Anda di halaman 1dari 16

1. Apa yang dimaksud dengan mutu?

mutu adalah keseluruhan ciri atau karakteristik produk atau jasa dalam tujuannya untuk
memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan. Pelanggan yang dimaksud disini bukan pelanggan
atau konsumen yang hanya datang sekali untuk mencoba dan tidak pernah kembali lagi,
melainkan mereka yang datang berulang-ulang untuk membeli dan membeli. Meskipun demikian,
pelanggan yang baru pertama kali datang juga harus dilayani sebaik-baiknya, karena kepuasan
yang pertama inilah yang akan membuat pelanggan datang dan datang lagi. Secara umum dapat
dikatakan bahwa mutu produk atau jasa itu akan dapat diwujudkan bila orientasi seluruh kegiatan
organisasi tersebut berorientasi pada epuasan pelanggan (customer satisfaction).

Beberapa pengertian mutu menurut para ahli :

 Pengertian Mutu Menurut Phillip B. Crosby


Mutu adalah confermance to requirement, yaitu sesuai dengan yang diisyaratkan. Suatu produk
memiliki mutu apabila sesuai dengan yang standar atau kriteria mutu yang telah ditentukan, standar
mutu tersebut meliputi bahan baku proses produks dan produksi jadi.
 Pengertian Mutu Menurut Edwards Deming
Mutu adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar atau konsumen. Perusahaan yang bermutu adalah
perusahaan yang menguasai pangsa pasar karena hasil produksinya sesuai dengan kebutuhan
konsumen, sehingga menimbulkan kepuasan konsumen. Jika konsumen merasa puas, maka mereka
akan setia membeli produk perusahaan tersebut baik berupa barang maupun jasa.
 Pengertian Mutu Menurut Feigenbaum
Mutu adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (full customer satisfaction). Suatu produk dianggap
bermutu apabila dapat memberikan kepuasan sepenuhnya kepada konsumen, yaitu sesuai dengan
harapan konsumen atas produk yang dihasilkan perusahaan.
 Pengertian Mutu Menurut Gravi dan Davis
Mutu adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, tenaga kerja, proses dan
tugas serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Perubahan mutu produk
tersebut memerlukan peningkatan atau perubahan keterampilan tenaga kerja, proses produksi, dan
tugas serta perubahan lingkungan perusahaan agar produk dapat memenuhi dan melebihi harapan
konsumen.
2. Mengapa harus QC ?
Karna dapat :

1. Dapat menjamin mutu pemeriksaan dengan biaya minimal


2. Prosedur QC dirancang atas dasar mutu yang diinginkan dari setiap metode pemeriksaan
3. Menggunakan program QC validator dapat direncanakan 'control rules', jumlah pengukuran
bahan kontrol (N), kemampuan mendeteksi kesalahan dan derajat penolakan palsu suatu
metode pemeriksaan
4. Memberikan keyakinan bagi laboratorium bahwa hasil yg dikeluarkan adalah akurat &
reliable
5. untuk memantau, dan mendiagnosis kondisi kesehatan manusia lah, lebih dini juga hasil
laboratorium bisa bersifat prediktif terhadap kemungkinan suatu kelainan dalam tubuh
manusia alias penyakit.

