Anda di halaman 1dari 10

MEKANISME PEMBANGUNAN KEBUN PLASMA

PEMBENTUKAN KOPERASI

Kerjasama plasma antara perusahaan perkebunan kelapa sawit dengan masyarakat desa sekitar yang
arealnya berada dalam ijin perusahaan haruslah tergabung dalam satu wadah yang berbadan hukum
Koperasi, sehingga untuk keperluan kerjasama tersebut maka di desa setempat harus terlebih dahulu
sudah ada koperasinya atau jika belum ada harus dibentuk koperasi terlebih dahulu.

Ada 2 macam jenis koperasi yaitu : 1) koperasi primer adalah koperasi yang pendirinya terdiri dari orang
perorangan dan minimal terdiri dari 20 orang, dan 2) koperasi sekunder adalah koperasi yang pendirinya
terdiri dari beberapa badan hukum koperasi dan minimal terdiri dari 3 koperasi.

Untuk keperluan kerjasma plasma ini maka diperlukan koperasi primer, yang tata cara pembentukannya
sebagai berikut :

Syarat-syarat :

1. Didirikan oleh minimal 20 orang atau lebih, WNI dewasa / cakap hukum;
2. Melaksanakan rapat persiapan :
a) Dihadiri pejabat dinas koperasi setempat untuk memberikan penyuluhan;
b) Agenda penyusunan rancangan AD dan ART
3. Melaksanakan rapat pembentukan :
a) Dihadiri oleh pejabat dinas koperasi setempat yang berwenang;
b) Dihadiri minimal 20 orang pendiri;
c) Dipimpin seorang atau beberapa orang pendiri
d) Agenda menentukan pokok-pokok anggaran dasar dan susunan pengurus dan pengawas
e) Dituangkan dalam berita acara dan notulen rapat pendirian koperasi.

Pengesahan akta pendirian koperasi :

1. Akta disusun dan dibuat oleh para pendiri atau notaries;


2. Pengajuan permintaan pengesahan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang, yaitu Bupati
atas nama Menteri Koperasi dan UKM, melalui Dinas Koperasi setempat, yang dilampiri dengan :
a) Akta dibuat oleh notaries
 1 (satu) salinan akta pendirian koperasi bermaterai cukup;
 Data akta pendirian koperasi yang dibuat dan ditandatangani oleh Notaris;
 Surat bukti tersedianya modal yang jumlahnya sekurang-kurangnya sebesar simpanan
pokok dan simpanan wajib yang wajib dilunasi oleh para pendiri;
 Rencana kegiatan usaha koperasi minimal 3 tahun ke depan dan Rencana Anggaran
Belanja dan Pendapatan Koperasi;
 Dokumen lain yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
b) Akta dibuat oleh para pendiri
 Dua rangkap akta pendirian koperasi, 1 (satu) diantaranya bermaterai cukup;
 Data akta pendirian koperasi yang dibuat dan ditandatangani oleh kuasa pendiri;
 Notulen rapat pembentukan koperasi;
 Surat kuasa, jika pendaftarannya dikuasakan kepada orang yang bukan pendiri;
 Surat bukti tersedianya modal yang jumlahnya sekurang-kurangnya sebesar simpanan
pokok dan simpanan wajib yang dilunasi oleh para pendiri;
 Rencana kegiatan usaha koperasi minimal tiga tahun ke depan dan Rencana Anggaran
Belanja dan Pendapatan Koperasi;
 Daftar hadir rapat pembentukan;
 foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) dari para pendiri;
3. Pengesahan akta pendirian diberikan dalam waktu paling lambat 3 bulan sejak diterimanya
permintaan pengesahan secara lengkap.
ANGGOTA CALON PETANI PLASMA (CPP)

Calon Petani Plasma yang disusun haruslah sesuai dengan Permentan No.26 Tahun 2007 dan terakhir
telah diubah dengan Permentan No.98 Tahun 2013 dan dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :

1. Persyaratan CPP sebagai berikut :


a) Anggota koperasi dan/atau masyarakat desa setempat;
b) Sudah berkeluarga dan memiliki kartu keluarga / sebagai kepala keluarga;
c) Memiliki KTP setempat;

2. Proses pendataan CPP :


a) Didata oleh Ketua RT setempat;
b) Diketahui dan diverifikasi oleh Kepala Desa, Kepala Adat, Ketua BPD dan Ketua Koperasi;

3. Pendaftaran dan pengesahan CPP :


a) Surat permohonan penetapan CPP kepada Bupati melalui Dinas Perkebunan setempat;
b) Lampiran :
 Daftar CPP;
 copy kartu keluarga;
 copy KTP kepala keluarga;
 pas photo.
PERJANJIAN KERJASAMA PLASMA

Perjanjian kerjasama plasma merupakan ikatan hubungan hukum antara perusahaan selaku perusahaan
inti dengan koperasi selaku wadah bagi masyarakat desa yang akan melakukan kerjasama dengan
prinsip-prinsip saling menguntungkan, setara dan professional.

