DAFTAR PUSTAKA
APPENDIKS
i
DAFTAR TABEL
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR NOTASI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
menghubungi larutan amonia-air dengan udara, yang pada dasarnya tidak larut
dalam cairan, tapi ammonia kemudian dicampur dengan uap air dan udara dan
tidak diperoleh dalam bentuk murni. Di sisi lain, dengan aplikasi panas, kita bisa
menguapkan sebagian larutan dan menciptakan fase gas kecuali air dan amonia.
(Treybal, Robert Ewald:1981)
Dan karena gas akan lebih kaya dalam amonia dari cairan sisa. Dengan
manipulasi yang tepat dari fase atau dengan penguapan berulang dan kondensasi
itu kemudian biasanya mungkin untuk membuat selengkap pemisahan
sebagaimana yang diinginkan, kedua komponen dari campuran sebagai murni
seperti yang kita inginkan. Ada pada gilirannya keterbatasan tertentu untuk
distilasi sebagai proses pemisahan. Dalam penyerapan atau operasi serupa di mana
telah sepakat untuk memperkenalkan zat asing untuk menyediakan fase baru
untuk tujuan distribusi, kita biasanya dapat memilih dari berbagai macam pelarut
untuk memberikan efek pemisahan terbesar. Misalnya, karena air tidak efektif
dalam menyerap gas hidrokarbon dari campuran gas, kita memilih bukan minyak
hidrokarbon yang menyediakan kelarutan tinggi. Namun dalam distilasi tidak ada
pilihan seperti itu. Gas yang dapat dibuat dari cairan dengan aplikasi panas pasti
hanya terdiri dari komponen-komponen yang merupakan cairan. Karena itu gas
sangat mirip dengan cairan, perubahan komposisi yang dihasilkan dari distribusi
komponen antara dua fase ini biasanya tidak sangat besar. Memang, dalam
beberapa kasus perubahan komposisi sangat kecil sehingga proses menjadi tidak
praktis bahkan mungkin terjadi bahwa tidak ada perubahan dalam komposisi
apapun. (Treybal, Robert Ewald:1981)
Menurut Jenny Delly, dkk. (2015) meneliti tentang destilasi fraksinasi
yang bertujuan untuk memperoleh alkohol berkadar tinggi melalui pembuatan alat
penyulingan fraksinasi, pemberian arang tempurung kelapa dan kapur (3:1)
sebagai penyerap. Hasil pengujian terhadap kinerja alat penyulingan fraksinasi
menunjukkan bahwa kecepatan kondensasi sampai berhenti penetesan distilat
adalah 3 jam. Rendemen yang diperoleh sekitar 19% dengan tingkat kemurnian
antara 82% Sampai 90%. Hasil ini melebihi kandungan alkohol 40% yang
dihasilkan dari alat penyulingan tradisional.
3
Menurut Chen et al,(1990) dengan menggunakan packing lebih kecil
kemungkinan terjadi weeping dan entrainment, namun froth dan pressure drop
menjadi sedikit lebih besar. Entrainment dan weeping dapat menurun karena
dengan adanya packing dapat memecah vapor yang melewati packing menjadi
gelembung-gelembung yang lebih kecil, sehingga akan lebih banyak vapor yang
naik ke tray berikutnya. Apabila liquid juga ikut terbawa oleh vapor ke tray
berikutnya, hal ini dapat menyebabkan berkurangnya efisiensi Murphee.
Sedangkan untuk weeping ikut menurun karena dengan semakin tingginya froth
maka liquid tidak akan jatuh ke tray dibawahnya melalui lubang-lubang pada tray.
Dalam proses distilasi, terdapat berbagai jenis tray, yaitu sieve tray, valve
tray, dan buble cap. Pada penelitian ini digunakan sieve tray. Sieve tray dipakai
secara luas di dalam kolom distilasi karena mudah dalam proses desain dan hanya
memerlukan biaya yang relatif kecil. Akan tetapi, sieve tray mempunyai efisiensi
yang rendah dalam proses kontak antara vapour-liquid sehingga perlu
dimodifikasi untuk mendapatkan efisiensi yang lebih baik. Pada kolom packed
memiliki kontak antara liquid dan vapor lebih luas jika dibandingkan kolom sieve
tray. Kolom packed juga memiliki pressure drop yang lebih rendah dan cocok
digunakan untuk liquid yang bersifat korosif. Namun kolom ini tidak cocok untuk
liquid dengan flow rates yang rendah. Dan lebih mudah untuk memprediksi
efisiensi tray pada kolom sieve tray daripada pada kolom packed. (Putra, I. P.,
Alhafidz A. R.: 2012)
4
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1.2 Bahan
1. Alkohol 10% 12 liter
2. Air
3. Kantong plastik penampung sampel
4. Karet
5. Busur
5
3.1.3 Gambar Alat
V-4
V-3
V-2
V-1
B
A P
Keterangan gambar:
A : Reboiler
B : Distilasi
C : Kondensor
P : Pompa
V : Valve
6
3.2 Variabel Percobaan
1. Besarnya pemanasan (1, 1¼, 1½)
2. Putaran valve (300, 600, 900)
7
1. Buatlah bahan yang akan di distilasi (larutan alkohol 10%) sebanyak 12
liter.