1. Sumber – sumber kesalahan di laboratorium


2. Kesalahan pada pemeriksaan dapat berupa :
1. Kesalahan teknik
Sifat kesalahan disini sudah melekat, selalu ada pada setiap pemeriksaan dan seakan-akan
tidak mungkin dapat dihindarkan. Usaha perbaikan jenis kesalahan ini hanya dapat
memperkecil kesalahan tetapi tidak mungkin menghilangkannya sama sekali. Kesalahan
teknik ini ada 2 macam yaitu :
3. Kesalahan acak (Random error)
Kesalahan jenis ini menunjukkan tingkat ketelitian (presisi) pemeriksaan. Kesalahan ini akan
tampak pada pemeriksaan yang dilakukan berulang pada spesimen yang sama dan hasilnya
bervariasi, kadang-kadang lebih besar, kadang-kadang lebih kecil dari nilai seharusnya.
b. Kesalahan sistematik (Systematic error)
Kesalahan jenis ini menunjukkan tingkat ketepatan (akurasi) pemeriksaan. Sifat kesalahan ini
menjurus ke satu arah. Hasil pemeriksaan selalu lebih besar atau selalu lebih kecil dari nilai
seharusnya.
4. Kesalahan non teknik
Kesalahan yang terjadi di luar tahap analitik pemeriksaan. Kesalahan jenis ini dijumpai pada
tahap pra analitik atau pasca analitik. Kesalahan ini terbagi atas :
a. Kesalahan pengambilan sampel (sampling error)
– Persiapan pasien
– Pemberian identitas spesimen
– Pengambilan dan penampungan spesimen
– Pengolahan dan penyimpanan spesimen
– Transport spesimen
b. Kesalahan penghitungan dan penulisan (Clerical error)
Pencatatan hasil
Pada waktu bekerja di laboratorium yang harus diperhatikan adalah ketelitian (presisi) dan
ketepatan (akurasi) dari suatu pemeriksaan. Ketelitian diartikan kesesuaian hasil pemeriksaan
laboratorium yang diperoleh apabila pemeriksaan dilakukan berulang
5. kesalahan yang ditemukan selama proses pemeriksaan :
1. Kesalahan acak/random eror
Penyebab : a. Penanganan reagen, kalibrator, dan control tidak konsisten
b. Fluktuasi dalam temperatur
c. Fluktuasi dalam volume
d. Fluktuasi listrik
e. Perawatan instrumen tidak konsisten
f. Kondisi lingkungan kerja tidak konsisten
g. Penyimpanan yang tidak tepat dari reagen dan kalibrator
Penyelesaian : bahan kontrol dikerjakan ulang menggunakan reagen yang sama
6. 2. Kesalahan sistemik/systematic eror
Penyebab : a. Perubahan no.lot reagen, no.lot kalibrator
b. Perubahan kalibrasi
c. Perubahan terhadap instrumen
Penyelesaian : diidentifikasi penyebabnya diperbaiki sesuai penyebab yang ditemukan
4 apakah ukuran kualitas proses analitis laoratorium
Kalibrator
Standar
Bahan Kontrol

1. Memaksimalkan kualitas
2. Memudahkan interpretasi hasil kontrol
3. Mempercepat pengerjaan sampel pasien dengan proses analisa yang lebih efisien

5 bagaimana mengukur kualitas pemeriksaan laboratorium


Kalibrator
“Kalibrator adalah sample yang digunakan untuk mengatur kembali nilai standar kurva
berdasarkan pada reagen, lampu, dll.
Konsentrasi Substansinya sudah diketahui ketika dirunning dengan kit atau instrument nilainya
selalu konstan. Dioptimalkan untuk test atau kit yang spesifik.”
Memusingkan tidak bahasanya??? Hhe. Ini nih salah satu problem kenapa konsep QC banyak gak
jalan. Problematikanya itu ya dimasalah bahasa komunikasi yang kadang tidak adil nih. Kenapa gak
adil?.
Iyalah menganggap semua orang sama, inilah salah satu tembok besarnya.
Ok kita sederhanakan saja nih.
Kalibrator itu fungsinya adalah untuk menetapkan yang namanya faktor. Nah faktor itu gunanya
sebagai nilai acuan jika kita memeriksa sampel.
Contohnya gini
Kalibrator Merk X dalam kit insertnya tercantum konsentrasi analit kolesterol total = 100 mg/dL.
Nah pasti kalibrator ini kita kerjakankan nih, di alat pasti diorder sebagai kalibrator. Ke alat kita
seolah-olah bicara gini “hei alat, tolong nih periksa kalibrator untuk parameter kolesterol total,
nilainya 100 mg/dL , nanti tolong hitungnya faktornya berapa”.
Nah yang dibaca alat itu apa???. Nih sahabat ATLM. Semua alat yang berbasis kinetika reaksi kimia
yang menghasilkan warna akan mendasarkan pembacaan pada yang namanya absorban (ABS). Nah
ketika kita minta tolong ke alat baca kalibrator kolesterol 100 mg/dL, baik alat yang automatis
maupun yang manual akan membaca absorbansi warnanya nih.
Tahukan apa itu absorban?? Tahu lahnya hhe, tolong bedakan juga kalau menemukan Cut Off (CO),
indeks, ratio, RUL, dsb. Itu macem-macem tergantung metode pengukurannya. Kita mah di spektro
dulu fokus ke absorbannya hhe.

