SUHADI.
Peningkatan mutu adalah seharusnya dimulai dari keinginan diri sendiri (rumah
sakit ) secara keseluruhan dengan maksud untuk meningkatkan penampilan
atas citra dirinya dengan kesadaran , bahwa semakin bermutu rumah sakitnya
akan semakin banyak memperoleh keuntungan dalam arti luas. Sebelum di
akreditasi, di nulai (di evaluasi) oleh pihak luar (komite akreditasi ), dia akan
menilai dirinya sendiri dulu.
1. Kamar Operasi
2. Pelayanan Radiologi
4. Pelayanan Laboratorium
6. Pelayanan Sterilisasi
2. pelayanan medis
4. pelayanan keperawatan
5. rekam medis
6. kamar operasi
7. pelayanan radiology
8. pelayanan laboratorium
9. pelayanan farmasi
˜ Tujuan umum
˜ Tujuan Khusus
Manfaat Akreditasi
c. penting untuk rekrutmen dan membatasi “Turn Over “ staf rumah sakit
karena pegawai akan lebig senang, tenang dan aman bekerja di rumah sakit
yang akan di akreditasi.
h. merupakan status symbol bagi Rumah Sakit dan dapat meningkatkan citra
dan kepercayaan masyarakat atas Rumah Sakit.
2. bagi pemerintah
a. Akreditasi merupakan salah satu pendekatan untuk meningkatkan dan
membudayakan konsep mutu pelayanan rumah sakit melalui pembinaan
terarah dan berkesinambungan.
b. memberi gambaran rumah sakit mana yang dapat dijadikan mitra kerja
4. Bagi masyarakat
5. bagi pemilik
6. Bagi petugas
a. Merasa lebih senang dan aman serta terjamin bekerja pada Rumah Sakit
yang terakreditasi
b. Biasanya pegawai pada unit pelayanan yang mendapat nilai baik sekali akan
mendapat imbalan dari manajemen atas usahanya selama ini dalam memenuhi
standar
c. Self Asesment akan menambah kesadaran akan pentingnya pemenuhan
standard an peningkatan mutu sehingga dapat memotivasi pegawai tersebut
bekerja baik.
Metode ‘
2. Survei Akreditasi
Rumah sakit yang telah melalui Proses Akreditasi akan memperoleh hasil /
keputusan Akreditasi. Ada 4 kemungkinan Keputusan yang akan dikeluarkan,
yaitu:
1. Tidak di Akreditasi
bila Rumah Sakit tersebut di anggap belum mampu memenuhi standar yang
telah di tetapkan.
2. Akreditasi bersyarat
Status ini diberikan bila Rumah Sakit telah dapat memenuhi persyaratan
minimal tetapi belum cukup untuk mendapatkan akreditasi penuh
3. Akreditasi penuh
a. Diberikan untuk jangka panjang waktu 3 tahun pada Rumah-rumah sakit
yang telah dapat memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh Komisi
Gabungan Akreditasi.
4. Akreditasi Istimewa
Kegiatan di tingkat Rumah Sakit dalam Program Akreditasi akan meliputi hal-hal
A. ADMINISTRASI MANAJEMEN
1. Ada ketentuan tertulis tentang misi, tujuan dan peranan rumah sakit dengan
memperhatikan fungsi social rumah sakit dan kondisi setempat serta menjunjung
tinggi kode etik, sehingga kepentingan masyarakat akan pelayanan kesehatan
dapat dipenuhi dengan sebaik-baiknya.
1. Struktur organisasi, uraian tugas dan fungsi unit-unit, pelayanan antar unit
yang jelas secara tertulis sesuai dengan peraturan yang berlaku.
6. Pemasokan:
Ada perjanjian tertulis mengenai pelayanan dari Rumah Sakit yang meliputi:
8). Ketepatan fasilitas dan sarana pelayanan Rumah Sakit dan pemasokan
Staf dan pimpinan
Ada pelimpahan wewenang secara tertulis dari pemilik rumah sakit kepada
pimpinan untuk mengelola rumah sakit dengan baik, meliputi:
Agar setiap pegawai dapat melaksanakan tugas dengan baik perlu adanya
perencanaan tertulis.
1. Ada program tertulis tentang pengendalian mutu klinis dan non klinis yang
meliputi : tujuan,metode,pelaksana,keterkaitan dengan iptek dan laporan hasil.
1. B. PELAYANAN MEDIK
Direktur dan wakil direktur berfungsi sebagai administrasi dengan tugas antara
lain :
Adanya staf medis yang diorganisir agar dapat memberikan pelayanan profesi
dan bermutu dan berperan menetapkan kebijaksanaan dan prodesur
menyangkut perawatan pasien.
2. peran dari staf medik yang menunjang mekanisme yang efektif dalam
memonitor dan mengevaluasi mutu pelayanan pasien
C. PELAYANAN KEPERAWATAN
1. ada standar Praktek Keperawatan yang berlaku dan dijadikan sebagai acuan
dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
3. Ada jadwal jaga secara tertulis serta daftar hadir di ruang perawatan
Ada kebijakan dan prosedur tertulis sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan
dan prinsip Praktek Keperawatanyang konsisten dengan tujuan pelayanan
keperawatan.
3. Ada program orientasi bagi staf keperawatan yang baru dan bagi perawat
yang baru di tempatkan pada unit tertentu.
Instalasi gawat darurat di pimpin oleh Dokter yang telah mendapat pelatihan
PPGD di Bantu oleh tenaga medis, para medis non perawatan dan tenaga non
medis terampil.