Perjanjian kerjasama plasma tersebut mengatur proses dan tata cara pelaksanaan kerjasama
pembangunan, pemeliharaan dan pengelolaan kebun kelapa sawit milik masyarakat petani plasma yang
diwadahi dalam koperasi dengan pihak perusahaan, setidak-tidaknya memuat dan mengatur tentang :
1. Para pihak, yaitu perusahaan dan koperasi yang diwakili oleh pejabat yang berwenang
berdasarkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga masing-masing.
2. Hak dan kewajiban masing-masing pihak.
3. Pembiayaan pembangunan kebun plasma.
4. Ketentuan pembangunan kebun.
5. Peran partisipasi petani plasma.
6. Tata cara pembagian hasil pendapatan.
7. Aturan perpajakan.
8. Jangka waktu dan tata cara pengakhiran kerjasama.
9. Jaminan para pihak.
SOSIALISASI PEMBANGUNAN KEBUN PLASMA

Kehadiran perusahaan di tengah-tengah masyarakat haruslah dipahami secara benar dan baik oleh
seluruh struktur lapisan dan anggota masyarakat, hal ini untuk menghindari kesalahpahaman antara
perusahaan dengan masyarakat sekitar.

Agar pemahaman masyarakat terhadap program plasma perusahaan sesuai dengan harapan dan dapat
berjalan sebagaimana mestinya yang diamanatkan dalam Permentan No.26 Tahun 2007 dan terakhir
telah diubah dengan Permentan No.98 Tahun 2013, maka diperlukan komunikasi dan sosialisasi yang
baik dari pihak perusahaan sehingga tidak menimbulkan kerancuan dan menghilangkan kesan eksklusif
dari perusahaan (baik secara individu maupun kelembagaan).

Adapun metode / pola sosialiasi program plasma dengan masyarakat sekitar dapat dilakukan dengan
pola sebagai berikut :
1. Sosialisasi perorangan (Direct)
Metode ini bertujuan untuk membangun komunikasi yang baik secara personal dan yang
menjadi target adalah pihak-pihak yang mempunyai peranan atau pengaruh secara positif
dikalangan masyarakat seperti perangkat kecamatan, perangkat desa, tokoh adat, tokoh
pemuda dan agama, dengan harapan nantinya informasi dari perusahaan dapat didistribusikan
dengan baik kepada anggota masyarakat lainnya.
2. Sosialisasi kolektif (Indirect)
Setelah pihak-pihak dalam taget sosialisasi perorangan dapat diberikan pemahaman yang baik
dan sejalan dengan perusahaan maka tahap berikutnya melakukan sosialisasi langsung dengan
seluruh anggota masyarakat, hal ini untuk menghindari adanya komplain dikemudian hari dari
anggota masyarakat bahwa mereka tidak mengetahui dan tidak memahami program plasma
dari perusahaan.

Untuk tahapan sosialiasi program plasma adalah sebagai berikut :


1. Tahap Persiapan
a) Pengumpulan data peta batas desa yang berada dalam wilayah kerja (HGU) perusahaan.
Untuk mengetahui desa-desa yang diperkirakan masuk dalam wilayah kerja (HGU)
perusahaan, untuk mendapatkan data yang akurat maka data haruslah diperoleh dari Bagian
Pemetaan Wilayah / Bagian Pemerintahan Kabupaten setempat.
b) Verifikasi data luasan wilayah kerja (HGU) perusahaan yang bersinggungan dengan desa
terkait.
Peta batas desa dilakukan overlay dengan HGU perusahaan dan selanjutnya terhadap areal
perusahaan yang berada dalam desa tersebut dilakukan penghitungan luasan bersih (nett)
areal tertanam yang dapat diusahakan oleh perusahaan, setelah dikurangi dengan :
 Areal konservasi;
 Areal infratruktur jalan;
 Areal emplacement, seperti perumahan dan pabrik.