Sesuai dengan hukum Lambert-Beer, jika ABS ≈ [C] . Artinya absorban setara dengan konsentrasi
atau kadar analit.
Pertanyaanya kapan didapatkan faktor nih????
Di definisi diatas disebutkan nih kalau yang namanya kalibrator itu gunanya untuk mengatur kembali
nilai standar kurva.
Masih ingat dengan pelajaran kurva standar???? Masih ingat dengan slope dan intercept. Hhe ingat
lah pasti ingat kan.
Nah pada saat alat membaca kalibrator X dengan parameter kolesterol total, dia juga membutukan
yang namanya blanko. Blanko itu ya matriks pelarutnya, biasanya sih aquabidest, tapi sebenernya
blanko itu macam-macam, ah nanti saja dibahasnya nanti puyeng lagi hhe.
Kembali ke kurva standar nanti kan dibaca nih absorban blanko sama absorban si kalibrator tadi.
Dapat kan nilai absorbannya masing-masing. Nanti diplotkan lah ke sumbu X dengan nilai analit
(konsentrasi blako dan kalibrator tadi) terhadap sumbu Y dengan nilai absorban-nya, nah ini kan
nanti membentuk persamaan garis lurus alias regresi linear atau bentuk persamaan umunya gini nih
y = bx + a atau ada juga yang menulis y = mx + c.

Dan perlu tahu tapi da pasti tahu sahabat juga, kalau jenis kurva kalibrasi tuh macam-macam, ada
yang namanya one point calibration, two point calibration, dan multiple point calibration.
waaah makin rumit juga nih penjelasan singkatnya hhe. Tapi ya beginilah sebenernya dalamnya. Itu
sebabnya kenapa ATLM belajar Kimia Analitik, belajar Instrumentasi, supaya ngerti hal begini,
supaya lahan kerja kita gak diserobot orang dong (walaupun laboratorium bukan satu-satunya lahan
ATLM). Dan menginformasikan juga nih, ada wacana di kurikulum ATLM nanti katanya mata
kuliah rumpun Kimia mau dihilangkan.
Ini harus ditolak dong. Katanya ATLM ko gak belajar kimia, kan aneh.
Nah kembali-kembali nih. Dari persamaan regersi linear terebut nanti ada persamaan matematis
lainnya nih untuk mendapatkan nilai F alias faktor. Saya gak bahan disini ya masalah persamaan
matematis penetuan nilai F ini, panjang hhe.
Nah andaikan dapatkan persamaan y = bx + a, itu tidak serta merta kita bilang OK loh. Harus dikaji
nih gimana persamaan ini, linear sampai berapa, ini penting dalam analisa, linearitas analisa
berhubungan dengan hasil, berhubungan dengan keputusan klinis menetukan nilai sampel apakah
patologis apakah normal dalam rentang medical decision (stop ah, ntar gak adil juga nih bahasanya
hhe).
Nah intinya setelah dapat F nanti begini aplikasinya
Misal nih hasil Abs Kolesterol 100 mg/dL = 0.250 ABS. Nah dapat F = 15.3 setara 100 mg/dL. Nah
nanti secara automatis alat akan mengkalkulasikan jika ada sampel dengan ABS x akan otomatis
dikonversi ke dalam satuan konsentrasi dengan mengalikannya dengan F, nanti muncul deh nilai
konsentrasi sampelnya berapa yang dihasilkan.
Nah karena pentingnya kalibrasi, makannya jangan asal-asalan kalibrasi. Kalibrasi salah, semua akan
salah. BAHAYA !!! ukuran takaran timbangan kita kacau kalau salah.

2. Standar
Lanjut nih ke standar. Sahabat ATLM. Kalau kalibrator itu isinya bermacam-macam analitnya dan
matriksnya, biasanya “human serum base” (matriksnya berasal dari serum manusia) . Nah berbeda
dengan standar nih kalau standar itu hanya berisi dari satu jenis analit yang spesifik. Bukan bertujuan
untuk mengatur kembali nilai kurva standar. Tetapi bertujuan untuk kepentingan akurasi satu nilai
nih. Dan matriksnya biasanya bukan lah “human serum base”.
Kepentingan akurasi ??? maksudnya gini sahabat. Kalau kita pakai fotometer yang manual nih
pengerjaanya. Pastikan sebelum running sampel biasanya running standar, supaya kita dapat pengali
untuk rumus ini nih :
[Sampel] = (Abs Sampel : Abs Standar ) x [Standar]
Nah sekilah persis seperti proses kalibrasi kan, tapi standar berbeda dengan kalibrator.
Dan derajat kalibrator lebih tinggi dibanding standar. Karena standar tidak dihitung berdasarkan
persamaan regresi linear. Dan kadang kala tidak aada batasan nilai ABS pada standar. Berbeda
dengan kalibrator ada kriteria keterimaanya seperti recoverynya maksimal ± 5% dan ada batasan
ABS sehingga dapat terkontrol niali F yang diperbolehkannya. Jadi kalibrator lebih menjamin yang
namanya akurasi dan presisi pemeriksaan.