2. Masukkan bahan yang akan didistilasi (larutan akohol 10%) ke dalam
reboiler alat distilasi.
3. Tutup semua valve.
4. Nyalakan kompor pemanas reboiler dengan pemanasan sesuai variabel
dari asisten.
5. Nyalakan pompa kondenser untuk mengalirkan air ke dalam kondenser.
6. Buka valve V-3, tunggu sampai bahan di dalam reboiler kelua melalui V-
3, biarkan selama 5-10 menit sampai udara dalam kolom terusir keluar.
7. Tunggu agar tercapai kondisi steady state (minimal 1 jam sejak terlihat
tetesan embun pada kondenser). Waktu ini diperlukan agar setiap tray
telah berisi cairan.
8. Buka valve V-2, tunggu sampai ada tetesan embun keluar dari V-2.
9. Jika sudah keluar, valve V-2 tutup kembali.
10. Buka valve V-4 sesuai variabel dari asisten
11. Ambillah sampel di valve V-3 pada tiap-tiap variabel yang diberikan
asisten sebanyak 11-12 ml, tampunglah dalam kantong plastik dan ikatlah
dengan rapat.
12. Ulangi langkah 4-12 untuk laju uap yang berbeda. Laju uap dapat diatur
dengan mengatur besarnya pemanasan.
13. Setelah percobaan, matikan pemanas reboiler dan aliran air kondenser.
14. Tunggulah sampai suhu sampel yang tertampung dalam kantong plastik
sama dengan suhu udara luar kemudian ukurlah densitas masing-masing
sampel dengan picnometer dan ukurlah indeks bias masing-masing sampel
dengan refraktometer.
8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kalibrasi piknometer
Besaran Pemanasan
Valve Parameter
1 1¼ 1½
Indeks Bias 1,358 1,343 1,331
Massa Picnometer kosong (g) 10,866 10,866 10,866
300 Massa Picnometer kosong+destilat (g) 23,900 24,860 24,300
Densitas 0,808 0,904 0,906
% Berat Alkohol 90,390 50,790 49,910
Indeks Bias 1,363 1,358 1,345
Massa Picnometer kosong (g) 10,866 10,866 10,866
600 Massa Picnometer kosong+destilat (g) 23,880 24,470 24,810
Densitas 0,806 0,865 0,899
% Berat Alkohol 91,200 67,520 52,980
Indeks Bias 1,376 1,362 1,352
Massa Picnometer kosong (g) 10,866 10,866 10,866
900 Massa Picnometer kosong+destilat (g) 23,700 24,410 24,880
Densitas 0,788 0,859 0,866
% Berat Alkohol 97,610 70,030 67,100
9
4.2 Hasil Perhitungan
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Sieve Tray
4.3 Pembahasan
Dari hasil perhitungan tersebut didapatkan nilai yang cukup baik pada
tiap-tiap variabel yang telah ditentukan. Hasil pengujian tersebut menunjukkan
bahwa kecepatan kondensasi sampai berhenti penetesan adalah sekitar 2 jam.
Nilai indeks bias dari data yang dihasilkan tidak menunjukkan bahwa semakin
besar pemanasan tidak semakin besar pula nilai indeks bias. Hal ini bisa jadi
disebabkan karena faktor ketelitian praktikan dalam membaca nilai refraktometer.
Kemudian untuk pengambilan sampel juga mempengaruhi hasil daripada distilat
10
yang diambil. Untuk nilai densitas dari variabel pemanasan dan valve
menunjukkan kesebandingan karena nilai densitas yang dihasilkan lebih besar
seiring dengan besarnya pemanasan dan besarnya valve.
120
100
80
% Alkohol
60
40
20
0
0 20 40 60 80 100
Bukaan valve
besaran api 1 besaran api 1 1/4 besaran api 1 1/2
11
120
100
80
% Alkohol 60
40
20
0
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6
Besaran pemanas
valve 30 valve 60 valve 90
12
120
100
% Efisiensi murphee
80
60
40
20
0
0 20 40 60 80 100
Bukaan valve
besaran api 1 besaran api 1 1/4 besaran api 1 1/2
13
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan excel diperoleh simpulan
bahwa:
5.2 Saran
14