Anda di halaman 1dari 8

TUGAS ETIKA PROFESI

Dosen Pengampu
Siti Aminah, S.Pd., M.Kes.

Disusun oleh :

NAMA : MILA DAMAYANTI


NIM : 1713453038
KELAS : T3 REGULER 1

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TANJUNG KARANG
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2019
1. Standar Profesi
A.Pengertian Standar Profesi
Standar adalah nilai atau acuan yang menentukan level praktek terhadap staf
atau suatu kondisi pada pasien atau sistem yang telah ditetapkan untuk dapat diterima
sampai pada wewenang tertentu (schroeder, 1991). Profesi adalah suatu pekerjaan
yang membutuhkan badan ilmu sebagai dasar untuk pengembangan teori yang
sistematis guna menghadapi banyak tantangan baru, memerlukan pendidikan dan
pelatihan yang cukup lama, serta memiliki kode etik dengan fokus utama pada
pelayanan. Winsley (1964).
Ciri-ciri profesi menurut Winsley,(1964 ):
1. Didukung oleh badan ilmu ( body of knowledge ) yang sesuai
dengan bidangnya, jelas wilayah kerja keilmuannya dan
aplikasinya.
2. Profesi diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan yang terencana,
terus menerus dan bertahap
3.Paekerjaan profesi diatur oleh kode etik profesi serta diakui secara
legal melalui perundang-undangan
4.Peraturan dan ketentuan yag mengatur hidup dan kehidupan profesi
(standar pendidikan dan pelatihan, standar 2004 tentang Praktik
Kedokteran, pasal pelayanan dan kode etik) serta pengawasan
terhadap pelaksanaan peraturan-peraturan tersebut dilakukan
sendiri oleh warga profesi Undang-Undang Nomor 29 tahun 50
penjelasan menyatakan bahwa : Yang dimaksud dengan standar
profesi adalah batasan kemampuan ( knowledge, skill and
professional attitude ) minimal yang harus dikuasai oleh seorang
individu untuk dapat melakukan kegiatan profesionalnya pada
masyarakat secara mandiri yang dibuat oleh organisasi profesi.
Standar profesi adalah sebuah ukuran atau pedoman yang telah ditentukan
sebelumnya oleh organisasi profesi yang bersangkutan. Standar inilah yang harus
semaksimal mungkin diupayakan untuk dipenuhi dalam melaksanakan tugas
profesinya. Menurut (Komalawati, 2002: 177) standar profesi adalah pedoman yang
harus digunakan sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi secara baik. Berkenaan
dengan pelayanan medik, pedoman yang digunakan adalah standar pelayanan medik
yang terutama dititik beratkan pad proses tindakan medic. Standar profesi dalam
bentuk standar pelayanan medik ini juga harus dipakai acuan oleh Rumah Sakit,
karena prosedur tetap di dalam standar profesi dibuat sesuai dengan setiap bidang
spesialisasi, fasilitas dan sumber daya yang tersedia.
B.Ruang Lingkup Standar Profesi
Pekerjaan profesi yang dilakukan oleh seorang dokter hendaknya dilandasi
oleh dua prinsip perilaku yang mendasar, yaitu kesungguhan untuk berbuat demi
kebaikan pasien, dan sedapat mungkin tidak menyakiti, mencederai maupun
merugikan pasiennya. Dalam mengemban profesinya inilah dokter harus selalu
berpedoman kepada Standar Profesi yang berlaku berupa standar pelayanan medis
(Nasution 2005: 42).
Pendapat Nasution tersebut juga dikemukakan oleh Komalawati (2002: 177) dengan
versi yang hampir sama, yaitu standar profesi yang berkaitan dengan pelayanan
medik yang lebih dititik beratkan kepada tindakan medik, yang dapat digunakan
sebagai pedoman adalah stadar pelayanan medik yang telah disusun oleh IDI pada
tahun 1993.