3. Bahan Kontrol
Nah sekarang bahan kontrol nih. Bahan kontrol adalah sampel yang bereaksi sama dengan sampe
pasien, tersusun dari banyak analit. Memiliki nilai keterimaan dalam bentuk range. Digunakan untuk
menilai kinerja analisa nih. Makannya proses pemeriksaan bahan kontrol dinamakan proses IQC.
Secara umum bahan kontrol itu ada 2 jenis nih,
· Unassayed control atau in house control
Artinya kontrol yang dibuat secara mandiri untuk intra laboratorum. Tetapi kontrol ini tidak
disaraankan karena dianggap proses quality pembuatannya belum terstandar.
· Assayed Control
Terbagi menjadi 2 bagian nih
a) Manufacture Control
Artinya bahan kontrol yang diproduksi oleh manufaktur alat dan reagen yang digunakan. Missal kita
menggunakan alat dan reagen dari produsen X, maka produsen X membuat bahan kontrol X juga.
b) 3rd party Control
Kontrol yang diproduksi pihak ketiga. Kita memalai alat X dan Reagen X tetapi menggunakan
kontrol dari manufaktur lainnya yang secara independen.
Mungkin sahabat bertanya, kenapa harus melakukan IQC memeriksa bahan kontrol?.
Sahabat ATLM, ini bukan sekedar memenuhi regulasi ISO 15189, ketentuan PERMENKES, atau
kenetuan IFCC dan CLSI saja.
Sudah disebutkan di awal tulisan ini. Kalau yang namanya jaminan mutu itu penting, karena yang
kita analisa menyangkut manusia nih. So “quality is more important”. Dengan melakukan IQC
kemudian kita melakukan ploting ke grafik Levey Jening atau grafik Younden, atau kita menghitung
CV, TE, Sigma, SDI, VIS, dsb. Kita dapat menilai kinerja analitik kita.
Aturan statistik yang paling terkenal untuk QC laboratorium tentu saja semua tahu kan. Yaitu
Westgard.

Aturan Westgard bukan sekedar aturan nih. Perlu pemahaman dalam menerapkannya. Perlu design
QC yang pas untuk setiap laboratoriumnya.

