yang paling terkenal untuk QC laboratorium tentu saja semua tahu kan. Yaitu
Westgard.
Aturan Westgard bukan sekedar aturan nih. Perlu pemahaman dalam menerapkannya. Perlu design
QC yang pas untuk setiap laboratoriumnya.
Fungsi TLM
Mengembangkan prosedur untuk mengambil dan memproses spesimen
Melaksanakan uji analitik terhadap reagen dan spesimen
Mengoperasikan dan memelihara peralatan/ instrumen laboratorium
Mengevaluasi data laboratorium
Mengevaluasi teknik, instrumen, dan prosedur baru laboratorium secara efektif dan efisien
Merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan laboratorium
Membimbing dan membina tenaga kesehatan lain dalam bidang teknik kelaboratoriuman
Merancang dan melaksanakan penelitian dalam bidang laboratorium kesehatan
Peran TLM
1. Pelaksanaan teknis dalam pelayanan laboratorium kesehatan
2. Penyelia teknis operasional laboratorium kesehatan
3. Peneliti dalam bidang laboratorium kesehatan
4. Penyuluh dalam bidang laboratorium kesehatan (Promotion Health Laboratory)
Kewajiban TLM
1. Mengembangkan prosedur untuk mengambil dan memproses spesimen.
2. Melaksanakan uji analitik terhadap reagen maupun terhadap spesimen, yang berkisar dari yang
sederhana sampai dengan yang kompleks.
3. Mengoperasikan dan memelihara peralatan laboratorium dari yang sederhana sampai dengan
yang canggih.
4. Mengevaluasi data laboratorium untuk memastikan akurasi dan prosedur pengendalian mutu dan
mengembangkan pemecahan masalah yang berkaitan dengan data hasil uji.
5. Mengevaluasi teknik, instrumen dan prosedur baru untuk menentukan manfaat kepraktisannya.
6. Membantu klinisi dalam pemanfaatan yang benar dari data laboratorium untuk memastikan
seleksi yang efektif dan efisien terhadap uji laboratorium dalam menginterpretasi hasil uji.
7. Merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan laboratorium.
8. Membimbing dan membina tenaga kesehatan lain dalam bidang Teknik kelaboratoriuman.
9. Merancang dan melaksanakan penelitian dalam bidang laboratorium kesehatan.
Tugas Pokok TLM
Fungsi TLM
Mengembangkan prosedur untuk mengambil dan memproses spesimen
Melaksanakan uji analitik terhadap reagen dan spesimen
Mengoperasikan dan memelihara peralatan/ instrumen laboratorium
Mengevaluasi data laboratorium
Mengevaluasi teknik, instrumen, dan prosedur baru laboratorium secara efektif dan efisien
Merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan laboratorium
Membimbing dan membina tenaga kesehatan lain dalam bidang teknik kelaboratoriuman
Merancang dan melaksanakan penelitian dalam bidang laboratorium kesehatan
Peran TLM
1. Pelaksanaan teknis dalam pelayanan laboratorium kesehatan
2. Penyelia teknis operasional laboratorium kesehatan
3. Peneliti dalam bidang laboratorium kesehatan
4. Penyuluh dalam bidang laboratorium kesehatan (Promotion Health Laboratory)
Kewajiban TLM
1. Mengembangkan prosedur untuk mengambil dan memproses spesimen.
2. Melaksanakan uji analitik terhadap reagen maupun terhadap spesimen, yang berkisar dari yang
sederhana sampai dengan yang kompleks.
3. Mengoperasikan dan memelihara peralatan laboratorium dari yang sederhana sampai dengan
yang canggih.
4. Mengevaluasi data laboratorium untuk memastikan akurasi dan prosedur pengendalian mutu dan
mengembangkan pemecahan masalah yang berkaitan dengan data hasil uji.
5. Mengevaluasi teknik, instrumen dan prosedur baru untuk menentukan manfaat kepraktisannya.
6. Membantu klinisi dalam pemanfaatan yang benar dari data laboratorium untuk memastikan
seleksi yang efektif dan efisien terhadap uji laboratorium dalam menginterpretasi hasil uji.
7. Merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan laboratorium.
8. Membimbing dan membina tenaga kesehatan lain dalam bidang Teknik kelaboratoriuman.
9. Merancang dan melaksanakan penelitian dalam bidang laboratorium kesehatan.
Fungsi TLM
Mengembangkan prosedur untuk mengambil dan memproses spesimen
Melaksanakan uji analitik terhadap reagen dan spesimen
Mengoperasikan dan memelihara peralatan/ instrumen laboratorium
Mengevaluasi data laboratorium
Mengevaluasi teknik, instrumen, dan prosedur baru laboratorium secara efektif dan efisien
Merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan laboratorium
Membimbing dan membina tenaga kesehatan lain dalam bidang teknik kelaboratoriuman
Merancang dan melaksanakan penelitian dalam bidang laboratorium kesehatan
Peran TLM
1. Pelaksanaan teknis dalam pelayanan laboratorium kesehatan
2. Penyelia teknis operasional laboratorium kesehatan
3. Peneliti dalam bidang laboratorium kesehatan
4. Penyuluh dalam bidang laboratorium kesehatan (Promotion Health Laboratory)
Kewajiban TLM
1. Mengembangkan prosedur untuk mengambil dan memproses spesimen.
2. Melaksanakan uji analitik terhadap reagen maupun terhadap spesimen, yang berkisar dari yang
sederhana sampai dengan yang kompleks.
3. Mengoperasikan dan memelihara peralatan laboratorium dari yang sederhana sampai dengan
yang canggih.
4. Mengevaluasi data laboratorium untuk memastikan akurasi dan prosedur pengendalian mutu dan
mengembangkan pemecahan masalah yang berkaitan dengan data hasil uji.
5. Mengevaluasi teknik, instrumen dan prosedur baru untuk menentukan manfaat kepraktisannya.
6. Membantu klinisi dalam pemanfaatan yang benar dari data laboratorium untuk memastikan
seleksi yang efektif dan efisien terhadap uji laboratorium dalam menginterpretasi hasil uji.
7. Merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan laboratorium.
8. Membimbing dan membina tenaga kesehatan lain dalam bidang Teknik kelaboratoriuman.
9. Merancang dan melaksanakan penelitian dalam bidang laboratorium kesehatan.