Standar pelayanan medis sangat diperlukan, karena dalam kenyataan praktik


sehari-hari sering dijumpai adanya,perbedaan penanganan dan pemeriksaan pasien,
maupun perbedaan sarana atau peralatan yang digunakan. Tanpa adanya standar
pelayanan medis, maka penyimpangan yang terjadi akan sulit untuk diketahui.Tolak
ukur dan perilaku yang memenuhi standar pelayanan medik dan seorang dokter saat
ini hanya bisa dinilai dan kesungguhan upaya pengobatan yang dilakukannya dengan
segenap kemampuan, pengalaman dan keahlian yang dimilikinya setelah memeriksa
dan menilai keadaan pasiennya. Dengan perkataan lain, bila dokter tidak memeriksa,
tidak menilai dan tidak berbuat sebagaimana yang di perbuat oleh sesama dokter
terhadap pasien, maka dokter tersebut telah dapat dikategorikan sebagai melakukan
tindakan yang melanggar standar pelayanan medis yang berlaku (Nasution 2005: 42).
Komalawati (2002: 178) juga mengemukakan bahwa standar pelayanan medis
mencakup standar pelayanan penyakit dan standar pelayanan penunjang. Keduanya
ini akan selalu berkembang seiring dengan perkembangan teknologi. Oleh karena itu,
agar standar profesi ini selalu mengikuti perkembangan teknologi di bidang
kedokteran, maka perlu dilakukan evaluasi secara berkala untuk kemudian diubah
sesuai dengan perkembangan situasi kondisi setempat berdasarkan evaluasi tersebut.
C, Tujuan Ditetapkannya Standar Profesi
Komalawati (2002: 177) menyebutkan beberapa tujuan
ditetapkannya standar pelayanan medis atau standar profesi medis,
antara lain adalah:
1. Untuk melindungi masyarakat (pasien) dan praktek yang tidak
sesuai dengan standar profesi medis.
2. Untuk melindungi profesi dan tuntutan masvarakat yang tidak wajar.
3. Sebagai pedoman dalam pengawasan, pembinaan dan peningkatan
mutu pelayanan kedokteran.
4. Sebagai pedoman untuk menjalankan pelayanan kesehatan yang
efektif dan efisien.
2.Standar Kompetensi
A.Pengetian Standar Kompetensi
Standar Kompetensi (Sk) dapat didefinisikan sebagai “pernyataan tentang pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik serta tingkat penguasaan yang diharapkan
dicapai dalam mempelajari suatu mata
pelajaran” (Center for Civ¬ics Education, 1997:2).Sk merupakan kerangka yang menjelaskan dasar
pengembangan program pembelajaran yang terstruktur. SK juga merupakan fokus dari penilaian, sehingga
proses pengembangan kurikulum adalah fokus dari penilaian, meskipun kurikulum lebih banyak berisi
tentang dokumen pengetahuan, keterampilan dan sikap dari pada bukti-bukti untuk menunjukkan bahwa
peserta didik yang akan belajar telah memiliki pengetahuan dan keterampilan awal.
Suatu kemampuan tentang keterampilan, pengetahuan, dan perilaku (behavior)
yang harus dimiliki oleh seorang individu untuk melakukan pekerjaan secara efektif,
di bidang tertentu, dalam melakukan pelayanan kesehatan. Dalam melakukan
pelayanan ini sudah mendapat kewenangan oleh badan yang berwenang yang
dibentuk oleh Asosiasi Profesi (Perhimpunan Profesi).

Dengan demikian SK diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam:


1.melakukan suatu tugas atau pekerjaan
2.mengorganisasikan agar pekerjaan dapat dilaksanakan.
3.melakukan respon dan reaksi yang tepat bila ada§ penyimpangan dari
rancangan semula.
3.Standar Operasional Prosedur
A.Pengertian Standar Operasinal Kerja
Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah dokumen yang berkaitan dengan
prosedur yang dilakukan secara kronologis untuk menyelesaikan suatu pekerjaan
yang bertujuan untuk memperoleh hasil kerja yang paling efektif dari para pekerja
dengan biaya yang serendah-rendahnya. SOP biasanya terdiri dari manfaat, kapan
dibuat atau direvisi, metode penulisan prosedur, serta dilengkapi oleh bagan
flowchart di bagian akhir (Laksmi, 2008:52).
Standar Prosedur Operasional (SPO) adalah sistem yang disusun untuk
memudahkan, merapihkan dan menertibkan pekerjaan. Sistem ini berisi urutan proses
melakukan pekerjaan dari awal sampai akhir.
Berikut beberapa pengertian SOP dari beberapa sumber buku:
 Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan panduan yang
digunakan untuk memastikan kegiatan operasional organisasi atau
perusahaan berjalan dengan lancar (Sailendra, 2015:11).
 Menurut Moekijat (2008), Standar Operasional Prosedur (SOP)
adalah urutan langkah-langkah (atau pelaksanaan-pelaksanaan
pekerjaan), di mana pekerjaan tersebut dilakukan, berhubungan
dengan apa yang dilakukan, bagaimana melakukannya, bilamana
melakukannya, di mana melakukannya, dan siapa yang
melakukannya.
 Menurut Tjipto Atmoko (2011), Standar Operasional Prosedur
(SOP) merupakan suatu pedoman atau acuan untuk melaksanakan
tugas pekerjaan sesuai denga fungsi dan alat penilaian kinerja
instansi pemerintah berdasarkan indikator-indikator teknis,
administratif dan prosedural sesuai tata kerja, prosedur kerja dan
sistem kerja pada unit kerja yang bersangkutan.
 SOP atau standar operasional prosedur adalah dokumen yang
berisi serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai
berbagai proses penyelenggaraan administrasi perkantoran yang
berisi cara melakukan pekerjaan, waktu pelaksanaan, tempat
penyelenggaraan dan aktor yang berperan dalam kegiatan (Insani,
2010:1).
B.Tujuan SOP
Tujuan pembuatan SOP adalah untuk menjelaskan perincian atau standar yang tetap
mengenai aktivitas pekerjaan yang berulang-ulang yang diselenggarakan dalam suatu
organisasi. SOP yang baik adalah SOP yang mampu menjadikan arus kerja yang
lebih baik, menjadi panduan untuk karyawan baru, penghematan biaya, memudahkan
pengawasan, serta mengakibatkan koordinasi yang baik antara bagian-bagian yang
berlainan dalam perusahaan.