6. Bagaimana bahan konrtol pemeriksaan laboratorium


Berdasarkan penggunaanBahan kontrol dari bahan kimia murni dipakai untuk pemeriksaan kimia
lingkungan urinalisa dan kimia klinikSerum kumpulan atau pooled sera dan liofilisat digunakan
untuk pemeriksaan kimia klinik dan imunoserologiBahan kontrol assayed digunakan untuk uji
ketepatan dan ketelitian, uji kualitas reagen, uji kualitas alat, dan uji kualitas metode
pemeriksaanBahan kontrol unassayed digunakan untuk uji ketelitian suatu pemeriksaaan3.
Stabilitas bahan kontrolBentuk bubuk padat atau liofilisat lebih stabil dan tahan lama dari pada
bentuk cair.Jenis-jenis bahan kontrol1. Serum kontrola. Serum kontrol cair- pool serumPool
serum dibuat dari serum- serum penderita yang tersisa namun tidak hemolitik dan lipemik.
Prosedur pembuatannya adalah sbb :Sisa- sisa serum penderita yang bebas dari hemolisa dan
lipemia dikumpulkan dalam suatu botol plastik yang bersih dan steril pada suhu 20C
pengumpulan tersebut dilakukan hingga mencapai jumlah volume yang cukup untuk satu periode
kontrol. Serum yang telah terkumpul dicairkan kembali ( sebaiknya menggunakan bak air dengan
suhu sekitar 25C). campuran dari cairan tersebut disentrifus untuk memisahkan bagian- bagian
yang tidak homogen.Seluruh supernatan (bagian larutan yang homogen) dicampur menjadi satu
dalam sebuah penampung yang besar dan di aduk secara berhati-hati . campuran serum tersebut
dinamakan pool- serum.Pool-serum diisi kedalam botol-botol kecil yang steril dengan volume
yang mencukupi kebutuhanya pemantapan kualitas untuk satu hari. Lalu botol-botol tersebut
ditutup rapat dan disimpan pada suhu 20C.Untuk kebutuhan pemantapan kualitas setiap hari
dikeluarkan satu botol pool serum dan di cairkan pada suhu kamar (dianjurkan untuk
menggunakan suatu bak air dengan suhu sekitar 25C). Setelah cair botol pool serum dibolak-
balikkan beberapa kali hingga pool serum itu menjadi homogen kembali.lanjutanPenggunaan
pool serum sekarang sudah kurang dianjurkan dengan alasan-alasan sebagai berikut :Stabilitas
dari beberapa komponennya kurang terjamin (misalnya aktivitas enzim, bilirubin dan lain-
lain);Bahaya infeksi sangat tinggi- Serum kontrol cair komersialSerum kontrol cair komersial
adalah serum kontrol siap pakai. Didalamnya terkandung stabilisator dan zat-zat anti bakteri yang
pada umumnya dirahasiakan oleh pabrik. Serum kontrol cair komersial merupakan bahan kontrol
yang cocok untuk analisa rutin di laboratorium klinik.Namun penggunaanya terbatas ,
karena:Hanya dapat digunakan untuk jumlah metode yang terbatas seperti elektrolit elektrolit
besi, tembaga, glukosa, urea, protein, dan lain-lain , dan tidak dapat di pakai untuk aktivitas
enzim, hormon-hormon, atau faktor-faktor koagulasi (pembekuan darah) dan
sebagainya.Memiliki sifat-sifat fisika-kimia yang berbeda dengan serum manusia, 7b. Serum
kontrol liofilisatLiofilisasi adalah cara pengeringan pada suhu yang sangat rendah (dibawah titik
beku larutan) dengan tekanan yang sangat rendah pula. Sisa proses pengeringan demikan
dinamakan liofilisat sebagai bahan dasar serum kontrol liofilisat biasanya digunakan serum
manusia2. Serum kontrol ketelitian (precision control sera)Serum kontrol ketelitian dikenal pula
dengan sebutan unassayed control sera. Serum kontol demikan digunakan untuk pemantapan
ketelian yang tidak perlu ada nilai rujukannya sebagai tolak ukur. Dengan demikan hargannya
akan lebih murah.3. Serum kontrol ketetapan (accuracy control sera)Serum kontrol ketetapan
digunakan untuk pemantapan ketetapan dan disebut pula assayed control sera. Sesuai dengan
prinsip pemantapan ketetapan yaitu membandingkan hasil analisa dengan suatu nilai rujukan
sebagai tolak ukur, serum kontrol ketetapan selalu disertai dengan suatu tabel nilai- nilai rujukan
dan batas- batas toleransinya4. Bahan kontrol hematologiSuatu material yang mempunyai nilai
uji yang diramalkan dan mempunyai matriks yang tipikal sama seperti halnya sampel pasien.
Kontrol diperiksa secara bersamaan dengan spesimen pasien untuk memonitor penampilan uji
tersebut. 11Contoh bahan kontrol hematogia. Darah SegarDarah segar (fresh whole blood)
merupakan kontrol yang ideal untuk pemriksaan darah lengkap karena secara fisik dan biologik
identik dengan material yang diperiksa (Doston, 1998). Akan tetapi darah segar secar alamia
mempunyai keterbatasan untuk sebagai kalibrator atau kontrol (Van Dun, 2007).b. Darah
Manusia TerstabilkanDarah manusia terstabilkan (stabilizer human blood) yang disuplai oleh
pabrik diGunakan secara luas oleh sekitar 80 % laboratirium klinik. Sampel tersebut mempunyai
jangka hidup yang lebih panjang (sampai beberapa minggu) sel-sel yang terstabilkan berbeda
dengan darah segar dipandang dari sudut ukuran, bentuk, deformabilitas, dan kemungkinaN
berbeda sifatnya dengan reagen instrumen yang berbeda.Syarat-syarat Bahan Kontrol Hematologi
yang Ideala.