8. Ada Protab.
1. Ada petunjuk tertulis ( SOP) untuk menangani hal-hal: Sistem PPGD, Triase,
Sistem rujukan, Penerimaan penderita, Asuransi, Perkosaan, Kasus criminal,
Penyiksaan anak, Psikiatri, Keracunan, penderita tak di kenal, catatan medis,
Penyakit menular, Visum et Repertum, Rahasia medis, Surat cuti, Resep yang di
berikan, Resep narkotik, Kematian di IGD, tiba mati, Listrik mati, Radio aktif, dan
pemadaman listrik serta kebakaran Rumah Sakit.
V. REKAM MEDIS
5. Ada susunan Komite rekam medis yang di tentukan oleh pimpinan Rumah
Sakit yang bertugas: melakukan rapat secara teratur, membuat laporan,
melaporkan kepada pemimpin RS, dan menghadiri rapat.
Unit rekam medis di lengkapi dengan pimpinan , staf, dan fasilitas yang cukup,
untuk menyelenggarakan fungsinya dengan baik.
4. Ruangan rekam medis yang cukup menjamin bahwa rekam medis aktif atau
non aktif tidak hilang atau rusak.
Pelayanan di kamar operasi harus memiliki falsafah dan tujuan tertulis yang
mencerminkan pelayanan medis dan pelayanan keperawatan agar dapat
tercipta koordinasi dan kesinambungan pelayanan pasien selama di lakukan
tindakan pembedahan.
6. Hak dan kewajiban staf medis dan anastesi di tentukan oleh pimpinan Rumah
sakit
Rancang bangun dan peralatan kamar operasi harus memenuhi syarat agar
dapat mendukung terselenggaranya pelayanan pembedahan yang efektif dan di
dukung dengan program pemeliharaan peralatan kedokteran dan program
pengamanan.
Unit Perinatal Resiko Tinggi di pimpin oleh seorang dokter dan staf yang terdiri
dari tenaga medis, paramedic keperawatan , paramedic non perawatan, dan
tenaga non medis yang berkualifikasi untuk menjamin dilaksanakannya
pelayanan yang telah di tentukan.
Perlu di buat kebijakan tertulis mengenai prosedur pada setiap jenis kegiatan
2. Pemanfaatan unit
3. Bagan Organisasi dan uraian tugas harus ditinjau dan di sempurnakan dalam
3 tahun
4. Hasil pelayanan pemeriksaan laboratorium di masukkan kedalam dokumen
rekam medis
Pelayanan Laboratorium harus di pimpin oleh seorang tenaga dokter senior atau
dokter spesialis petologi yang memenuhi syarat untuk bertanggungjawab dari
segi profesi, organisasi, dan asministrasi pelayanan laboratorium. Harus ada
personil yang cukup yang mempunyai kualifikasi dan berpengalaman untuk
mengawasi dan memimpin pekerjaan laboratorium.
1. Tata laksana pelayanan laboratorium untuk gawat darurat, rawat inap dan
rawat jalan
2. Ada prosedur tertulis tentang uji coba tiap regen baru untuk di ketahui
reaksinya.
Instalasi Radiologi harus mempunyai bagan organisasi dan uraian tugas yang
jelas bagi semua klasifikasi pegawai yang ada.
Di pimpin oleh seorang dokter specialis radiology atau dokter yang mendapat
pelatihan , dibantu oleh staf yang di anggap mampu sehingga tujuan pelayanan
bisa tercapai.
Agar pelayanan terhadap pasien bisa terlaksana secara optimal, maka perlu ada
prosedur secara tertulis yang didasarkan pada pengetahuan dalam bidang
radiology.
Pengembangan staf dan Program Pendidikan
2. Komite di pimpin oleh dokter dengan anggota staf medik, perawat, petugas
administrasi, dan petugas yang di tunjuk oleh masing-masing unit.
7. Ada kebijakan dan Prosedur tertulis tentang pemeriksaan air bersih secara
berkala
4. Terdapat buku ekspedisi untuk bahan yang dikirim dari pusat ke bagian.
1. Ada pemisah yang jelas antara bahan yang kotor dan bahan yang bersih
9. Bahan atau barang yang kotor dan yang steril di angkut secara terpisah.
Kebijakan dan Prosedur
Ada tata kerja dan prosedur yang mengatur agar tidak terkontaminasi
Ada jadwal dan tata kerja secara tertulis yang mengatur agar pelayanan
sterilisasi dapat berlangsung juga di luar jam kerja
Tersedia fasilitas dan peralatan yang cukup serta siap pakai terus menerus
untuk menunjang program keselamatan kerja, menanggulangi bahaya
kebakaran dan bencana.
Ada program tertulis tentang pendidikan dan pelatihan bagi staf untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalan bidang keselamatan kerja,
bahaya kebakaran dan bencana.
2. Tersedia sarana konsultasi antara unit ini dengan unit lain di Sumah Sakit.
ADVERTISEMENT
Suka
Be the first to like this post.
This entry was posted on Juni 21, 2009 at 9:21 am and is filed under Uncategorized. Anda dapat
meneruskan melihat respon dari tulisan ini melalui RSS 2.0 feed. r Anda dapatmerespon,
or trackback dari website anda.
1. Mr WordPress Berkata:
Juni 21, 2009 pukul 9:21 am | Balas
Tinggalkan Balasan
Nama (wajib)
Situs web