2. Tahap Sosialisasi
a) Persetujuan internal perusahaan.
b) Penyampaian maksud dan tujuan pelaksanaan sosialisasi, untuk mendapatkan persetujuan
terlebih dahulu dari managemen (Direksi).
c) Koordinasi dengan tim pemerintah kecamatan (Muspika) dan perangkat desa (Kades, Kepala
Adat, Ketua BPD dan Tokoh masyarakat).
d) Pembuatan undangan sosialisasi, dengan target pemerintah kecamatan (Muspika) dan
perangkat desa (Kades, Kepala Adat, Ketua BPD dan Tokoh masyarakat) dan anggota
masyarakat calon peserta petani plasma.
e) Pelaksanaan sosialisasi, untuk mendapatkan persetujuan mengenai letak lokasi plasma dan
pola / mekanisme kerjasama pembangunan plasma dan dituangkan dalam berita acara.
f) Pembahasan draft perjanjian kerjasama plasma, sesuai standar perusahaan yang telah
disetujui oleh managemen (Direksi).
 Pembahasan di tingkat perangkat desa dan koperasi.
 Pembahasan dan sosialisasi kepada masyarakat calon petani plasma.
LAPORAN KWARTAL
(FINANCE DAN PRODUKSI)

Setelah kebun plasma mulai berproduksi maka perusahaan harus bisa menyajikan data laporan
keuangan / pendapatan koperasi mengenai jumlah produksi untuk tiap-tiap bulannya dan dapat
disampaikan secara berkala untuk periode 3 (tiga) bulanan / kwartal.

Laporan produksi ini terdiri dari periode, yaitu :


1. Periode masa tanaman belum menghasilkan (TBM) yaitu tanaman usia 0 bulan – 48 bulan.
Pada periode ini pendapatan koperasi dari hasil produksi kebun plasma tidak dibagikan kepada
anggota petani plasma, melainkan menjadi cadangan akumulasi untuk pembayaran angsuran
fasilitas kredit pembangunan kebun plasma dari bank pemberi pinjaman biaya pembangunan
kebun.
Rumus :
 Pendapatan Kotor (PK) : (Tonase Produksi TBS X Harga TBS)
 Pendapatan Bersih TBM : PK – (Biaya Panen + Biaya Angkut)
2. Periode masa tanaman menghasilkan (TM) yaitu tanaman usia di atas (>) 48 bulan.
Pada periode ini pendapatan koperasi dari hasil produksi kebun plasma akan dibagikan kepada
anggota petani plasma, setelah terlebih dahulu dikurangi dengan biaya-biaya yaitu : panen,
angkut, angsuran kredit, operasional (pemeliharaan, perawatan, infrastruktur), asuransi dan
managemen fee.
Rumusannya :
Pendapatan Bersih TM : PK – (Biaya Panen + Biaya Angkut + Angsuran Kredit + Biaya
Operasional + Asuransi + Managemen Fee)
BIAYA PEMBANGUNAN KEBUN PLASMA

Untuk membangun kebun plasma bagi masyarakat petani plasma yang diwadahi dalam badan hukum
koperasi, maka diperlukan biaya-biaya (cost) investasi untuk pembangunan kebun plasma yang antara
lain bersumber dari :
1. Talangan perusahaan, yaitu pembangunan kebun plasma dilaksanakan terlebih dahulu dan
dibiayai oleh perusahaan (talangan) dan harus dikembalikan sebagai pinjaman oleh koperasi
setelah diperoleh pembiayaan dari pihak perbankan.
2. Lembaga perbankan, yaitu pembangunan kebun plasma baru dilaksanakan setelah terlebih
dahulu diperoleh sumber pembiayaannya dari bank.

Biaya investasi pembangunan kebun plasma yang dibebankan dan menjadi kewajiban koperasi untuk
mengembalikannya terhitung mulai dari tanaman berusia 0 (nol) bulan sampai dengan 48 (empat puluh
delapan) bulan, meliputi :
1. Masa TBM 0 (nol), usia tanaman 0 (nol) bulan s/d bulan ke-12 yaitu periode pembukaan lahan
dan penanaman, meliputi :
 Biaya tenaga kerja
 Biaya infrastruktur
 Biaya bahan dan alat
 Managemen fee (5%)
 Biaya sertifikasi lahan
2. Masa TBM 1 (satu), usia tanaman bulan ke-13 s/d bulan ke-24 yaitu periode pemeliharaan
tanaman tahun pertama, meliputi :
 Biaya tenaga kerja
 Biaya bahan dan alat
 Managemen fee (5%)
3. Masa TBM 2 (dua), usia tanaman bulan ke-25 s/d bulan ke-36 (dua puluh empat) bulan yaitu
periode pemeliharaan tanaman tahun kedua, meliputi :
 Biaya tenaga kerja
 Biaya bahan dan alat
 Managemen fee (5%)
4. Masa TBM 3 (tiga), usia tanaman bulan ke-37 s/d bulan ke-48 yaitu periode pemeliharaan
tanaman tahun ketiga, meliputi :
 Biaya tenaga kerja
 Biaya bahan dan alat
 Managemen fee (5%)

Besaran biaya pembangunan kebun plasma yang dapat dibiayai oleh bank adalah biaya sebagaimana
diatur dan telah ditetapkan dalam surat keputusan (SK) Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan yang
diterbitkan untuk tiap-tiap tahunnya dan penilaian dari appraisal independen.