7 bagaimanakah menyajikan atau melaporkan quails control


Implementasi Memilih bahan kontrol : — Homogen & Stabilitas lama . — Kemasannya ( volum
& jumlah ) disesuaikan kebutuhan. — Matrix mirip dengan spesimen manusia. —
Konsentrasinya signifikan secara klinik misalnya normal & tinggi atau normal & rendah. —
Pergantian lot number lama Persiapan & penyimpanan bahan kontrol — Ikuti instruksi dari
pabrik / vendor. — Gunakan pipet terkalibrasi ( pipet gondok ) untuk rekonstitusi bahan
kontrol. — Setelah direkonstitusi, aliquot lalu simpan di feezer dalam kemasan kecil sesuai
kebutuhan. — Jika hendak digunakan , keluarkan 1 aliquot dr feezer — Jangan beku ulang
bahan kontrol. — Monitor & maintenance suhu feezer untuk menghindari terjadinya degradasi
zat bahan kontrol. Guidelines CLIA 88 , CLSI Minimum 2 level dalam 24 jam Frekuensi
: - tiap 8 jam - tergantung jumlah tes : < 50 tes/ hari ----- 1 level / 1 kali per
hari 50- 100 tes/hari ----- 2 level / 1 kali per hari > 100 tes / hari ----- 2 level / 2
kali per hari Jika statistik IQC tidak cukup , dpt menggunakan spesimen pasien
Kapan menjalankan QC — Setiap hari sebelum sampel pasien — Menggunakan alat, reagen &
metode baru — Tergantung kestabilan reagen — Setelah melakukan preventive maintenance —
Setelah pergantian suku cadang — Ada masalah dalam aplikasi klinik dari hasil pasien —
Tindakan koreksi terhadap “error” — Pelatihan & kompetensi terhadap operator. Menetapkan
nilai range kontrol — Siapkan bahan kontrol yg sudah dipilih ( low, normal, high) — Jalankan
setiap kontrol sebanyak minimal 20 kali selama 20 - 30 hari. — Lihat hasil kontrol “in control “
dlm range yg sudah ditetapkan oleh pabrik — Kumpulkan minimal 20 data , lalu hitung rerata &
SD Nilai range kontrol — Sebelum menghitung nilai range kontrol : Jika ada 1 atau 2 data
dengan nilai terlalu tinggi atau rendah, data tersebut harus dikeluarkan dalam perhitungan nilai
range ---- “outliers” b. Jika ada > 2 data outliers in 20 data ------
identifikasi & tangani masalahnya --- ulang pengumpulan data kontrol. —
Pelaksanaan QC range harus meliputi semua operator yg melaksanakan pemeriksaan spesimen
— Bahan kontrol diperlakukan sama seperti spesimen pasien. Sistem monitoring hasil kontrol
Interpretasi hasil QC harian : Ada 3 kemungkinan : In control a. Control value is within in
limit control b. Control value in warning limit In control but regarded as out of
statistical 10 X , 7 T , trend, shift Out of kontrol Control value out of control limit
SYSTEMATIC ERROR — Pergantian reagen / kalibrator — Maintenance alat — Salah
nilai kalibrator — Persiapan reagen tidak benar — Deteriorasi reagen/kontrol/kalibrator —
Penyimpanan reagen & kalibrator tidak sesuai — Perubahan suhu inkubator — Perubahan
prosedur — Volum reagen atau spesimen tidak sesuai — Mempengaruhi akurasi (bias, trend ,
shift ) — Rules 2-2S, 4-1s(3-1s), 10-x (12-x), 7-T Random error — Ada gelembung
dalam reagen — Kontaminasi pada reagen — Pencampuran reagen tidak adequat — Tidak
stabil suhu atau inkubator — Tidak stabil sumber listrik — Variasi operator dlm pipeting —
Mempengaruhi presisi — Rules : 1-3s, R-4s — Deviasi positif atau negatif dari mean (x)
Dokumentasi Data QC & grafik Data error, tipe error beserta penyebabnya Problem solving &
tindakan korektif Data alat , reagensia,kalibrasi Preventif maintenance & troubleshooting —
Program QC berperan dalam menilai akurasi & realibility hasil lab. — Laboratorium harus
membuat program QC untuk monitor hasil lab. — Ada kebijakan & prosedur pelaksaaan QC
yg harus diikuti semua staf — Training semua staf secara terus menerus terhadap prosedur yang
berhubungan dengan mutu. — Tanggung Jawab QC dibawah seorang manajer mutu yg
memonitor & review semua data — Untuk monitoring proses QC , digunakan analisa secara
statistik, menggunakan grafik L-J — Jika kontrol out of range , maka segera lakukan tindakan
korektif & trouble shooting, sebelum mengeluarkan hasil pasien — Semua data yang
berhubungan dengan QC harus didokumentasikan secara lengkap & mudah untuk diakses
8 tujuan pemeriksaan laboratorium
Mendeteksi penyakit 2. Menentukan risiko 3. Skrining/uji saring adanya penyakit subklinis 4.
Konfirmasi pasti diagnosis 5. Menemukan kemungkinan diagnostik yang dapat menyamarkan
gejala klinis 6. Membantu pemantauan pengobatan 7. Menyediakan informasi
prognostic/perjalanan penyakit 8. Memantau perkembangan penyakit 9. Mengetahui ada tidaknya
kelainan/penyakit yang banyak dijumpai danpotensial 10. Memberi ketenangan baik pada pasien
maupun klinisi karena tidak didapati penyakit
Apa tujuan melakukan pemeriksaan laboratorium, jenis pemeriksaan laboratorium apa yang akan
dilakukan, jenis sampel yang akan diperiksa (darah, urine, feses atau cairan tubuh yang lain),
persiapan yang harus dilakukan sebelum pengambilan sampel, waktu pengambilan sampel yang baik
(pagi, siang, malam), di laboratorium mana pemeriksaan itu bisa dilakukan, kemana hasil
pemeriksaan laboratorium tersebut dikonsultasikan.
Untuk menjamin ketepatan hasil pemeriksaan, syarat yang harus diperhatikan sebelum pemeriksaan
seperti Glukosa puasa, Cholesterol lengkap, Trigliserida, Glukosa Toleransi test, C-Peptide, Lipid
Total, APO A1, APO B puasa 10 - 12 jam, puasa 8 jam untuk pemeriksaan : TAT (Aggregasi
Trombosit). Puasa 2 jam setelah makan : untuk pemeriksaan Glukosa 2 jam PP. Merupakan tahapan
yang perlu diketahui dan wajib dilakukan oleh pasien yang akan melakukan pemeriksaan penyakit
yang dideritanya
9 tugas ATLM di laboratorium
Tugas Pokok TLM