Tujuan Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah sebagai berikut (Indah Puji,
2014:30):
1. Untuk menjaga konsistensi tingkat penampilan kinerja atau
kondisi tertentu dan kemana petugas dan lingkungan dalam
melaksanakan sesuatu tugas atau pekerjaan tertentu.
2. Sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan tertentu bagi sesama
pekerja, dan supervisor.
3. Untuk menghindari kegagalan atau kesalahan (dengan demikian
menghindari dan mengurangi konflik), keraguan, duplikasi serta
pemborosan dalam proses pelaksanaan kegiatan.
4. Merupakan parameter untuk menilai mutu pelayanan.
5. Untuk lebih menjamin penggunaan tenaga dan sumber daya secara
efisien dan efektif.
6. Untuk menjelaskan alur tugas, wewenang dan tanggung jawab
dari petugas yang terkait.
7. Sebagai dokumen yang akan menjelaskan dan menilai
pelaksanaan proses kerja bila terjadi suatu kesalahan atau dugaan
mal praktek dan kesalahan administratif lainnya, sehingga sifatnya
melindungi rumah sakit dan petugas.
8. Sebagai dokumen yang digunakan untuk pelatihan.
9. Sebagai dokumen sejarah bila telah di buat revisi SOP yang baru.
C.Fungsi SOP
fungsi SOP adalah sebagai berikut (Indah Puji, 2014:35):
1. Memperlancar tugas petugas/pegawai atau tim/unit kerja.
2. Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan.
3. Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah
dilacak.
4. Mengarahkan petugas/pegawai untuk sama-sama disiplin dalam
bekerja.
5. Sebagai pedoman dalam melaksankan pekeerjaan rutin.
D.Manfaat SOP
SOP atau yang sering disebut sebagai prosedur tetap (protap) adalah penetapan
tertulis mengenai apa yang harus dilakukan, kapan, dimana dan oleh siapa dan dibuat
untuk menghindari terjadinya variasi dalam proses pelaksanaan kegiatan oleh
pegawai yang akan mengganggu kinerja organisasi (instansi pemerintah) secara
keseluruhan. SOP memiliki manfaat bagi organisasi antara lain (Permenpan
No.PER/21/M-PAN/11/2008):
1. Sebagai standarisasi cara yang dilakukan pegawai dalam menyelesaikan
pekerjaan khusus, mengurangi kesalahan dan kelalaian.
2. SOP membantu staf menjadi lebih mandiri dan tidak tergantung pada
intervensi manajemen, sehingga akan mengurangi keterlibatan pimpinan
dalam pelaksanaan proses sehari-hari.
3. Meningkatkan akuntabilitas dengan mendokumentasikan tanggung jawab
khusus dalam melaksanakan tugas.
4. Menciptakan ukuran standar kinerja yang akan memberikan pegawai. cara
konkret untuk memperbaiki kinerja serta membantu mengevaluasi usaha yang
telah dilakukan.
5. Menciptakan bahan-bahan training yang dapat membantu pegawai baru untuk
cepat melakukan tugasnya.
6. Menunjukkan kinerja bahwa organisasi efisien dan dikelola dengan baik.
7 Menyediakan pedoman bagi setiap pegawai di unit pelayanan dalam
melaksanakan pemberian pelayanan sehari-hari.
8 Menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas pemberian pelayanan.
9.Membantu dalah penelusuran kesalahan kesalahan procedural dalam melakukan
pelayanan.Menjamin proses pelayanan tetap berjalan di berbagai situasi.
Daftar Pustaka

 Laksmi, Fuad dan Budiantoro. 2008. Manajemen Perkantoran Modern.


Jakarta: Penerbit Pernaka.
 Sailendra, Annie. 2015. Langkah-Langkah Praktis Membuat SOP. Cetakan
Pertama. Trans Idea Publishing, Yogyakarta.
 Moekijat. 2008. Adminitrasi Perkantoran. Bandung: Mandar Maju.
 Atmoko, Tjipto. 2012. Standar Operasional Prosedur (SOP) dan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Skripsi Unpad. Jakarta.
 Insani, Istyadi. 2010. Pengembangan Kapasitas Sumber Daya Manusia
Daerah Daam Rangka Peningkatan Transparansi dan Akuntabilitas
Pengelolaan Keuangan Daerah.
 Hartatik, Indah Puji. 2014. Buku Praktis Mengembangkan SDM. Jogjakarta.
Laksana.

https://www.kajianpustaka.com/2016/10/pengertian-tujuan-fungsi-dan-manfaat-
sop.html
https://nurfitriyanielfima.wordpress.com/2013/10/09/pengertian-standar-kompetensi-
sk-kompetensi-dasar-kd-dan-indikator/
https://www.scribd.com/doc/187195241/Makalah-Standar-Kompetensi-
Dan-Kompetensi-Dasar
https://budi399.wordpress.com/2010/11/22/standar-profesi/

Anda mungkin juga menyukai