Sedangkan biaya actual pembangunan kebun plasma bisa saja lebih besar dari biaya pembangunan
kebun yang ditetapkan dan dikeluarkan oleh Dirjen Perkebunan dan penilaian bank, hal ini dikarenakan
kondisi actual masing-masing wilayah berbeda dan sangat dipengaruhi oleh kondisi geografis alam,
ketersediaan dan upah tenaga kerja, ketersediaan dan harga BBM dan lain sebagainya yang dapat
mempengaruhi tingkat biaya dimaksud.
Apabila biaya actual pembangunan kebun plasma lebih besar dari biaya yang ditetapkan dan dikeluarkan
oleh Dirjen Perkebunan (actual > SK Dirjenbun), maka selisih biaya tersebut (cost overrun) adalah tetap
menjadi kewajiban koperasi / petani plasma untuk melakukan pengembaliannya dan pengembaliannya
dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :
1. Pengembalian dilakukan bersamaan dengan pembayaran cicilan angsuran kredit pembiayaan
dari bank sebelum lunas dan dibayarkan kepada perusahaan, dengan melihat kemampuan
pendapatan koperasi.
2. Pengembalian dilakukan setelah pembayaran cicilan angsuran kredit pembiayaan bank sudah
lunas, dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :
a) Pembiayaan bank tahap kedua, sebagai pinjaman atas pengembalian cost overrun.
b) Pembayaran langsung kepada perusahaan, sebagai pinjaman atas pengembalian cost
overrun.

BIAYA OPERASIONAL

Biaya operasional adalah semua biaya yang dikeluarkan dan dipergunakan untuk melakukan
pemeliharaan, perawatan dan pengelolaan kebun plasma milik koperasi / petani plasma, sehingga
kebun plasma dapat berproduksi secara maksimal dan setara dengan produksi dari kebun inti / milik
perusahaan.

Biaya-biaya yang termasuk dalam struktur katagori biaya operasional yang dibebankan dan menjadi
kewajiban koperasi / petani plasma adalah :
1. Biaya panen.
2. Biaya angkut TBS (loading dan transport).
3. Biaya pemeliharaan dan perawatan tanaman, meliputi :
a) Biaya tenaga kerja.
b) Biaya pupuk.
c) Biaya bahan kimia.
4. Biaya pemeliharaan dan perawatan infrastruktur :
a) Biaya maintenance jalan, jembatan, parit dan lain-lain.
b) Biaya maintenance emplacement.

PROYEKSI PENDAPATAN 5 TAHUN

(Dalam Rp '000)

Uraian Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun


2017 2018 2019 2020 2021
TM-1 TM-2 TM-3 TM-4 TM-5
Ha Tanam 500 500 500 500 500

Hasil/Ha 14 17 21 26 28

Produksi FFB (Kg) 7,000 8,500 10,500 13,000 14,000

Harga FFB/Kg (Rp) 1,099 1,120 1,149 1,161 1,189


Pendapatan 7,694,260 9,520,935 12,066,915 15,089,100 16,649,080

Biaya Produksi 3,150,000 3,825,000 4,725,000 5,850,000 6,300,000

Pendapatan Operasi 4,544,260 5,695,935 7,341,915 9,239,100 10,349,080

Biaya Manajemen 384,713 476,047 603,346 754,455 832,454


Pendapatan Bersih Sebelum Beban
Pinjaman 4,159,547 5,219,888 6,738,569 8,484,645 9,516,626

Pembayaran Bunga Bank 4,020,733 3,818,285 3,590,162 3,333,108 3,043,453

Pembayaran Cicilan Pinjaman 1,596,273 1,798,721 2,026,844 2,283,898 2,573,554

(1,457,459) (397,118) 1,121,563 2,867,639 3,899,620

Talangan Dana dari Inti 1,457,459 397,118 - - -

Pengembalian Dana Talangan Inti (1,121,563) (733,014)

Dana Tersedia Untuk Dibagikan - - - 2,134,625 3,899,620

Hektar Tanam 500 500 500 500 500

Pendapatan/Ha/Tahun - - - 4,269 7,799

Pendapatan/Ha/Bulan - - - 356 650

FLUKTUASI PENDAPATAN / HARGA (INCOME)

Faktor-faktor yang mempengaruhi income petani plasma, yaitu :


1. Produktivitas kebun;
2. Produktivitas tenaga kerja;
3. Usia tanam kelapa sawit;
4. Harga TBS;
5. Biaya produksi / operasional :
a) Upah tenaga kerja
b) Harga BBM
c) Harga pupuk

Struktur pengembalian biaya (tata cara)

Anda mungkin juga menyukai