Melaksanakan pelayanan laboratorium kesehatan meliputi bidang hematologi, kimia klinik,


mikrobiologi, imunologi-serologi, toksikologi, kimia lingkungan, kimia makanan-minuman, kimia
air, patologi anatomi, biologi dan fisika

Fungsi TLM
 Mengembangkan prosedur untuk mengambil dan memproses spesimen
 Melaksanakan uji analitik terhadap reagen dan spesimen
 Mengoperasikan dan memelihara peralatan/ instrumen laboratorium
 Mengevaluasi data laboratorium
 Mengevaluasi teknik, instrumen, dan prosedur baru laboratorium secara efektif dan efisien
 Merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan laboratorium
 Membimbing dan membina tenaga kesehatan lain dalam bidang teknik kelaboratoriuman
 Merancang dan melaksanakan penelitian dalam bidang laboratorium kesehatan
Peran TLM
1. Pelaksanaan teknis dalam pelayanan laboratorium kesehatan
2. Penyelia teknis operasional laboratorium kesehatan
3. Peneliti dalam bidang laboratorium kesehatan
4. Penyuluh dalam bidang laboratorium kesehatan (Promotion Health Laboratory)
Kewajiban TLM
1. Mengembangkan prosedur untuk mengambil dan memproses spesimen.
2. Melaksanakan uji analitik terhadap reagen maupun terhadap spesimen, yang berkisar dari yang
sederhana sampai dengan yang kompleks.
3. Mengoperasikan dan memelihara peralatan laboratorium dari yang sederhana sampai dengan
yang canggih.
4. Mengevaluasi data laboratorium untuk memastikan akurasi dan prosedur pengendalian mutu dan
mengembangkan pemecahan masalah yang berkaitan dengan data hasil uji.
5. Mengevaluasi teknik, instrumen dan prosedur baru untuk menentukan manfaat kepraktisannya.
6. Membantu klinisi dalam pemanfaatan yang benar dari data laboratorium untuk memastikan
seleksi yang efektif dan efisien terhadap uji laboratorium dalam menginterpretasi hasil uji.
7. Merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan laboratorium.
8. Membimbing dan membina tenaga kesehatan lain dalam bidang Teknik kelaboratoriuman.
9. Merancang dan melaksanakan penelitian dalam bidang laboratorium kesehatan.
Tugas Pokok TLM

Melaksanakan pelayanan laboratorium kesehatan meliputi bidang hematologi, kimia klinik,


mikrobiologi, imunologi-serologi, toksikologi, kimia lingkungan, kimia makanan-minuman, kimia
air, patologi anatomi, biologi dan fisika

Fungsi TLM
 Mengembangkan prosedur untuk mengambil dan memproses spesimen
 Melaksanakan uji analitik terhadap reagen dan spesimen
 Mengoperasikan dan memelihara peralatan/ instrumen laboratorium
 Mengevaluasi data laboratorium
 Mengevaluasi teknik, instrumen, dan prosedur baru laboratorium secara efektif dan efisien
 Merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan laboratorium
 Membimbing dan membina tenaga kesehatan lain dalam bidang teknik kelaboratoriuman
 Merancang dan melaksanakan penelitian dalam bidang laboratorium kesehatan
Peran TLM
1. Pelaksanaan teknis dalam pelayanan laboratorium kesehatan
2. Penyelia teknis operasional laboratorium kesehatan
3. Peneliti dalam bidang laboratorium kesehatan
4. Penyuluh dalam bidang laboratorium kesehatan (Promotion Health Laboratory)
Kewajiban TLM
1. Mengembangkan prosedur untuk mengambil dan memproses spesimen.
2. Melaksanakan uji analitik terhadap reagen maupun terhadap spesimen, yang berkisar dari yang
sederhana sampai dengan yang kompleks.
3. Mengoperasikan dan memelihara peralatan laboratorium dari yang sederhana sampai dengan
yang canggih.
4. Mengevaluasi data laboratorium untuk memastikan akurasi dan prosedur pengendalian mutu dan
mengembangkan pemecahan masalah yang berkaitan dengan data hasil uji.
5. Mengevaluasi teknik, instrumen dan prosedur baru untuk menentukan manfaat kepraktisannya.
6. Membantu klinisi dalam pemanfaatan yang benar dari data laboratorium untuk memastikan
seleksi yang efektif dan efisien terhadap uji laboratorium dalam menginterpretasi hasil uji.
7. Merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan laboratorium.
8. Membimbing dan membina tenaga kesehatan lain dalam bidang Teknik kelaboratoriuman.
9. Merancang dan melaksanakan penelitian dalam bidang laboratorium kesehatan.

Tugas Pokok TLM

Melaksanakan pelayanan laboratorium kesehatan meliputi bidang hematologi, kimia klinik,


mikrobiologi, imunologi-serologi, toksikologi, kimia lingkungan, kimia makanan-minuman, kimia
air, patologi anatomi, biologi dan fisika

Fungsi TLM
 Mengembangkan prosedur untuk mengambil dan memproses spesimen
 Melaksanakan uji analitik terhadap reagen dan spesimen
 Mengoperasikan dan memelihara peralatan/ instrumen laboratorium
 Mengevaluasi data laboratorium
 Mengevaluasi teknik, instrumen, dan prosedur baru laboratorium secara efektif dan efisien
 Merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan laboratorium
 Membimbing dan membina tenaga kesehatan lain dalam bidang teknik kelaboratoriuman
 Merancang dan melaksanakan penelitian dalam bidang laboratorium kesehatan
Peran TLM
1. Pelaksanaan teknis dalam pelayanan laboratorium kesehatan
2. Penyelia teknis operasional laboratorium kesehatan
3. Peneliti dalam bidang laboratorium kesehatan
4. Penyuluh dalam bidang laboratorium kesehatan (Promotion Health Laboratory)
Kewajiban TLM
1. Mengembangkan prosedur untuk mengambil dan memproses spesimen.
2. Melaksanakan uji analitik terhadap reagen maupun terhadap spesimen, yang berkisar dari yang
sederhana sampai dengan yang kompleks.
3. Mengoperasikan dan memelihara peralatan laboratorium dari yang sederhana sampai dengan
yang canggih.
4. Mengevaluasi data laboratorium untuk memastikan akurasi dan prosedur pengendalian mutu dan
mengembangkan pemecahan masalah yang berkaitan dengan data hasil uji.
5. Mengevaluasi teknik, instrumen dan prosedur baru untuk menentukan manfaat kepraktisannya.
6. Membantu klinisi dalam pemanfaatan yang benar dari data laboratorium untuk memastikan
seleksi yang efektif dan efisien terhadap uji laboratorium dalam menginterpretasi hasil uji.
7. Merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan laboratorium.
8. Membimbing dan membina tenaga kesehatan lain dalam bidang Teknik kelaboratoriuman.
9. Merancang dan melaksanakan penelitian dalam bidang laboratorium kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai